PERSATUAN PERUSAHAAN PERIKLANAN INDONESIA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA P3I

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN PERUSAHAAN INDONESIA PERIKLANAN INDONESIA. Pasal 1 KEANGGOTAAN

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD / ART)

ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

Anggaran Dasar ASASI DEKLARASI

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS KARANGASEM SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ASOSIASI PENGEMBANG RUMAH SEDERHANA SEHAT NASIONAL DEWAN PENGURUS PUSAT

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PT. PEMBANGUNAN PRASARANA SUMATERA UTARA

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA. BAB I KATENTUAN UMUM Pasal 1

ANGGARAN DASAR JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

UNDANG-UNDANG NEGARA BAGIAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PEMBUKAAN BAB I BENTUK DAN KEDAULATAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PT JASA SARANA JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI SE-INDONESIA (AFEI)

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

ANGGARAN DASAR DHARMAYUKTI KARINI

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

IKATAN ALUMNI CEDS UI

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA-AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS-AIPA PEMBUKAAN

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 006/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

BUPATI BANDUNG RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

ANGGARAN DASAR PEMUDA MUAHMMMADIYAH BAB I NAMA, IDENTITAS, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1. Nama, Identitas dan Tempat Kedudukan

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG

POSDAYA BERSERI DUSUN I

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Halaman PEMBUKAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM. Pasal 1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1964 TENTANG BADAN MUSYAWARAH PENGUSAHA NASIONAL SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1964 TENTANG PEMBENTUKAN GABUNGAN PERUSAHAAN SEJENIS PERKEBUNAN BESAR

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

Transkripsi:

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA P3I

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MUKADIMAH Bahwa industri komunikasi dan pemasaran sebagai bagian dari sistem perekonomian moderen patut diarahkan serta diberdayakan demi menjunjung tinggi asas persaingan usaha yang sehat. Bahwa untuk itu diperlukan upaya-upaya yang aktif, positif, dan kreatif dari segenap komponen industri komunikasi dan pemasaran di Indonesia, khususnya komponen perusahaan periklanan untuk meningkatkan kualitas usaha dan citra positif industrinya. Bahwa upaya-upaya tersebut akan menghadapkan masingmasing dan segenap perusahaan periklanan pada berbagai tantangan yang berkadar lokal, nasional, maupun global. Untuk menyatu-padukan kiprah menjawab tantangan tersebut, dengan niat suci dan atas prinsip swakramawi sebagaimana tercermin dalam Etika Periklanan Indonesia, kami menghimpun diri dalam suatu asosiasi yang dipandu oleh Anggaran Dasar sebagai berikut : 1 ANGGARAN DASAR ANGGARAN PERSATUAN DASAR PERSATUAN

Pasal 1 NAMA, WAKTU, KEDUDUKAN DAN BENTUK Nama : Waktu : Kedudukan : Bentuk : Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, disingkat P3I. P3I merupakan kelanjutan dari Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) yang didirikan pada tanggal 20 Desember 1972, yang merupakan penerus Persatuan Biro Reklame Indonesia (PBRI) yang didirikan pada tanggal 1 September 1949, untuk waktu yang tidak ditentukan. P3I berkedudukan di wilayah hukum Republik Indonesia. P3I adalah asosiasi perusahaan-perusahaan jasa yang menciptakan ide komunikasi pemasaran dan komunikasi publik. Pasal 2 ASAS P3I berasaskan falsafah dan konstitusi negara Republik Indonesia. 2 ANGGARAN DASAR PERSATUAN

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN 3. Menghimpun, membina dan mengarahkan segenap potensi perusahaan periklanan nasional, agar secara aktif, positif dan kreatif, turut serta mewujudkan cita-cita bangsa dan negara. Mewujudkan kehidupan periklanan nasional yang sehat, jujur dan bertanggungjawab dengan cara menegakkan Etika Periklanan Indonesia dan Standar Usaha Periklanan Indonesia secara murni dan konsisten, baik dalam lingkup internal maupun eksternal. Memberdayakan segenap potensi periklanan yang sejajar dengan tuntutan industri komunikasi pemasaran dunia. Pasal 4 KEANGGOTAAN Anggota P3I adalah perusahaan-perusahaan jasa berbadan hukum yang bergerak di bidang komunikasi pemasaran dan / atau komunikasi publik. 3 ANGGARAN DASAR ANGGARAN PERSATUAN DASAR PERSATUAN

