BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI SUITES JAKARTA (PT. GAPURA PRIMA) PERIODE JANUARI APRIL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan audit atas laporan keuangan pada KAP Drs. Joseph Munthe, M.S.,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. resiliensi pada mantan pengguna narkoba yang diperoleh dari kisah hidup dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

A. Pengantar. Metode Penelitian Kualitatif. Written by Iyan Afriani H.S Saturday, 17 January :00 - Last Updated Monday, 19 January :51

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan pengamatan dan mencari data deskriktif berupa kata-kata tertulis

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji dan mempelajari secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualititif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari, sesuai dengan butir-butir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian dengan latar alamiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemanfaatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian lapangan (field research), yang dimaksud dengan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pemahaman konsep dan implementasi softskills

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mata pelajaran IPS Sejarah dalam peningkatan sikap nasionalisme di SMP Negeri 2 Kutasari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sarana dan prasarana serta dana. Tanpa terpenuhinya syarat-syarat di atas secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud

BAB III METODE PENELITIAN. dengan nama Twitter. Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dimana subjek penelitian ini merupakan orang yang mengalami masalah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang diterjemahkan oleh Sugiyono (2009:9-10) mendefiniskan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sugiyono (2011:9)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif atau naturalistik karena dilakukan pada kondisi yang alamiah. Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Obyek alamiah yang dimaksud oleh Sugiyono (2013) adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah. Jadi selama melakukan penelitian mengenai kebermaknaan hidup penyandang disabilitas yang berwirausaha ini peneliti sama sekali tidak mengatur kondisi tempat penelitian berlangsung maupun melakukan manipulasi terhadap variabel. Metode kualitatif menurut reswell (1998) adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2007) menyebutkan metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Karakteristik pokok yang menjadi perhatian dalam penelitian kualitatif adalah terhadap makna. Dalam hal ini penelitian naturalistik tidak peduli terhadap persamaan dari obyek penelitian melainkan sebaliknya mengungkap

39 tentang pandangan tentang kehidupan dari orang yang berbeda-beda. Pemikiran ini didasari pula oleh kenyataan bahwa makna yang ada dalam setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk mengungkap kenyataan yang ada dalam diri orang yang unik itu menggunakan alat lain kecuali manusia sebagai instrumen. Dengan menggunakan metode kualitatif ini, realitas atau fenomena mengenai kebermaknaan hidup pada penyandang disabilitas fisik yang berwirausaha akan dipandang sebagai suatu hasil konstruksi pemikiran yang dinamis dan penuh makna. Hal tersebut sesuai dengan teori dari Sugiyono (2013) yang menyebutkan bahwa realitas dalam metode penelitian kualitatif merupakan konstruksi dari pemahaman terhadap semua data dan maknanya. Berdasarkan teori Frankl (1969) yang menyebutkan bahwa tidak ada makna hidup yang bersifat umum atau sama antara manusia melainkan makna unik yang berasal dari situasi-situasi individual, maka ketika peneliti melakukan penelitian mengenai kebermaknaan hidup penyandang disabilitas fisik ini digunakan pendekatan fenomenologi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Moleong (2007) yaitu peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada pada situasi tertentu. Fenomenologi tidak memungkiri bahwa seorang peneliti tidak dapat dilepaskan dari prasangka atau asumsi-asumsinya. Namun di sisi lain, fenomenologi memiliki ciri khas, yaitu gejala yang hendak diselidiki haruslah berupa gejala yang murni atau asli (Abidin, 2007). Artinya, gejala tersebut jangan dicampurbaurkan dengan gejala lain yang tidak berhubungan, atau diintervensi oleh interpretasi-interpretasi lain yang berasal dari kebudayaan, kepercayaan, atau bahkan dari teori-teori dalam ilmu pengetahuan yang telah kita miliki sebelumnya. Realitas dalam fenomenologi tidak lain adalah gejala pertama, murni dan asli. Syarat utama bagi keberhasilan penggunaan metode fenomenologis adalah membebaskan diri dari praduga-praduga atau pengandaianpengandaian. (Misiak & Sexton, 2005)

