PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN AR-RAHN DENGAN AKAD AL-QARDH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PETISAH IVO FARAH ZARA ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Tentang Pelaksanaan Produk Pembiayaan Gadai Emas

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB I PENDAHULUAN. yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

ANALISIS PENETAPAN KEWAJARAN HARGA PADA PEMBIAYAAN RAHN DI BANK MANDIRI SYARI'AH

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti menemukan beberapa hal penting yang bisa dicermati dan dijadikan acuan penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak yang. berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Dengan menganut sistem yang berbeda dari bank konvensional, bank

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Sruktur Organisasi BNI Syariah Cabang Malang

A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai. emas BSM adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan IB Rahn Emas di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang Rahn menurut bahasa berarti ats-tsubut dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB IV PENUTUP. 1. Prosedur untuk mendapatkan pinjaman Gadai Emas adalah Nasabah. membawa benda berharga yang akan digadaikan berupa emas dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR GADAI EMAS SYARIAH

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah. sejak tahun 2009 dengan jumlah lebih dari 900 nasabah rahin.

BAB IV ANALISIS HYBRID CONTRACT PADA PRODUK GADAI ib EMAS DI PT. BRI SYARIAH KCP GRESIK

No. 14/ 7 /DPbS Jakarta, 29 Februari 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Kartika dan Nur, Analisis Penerapan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn) Pada Pegadaian Syariah Cabang Jember

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam segala aspek

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang sempurna dengan Al-Qur an sebagai sumber

NASKAH PUBLIKASI. PELAKSANAAN GADAI EMAS DENGAN SISTEM SYARIAH (Studi di Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta) SKRIPSI

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS.

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STAIN Ponorogo Press, 2010, h Agustina Wulansari, "Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB II PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI OLEH PT. BANK SYARIAH MANDIRI KCP PETISAH DALAM PELAKSANAAN PEMBIAYAAN AR- RAHN DENGAN AKAD AL-QARDH

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

1 Hadits Riwayat Muslim, didukung oleh Hadits-hadits Riwayat Bukhori dan Nasa i.

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB IV ANALISA KONSEPTUAL DAN APLIKATIF GADAI EMAS (AR-RAHN) PT. BPRS BHAKTI SUMEKAR SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN AR-RAHN DENGAN AKAD AL-QARDH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PETISAH TESIS.

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 15/22/DPbS Jakarta, 27 Juni 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu bagian dari aktivitas ekonomi yang

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan umum usaha agribisnis di Indonesia, terutama yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

DAFTAR ISI. xxiii. No Halaman

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat, baik dalam aspek politik, ekonomi, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

REGULASI ENTITAS SYARIAH

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perum Pegadaian Syari ah Cabang Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. 1 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV PENUTUP. atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsep anjak piutang menurut Fatwa DSN-MUI merupakan konsep anjak

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, pelayanan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia sangatlah kompleks, diantaranya adalah kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

Transkripsi:

Ivo Farah Zara - 1 PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMBIAYAAN AR-RAHN DENGAN AKAD AL-QARDH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PETISAH IVO FARAH ZARA ABSTRACT The problems faced by PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah in implementing ar-rahn financing with al-qardh contract were as follows: first, there was no synchronization between the Edict of the National Sharia Board No. 26/DSN-MUI/III/2002 and the implementation of ar-rahn financing with al-qardh contract; secondly, there was the social problem about people s ignorance in the concept of ar-rahn financing with al-qardh contract which was in line with the Islamic law; thirdly, there was the company s management problem about the adjustment to sharia financial institution caused by the changing in regulation in ar-rahn financing. Some factors which became the obstacles in implementing arrahn financing with al-qardh contract from the internal factors of the company s management were the lack of understanding of pawn personnel who offered the product of ar-rahn financing to the people, their carelessness in assessing the genuineness of the clients gold, and the adjustment to the management o f sharia financial institution as the result of the regulation in ar-rahn financing, according to the Circulation Letter o f Bank Indonesia No. 14/7/DPbs, on February 29, 2012 on qardh with gold as collateral. From the external factors, there were two aspects: judicially, there was no synchronization in the regulation of ar-rahn financing with al-qardh contract, and sociologically, there was no good faith from the clients since some of them pawned imitation gold, and people s ignorance in the concept of ar-rahn financing according to the Islamic law. Some attempts by PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah to cope with the problems were by implementing due diligence, adjusting the regulation of ar-rahn financing to the regulation of Bank Indonesia, implementing SOP ar-rahn object analysis, providing training for ar-rahn financing personnel, and conducting operational principle more consistently. Keywords: Qardh Contract, Rahn, Problem, Sharia Bank. I. Pendahuluan Pelaksanaan gadai syariah di Indonesia didasarkan pada Fatwa DSN Nomor 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn. Menurut ketentuan Fatwa DSN- MUI tentang rahn menyatakan bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk rahn dibolehkan. Pedoman tentang pelaksanaan rahn (menahan barang sebagai jaminan utang) yang terdapat di dalam Fatwa DSN-MUI tersebut bersumber dari ketentuan al-quran, sunnah dan ijma (pendapat ulama fiqh).

