EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Jurnal Darul Azhar Vol 4, No.1 Agustus 2017 Januari 2018 : 21-28

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Puseksmas Kambat Utara, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan suatu negara. Berdasarkan target Millenium Development Goals

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

BAB I PENDAHULUAN. besar. Masalah perbaikan gizi masuk dalam salah satu tujuan MDGs tersebut.

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

ABSTRACT. Key words: Food supplementing mother s milk, Nutritional status.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN PEMBERIAN KABOHIDRAT DAN PROTEIN TELUR TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA ANAK BALITA GIZI BURUK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP), gangguan akibat kekurangan yodium. berlanjut hingga dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menurunkan prevalensi kurang gizi sesuai Deklarasi World Food Summit 1996

BAB I PENDAHULUAN. lebih dramatis dikatakan bahwa anak merupakan penanaman modal sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi

Kenaikan Berat Badan Balita Usia 6-12 Bulan Berdasarkan Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

Status Gizi. Sumber: Hasil PSG Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun

BAB I PENDAHULUAN. melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BISKUIT DAN BOLU TEPUNG TEMPE TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN PADA BALITA GIZI KURANG TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA GIZI KURANG USIA 6-48 BULAN TERHADAP STATUS GIZI DI WILAYAH PUSKESMAS SEI TATAS KABUPATEN KAPUAS

ABSTRACT. Dyah Heru Retnowati 1, Agustin Syamsianah 2, Erma Handarsari 3. Universitas Muhammadiyah Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

HUBUNGAN PELAKSANAAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN STATUS GIZI ANAK 1-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia. (SDM), karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

GAMBARAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI PPA (PUSAT PENGEMBANGAN ANAK) ID-127 DI KELURAHAN RANOMUUT MANADO

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

DAMPAK PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) LOKAL TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI (BB/TB SKOR-Z) PADA BALITA GIZI KURUS

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Roswati Dani Ningrum dan Dyah Fajarsari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya paling besar mengalami masalah gizi. Secara umum di Indonesia

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS Ersa Anditia, Artathi Eka Suryandari, Walin Akademi kebidanan YLPP Purwokerto Jalan KH.Wahid Hasyim no 274A Purwokerto Email: sartathieka@yahoo.co.id ABSTRACT: Based on preliminary surveys in 2012, the number of children underfive in Banyumas as many as 20 924 and as many as 1,458 (6.96%) children underfive were suffering malnutrition who were dispersed in 39 health centers, while as many as 119 were getting PMT (DKK Banyumas 2011 and 2012). Additional food was given once daily for 90 consecutive days. PMT program evaluation can be monitored from children underfive weight gain recorded every month. Determines the effectiveness of PMT recovery program to weight gain in children underfive malnutrition status in Banyumas. The study used retrospective analytic approach. The samples in this study are 54 underfive children were taken by random sampling. The research instrument used observation sheets and analysis tools using paired sample t test. Before giving PMT- Recovery program, toddler s weight at least 5.5 kg while the maximum. Weight is 15.7 kg. After PMT-Recovery programs, children underfive s minimum weight is 6.5 kg and a maximum is 16 kg. based on table 5, p value 0.000 and the hypothesis is accepted that PMT Recovery program is effective to children underfive s weight gain in Banyumas regency. It s mean that PMT Recovery program is effective to children underfive s weight gain in Banyumas regency. Keywords : PMT-recovery, children underfive malnutrition, weight ABSTRAK: EFEKTIFITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS : Berdasarkan survey pendahuluan pada tahun 2012, jumlah anak balita di Banyumas sebanyak 20 924 dan sebanyak 1.458 ( 6,96% ) anak balita menderita gizi buruk yang tersebar di 39 Puskesmas, sedangkan sebanyak 119 mendapatkan PMT ( DKK Banyumas tahun 2011 dan 2012 ). Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut. Evaluasi program PMT dapat dipantau dari anak-anak balita berat badan tercatat setiap bulan. Menentukan efektivitas program pemulihan PMT kenaikan berat badan pada anak-anak balita status gizi kurang di Banyumas. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah 54 anak balita yang diambil secara random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan lembar observasi dan alat analisis menggunakan uji t sampel berpasangan. Sebelum program pemberian PMT - Pemulihan, berat badan balita minimal 5,5 kg dan maksimum. Berat adalah 15,7 kg. Setelah program PMT - Pemulihan, anak-anak balita yang berat minimum adalah 6,5 kg dan maksimum adalah 16 kg. Berdasarkan tabel 5, p value 0,000 dan hipotesis diterima bahwa program PMT 220