40 Dalam Kuswarno (2009) disebutkan bahwa fenomenologi bertujuan untuk mengetahui dunia dari sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung dan berkaitan dengan sifat-sifat alami pengalaman manusia, dan makna yang dilekatkan padanya. Obyek kajian dari fenomenologi adalah sebuah kesadaran dari pengalaman (awareness of experience), yaitu keadaan yang memberikan sudut pandang pengalaman dari orang pertama. Jadi dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, peneliti berusaha untuk menggali nilai-nilai dalam pengalaman dan kehidupan seorang penyandang disabilitas fisik yang berwirausaha berkaitan dengan pencarian makna hidupnya. B. Subjek Penelitian Tujuan dari pemilihan subjek penelitian dalam penelitian fenomenologi adalah untuk mendapatkan subjek yang mengalami fenomena sesuai dengen fokus penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti (Sandelowski, 1986). Penelitian ini dilakukan di kota Bandung. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka subjek penelitian dikhususkan pada penyandang disabilitas fisik yang bekerja sebagai wirausaha. Jumlah subjek penelitian ditentukan sebanyak tiga orang. Jumlah tersebut menurut peneliti sudah cukup sesuai dengan pendapat Dukes (dalam reswell, 1998) yang merekomendasikan penelitian fenomenologi menggunakan tiga hingga sepuluh subjek. Adapun kriteria subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penyandang disabilitas yang bergelut di bidang kewirausahaan, baik yang menghasilkan produk maupun jasa. 2. Subjek harus memiliki rekan kerja dalam menjalankan usahanya tersebut, dengan kata lain tidak bekerja sendirian. 3. Jenis disabilitas fisik dikhususkan pada tunadaksa, yaitu anggota tubuh yang tidak lengkap oleh karena bawaan dari lahir, kecelakaan, maupun

41 akibat penyakit yang menyebabkan terganggunya mobilitas individu yang bersangkutan. 4. Subjek adalah individu dewasa. Pemilihan individu dewasa sebagai subjek penelitian ini karena salah satu ciri khas yang terdapat pada individu dewasa adalah keinginan dan perjuangannya untuk merasakan makna serta tujuan hidup (orey, 1999). Oleh sebab itu, peneliti menjadikan penyandang disabilitas fisik yang telah memasuki usia dewasa sebagai subjek penelitian. Penemuan subjek juga menggunakan teknik snowball atau chain sampling yang menurut Patton (1990) dilakukan dengan cara bertanya pada sejumlah orang mengenai orang lain yang dianggap memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian. Dari beberapa orang yang ditanya, diambil nama yang paling sering disebutkan dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Proses penemuan subjek dengan menggunakan teknik snowball dalam penelitian ini dijelaskan dalam bentuk bagan sebagai berikut: Informasi dari media massa (surat kabar dan internet) A Keterangan: A : Subjek Satu Sumber Satu Sumber Dua B D B E B F Sumber Tiga B Sumber Empat Sumber Lima H I B : Subjek Dua : Subjek Tiga Bagan 3.1 Penemuan subjek penelitian menggunakan teknik snowball

42. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti menjadi human instrument yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber daya, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan. Peneliti sebagai instrumen perlu divalidasi seberapa jauh kesiapannya dalam melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan (Sugiyono, 2013). Proses validasi ini dilakukan melalui evaluasi diri sejauh mana pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang akan diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan. Moleong (2007) juga menegaskan peran peneliti dalam metode penelitian kualitatif cukup rumit, yaitu sebagai instrumen dalam metode penelitian kualitatif yang merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Jadi dalam penelitian ini peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, dari pengumpulan data, analisis, hingga membuat kesimpulan. D. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2013) menyebutkan dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi. Berdasarkan teori tersebut, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara mendalam (in depth interview) Peneliti melakukan wawancara semiterstruktur (semistructure interview), di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk

43 menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya (Sugiyono, 2013). 2. Observasi Menurut Sugiyono (2013), melalui observasi peneliti dapat belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Jenis observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi partisipatif pasif (passive participation) yang berarti bahwa peneliti datang ke tempat subjek melakukan kegiatan yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 3. Dokumen Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan untuk mendukung data hasil wawancara adalah berupa artikel di media massa mengenai subjek satu dan dua, serta foto-foto pribadi pada subjek tiga. Subjek satu dan dua pada penelitian ini telah beberapa kali diliput oleh media massa seperti surat kabar, majalah, dan televisi sehingga peneliti memanfaatkan dokumentasi tersebut untuk mengumpulkan data penelitian setelah wawancara. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teori dari reswell (1998). Dalam bukunya yang berjudul Qualitative Inquiry and Research Design; hoosing Among Five Traditions, reswell mengemukakan teknik analisis data untuk penelitian fenomenologi sebagai berikut: 1. Pertama, deskripsikan pengalaman pribadi terhadap fenomena yang diteliti. Peneliti memulai dengan deskripsi menyeluruh tentang pengalamannya yang berkaitan dengan fenomena tersebut. Hal ini merupakan suatu usaha untuk mengesampingkan pengalaman pribadi