Ivo Farah Zara - 2 Di Bank Syariah Mandiri KCP Petisah hanya memberikan fasilitas untuk produk pembiayaan Ar-Rahn atau gadai berupa emas, artinya, dalam pelaksanaannya barang yang digadaikan yaitu berupa emas. Produk ini diperuntukkan bagi perorangan dengan obyek gadai berupa emas batangan dan perhiasan 16-24 karat. Pada pelaksanaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri KCP Petisah ini menggunakan Pembiayaan Ar-Rahn dengan Akad Al-Qardh. Pembiayaan Ar-Rahn dengan Akad Al-Qardh adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang diserahkan. Biaya pemeliharaan menggunakan akad ijarah. Jangka waktu pembiayaan Gadai Emas Bank Syariah Mandiri (ib) mulai empat bulan, dan dapat diperpanjang maksimal dua kali. Nilai pembiayaan Rp.500.000 hingga Rp.250 juta per nasabah. 1 Ada ketentuanketentuan yang harus dipenuhi oleh nasabah yang menggunakan produk gadai ini. Dalam prakteknya, pembiayaan gadai emas syariah ini juga mempunyai banyak kendala atau masalah yang terjadi. Dengan adanya regulasi di bidang pembiayaan ar-rahn sesuai dengan SE (surat edaran) Nomor 14/7/DPbs tertanggal 29 Februari 2012 tentang qardh beragun emas yang membatasi maksimal jumlah pembiayaan menjadi sebesar Rp 250.000.000,00 serta jangka waktu menjadi 4 bulan dan hanya dapat diperpanjang maksimal dua kali, BSM KCP Petisah adalah salah satu warung mikro syariah BSM yang terkena dampaknya. Selain karena adanya perubahan kebijakan manajemen BSM KCP Petisah terkait dengan adanya aturan BI tersebut, perubahan regulasi BI di bidang gadai emas syariah juga berimbas pada penurunan minat masyarakat terhadap gadai emas syariah. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Problematika apa saja yang dihadapi PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah dalam pelaksanaan pembiayaan Ar-Rahn dengan akad Al-Qardh? 2. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala bagi PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah dalam pelaksanaan pembiayaan Ar-Rahn dengan akad Al-Qardh? 1 Kliping Berita, Bank Syariah Mandiri Sinergi dengan Bank Mandiri Perluas Layanan Gerai Emas, http://www.syariahmandiri.co.id/2013/08/bsm-sinergi-dengan-bank-mandiriperluas-layanan-gadai-emas/, terrakhir diakses tanggal 13 Maret 2014.

Ivo Farah Zara - 3 3. Upaya apa yang dilakukan PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah untuk mengatasi problematika dalam pelaksanaan pembiayaan Ar-Rahn dengan akad Al-Qardh? Sesuai dengan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis problematika yang dihadapi PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah dalam pelaksanaan pembiayaan Ar-Rahn dengan akad Al-Qardh. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menjadi kendala bagi PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah dalam pelaksanaan pembiayaan Ar- Rahn dengan akad Al-Qardh. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis upaya yang dilakukan PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah untuk mengatasi problematika dalam pelaksanaan pembiayaan Ar-Rahn dengan akad Al-Qardh. II. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, dengan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari: 2 1. Bahan hukum primer yang mempunyai kekuatan mengikat sebagai landasan utama yang dipakai dalam rangka penelitian ini di antaranya adalah Ketentuan-Ketentuan Al-Qur an dan Hadits Nabi Muhammad SAW., Ijma Ulama, dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kompilasi Hukum Islam, serta peraturan-peraturan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pembiayaan ar-rahn dengan akad al-qardh. 2. Bahan hukum sekunder yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer, seperti hasil-hasil penelitian, hasil seminar, hasil karya dari para ahli hukum, serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan masalah pelaksanaan pembiayaan ar-rahn dengan akad al-qardh. 2 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Juritmetri, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), hlm.53.

