BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP UJIAN SERTIFIKASI AKUNTAN PUBLIK (USAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge)

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan dunia bisnis saat ini memberikan lapangan kerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, sedangkan ditinjau dari sudut pandang subjektif karir dipandang. karena seseorang menjadi tua (Wany, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan audit serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mejadi titik penting dalam perjalanan hidup manusia, oleh karenanya karir seseorang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena kebangkrutan perusahaan, seperti kasus Bank Mega skandal Enron

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, seperti tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun nonbank,

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung memberikan peluang yang semakin beragam untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Jumlah Akuntan Publik Sumber: PPPK Kementerian Keuangan RI (2014),

BAB I PENDAHULUAN. oleh Basuki (1999) dalam Wany (2011) Akuntansi mendapat tempat yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa profesional akuntan publik. Kasus-kasus manipulasi yang telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB II. TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS. Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified

BAB I PENDAHULUAN. oleh sistem pendidikan akuntansi agar dapat menghasilkan sarjana akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dan kunci keberhasilan suatu negara. Perkembangan dunia bisnis memberikan

BAB I PENDAHULUAN. diminat oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007)

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi

BAB 1 PENDAHULUAN. (dalam Iqbal, 2011) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. maupun persaingan diantara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan akuntansi,

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1967, 1968 yaitu pada saat pemerintah mulai mengeluarkan undang-undang

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu jasa assurance dan jasa non assurance. Jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan yang lainnya karena itulah

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

BAB I PENDAHULUAN. mencetak tenaga yang terdidik dan siap memasuki dunia kerja. di antara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha yang semakin berkembang pada era globalisasi ini telah membuka

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai akuntan publik merupakan profesi yang menarik untuk dipilih,

ABSTRAK Nurrahma Aria Rachman,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang usaha, hal ini tentu saja tidak luput dari persaingan antara sesama

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sedemikian pesat baik dari segi jumlah, ukuran, maupun. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan dan kemajuan dunia binis. Akuntan bukan hanya sekedar

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu tentu ingin mengejar dan mencapai segala sesuatu yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DALAM PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa eksekutif jurusan akuntansi Universitas Esa Unggul (UEU)

BAB I PENDAHULUAN. dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini

BAB I PENDAHULUAN. hal ini menjadi langkah awal untuk meniti masa depan yang lebih baik. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi Akuntan. Pendidikan ini harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya jumlah akuntan publik yang ada di Indonesia mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. publik. Krisis atau menurunnya kepercayaan dari masyarakat terhadap mutu jasa

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh berkembangnya profesi auditor di dalam suatu negara akan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia bisnis memberikan lapangan kerja yang beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. negara serta pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) atau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Statistik Indonesia menjelaskan sebagai berikut : Lowongan Pencari kerja

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis harus direspon dengan sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh diskriminasi secara struktural dan kelembagaan. Di sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saat ini profesi Akuntan Publik di Indonesia telah mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan

aktivitas-aktivitas investasi, perbankan dan capital raising, jasa perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan akuntansi di Indonesia dewasa ini kian meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan akuntansi di Indonesia sudah cukup lama diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Memilih dan mencari pekerjaan memiliki tingkat kesulitan dan keunikan sendiri

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ekonomi suatu perusahaan memacu profesi akuntan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurusan Akuntansi merupakan salah satu jurusan yang terdapat pada dunia pendidikan dalam lingkup ilmu sosial. Walaupun di setiap Perguruan Tinggi menawarkan berbagai jurusan, namun Jurusan Akuntansi tetap memiliki peminat. Hal tersebut tentu saja karena calon mahasiswa memiliki pertimbanganpertimbangan sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri sendiri maupun dorongan dari pihak luar. Pertimbangan setiap mahasiswa berbeda satu sama lain, hal itu disebabkan karena sikap, pendapat, dan persepsi yang berbeda dalam melakukan penilaian terhadap jurusan yang dipilih. Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi tentunya membuat banyak angkatan kerja bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Tidak terkecuali bagi lulusan mahasiswa ekonomi jurusan akuntansi baik pada perguruan tinggi negeri maupun swasta. Persaingan di dunia bisnis tentunya mendorong mereka untuk menjadi mahasiswa yang berkualitas dan siap memasuki dunia kerja. Untuk itu mereka harus dibekali kemampuan baik sejak dari bangku kuliah maupun di luar kuliah agar mereka mampu berkompetensi di dunia kerja (Enggar Nursasi dan Yuyuk Liana, 2009). 1

