BAB I PENDAHULUAN. model kepemimpinan path goal theory yang dikembangkan oleh House (1971)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi tersebut. Sehingga, untuk tercapainya tujuan organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia bisnis akuntansi yang menyediakan pelayanan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB I PENDAHULUAN. (compliance audit) dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003).

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini adalah path goal theory

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah akuntan publik 1016 orang. Jumlah ini meningkat pesat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada anggota organisasinya. Apabila organisasi dapat mengelola

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh akuntan publik adalah sumber daya akuntan publik yang tersedia.

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif

BAB I PENDAHULUAN. akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat bekerja, baik dari atasan, bawahan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada Bab IV diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh gaya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada sebuah organisasi pelayanan jasa baik profit dan nonprofit, faktor

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku

TEGUH SETYA NUGROHO B

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Path goal theory leadership adalah sebuah teori kepemimpinan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi

PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA AUDITOR

PERTEMUAN VI KEPEMIMPINAN (PENDEKATAN DARI SEGI SITUASI)

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jenis jasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial. untuk beroperasi lebih efisien dan efektif. Untuk itu pihak manajemen harus

BAB1 PENDAHULUAN. negara semakin lama semakin dekat. Dengan adanya hal tersebut maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan Dalam Perilaku Organisasi

Teori Kepemimpinan Fiedler

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dibutuhkan informasi

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada BAPPEDA Pemkot Tegal)

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Kepuasan itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan merupakan salah satu isu dalam manajemen yang masih cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini.

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional

INDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. karena mempunyai peran yang besar di suatu perusahaan. Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki laporan keuangan yang

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. ikut sertanya pemerintah dalam ASEAN Free Trade Area (AFTA). Ikut sertanya

BAB I PENDAHULUAN. dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan tercapainya sebuah tujuan dari sebuah organisasi, tak dapat. peran aktif sumber daya manusia didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kepuasan kerja karyawan. dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. diaudit oleh auditor yang kompeten, agar nantinya hasil audit tidak menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat bahkan lebih tinggi dari kinerja karyawan perusahaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik mempunyai peran penting dalam penyediaan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. negara serta pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) atau masyarakat

Oleh Mahasiswa : Vivi Aurora Mezal Pembimbing : Amir Hasan dan Sem Paulus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja organisasi yang optimal tergantung pada. bagaimana organisasi memanfaatkan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap laporan keuangan perusahaan sehingga dapat meningkatkan kredibilitas

BAB I PENDAHULUAN. yang dikehendaki, serta mempertahankan guru yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. di dalam bidang bisnis. Ada dua tanggung jawab akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Internal Audit State of the Profession 2013 survey yang digelar oleh PwC AS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya secara lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Psi Sosial. Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dan masalah yang dihadapi semakin UKDW

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Sumber Daya Manusia merupakan salah satu elemen terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. fisik dan motivasi terhadap kepuasan kerja, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi organisasi, namun sebuah sistem pengendalian tertentu hanya efektif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. artinya dapat dengan mudah berubah atau menyesuaikan diri dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. tantangan perkembangan bak regional, nasional maupun global. dimiliki perusahaan dalam proses pencapaian tujuan perusahaan.

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 59

PENGARUH LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA AUDITOR (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Bali)

BAB V PENUTUP. perumusan serta tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya skandal Enron tahun 2001 yang lalu, yang melahirkan UU SOX di

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci. dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen yang efektif memastikan tingkat keselaran tujuan yang tinggi antara individu dan organisasi. Untuk mencapai keselarasan tujuan, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi anggota organisasinya agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok demi pencapaian tujuan. Bentuk pengaruh tersebut dapat secara formal seperti tingkat manajerial pada suatu organisasi. Penelitian tentang gaya kepemimpinan telah berkembang pesat dan perhatiannya pada efektifitas kepemimpinan yang menghubungkan perilaku pemimpin dengan kepuasan dan motivasi bawahan. Kepuasan kerja merupakan faktor kritis untuk dapat tetap mempertahankan individu yang berkualifikasi baik. Aspek-aspek spesifik yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu kepuasan yang berhubungan dengan gaji, keuntungan, promosi, kondisi kerja, supervisi, praktek organisasi dan hubungan dengan rekan kerja (dalam Cecilia&Gudono 2007). Gaya kepemimpinan dengan pendekatan kontinjensi yang sering digunakan dalam penelitian-penelitian akuntansi salah satu diantaranya yaitu model kepemimpinan path goal theory yang dikembangkan oleh House (1971) yaitu bahwa perilaku seorang pemimpin yang didambakan para bawahannya adalah perilaku yang dipandang sebagai salah satu sumber kepuasan. House (1971) mengemukakan bahwa dalam model path goal terdapat dua kelompok variabel kontinjensi yaitu faktor bawahan dan faktor lingkungan. Faktor bawahan berupa locus of control, pengalaman dan kemampuan yang dirasakan,