Pasal 5 STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi P3I ditata dengan cara sebagai berikut: a. Pengurus Pusat, di tingkat nasional. b. Pengurus Daerah di tingkat Provinsi. c. Pengurus Cabang di tingkat Kota / Kabupaten. 3. 4. 5. Pengurus Pusat di Ibukota Negara memiliki tugas, wewenang dan tanggungjawab atas penanganan masalah-masalah strategis di tingkat nasional. Pengurus Daerah di Ibukota Provinsi memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab atas penanganan masalah-masalah di tingkat Provinsinya. Pengurus Cabang di Kota / Kabupaten memiliki tugas, wewenang dan tanggungjawab atas penanganan masalah-masalah di tingkat Kota / Kabupatennya. Untuk menjalankan fungsi pengawasan, di tingkat nasional dibentuk Dewan Pertimbangan Pusat, dimungkinkan dapat dibentuk Dewan Pertimbangan Daerah di tingkat provinsi, dan atau di tingkat kota / kabupaten. 4 ANGGARAN DASAR PERSATUAN

Pasal 6 PENGURUS PUSAT DAN DEWAN PERTIMBANGAN PUSAT 3. 4. Pengurus Pusat adalah lembaga eksekutif tertinggi tingkat nasional, dan berkedudukan di ibu kota negara. Dewan Pertimbangan Pusat adalah lembaga pengawasan kepengurusan nasional. Pengurus Pusat dan Dewan Pertimbangan Pusat dipilih oleh Kongres, untuk masa jabatan empat tahun. Pengurus Pusat dapat membentuk Perwakilan Daerah di provinsi-provinsi yang belum memungkinkan terbentuknya kepengurusan daerah, dan mengangkat Kepala Perwakilan Daerah. Pasal 7 PENGURUS DAERAH DAN DEWAN PERTIMBANGAN DAERAH Kepengurusan Daerah hanya dapat dibentuk di provinsi yang memiliki sedikitnya lima anggota. Pengurus Daerah adalah lembaga eksekutif tertinggi di daerahnya, dan berkedudukan di ibu kota Provinsi. 5 ANGGARAN DASAR ANGGARAN PERSATUAN DASAR PERSATUAN

3. 4. 5. Dewan Pertimbangan Daerah adalah lembaga pengawasan kepengurusan daerah. Pengurus Daerah dan apabila dimungkinkan Dewan Pertimbangan Daerah dipilih oleh Konperensi Daerah yang bersangkutan untuk masa jabatan empat tahun, dan dikukuhkan oleh Pengurus Pusat. Pengurus Daerah dapat membentuk Perwakilan Kota / Kabupaten di kota-kota / kabupaten-kabupaten yang belum memungkinkan terbentuknya kepengurusan cabang, dan mengangkat Kepala Perwakilan Kota / Kabupaten. Pasal 8 PENGURUS CABANG DAN DEWAN PERTIMBANGAN CABANG 3. Kepengurusan Cabang hanya dapat dibentuk di kota / kabupaten yang memiliki sedikitnya lima anggota. Pengurus Cabang adalah lembaga eksekutif tertinggi di daerahnya, dan berkedudukan di Kota / Kota Kabupaten. Dewan Pertimbangan Cabang adalah lembaga pengawasan kepengurusan cabang. 6 ANGGARAN DASAR PERSATUAN

4. Pengurus Cabang dan apabila dimungkinkan Dewan Pertimbangan Cabang dipilih oleh Konperensi Cabang yang bersangkutan untuk masa jabatan empat tahun, dan dikukuhkan oleh Pengurus Daerah. Pasal 9 HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS PUSAT 3. 4. 5. 6. Pengurus Pusat berhak mewakili Asosiasi ke dalam maupun ke luar. Pengurus Pusat wajib melaksanakan segala keputusan Kongres sebaik-baiknya, dan mempertanggungjawabkan seluruh aktifitas kepengurusannya termasuk laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kepada Kongres. Pengurus Pusat wajib memberi arahan kepada Pengurus Daerah. Pengurus Pusat wajib menghadiri Konperensi Daerah dan Musyawarah Kerja Daerah. Pengurus Pusat wajib melakukan koordinasi atas kegiatan yang dilakukan Pengurus Daerah yang melibatkan lebih dari satu provinsi. Kepala Perwakilan Daerah berhak mewakili Asosiasi di daerah perwakilannya. ANGGARAN DASAR ANGGARAN PERSATUAN DASAR PERSATUAN 7