2 Ditinjau secara umum (objektif), karier dipandang sebagai suatu urutan - urutan posisi yang diduduki oleh seseorang selama jangka waktu hidupnya, sedangkan ditinjau dari sudut pandang subjektif karier dipandang sebagai perubahan perubahan dalam nilai, sikap dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi tua (Eva Wany, 2011). Kedua perspektif tersebut sama-sama terfokus pada individu, yang menganggap bahwa orang memiliki beberapa tingkat pengendalian terhadap nasib mereka sehingga mereka akan dapat memanipulasi peluang atau kesempatan untuk memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karier mereka. Mario (2013) menjelaskan bahwa karier merupakan sebuah proses perjalanan pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu, sehingga pemilihan karier membutuhkan pemikiran yang sangat matang. Dalam menentukan karier ada pertimbangan yang dapat mempengaruhi seseorang, diantaranya motivasi dan minat. Selain itu Supardi dan Anwar (2004) menjelaskan bahwa motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Motivasi bukanlah suatu hal yang dapat diamati tetapi suatu hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak. Banyak orang beranggapan bahwa akuntan di masa mendatang akan sangat dibutuhkan oleh banyak organisasi dan perusahaan, khususnya di Indonesia. Namun demikian beberapa waktu belakangan ini, muncul banyak

3 kasus dalam profesi akuntan, yang dilakukan oleh oknum - oknum tertentu dalam profesi akuntan, sehingga dengan demikian timbul keraguan atas keandalan pendidikan tinggi akuntansi dalam menghasilkan tenaga akuntan yang profesional di Indonesia. Dalam perkembangan zaman menuntut lulusan sarjana yang lebih berkualitas, mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) yang lebih dalam dunia kerja. Andi (2012), berpendapat bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan juga bergantung pada karier atau profesi yang akan dipilih. Salah satu karier yang membutuhkan kemampuan dan pengetahuan lebih tersebut adalah karier dalam bidang akuntansi. Karier dalam bidang akuntansi cukup luas antara lain akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik dan akuntan pemerintah. Hal yang membedakan keempat pilihan karier tersebut adalah bidang tempat akuntan tersebut bekerja. Akuntan publik merupakan akuntan independen yang bekerja untuk kepentingan publik, akuntan pemerintah merupakan akuntan yang bekerja di pemerintahan, akuntan perusahaan merupakan akuntan yang bekerja di suatu perusahaan, sedangkan akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja di bidang pendidikan sebagai pengajar. Tengker (2007), menyatakan bahwa sarjana akuntansi paling tidak mempunyai tiga alternatif langkah yang dapat ditempuh. Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan akuntansi, seseorang dapat langsung bekerja. Kedua, melanjutkan pendidikan akademik jenjang Strata-2. Ketiga,

4 melanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi akuntan publik. Dengan kata lain, setelah menyelesaikan pendidikan jenjang program sarjana jurusan akuntansi, sarjana akuntansi dapat memilih berprofesi sebagai akuntan publik atau non akuntan publik. Jumamik (2007) menyatakan bahwa akuntan publik adalah akuntan yang bergerak dalam bidang akuntansi publik, yaitu menyerahkan berbagai macam jasa akuntansi untuk perusahaan - perusahaan bisnis. Baridwan (1998), menjelaskan bahwa akuntan publik merupakan satu satunya profesi yang berhak memberikan opini atas kewajaran dari laporan keuangan yang disusun manajemen. Ikhwan (2015), menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, sehingga pelaporan keuangan yang transparan dan dapat diandalkan merupakan kebutuhan yang mutlak untuk mengakomodir kepentingan para stakeholders perusahaan. Dalam hal ini, posisi akuntan publik mempunyai peran vital dalam fungsinya sebagai pemeriksa independen yang mewakili pihak-pihak yang berkepentingan (pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan pihak-pihak lainnya). Sehubungan dengan hal tersebut, akuntan publik perlu dipertahankan keberadaan dan kualitas profesionalismenya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepercayaan dari masyarakat. Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia, yaitu jasa atestasi dan jasa non atestasi. Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan

5 atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, dan jasa audit serta atestasi lainnya. Jasa non-atestasi merupakan jasa yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi. Menurut Harun Luqman (2010), akuntan publik adalah seorang praktisi dengan gelar profesional yang diberikan kepada akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk memberikan jasa audit umum dan reviu atas laporan keuangan, audit kinerja dan audit khusus serta jasa dalam bidang non atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi, dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. Dari beberapa definisi diatas dapat dikatakan bahwa akuntan publik adalah seseorang yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk melayani masyarakat dengan memberikan jasa dalam bidang keakuntansian dan keuangan. Jumlah Akuntan Publik Indonesia masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Jika dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN, jumlahnya sangat jauh tertinggal. Menurut Tia Adityasih, Ketua Umum Istitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Jumlah akuntan publik di Indonesia hingga 31 Maret 2011 baru 926 dari total penduduk 237 juta jiwa. Singapura dengan jumlah penduduknya sekitar lima juta, memiliki 15.120 orang akuntan publik. Malaysia dengan jumlah penduduk sekitar 25 juta jiwa memiliki 2460 akuntan publik. Filipina dengan jumlah penduduk sekitar 88 juta jiwa memiliki 15.020 orang, Thailand dengan penduduk sekitar 66 juta jiwa memiliki 6070 akuntan publik dan

6 Vietnam dengan jumlah penduduk sekitar 85 juta jiwa memiliki 1500 akuntan publik. Berdasarkan data yang dihimpun hingga Mei 2013, dari 52.637 orang Akuntan Beregister di Indonesia, hanya 1019 orang yang menjadi akuntan publik. Menurut Trisnawati dalam Venny dan Wirawan (2013), profesi akuntan publik umumnya didominasi oleh laki-laki, hanya sedikit perempuan yang memilih berprofesi menjadi akuntan publik. Data yang diperoleh dari direktori Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bulan Maret 2003 menunjukkan bahwa dari 183 KAP, hanya 10 KAP atau 5% yang manajernya adalah wanita, dan dari 318 rekan (partner) hanya 28 atau 8.8% yang merupakan auditor wanita. Hal tersebut menunjukkan fakta bahwa ada perempuan yang menggeluti profesi akuntan publik, namun hanya sedikit yang mencapai posisi tinggi, sehingga diketahui bahwa adanya konstruksi nilai sosial yang berbeda mengakibatkan kondisi yang berbeda pula dalam kesempatan, prestasi, dan kualifikasi antara laki-laki dan perempuan. Kemampuan perempuan dalam profesi akuntan publik diragukan karena adanya isu-isu yang terkait dengan masalah gender. Sri Trisnaningsih (2004), mengungkapkan bahwa profesi akuntan publik merupakan salah satu bidang yang tidak terlepas dari diskriminasi gender karena selama ini menonjolkan peran laki - laki. Adanya perbedaan peran gender mengakibatkan perempuan dianggap menjadi subjek bias yang negatif di tempat kerja sebagai konsekuensi anggapan bahwa akuntan publik adalah profesi stereotype laki-laki. Dalam penelitian Sri Trisnaningsih (2004) menemukan bahwa ternyata 41 % dari responden yang

7 merupakan para akuntan publik wanita memutuskan untuk meninggalkan karier mereka karena merasakan adanya bentuk-bentuk diskriminasi. Selain itu, penghargaan finansial yang dapat berupa gaji, upah, maupun insentif merupakan hal yang menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih pekerjaan, khususnya dalam profesi akuntan publik. Kantor akuntan publik memiliki cara sendiri dalam memberikan gaji kepada auditornya. Perbedaan penggajian ini berdasarkan banyaknya proyek klien yang ditangani oleh kantor akuntan publik. Bila beruntung, akuntan publik bisa mendapatkan gaji yang besar. Namun, banyak juga yang bergaji lebih kecil sehingga lulusan baru jurusan akuntansi lebih memilih menjadi staf auditor di lembaga pemerintahan atau perusahaan (Supriyanta, 2013). Kebanyakan auditor yang bekerja di kantor akuntan publik memutuskan keluar dari pekerjaannya dikarenakan kecilnya gaji yang mereka dapat. Kebutuhan pribadi yang selalu meningkat tidak sebanding dengan gaji yang diterima. Alasan inilah yang terkadang memicu auditor di suatu kantor akuntan publik untuk keluar dan mencari peluang kerja yang lebih bagus. Hal tersebut merupakan salah satu alasan yang membuat saat ini minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi akuntan publik menjadi menurun. Menurut Ikhwan (2015), pertimbangan pasar kerja merupakan hal yang dapat mempengaruhi minat seseorang dalam berkarier, sehingga profesi akuntan publik sendiri masih mempunyai kesempatan yang luas dikarenakan kebutuhan jasa akuntan publik yang semakin meningkat tetapi tidak diiringi dengan jumlah