Ersa Anditia, dkk, Efektivitas Programm PMT... 221 Pemulihan efektif untuk anak-anak balita yang berat badan di Kabupaten Banyumas. Ini berarti bahwa program PMT Pemulihan efektif untuk anak-anak balita yang berat badan di Kabupaten Banyumas. Kata kunci : PMT - recovery, anak-anak kekurangan gizi balita, berat badan PENDAHULUAN Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Berbagai upaya untuk mengatasi masalah gizi telah dilakukan oleh pemerintah salah satunya adalah pemberian makanan tambahan, Tujuan utama dilaksanakannya program ini adalah memperbaiki status gizi balita, terutama balita gizi buruk (Dep Kes RI, 2012). Program gizi yang sudah dilaksanakan pada dasarnya mampu menurunkan angka kejadian gizi kurang dan buruk pada balita tapi belum mencapai target yang diharapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014, yaitu 15% dan Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu 15,5% bahkan di beberapa daerah prevalensinya diatas angka nasional. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan prevalensi gizi kurang pada balita tahun 2010 adalah 17,9% turun dari 18,4% tahun 2007. Kondisi gizi kurang dan buruk ini menyebabkan risiko balita menderita penyakit infeksi meningkat karena daya tahan tubuh yang rendah. Bahkan kondisi ini dapat menyebabkan kematian. WHO menyatakan kematian balita di negara berkembang, 60%-nya disebabkan gizi buruk (Riskesdas, 2010). Berdasarkan survei pendahuluan pada tahun 2011 jumlah balita di Kabupaten Banyumas sebanyak 12.521 balita dan yang berstatus gizi buruk sebanyak 1.808 balita (14,44%) yang tersebar pada 39 puskesmas. Pemberian PMT dimulai pada bulan Agustus 2011 dan berakhir pada bulan November 2011 dengan jumlah sasaran 168 balita, dari 168 balita yang memperoleh PMT sebanyak 50,6% balita mengalami kenaikan berat badan. Sedangkan pada tahun 2012 di Kabupaten Banyumas terdapat 20.924 balita dan sebanyak 172 balita

222 Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Desember 2013, hlm. 220-226 mengalami gizi buruk sedangkan sebanyak 119 balita mendapatkan PMT (DKK Kabupaten Banyumas, 2011 dan 2012). Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut. Evaluasi program PMT dapat dipantau dari penambahan berat badan balita yang dicatat setiap bulan. Perkembangan status gizi balita (Berat Badan/Panjang Badan atau Berat Badan/Tinggi Badan) dicatat pada awal dan akhir pelaksanaan PMT Pemulihan serta dilaporkan oleh Kepala Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Balita usia 6-59 bulan gizi kurang atau kurus termasuk balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) dari keluarga miskin menjadi sasaran prioritas penerima PMT Pemulihan. Jenis PMT pemulihan yang diberikan yaitu berupa makanan lokal (Dep Kes, 2012). Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui efektifitas program PMT pemulihan terhadap kenaikan berat badan pada balita status gizi buruk di Kabupaten Banyumas. Tujuan Khususnya meliputi: a) Mendeskripsikan berat badan balita status gizi buruk sebelum memperoleh PMT pemulihan. b) Mendeskripsikan berat badan balita status gizi buruk sesudah memperoleh PMT pemulihan. c) Menganalisis efektifitas program PMT pemulihan terhadap kenaikan berat badan pada balita status gizi buruk di Kabupaten Banyumas. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan Retrospektif. Cara penumpulan data mengunakan data Sekunder, Pada penelitian ini hasil diperoleh dari data laporan balita dengan status gizi buruk di 8 Puskesmas wilayah Kabupaten Banyumas dan juga diperoleh dari lembar observasi pelaksanaan PMT pemulihan balita status gizi buruk yang mendapat PMT. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita status gizi buruk di Kabupaten Banyumas yang memperoleh PMT pemulihan pada tahun 2012. Jumlah populasi sebanyak 119 balita. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling, Cara pengambilan sampel dengan undian, peneliti mengambil 54 sampel. Data yang sudah terolah,akan dianalissi dalam bentuk analisis Univariat dan Analisis Bivariat.