7. Kepala Perwakilan Daerah wajib melaksanakan segala keputusan Pengurus Pusat sebaik-baiknya, dan mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas keperwakilannya kepada Pengurus Pusat. Pasal 10 HAK DAN KEWAJIBAN DEWAN PERTIMBANGAN Dewan Pertimbangan memberikan arahan kepada Pengurus setiap enam bulan sekali. Dewan Pertimbangan wajib memberikan laporan kepada Musyawarah Kerja Nasional / Musyawarah Kerja Daerah / Musyawarah Kerja Cabang maupun Kongres / Konperensi Daerah / Konperensi Cabang. Pasal 11 HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS DAERAH Pengurus Daerah berhak mewakili Asosiasi ke dalam maupun ke luar dalam ruang lingkup provinsi yang bersangkutan. Pengurus Daerah wajib melaksanakan segala keputusan Konperensi Daerah sebaik-baiknya dengan mengindahkan ketetapan-ketetapan Pengurus Pusat dan mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas kepengurusannya 8 ANGGARAN DASAR PERSATUAN

termasuk laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kepada Konperensi Daerah. 3. 4. 5. 6. 7. Pengurus Daerah wajib melakukan koordinasi atas kegiatan yang dilakukan Pengurus Cabang yang melibatkan lebih dari satu Kota / Kabupaten. Pengurus Daerah melaporkan rencana kerja dua tahunan kepada Pengurus Pusat. Laporan rencana kerja dua tahun pertama dilakukan selambat-lambatnya dua bulan setelah terpilih, dan laporan rencana kerja dua tahun berikutnya selambat-lambatnya dua bulan setelah Musyawarah Kerja Daerah. Pengurus Daerah wajib melaporkan seluruh aktivitas kepengurusannya sekurang-kurangnya sekali dalam setahun kepada Pengurus Pusat, selambat- lambatnya pada bulan Februari. Kepala Perwakilan Kota / Kabupaten berhak mewakili Asosiasi di kota/kabupaten perwakilannya. Kepala Perwakilan Kota / Kabupaten wajib melaksanakan segala keputusan Pengurus Daerah sebaik-baiknya, dan mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas keperwakilannya kepada Pengurus Daerah. 9 ANGGARAN DASAR ANGGARAN PERSATUAN DASAR PERSATUAN

Pasal 12 HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS CABANG 3. 4. Pengurus Cabang berhak mewakili Asosiasi ke dalam maupun ke luar dalam ruang lingkup kota / kabupaten yang bersangkutan. Pengurus Cabang wajib melaksanakan segala keputusan Konperensi Cabang sebaik-baiknya dengan mengindahkan ketetapan-ketetapan Pengurus Daerah dan mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas kepengurusannya termasuk laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kepada Konperensi Cabang. Pengurus Cabang wajib melaporkan rencana kerja dua tahunan kepada Pengurus Daerah. Laporan rencana kerja dua tahun pertama dilakukan selambat-lambatnya dua bulan setelah terpilih, dan laporan rencana kerja dua tahun berikutnya selambat-lambatnya dua bulan setelah Musyawarah Kerja Cabang. Kepala Perwakilan Kota / Kabupaten wajib melaksanakan segala keputusan Pengurus Daerah sebaik-baiknya, dan mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas keperwakilannya kepada Pengurus Daerah. 10 ANGGARAN DASAR PERSATUAN

Pasal 13 KONGRES Kongres adalah lembaga legislatif tertinggi Asosiasi yang menentukan arah, program dan kebijakan umum Asosiasi. Kongres diselenggarakan oleh Pengurus Pusat dan dilaksanakan oleh Pengurus Daerah yang ditunjuk dalam Kongres sebelumnya. Pasal 14 KONPERENSI DAERAH Konperensi Daerah adalah lembaga legislatif tertinggi Asosiasi yang menetapkan arah, program dan kebijakan umum Asosiasi di provinsi yang bersangkutan. Konperensi Daerah diselenggarakan oleh Pengurus Daerah dan dilaksanakan oleh Pengurus Cabang yang ditunjuk dalam Konperensi Daerah sebelumnya. Pasal 15 KONPERENSI CABANG Konperensi Cabang adalah lembaga legislatif tertinggi Asosiasi yang menetapkan arah, program dan kebijakan umum Asosiasi di kota/kabupaten yang bersangkutan. 11 ANGGARAN DASAR ANGGARAN PERSATUAN DASAR PERSATUAN