Ivo Farah Zara - 4 3. Bahan hukum tertier yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia. III. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Problematika Yang Dihadapi Oleh PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah Dalam Pelaksanaan Pembiayaan Ar-Rahn Dengan Akad Al- Qardh 1. Problematika Hukum Terkait dengan skim pembiayaan Ar-rahn dengan akad qardh dalam praktek pembiayaan syariah pada BSM KCP Petisah, di dalamnya terdapat 2 akad, yaitu ar-rahn dan ijarah. Menurut beberapa pandangan dalam Islam, gadai emas haram hukumnya, dengan tiga alasan sebagai berikut: 3 a. Dalam gadai emas terjadi pengambilan manfaat atas pemberian utang. b. Dalam gadai emas, fee (ujrah) untuk jasa penitipan/penyimpanan dibebankan kepada penggadai (rahin), yaitu nasabah. c. Dalam gadai emas terjadi akad rangkap, akad rangkap tidak boleh menurut syara. Gadai emas syariah ialah produk Unit Usaha Syariah berupa fasilitas pembiayaan dengan cara memberikan utang (qardh) kepada nasabah dengan jaminan emas (perhiasan/lantakan) dalam sebuah akad gadai (rahn). Dari kesepakatan ini Unit Usaha Syariah (bank syariah) mengambil upah (ujrah) atas jasa penyimpanan/ penitipan yang dilakukan atas emas tersebut berdasarkan akad jasa (ijarah). 4 Sebenarnya ketentuan perbankan syariah sendiri telah mengatur ketentuan larangan bagi bank umum syariah, unit usaha syariah dan bank pembiayaan syariah melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah. 5 Usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah antara lain usaha yang dianggap riba, maisir, gharar, haram, dan zhalim. 6 3 Hukum Gadai Emas, http://thetrulymoeslim.wordpress.com/tag/hukum-gadai-emasdalam-islam/#footer, terakhir diakses 29 Juni 2014 4 Fatwa DSN MUI No 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Gadai Emas 5 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Pasal 24-26. 6 Hasil wawancara dengan Bapak HM. Hasballah Thaib, MUI Kota Medan, tanggal 09 September 2014

Ivo Farah Zara - 5 2. Problematika Sosial Banyak umat Islam yang belum memahami bagaimana konsep gadai sesuai Al-Quran dan Sunnah atau minimal tidak memahami konsep gadai secara umum dan menyeluruh. Akibat tidak adanya pemahaman yang menyeluruh mengenai gadai dalam Islam, ada di antara masyarakat yang melakukan transaksi gadai dengan melanggar prinsip syari ah. Salah satu fenomena tersebut adalah ar-rahn yang dalam beberapa kasus berorientasi menjadi kebun emas. Hal tersebut menunjukkan adanya pergeseran makna dan penyimpangan dari kaidah-kaidah mengenai gadai emas tersebut. Selain itu kekurangtahuan masyarakat terhadap konsep pembiayaan ar-rahn dengan akad al-qardh menjadikan masyarakat tidak dapat membedakan mana akad al-qardh yang sesuai dengan ketentuan hukum Islam dan yang bertentangan. 3. Problematika Manajemen Perusahaan Penerbitan Surat Edaran Bank Indonesia No.14/7/DPbS tanggal 29 Februari 2012 perihal Produk Qardh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah berlaku sejak 1 maret 2011 ini berdampak sangat besar terhadap praktek ar-rahn pada Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. 7 Perubahan kebijakan BI terhadap regulasi perbankan syariah, menyebabkan pihak manajemen perbankan mengambil sikap merevisi setiap praktek muamalah syariahnya, permasalahannya adalah apabila akad tersebut telah terjadi, kemudian dengan alasan adanya regulasi yang baru pihak manajemen perbankan syariah merombak seluruh aturannya, hal ini akan berimbas merugikan konsumen dan pihak perbankan syariah sendiri. B. Faktor-Faktor Yang Menjadi Kendala Bagi PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah Dalam Pelaksanaan Pembiayaan Ar-Rahn Dengan Akad Al-Qardh 1. Faktor Internal Faktor Internal Bank Syariah Mandiri KCP Petisah adalah penyumbang terbesar dalam menumbuhkan pembiayaan bermasalah. Faktor-faktor kendala internal antara lain: 7 Surat Edaran Bank Indonesia No.14/7/DPbS tanggal 29 Februari 2012 perihal Produk Qardh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