Ersa Anditia, dkk, Efektivitas Programm PMT... 223 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Efektivitas Progam Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-Pemulihan) terhadap Kenaikan Berat Badan Balita Status Gizi Buruk di Kabupaten Banyumas Tahun 2012 diketahui bahwa dari 54 responden, sebelum diberikan PMT-Pemulihan berat badan balita minimal yaitu 5,5 kg dan maksimal 17.7 kg dengan rata rata 8,1389 kg dan standar deviasi 2,11307. Berat badan balita usia 29 bulan seberat 5,5 kg dikategorikan mempunyai status gizi buruk karena dengan menggunakan rumus berat badan ideal anak usia 1-10 tahun yaitu (umur x 2) + 8 maka diperoleh hasil berat badan standar 13 kg. Sedangkan berat badan 15,7 kg dengan usia 59 bulan diperoleh berat badan ideal 16,22 kg. Salahsatu cara untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita perlu diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. PMT Pemulihan bagi anak usia 6-59 bulan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama sehari-hari. PMT Pemulihan dimaksud berbasis bahan makanan lokal dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Dibiayai dengan dana Bantuan Operasional Kesehatan. Berat badan balita setelah PMT-Pemulihan diketahui bahwa dari 54 responden, berat badan balita setelah pemberian PMT-Pemulihan berat badan balita minimal yaitu 6,5 kg dan maksimal 16 kg dengan rata rata 8,8796 dan standar deviasi 2,06026. Kenaikan berat badan balita setelah dan sesudah diberikan PMT-Pemulihan dapat disajikan dalam grafik scatter berikut: Grafik 1. Kenaikan berat badan sebelum dan sesudah pemberian...pmt di Puskesmas.Wilayah Kabupaten Banyumas...tahun 2012

224 Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Desember 2013, hlm. 220-226 Berdasarkan grafik 1 dapat diketahui bahwa rata rata kenaikan berat badan sebelum dan sesudah pemberian PMT-Pemulihan adalah 0,74074 kg dengan kenaikan tertinggi sebesar 0,86582 kg sedangkan kenaikan terendah sebesar 0,61566 kg. Berat badan balita setelah pemberian PMT-Pemulihan berat badan balita minimal yaitu 6,5 kg dan maksimal 16 kg. Kenaikan berat badan minimal dan maksimal pada objek yang sama tetapi karena selama pemberian PMT 3 bulan maka berat badan ideal juga bertambah untuk anak usia 32 bula dan 62 bulan seharusnya 12.2 kg dan 18.4 kg. Hal ini membuktikan bahwa meskipun pemberian PMT dapat menaikkan berat badan balita namun berat badan balita masih dibawah berat badan ideal. Rata rata kenaikan berat badan sebelum dan sesudah pemberian PMT- Pemulihan adalah 0,74074 kg dengan kenaikan tertinggi sebesar 0,86582 kg sedangkan kenaikan terendah sebesar 0,61566 kg. Banyaknya balita sakit berpengaruh negatif terhadap perbaikan status gizi. Selama sakit biasanya anak balita mengalami penurunan selera makan, sehingga asupan zat gizi mengalami penurunan, pada kenyataannya, kebutuhan zat gizi terutama protein, vitamin dan mineral mengalami peningkatan untuk memperbaiki sel-sel rusak akibat penyakit. Menurut UNICEF (2007). Kenyataan tersebut menggambarkan pentingnya pelayanan kesehatan yang menyertai kegiatan PMT-Pemulihan untuk perbaikan status gizi. Efektivitas program PMT Pemulihan terhadap kenaikan berat badan pada balita status gizi buruk di Puskesmas Wilayah Kabupaten Banyumas tahun 2012. Grafik kenaikan berat badan selama 90 hari disajikan dalam diagram berikut: 90 hari 60 hari 30 hari Awal Grafik 2. Kenaikan berat badan selama pemberian PMT di Puskesmas...Wilayah Kabupaten Banyumas tun 2012