Konperensi Cabang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang. Pasal 16 MUSYAWARAH KERJA NASIONAL Musyawarah Kerja Nasional adalah rapat seluruh anggota tingkat nasional untuk mendapatkan laporan pelaksanaan amanat Kongres dari Pengurus Pusat. Musyawarah Kerja Nasional diselenggarakan oleh Pengurus Pusat dan dilaksanakan oleh Pengurus Daerah yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat. Pasal 17 MUSYAWARAH KERJA DAERAH Musyawarah Kerja Daerah adalah rapat seluruh anggota tingkat provinsi untuk mendapatkan laporan pelaksanaan amanat Konperensi Daerah dari Pengurus Daerah. Musyawarah Kerja Daerah diselenggarakan oleh Pengurus Daerah dan dilaksanakan oleh Pengurus Cabang yang ditunjuk oleh Pengurus Daerah. 12 ANGGARAN DASAR PERSATUAN

Pasal 18 MUSYAWARAH KERJA CABANG Musyawarah Kerja Cabang adalah rapat seluruh anggota tingkat kota / kabupaten untuk mendapatkan laporan pelaksanaan amanat Konperensi Cabang dari Pengurus Cabang. Musyawarah Kerja Cabang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang. Pasal 19 KEKAYAAN ASOSIASI Kekayaan Asosiasi terdiri dari harta berwujud dan tak berwujud yang diperoleh secara sah menurut hukum. Pasal 20 PEMBUBARAN ASOSIASI Pembubaran Asosiasi hanya dapat dilakukan oleh Kongres yang khusus diadakan untuk maksud tersebut. 13 ANGGARAN DASAR ANGGARAN PERSATUAN DASAR PERSATUAN

Pasal 21 PENYEMPURNAAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Penyempurnaan dan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh dan disahkan dalam Kongres. Pasal 22 PERATURAN PERALIHAN Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Ketetapan-ketetapan Kongres, dapat diatur oleh Peraturan Peralihan yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat sepanjang tidak bertentangan dengan bunyi pasal-pasal dan ayat-ayat di dalamnya. Peraturan Peralihan tersebut berlaku hingga Kongres berikutnya. Pasal 23 PENUTUP Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan disahkan oleh Kongres XV P3I pada tanggal 9 Maret 2013 di Yogjakarta. Ini merupakan penyempurnaan dari berbagai 14 ANGGARAN DASAR PERSATUAN

Anggaran Dasar sebelumnya yang untuk pertama kali disahkan pada Kongres terakhir PBRI yang sekaligus juga menjadi Kongres I PPPI, pada tanggal 20 Desember 1972, pukul 16.14 WIB, di Jakarta. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 1 1 Kongres II PPPI, pada tanggal 19-20 Desember 1974, di Jakarta. Kongres III PPPI, pada tanggal 19-21 Desember 1977, di Jakarta. Kongres IV PPPI, pada tanggal 21-22 Desember 1979, di Jakarta. Kongres V PPPI, pada tanggal 18-19 Desember 1981, di Semarang. Kongres VI PPPI, pada tanggal 20-21 Desember 1984, di Bandung. Kongres VII PPPI, pada tanggal 18-20 Desember 1987, di Surabaya. Kongres VIII PPPI, pada tanggal 6-8 Desember 1990, di Padang. Kongres IX PPPI, pada tanggal ---- Desember 1993, di Semarang. Kongres X PPPI, pada tanggal 5-7 Desember 1996, di Lido, Bogor. Kongres XI PPPI, pada tanggal 4-6 November 1999, di Kuta, Bali. Kongres XII PPPI, pada tanggal 10-13 Oktober 2002, di Yogyakarta. Kongres XIII PPPI, pada tangal 14-17 September 2005, di Surabaya. 15 ANGGARAN DASAR ANGGARAN PERSATUAN DASAR PERSATUAN

13. 14. Kongres XIV PPPI, pada tanggal 4-6 Desember 2008, di Bandung. Kongres XV P3I, pada tanggal 7-9 Maret 2013, di Yogyakarta. Yogyakarta, 9 Maret 2013 Ketua Umum P3I : Harris Thajeb Sekretaris Jenderal P3I : Adnan Iskandar Ketua Pengda DKI Jakarta : Irfan Ramli Ketua Pengda Jawa Barat : Sugeng Haryono Ketua Pengda Jawa Tengah : Bandaka Loekita Ketua Pengda Yogyakarta : Eddy Purjanto Ketua Pengda Jawa Timur : Harries Purwoko 16 ANGGARAN DASAR PERSATUAN

Ketua Pengda Bali : I Nengah Tamba Ketua Pengda Aceh : Hasbul Fayadi Ketua Pengda Sumatera Utara : Edy Koesriadi Ketua Pengda Sumatera Barat : Deni Masriyaldi Ketua Pengda Lampung : Taswin Hasbullah Ketua Pengda Kalimantan Barat : Zulfydar Zaidar Mochtar 17 ANGGARAN DASAR ANGGARAN PERSATUAN DASAR PERSATUAN