Ivo Farah Zara - 6 a. Kekurang pahaman petugas gadai yang menawarkan produk pembiayaan arrahn kepada masyarakat. 8 Dalam jasa perbankan, yang paling utama menjadi perhatian adalah kualitas pelayanan, karena dengan memberikan pelayanan yang baik, maka akan tercipta kepuasan nasabah yang dapat membentuk loyalitas nasabah. Adapun karakteristik yang digunakan oleh para nasabah dalam mengevaluasi pelayanan tersebut adalah bukti langsung, berupa fasilitas fisik. b. Kekurang telitian petugas gadai bagian analis dalam menilai keaslian emas yang dibawa oleh nasabah. 9 PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah mensyaratkan penyerahan barang yang dilakukan oleh peminjam atau nasabah untuk dilakukan penaksiran nilai objek gadai kepada petugas penaksir, mengingat besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada nilai barang yang akan digadaikan, maka barang yang diterima dari calon nasabah terlebih dahulu harus ditaksir nilainya oleh petugas gadai bagian analis. Penaksir bertanggung jawab atas nilai taksiran yang telah ia tentukan atas objek yang digadaikan, taksiran yang baik akan menghasilkan uang pinjaman yang baik dan sewa modal yang optimal, sebaliknya taksiran yang buruk akan berdampak pada kerugian perusahaan. Penaksir dalam memberikan taksiran nilai yang salah pada objek yang digadaikan nasabah, mengakibatkan penaksir secara pribadi bertanggungjawab untuk menutupi kekurangan atas kerugian yang telah terjadi pada perusahaan. Menurut SOP PT. Bank Syariah Mandiri, apabila petugas gadai bagian analis kurang teliti dalam menilai keaslian emas yang dibawa oleh nasabah maka PT. Bank Syariah Mandiri akan memberikan sanksi pemecatan terhadap petugas yang lalai tersebut. c. Penyesuaian manajemen Lembaga Keuangan Syariah mengenai pembiayaan Ar-Rahn akibat regulasi di bidang gadai syariah. Penerbitan Surat Edaran No.14/7/DPbS tertanggal 29 Februari 2012 tentang qardh beragun emas, memiliki banyak pengaruh bagi praktik pembiayaan 8 Hasil Wawancara dengan Bayu Pratomo, Officer Gadai Bank Syariah Mandiri KCP Petisah, Kamis, 12 Juni 2014 9 Hasil Wawancara dengan Bayu Pratomo, Officer Gadai Bank Syariah Mandiri KCP Petisah, Kamis, 12 Juni 2014

Ivo Farah Zara - 7 ar-rahn. Salah satunya adalah keharusan penyesuaian manajemen Lembaga Keuangan Syariah mengenai pembiayaan Ar-Rahn dari yang jumlah limitnya tidak terbatas menjadi dibatasi senilai Rp.250 jt akibat regulasi di bidang gadai syariah sesuai dengan SE (surat edaran) No. 14/7/DPbs tertanggal 29 Februari 2012 tentang qardh beragun emas, selain itu manajemen Bank Syariah Mandiri Syariah juga menyesuaikan jangka waktu pembiayaan menjadi paling lama 4 bulan dan dapat diperpanjang paling banyak 2 kali. Khusus untuk nasabah UMK dapat diberikan pembiayaan dengan jangka waktu paling lama 1 tahun dengan angsuran setiap bulan dan tidak dapat diperpanjang. 2. Faktor Eksternal Faktor kendala eksternal dapat ditimbulkan dari kendala secara yuridis dan secara sosiologis. a. Secara yuridis. Kendala yuridis ini muncul akibat ketidaksinkronan aturan hukum pembiayaan ar-rahn dengan akad qardh dalam pelaksanaannya di PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah dan terlalu banyaknya aturan main bagi perbankan syariah. Sebagian besar akad dalam Hukum Islam memiliki rukun dan syaratnya yang menjadi pembeda dari masing-masing akad. Rukun dan syarat akad tersebut wajib dinyatakan secara jelas dalam dokumen akad yang akan ditandatangani oleh masing-masing pihak. Terkait dengan Gadai Emas ib di Bank Syariah Mandiri KCP Petisah, Penggunaan istilah penamaan akad qardh dalam rangka rahn telah mengakibatkan ketidakjelasan terhadap seluruh rukun akad. Penamaan tersebut dapat berarti bahwa BSM KCP Petisah dan Nasabah terikat dalam transaksi utang piutang (pinjaman uang) beserta seluruh rukun dan syaratnya, atau bisa juga berarti keduanya terikat dalam transaksi rahn beserta seluruh rukun dan syaratnya. Selain itu, bila ditinjau dari konteks penerapan multi akad, penamaan yang digunakan oleh BSM KCP Petisah telah menggabungkan akad qardh, akad rahn dan akad ijarah yang semestinya tetap dilaksanakan secara terpisah dan berdiri sendiri. Kendala yuridis lainnya mengenai terlalu banyaknya aturan main bagi perbankan syariah, pelaku perbankan syariah sendiri meminta DSN MUI untuk menyederhanakan akad-akad pembiayaan segmen mikro dan ritel. Selama ini,