sedangkan faktor lingkungan berupa struktur tugas, sistem otoritas formal dan kelompok kerja. Pada peneliatian House diatas bahwa gaya kepimpinan tersusun dalam dua variabel, yaitu faktor bawahan dan faktor lingkungan.faktor bawahan berupa locus of control, pengalaman dan kemampuan yang dirasakan berkaitan dengan cara pandang karyawan dalam menghadapi pekerjaan sedangkan faktor lingkungannya berupa struktur tugas, sistem otorasi formal dan kelompok kerja berkaitan dengan kondisi pekerjaan yang terjadi ketika menjalankan tugas yang diberikan. Faktorfaktor inilah yang berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan. Pola tindakan pemimpin secara keseluruhan diartikan sebagai gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan mewakili keterampilan dan sikap dari seorang pemimpin. Kepemimpinan yang baik dalam suatu organisasi didukung oleh budaya organisasi yang baik pula. Pemimpin merupakan bagian dari budaya organisasi, tetapi seorang pemimpin juga memiliki kemungkinan untuk bertindak sebagai agen perubahan dalam budaya (Ria Satawati 2014:18). Gaya kepemimpinan dengan pendekatan kontijensi yaitu model kepemimpinan path goal theory yang dikembangkan oleh House (1971:4) menyatakan bahwa perilaku seseorang pemimpin yang didambakan para bawahannya adalah perilaku yang dipandang sebagai salah satu sumber kepuasan kinerja. Perilaku pemimpin harus sesuai dengan kondisi yang ada agar kepuasan kerja dapat terjapai karena penerapan perilaku kepemimpinan yang tepat dapat membantu karyawan dalam menyelesaikan masalah yang ada pada saat bekerja. Pada umumnya para karyawan mengharapkan para atasannya dapat ikut berperan serta dalam pemecahan masalah yang ada. Pemecahan masalah yang dilakukan bersama dengan para bawahan akan membuat para bawahan merasa puas diakrenakan dirinya dianggap penting dalam organisasi. Gagasan-gagasan yang muncul dari

para karyawan jika dipertimangkan akan membuat karyawan merasa dianggap dalam organisasi tersebut oleh karena itu kepuasan dalam bekerja akan tercipta. Dalam path theory (dalam Cecilia Engko&Gudono,2007:4) terdapat empat gaya kepemimpinan yaitu directive leader, suportive leader, partipasif leader, dan orientation of goal leader. Gaya kepemimpinan direktif Lebih banyak keputusan dominan dari pemimpin. Karyawan tinggal menjalankannya saja. Mungkin karena risikonya besar atau menyangkut hal politis mungkin karena karyawannya (dianggap) belum cukup kompeten. Pendekatan to-down, menurut istilah lain. Pendekatan organisasi dilakukan secara sistem. Dengan pendekatan ini, tugas bisa dilakukan dengan lebih cepat, dan sempurna. Tapi, dalam longterm, mungkin tidak semua karyawan merasa damai dengan kondisi ini. Kecuali untuk karyawan-karyawann yang memang tertantang dalam kondisi ini Gaya kepemimpinan suportif, pemimpin senantiasa melibatkan diri dalam suatu masalah yang dihadapi karyawan, hingga masalah tuntas. Cocok untuk organisasi dalam kondisi yang stabil. Tugas cukup, dengan resource yang cukup, dan waktu yang realistis. Pendekatan organisasi dilakukan secara system. Pendekatan ini bagus untuk long-term, tapi memerlukan pemimpin yangg cukup kharismatik kadang orang bisa menerapkan gaya kepemimpinan di lingkungan yang berbeda sedangkan Gaya kepemimpinan pasrtisipasif adalah Dalam hal ini komunikasi dua arah ditingkatkan dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut atau bawahan (Sutapa 2010:24). Hal ini sudah sewajarnya karena pengikut atau bawahan memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kepemimpinan partisipatif memberikan manfaat-manfaat potensial, tetapi keberadaan manfaat tersebut bergantung kepada partisipan,