Ersa Anditia, dkk, Efektivitas Programm PMT... 225 Berdasarkan grafik 2. dapat diketahui bahwa kenaikan berat badan badan balita pada bulan pertama, kedua dan ketiga mengalami kenaikan. Sedangkan berdasarkan uji statistik menggunakan paired t test diketahui bahwa nilai p value yaitu 0,000 sedangkan nilai α = 0,05. Karena p value < α = 0,05, maka hipotesis diterima yaitu program PMT pemulihan efektif terhadap kenaikan berat badan pada balita di Kabupaten Banyumas. Tabel 1. Uji paired t test N Mean SD p value Sebelum Sesudah 54 54 8.1389 8.8793 2.11307 2.06026 0.000 0.000 Ket : α = 0,05, n = 54 Berdasar tabel 1, nilai p value yaitu 0,000 sedangkan nilai α = 0,05. Karena p value < α = 0,05, maka hipotesis diterima yaitu program PMT pemulihan efektif terhadap kenaikan berat badan pada balita di Kabupaten Banyumas yang mana rata rata kenaikan berat badan setelah diberikan PMT pemulihan sebesar 8,9722. Pemberian makanan tambahan pemulihan berbasis makanan lokal ada 2 jenis yaitu berupa: MP-ASI (untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan) dan makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan berupa makanan keluarga. Disamping perbaikan dalam pemberian makanan tambahan pemulihan oleh para ibu, diperlukan juga observasi pertumbuhan Balita BGM secara terus menerus oleh puskesmas, karena pertumbuhan yang terjadi pada Balita BGM setelah intervensi ini masih mempunyai status gizi kurang. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kunjungan rumah. KESIMPULAN Sebelum diberikan PMT-Pemulihan berat badan balita minimal yaitu 5,5 kg sedangkan maksimal 15,70 kg dan rata rata sebesar 8,1389 kg. Berat badan balita setelah pemberian PMT-Pemulihan berat badan balita minimal yaitu 6,5 kg sedangkan maksimal 16 kg dan rata rata sebesar 8,8796 kg. p value yaitu 0,000

226 Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi Desember 2013, hlm. 220-226 sedangkan nilai α = 0,05, maka hipotesis diterima yaitu program PMT pemulihan efektif terhadap kenaikan berat badan pada balita di Kabupaten Banyumas. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta Ayu & Mahendra. 2008. Buku Pintar Menu Balita. PT. Wahyu Medika. Tangerang Depkes. 2012. Panduan Penyelenggaan PMT Pemulihan bagi Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil KEK. Dep Kes RI. Jakarta Depkes 2002) Program Perbaikan Gizi Makro untuk Balita. Direktorat Gizi. Jakarta Muaris. 2006. Sarapan Sehat untuk Anak Balita. PT. Gramedia. Jakarta Saryono.2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendikia Press. Yogyakarta Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta Suhendra. 2003. Perencanaan Program dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta Uripni.2010. Menu Sehat untuk Balita. Puspa Suara. Jakarta