Ivo Farah Zara - 8 akad di segmen tersebut terlalu rumit, sehingga bank syariah sulit bersaing dengan perbankan konvensional. b. Secara Sosiologis Kendala Sosiologis ini muncul akibat nasabah tidak mempunyai itikad baik dengan menggadaikan emas palsu dan ketidaktahuan masyarakat terhadap konsep pembiayaan ar-rahn dengan akad qardh yang sesuai dengan ketentuan hukum Islam. 1) Nasabah tidak mempunyai itikad baik dengan menggadaikan emas palsu Karakter atau watak dari para calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pembiayaan. Dalam prakteknya untuk sampai kepada pengetahuan bahwa calon peminjam tersebut mempunyai watak yang baik dan memenuhi syarat sebagai peminjam tidaklah semudah yang diduga, terutama untuk nasabah debitur yang baru pertama kalinya. Sedangkan untuk nasabah lama yang akan mengulang kreditnya, dapat dilihat dari penampilan atau kinerja (performance) kreditnya pada masa yang lalu. Dari semua informasi telah terkumpul bisa diambil kesimpulan dari segi wataknya, calon peminjam memenuhi syarat atau tidak. Jika tidak permohonan kredit tersebut harus segera ditolak, namun jika memenuhi syarat, maka masih harus pula memenuhi syarat berikutnya. 10 Kekurang telitian petugas gadai bagian analis dalam menilai keaslian emas yang dibawa oleh nasabah juga, menimbulkan peluang bagi nasabah yang beritikad tidak baik dengan melakukan upaya menggadaikan emas palsu. 2) Ketidaktahuan masyarakat terhadap konsep pembiayaan ar-rahn dengan akad qardh yang sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Pengetahuan konsumen tentang informasi perbankan syariah akan memberi dampak terhadap perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan rangkaian keputusan-keputusan yang diambil konsumen terhadap produk-produk dari perbankan syariah. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bank syariah menjadi isu strategis dalam pengembangan bank syariah di masa yang akan datang. Semakin baik pengetahuan tentang bank syariah semakin 10 Rachmat Firdaus, dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank Umum, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm.83.

Ivo Farah Zara - 9 tinggi kemungkinan untuk mengadopsi bank syariah. Sebagian besar masyarakat yang mengadopsi bank syariah masih dominan dipengaruhi oleh emosi keagamaan belum berdasarkan pada pemahaman rasional yang baik mengenai pembiayaan syariah yang sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Pemahaman yang baik dari nasabah mengenai perbankan syariah memiliki pengaruh positif terhadap keputusan menjadi nasabah pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah, sekaligus menjadi kontrol sosial terhadap produk-produk perbankan syariah yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum Islam. C. Upaya PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah Untuk Mengatasi Problematika Dalam Pelaksanaan Pembiayaan Ar-Rahn Dengan Akad Al-Qardh 1. Melaksanakan Prinsip Kehati-hatian Bank Syariah Mandiri KCP Petisah dalam rangka melaksanakan prinsip kehati-hatian berpedoman pada prinsip 5 C dan 7 P. Prinsip 5 C, antara lain: a. Character atau watak calon nasabah b. Capital atau Modal calon nasabah c. Capacity atau kemampuan calon nasabah d. Condition of Economi atau kondisi ekonomi calon nasabah e. Collateral atau agunan calon nasabah Dalam konteks agunan ini berlaku prinsip, bahwa semua bentuk pembiayaan dapat dimintakan agunan. Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari 2 (dua) segi yaitu: 1) Segi ekonomis yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan digunakan. 2) Segi yuridis apakah agunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai agunan. Sedangkan prinsip 7 P, antara lain: a. Personality b. Party c. Purpose d. Prospect e. Payment f. Profitability g. Protection.