44 peneliti sehingga fokus pada analisis data ini akan langsung terhadap subjek penelitian ini. 2. Kembangkan sebuah daftar pernyataan-pernyataan penting dari subjek. Peneliti kemudian menemukan pernyataan yang berasal dari data wawancara atau sumber data lainnya mengenai bagaimana subjek mengalami suatu topik, buat daftar dari pernyataan-pernyataan penting tersebut. Proses ini disebut horizonalizing data dan selanjutnya peneliti kembangkan daftar pernyataan dengan tidak melakukan pengulangan atau tumpang tindih pernyataan. 3. Ambil pernyataan-pernyataan penting dari proses horizonalizing kemudian gabungkan pernyataan-pernyataan tersebut ke dalam unit-unit bermakna, disebut meaning unit. 4. Peneliti kemudian menuliskan sebuah deskripsi tentang apa yang subjek penelitian alami terhadap fenomena. Proses ini disebut textural description, yaitu peneliti menuliskan sebuah penjelasan teks tentang pengalaman apa yang dialami oleh subjek. ontoh verbatimnya juga dimasukan ke dalam proses ini. 5. Selanjutnya, peneliti mendeskripsikan bagaimana pengalaman tersebut dapat terjadi. Tahap ini disebut structural description. Peneliti merefleksikan latar dan keadaan yang mana fenomena tersebut dialami oleh subjek. Sebagai contoh, reswell menyebutkan suatu penelitian fenomenologi mengenai perilaku merokok pada anak SMA. Pada penelitian yang dilakukan oleh reswell dan beberapa koleganya tersebut, ia menyajikan sebuah structural description tentang di mana fenomena merokok yang dikaji dalam penelitiannya itu timbul, seperti misalnya di tempat parkir, di luar sekolah, di loker-loker murid, di lokasi terpencil sekitar sekolah, dan sebagainya. 6. Tahap terakhir, peneliti menuliskan sebuah deskripsi gabungan (composite description) yang menggabungkan kedua deskripsi pada tahap sebelumnya, yaitu textural description dan structural description. Bagian ini merupakan esensi dari pengalaman dan menggambarkan aspek puncak

45 dari penelitian fenomenologi. Tahap ini berbentuk sebuah paragraf panjang yang memberitahu pembaca apa pengalaman subjek dengan fenomena tersebut dan bagaimana mereka mengalaminya. Secara lebih singkat, teknik analisis data pada penelitian fenomenologi disajikan oleh resswel (1998) dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 3.1 Teknik Analisis Data Fenomenologi reswell (1998) Analisis dan Representasi Data Penelitian Fenomenologi Pengelolaan data Membuat dan mengorganisasikan berkas atau catatan-catan untuk data penelitian. Membaca dan mengingat data Membaca teks, membuat batasanbatasan catatan, dan membuat bentuk kode-kode inisial. Menggambarkan data Gambarkan pengalaman pribadi melalui epoche. Gambarkan esensi dari fenomena tersebut. Klasifikasi data Mengembangkan pernyataanpernyataan penting dari subjek Mengembangkan sebuah deskripsi struktural (structural description), bagaimana fenomena dialami oleh subjek. Mengembangkan esensi Penggambaran dan visualisasi Menyajikan narasi dari esensi pengalaman dalam bentuk tabel, gambar, atau diskusi.

46 F. Teknik Keabsahan Data Setiap penelitian membutuhkan uji keabsahan untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannya, sedangkan dalam penelitian kualitatif, yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu, Susan Staick (dalam Sugiyono, 2013) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas. Pada penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap indivdiu dengan berbagai latar belakangnya (Sugiyono, 2013). Jadi pengertian reliabilitas pada penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif karena realitas selalu berubah sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang seperti semula. Sugiyono (2013) juga mengemukakan beberapa cara untuk melakukan uji kredibilitas data, diantarnya perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif, dan member check. Dalam penelitian ini pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan dengan cara: 1. Triangulasi Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Dalam penelitian ini hanya

47 digunakan triangulasi sumber sebagai teknik keabsahan data. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Misalnya, dalam penelitian ini peneliti ingin menguji kredibilitas data tentang aspek creative value yang berhubungan dengan pekerjaan subjek, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke rekan-rekan kerja subjek. Demikian pula untuk aspek lainnya, dilakukan uji keabsahan data menggunakan cara triangulasi sumber. 2. Member check Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data dengan tujuan agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan (Sugiyono, 2013). Dengan melakukan member check, peneliti dapat mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jika dari data yang ditemukan kemudian disepakati oleh para pemberi data, maka data tersebut dinyatakan valid sehingga semakin kredibel atau dipercaya. Sebaliknya, apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data. Apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.