8 akuntan publik yang memadai. Hal lain yang harus diperhitungkan dalam pasar kerja bagi akuntan publik adalah adanya Asean Economic Community (AEC) mulai tahun 2015 yang membuat akuntan luar negeri akan dapat masuk ke Indonesia dengan sangat mudah. Adanya AEC ini membuat persaingan dalam pasar kerja menjadi semakin ketat, khususnya dalam profesi akuntan publik. Kurniawan (2014), menjelaskan bahwa sampai saat ini, peluang seseorang untuk berkarier menjadi akuntan publik masih sangat terbuka lebar, tetapi profesi ini kurang begitu diminati oleh kalangan muda dan fresh graduate. Padahal, profesi akuntan publik memberi kesempatan kepada seseorang untuk mengaudit laporan keuangan dari berbagai bidang, sehingga pada masa mendatang akan ada perbedaan kualitas antara seseorang yang berprofesi sebagai akuntan publik dan seseorang yang berprofesi sebagai akuntan perusahaan. Selain itu, proses yang harus dilalui untuk menjadi akuntan publik tidaklah mudah, bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama dan juga biaya yang tidak sedikit. Alasan mengapa profesi ini masih kurang diminati di Indonesia yang terbukti dengan masih sedikitnya jumlah akuntan publik. Ikhwan (2015), menjelaskan bahwa agar dapat menjadi akuntan publik, seseorang harus terlebih dahulu mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik untuk mendapatkan izin berpraktik sebagai Akuntan Publik. Meskipun sudah menjadi Akuntan Publik yang bersertifikasi, banyak dari mereka yang memutuskan untuk tidak menjadi Akuntan Publik. Menurut pada data terakhir yang dilansir dari situs IAPI menunjukkan saat ini terdapat 492 kantor akuntan publik yang beroperasi di Indonesia, padahal jumlah akuntan yang sudah lulus ujian sertifikasi dan terdaftar

9 sebagai anggota IAPI berjumlah 1133 orang. Hal ini juga merupakan salah satu penyebab masih minimnya jumlah akuntan publik yang ada di Indonesia. Penelitian ini meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi Akuntan Publik. Adif Nugroho (2014) melakukan penelitian tentang faktor yang memengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi akuntan publik, yaitu nilai intrinsik pekerjaan, persepsi penghasilan, pertimbangan pasar kerja, sifat pekerjaan profesi akuntan publik. Hasil penelitian menunjukkan nilai intrinsik pekerjaan tidak berpengaruh terhadap probabilitas minat mahasiswa untuk berkarier menjadi akuntan publik, sedangkan persepsi penghasilan, pertimbangan pasar kerja, dan sifat pekerjaan profesi akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap probabilitas minat mahasiswa untuk berkarier menjadi akuntan publik. Andreas Sofyan (2013) meneliti dan menganalisis tentang pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi mengenai undang-undang akuntan publik dan etika profesi akuntan publik terhadap persepsi mengenai pilihan kariernya sebagai akuntan publik. Hasil penelitiannya menunjukan adanya pengaruh positif tentang persepsi mahasiswa mengenai Undang-Undang Akuntan Publik dan etika profesi terhadap persepsi mengenai pilihan kariernya sebagai akuntan publik. Pada jurnal Andi Setiawan (2012) menganalisis tentang faktor yang mempengaruhi pemilihan karier menjadi akuntan publik oleh mahasiswa jurusan akuntansi, yaitu penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja,