Ivo Farah Zara - 10 2. Menyesuaikan Ketentuan Pembiayaan Ar-Rahn Dengan Ketentuan BI Untuk mengatasi persoalan hukum terkait regulasi BI yaitu Surat Edaran (SE) No.14/7/DPbs tertanggal 29 Februari 2012 tentang qardh beragun emas, pihak manajemen Bank Syariah Mandiri telah menyesuaikan syarat dan ketentuan mengenai produk pembiayaan ar-rahn dengan akad al-qardh sebagaimana diatur dalam ketentuan BI tentang qardh beragun emas tersebut. Syarat dan Ketentuan Produk Pembiayaan Ar-Rahn dengan Akad Al- Qardh di Bank Syariah Mandiri KCP Petisah setelah menyesuaikan dengan ketentuan BI, adalah sebagai berikut: 11 a. Pembiayaan mulai dari Rp 500.000,00 sampai dengan Rp 250.000.000,00. b. Jaminan berupa emas (perhiasan atau batangan) minimal 16 karat. c. Jangka waktu 4 bulan dan dapat diperpanjang maksimal dua kali. d. Memiliki rekening di Bank Syariah Mandiri. 3. Melaksanakan SOP Analisis Objek Ar-Rahn Untuk mengatasi kendala internal Bank Syariah Mandiri KCP Petisah terkait permasalahan kekurang telitian petugas gadai bagian analis dalam menilai emas yang dibawa nasabah, Bank Syariah Mandiri KCP Petisah menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) bagi analis objek ar-rahn sehingga diharapkan kesalahan dalam menilai dan menganalisis keaslian emas yang dibawa nasabah dapat ditekan dan dihindari. Dalam SOP analisis objek ar-rahn tersebut juga diatur mengenai sanksi yang dijatuhkan pada petugas gadai bagian analis. Mengenai tata cara penaksiran objek ar-rahn di Bank Syariah Mandiri KCP Petisah pedoman penaksirannya adalah sebagai berikut: 12 a. Petugas gadai melihat Standar Harga Emas yang ditetapkan oleh Divisi Usaha Syariah. Standar Harga Emas tersebut selalu disesuaikan dengan perkembangan harga pasar emas. b. Petugas gadai melakukan penentuan karatase dan berat emas dengan menggunakan metode uji kimia dan berat jenis, yaitu : 1) Metode jarum uji emas 11 Hasil Wawancara dengan Bayu Pratomo, Officer Gadai Bank Syariah Mandiri KCP Petisah, Kamis, 12 Juni 2014 12 Hasil Wawancara dengan Bayu Pratomo, Officer Gadai Bank Syariah Mandiri KCP Petisah, Kamis, 12 Juni 2014

Ivo Farah Zara - 11 Pengujian dengan metode ini adalah dengan membandingkan kecepatan pelarutan goresan emas yang diuji terhadap kecepatan pelarutan goresan dari jarum uji yang sudah diketahui karatasenya. Alat-alat yang digunakan dalam metode ini antara lain : a). Jarum uji emas b). Batu uji c). Larutan uji emas yaitu asam nitrat dan asam chlorida. d). Loupe (kaca pembesar) 10x e). Botol air uji emas yang berwarna gelap f). Gelas ukur kimia untuk takaran campuran zat kimia. g). Pipet tetes dan kertas tissue. 2) Metode berat jenis Metode ini memakai hukum Archimedes yaitu mengukur berat jenis barang emas dan membandingkannya dengan berat jenis standar emas (19,30 gr/cc). Alat-alat yang digunakan dalam metode ini antara lain : a). Timbangan (elektronik atau manual) b). Gelas ukur atau bejana tempat air c). Air murni d). Tempat timbangan emas atau tali pengikat c. Petugas gadai menentukan nilai taksiran dan pembiayaan sesuai dengan ketetapan Bank Syariah Mandiri. Dengan rumus : 13 Nilai Taksiran = berat emas x harga emas saat ini Maksimal pembiayaan yang diberikan 1) Batangan = 90% x nilai taksiran 2) Perhiasan = 85% x nilai taksiran Pembiayaan tergantung permintaan nasabah Biaya pemeliharaan 1) Batangan = 1,13% x nilai taksiran 2) Perhiasan = 1,3% x nilai taksiran 13 Bank Syariah Mandiri Gadai Emas, www.syariahmandiri.co.id/category/consumerbanking/emas/gadai-emas-bsm/, terakhir diakses tanggal 13 Juni 2014

Ivo Farah Zara - 12 Biaya administrasi : Jangka waktu 4 bulan Tabel 1 Tabel Biaya Administrasi Berat Biaya Administrasi 5-10 25.000 15-25 35.000 30-35 45.000 40-50 55.000 55-65 65.000 70-75 75.000 80-90 85.000 95-100 95.000 Sumber: Bank Syariah Mandiri KCP Petisah 2014 Biaya administrasi termasuk biaya asuransi telah ditentukan oleh pihak penerima gadai dan harus dibayar secara tunai pada saat pencairan kredit. 4. Mengadakan Pelatihan Terhadap Petugas Pembiayaan Ar-Rahn Untuk menjadi bankir di perbankan syariah, idealnya, tidak hanya menguasai hal teknis namun juga mampu memasukkan ruh islam dalam perilaku sehari-hari, baik sebagai bankir maupun sebagai individu di masyarakat. Pengembangan Sumber Daya Insani, sesuai dengan misinya akan mendukung dan meningkatkan dukungannya secara aktif melalui sebuah sistem yang dapat menjadikan setiap pegawai Bank Syariah Mandiri bangga menjadi bagian dari Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri sendiri sudah menyiapkan strategi untuk pencapaian target pembiayaan gadai emas syariah seperti penambahan gerai layanan gadai, mengenakan biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang rendah, serta peningkatan kualitas SDM dengan mengadakan pelatihan-pelatihan officer gadai secara berkala. 5. Menjalankan Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri KCP Petisah Secara Lebih Konsisten Bank Syariah Mandiri (Bank Syariah Mandiri) menganut prinsip-prinsip operasi sebagai berikut: a. Prinsip keadilan, b. Prinsip kemitraan,

Ivo Farah Zara - 13 c. Prinsip keterbukaan, d. Prinsip Universalitas. IV. Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan 1. Problematika yang dihadapi PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah dalam pelaksanaan pembiayaan ar-rahn dengan akad al-qardh antara lain Pertama, Problematika Hukum berupa adanya ketidaksingkronan antara Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 26/DSN-MUI/III/2002 dengan pelaksanaan pembiayaan Ar-Rahn dengan akad Al-Qardh di PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah. Kedua, Problematika Sosial yaitu ketidaktahuan masyarakat terhadap konsep pembiayaan ar-rahn dengan akad al-qardh. Ketiga, Problematika Manajemen Perusahaan yang menjadi salah satu masalah yang dihadapi dalam praktek pembiayaan ar-rahn dengan akad al-qardh adalah penyesuaian manajemen lembaga keuangan syariah terhadap adanya perubahan regulasi di bidang pembiayaan ar-rahn. 2. Faktor-faktor yang menjadi kendala bagi PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah dalam pelaksanaan pembiayaan ar-rahn dengan akad qardh terdiri dari Faktor Kendala Internal, yaitu dari manajemen perusahaan PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah berupa kekurang pahaman petugas gadai yang menawarkan produk pembiayaan ar-rahn kepada masyarakat, selain itu kekurang telitian petugas gadai bagian analis dalam menilai keaslian emas yang dibawa oleh nasabah juga menjadi faktor penghambat secara internal walaupun SOP PT. Bank Syariah Mandiri memberikan sanksi pemecatan terhadap petugas yang lalai tersebut. Selanjutnya, adanya penyesuaian manajemen Lembaga Keuangan Syariah mengenai pembiayaan ar-rahn dengan akad qardh akibat regulasi di bidang pembiayaan ar-rahn sesuai dengan SE (surat edaran) Bank Indonesia No. 14/7/DPbs tertanggal 29 Februari 2012 tentang qardh beragun emas. Sedangkan Faktor Kendala Eksternal dapat ditimbulkan dari dua sisi, yakni secara yuridis terdapat ketidaksinkronan aturan hukum pembiayaan ar-rahn dengan akad qardh dalam pelaksanaannya di PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah, dan secara sosiologis yaitu masih terdapat nasabah yang beritikad tidak baik dengan