10 personalitas, dan pencapaian akademik. Hasil analisis ini menunjukan bahwa pelatihan profesional dan personalitas berpengaruh signifikan terhadap minat menjadi akuntan publik. Semakin banyak pelatihan profesional yang diterima dan makin tinggi kesesuaian pekerjaan dan kepribadian maka semakin tinggi pula minat menjadi akuntan publik. Variabel penghargaan finansial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan pencapaian akademik tidak berpengaruh signifikan terhadap minat menjadi akuntan publik. Hasil penelitian Meylina Winda (2014) mengenai faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa akuntansi S1 Universitas Brawijaya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam pemilihan karier mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik dapat dibedakan melalui faktor pelatihan profesional, faktor lingkungan pekerjaan, dan faktor kebanggaan. Sedangkan untuk faktor gaji atau penghargaan finansial, faktor pengakuan profesional, faktor nilai-nilai sosial, dan faktor kepribadian, menurut mahasiswa yang memilih karier sebagai akuntan publik maupun memilih karier sebagai non akuntan publik mempunyai pandangan yang sama. Aditya Fajar (2014) dalam penelitiannya menunjukan nilai intrinsik, persepsi penghasilan, pertimbangan pasar kerja, dan kepribadian berpengaruh signifikan terhadap probabilitas pemilihan karier akuntan publik. Hasil penelitian ini hamper sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Adif Nugroho (2014) dalam faktor-faktor sejenis, perbedaannya terdapat pada nilai intrinsik yang dalam

11 penelitiannya berpengaruh kurang signifikan terhadap pemilihan karier sebagai akuntan publik. Berbagai hasil penelitian yang berbeda tersebut dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti tempat, pemahaman responden, dan lain sebagainya. Dari data yang di dapat berdasarkan teori-teori, pemikiran dan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk membahasnya lebih lanjut dan menuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk Berkarier Menjadi Akuntan Publik

12 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, terdapat identifikasi masalah sebagai berikut: 1) Minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi Akuntan Publik masih kurang, meskipun gaji yang didapat akan besar dan juga proses untuk menjadi akuntan publik membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit. 2) Permintaan jasa Akuntan Publik cukup tinggi, sedangkan jumlah Akuntan Publik yang tersedia di Indonesia masih sedikit. 3) Kepercayaan masyarakat terhadap profesi Akuntan Publik menjadi menurun karena adanya kasus-kasus kecurangan yang melibatkan Akuntan Publik. 4) Adanya diskriminasi gender yang terjadi dalam profesi Akuntan Publik sehingga kemampuan perempuan dalam profesi Akuntan Publik diragukan. 5) Asean Economic Community membuat persaingan dalam pasar kerja menjadi semakin ketat, khususnya dalam profesi akuntan publik.

13 C. Pembatasan Masalah Dengan berbagai masalah yang terkait dengan penelitian ini, serta mengingat banyaknya faktor-faktor yang dapat memengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Berkarier Menjadi Akuntan Publik, maka peneliti membatasi masalah dengan hanya menentukan tiga faktor yaitu Gender, Penghargaan Finansial, dan Pertimbangan Pasar Kerja. Penelitian ini juga membatasi responden pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta saja. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan dalam rumusan pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah gender berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi Akuntan Publik? 2) Apakah penghargaan finansial berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi Akuntan Publik? 3) Apakah pertimbangan pasar kerja berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi Akuntan Publik? 4) Apakah pengaruh gender, penghargaan finansial, dan pertimbangan pasar kerja secara bersama-sama terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi Akuntan Publik?

14 E. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan penelitian sebagai berikut: 1) Menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh positif gender terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi Akuntan Publik. 2) Menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh positif penghargaan finansial terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi Akuntan Publik. 3) Menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh positif pertimbangan pasar kerja terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi Akuntan Publik. 4) Menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh positif Gender, Penghargaan Finansial, dan Pertimbangan Pasar Kerja secara bersama-sama terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi Akuntan Publik.

15 F. Manfaat Penelitian terutama bagi: Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak 1) Bagi Akademisi Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah perbendaharaan kepustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, khususnya Fakultas Ekonomi Akuntansi, sehingga dapat digunakan sebagai referensi, bahan acuan, dan tambahan bagi peneliti-peneliti dimasa yang akan datang untuk meneliti lebih lanjut. 2) Bagi Praktisi a. Memberikan tambahan informasi kepada Program Studi Akuntansi untuk meningkatkan minat mahasiswa akuntansi untuk berkarier menjadi akuntan publik. b. Memecahkan masalah kebingungan mahasiswa dalam pemilihan karier sebagai akuntan, khususnya profesi akuntan publik.