Ivo Farah Zara - 14 menggadaikan emas palsu, ketidaktahuan masyarakat terhadap konsep pembiayaan ar-rahn dengan akad qardh yang sesuai dengan ketentuan hukum Islam. 3. Upaya PT. Bank Syariah Mandiri KCP Petisah untuk mengatasi problematika dalam pelaksanaan pembiayaan ar-rahn dengan akad al-qardh adalah melaksanakan prinsip kehati-hatian dengan melakukan BI Checking, meneliti karakter, kemampuan, modal dan jaminan nasabah, meneliti keaslian logam emas yang dibawa nasabah sesuai dengan SOP analisis objek gadai, menyesuaikan ketentuan ar-rahn dengan ketentuan BI, melaksanakan SOP analisis objek ar-rahn di lingkungan BSM KCP Petisah, mengadakan pelatihan terhadap petugas pembiayaan ar-rahn, dan menjalankan prinsip operasional secara lebih konsisten. B. Saran 1. Karena dalam penelitian ini tampak bahwa nasabah berada pada posisi cukup lemah atau cukup dirugikan, maka dalam penentuan hak dan kewajiban para pihak pada setiap akad pembiayaan syariah seharusnya dilaksanakan dengan tidak berat sebelah atau seimbang, sehingga dengan demikian akan tercipta posisi tawar (bargaining power) dan kedudukan yang seimbang bagi para pihak yang berakad baik pihak nasabah maupun pihak bank. 2. Perbankan syariah dalam pelaksanaan Rahn emas sebaiknya memisahkan antara akad yang berbentuk hutang-piutang (akad qardh) dengan akad ijarah atas sewa tempat penyimpanan emas (bukan menjadi hybrid contract) sehingga dengan demikian perbankan syariah akan terhindar dari adanya kemungkinan unsur riba dalam pelaksanaan Rahn emas tersebut. 3. Bank Syariah Mandiri diharapkan meningkatkan sosialisasi yang tidak hanya berorientasi pada publikasi eksistensi perusahaan tetapi juga penekanan pada pemahaman masyarakat khususnya nasabah berupa sosialisasi yang sifatnya informatif dan edukatif, melalui sarana kunjungan, penyuluhan, publikasi berbagai media massa, dan sponsorship. Adapun melalui kegiatan tersebut diharapkan pengetahuan nasabah mangenai perbankan syariah akan semakin meningkat.

Ivo Farah Zara - 15 V. Daftar Pustaka A. Buku-Buku Firdaus, Rachmat. dan Maya Ariyanti. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung: Alfabeta. 2008. Soemitro, Ronny Hanitijo. Metodologi Penelitian Hukum dan Juritmetri. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1990. B. Peraturan Perundang-Undangan Fatwa DSN MUI No 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Gadai Emas. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Surat Edaran Bank Indonesia No.14/7/DPbS tanggal 29 Februari 2012 perihal Produk Qardh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. C. Internet Bank Syariah Mandiri Gadai Emas, www.syariahmandiri.co.id/ category/consumer-banking/emas/gadai-emas-bsm/, terakhir diakses tanggal 13 Juni 2014. Hukum Gadai Emas, http://thetrulymoeslim.wordpress.com/tag/hukum-gadaiemas-dalam-islam/#footer, terakhir diakses 29 Juni 2014. Kliping Berita, Bank Syariah Mandiri Sinergi dengan Bank Mandiri Perluas Layanan Gerai Emas, http://www.syariahmandiri.co.id/2013/08/bsmsinergi-dengan-bank-mandiri-perluas-layanan-gadai-emas/, terrakhir diakses tanggal 13 Maret 2014. Republika Online, Dampak Aturan BI, Gadai Emas Turun Rp. 3 Trilyun, http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/13/04/10/ml1sz8- dampak-aturan-bi-gadai-emas-turun-rp-3-triliun, terakhir diakses tanggal 29 Juni 2014. Syariah Mandiri, Bank Syariah Mandiri Pangkas Target Gadai Emas, http://www.syariahmandiri.co.id/2013/06/bsm-pangkas-target-gadaiemas/, terakhir diakses tanggal 29 Juni 2014.