banyaknya pengaruh yang dimiliki partisipan, dan aspek-aspek lain situasi keputusan. Empat manfaat potensial termasuk kualitas keputusan yang lebih baik, penerimaan keputusan yang lebih baik oleh partisipan, kepuasan lebih tinggi dengan proses pengambilan keputusan yang ada, dan pengembangan keahlian pengambilan keputusan. Melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan cenderung meningkatkan kualitas keputusan ketika partisipan memiliki informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki atasannya dan bersedia bekerja sama dalam menemukan solusi yang baik untuk masalah yang dihadapi. Kerjasama dan berbagi pengetahuan akan tergantung pada seberapa jauh partisipan mempercayai pemimpinnya dan memandang proses pengambilan keputusan yang dilakukan sah dan bermanfaat. Jika partisipan dan pemimpin mempunyai tujuan yang berbeda partisipasi akan cenderung menurunkan kualitas keputusan. Meskipun dengan kerjasama tinggi, tidak ada jaminan bahwa partisipasi akan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Proses keputusan yang dilakukan oleh kelompok akan menentukan kemampuan anggota kelompok untuk mencapai persetujuan, dan hal itu akan menentukan seberapa jauh keputusan yang diambil mempu menggabungkan keahlian dan pengetahuan anggotanya. Ketika anggota organisasi memiliki persepsi masalah yang berbeda atau prioritas akan hasil yang berbeda, akan sulit memproleh keputusan dengan kualitas yang baik. Kelompok bisa gagal mencapai persetujuan atau menyelesaikannya dengan kompromi-kompromi yang jelek. Akhirnya, aspek-aspek lain situasi keputusan seperti tekanan waktu, jumlah partisipan, dan kebijakan-kebijakan formal, membuat beberapa bentuk partisipasi menjadi tidak praktis. Orang yang memiliki pengaruh yang dapat dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan cenderung berpersepsi bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan orang

Ketiga gaya tersebut diharapkan dapat memberi saran agar kepemimpinan dapat dilakukan sesuai dengan keadaan karena situasi yang berubah-ubahkarena gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dapat menghambat pekerjaan yang ada. Penyelesaian ini memberikan jalan keluar tebaik ketika permasalahan muncul pada saat bekerja Penelitian tentang gaya kepimimpinan telah berkembang pesat dan perhatiannya pada efektifitas kepemimpinan yang menghubungkan perilaku pemimpin dengan kepuasan dan motivasi bawahan. Penelitian ini mencoba untuk menerapkan model-model kepemimpinan dalam lingkunag kerja auditor dan mengusulkan penggunaan model kepemimpinan untuk menganalisis kepuasan dan motivasi auditor karena dengan gaya kepemimpinan yang tepat diharapkan dapat memberi masukan dan memecahkan masalah yang dihadapi ketika auditor melaksanakan tugasnya. Pentingnya penerapan gaya kepemimpinan yang tepat dakan menciptakan kepuasan kerja pada saat auditor melaksanakan tugasnya. Misalnya pada saat pengambilan keputusan, pemimpin tim diharapkan mendengarkan gagasan-gagasan bawahannya agar tercipta suatu keputusan yang berdasarkan keputusan bersama. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Cecilia & Gudono (2007) menunjukkan bahwa kompleksitas tugas tidak dapat memoderasi antar gaya kepemimpinan direktif dan kepuasan kerja, hal ini dikarenakan ketika sebelum melakukan penugasan audit para auditor yunior diberikan mengenai apaapa saja yang harus dilakukan menurut prosedur yang berlaku sehingga gaya kepemimpinan direktif, yaitu gaya kepemimpinan yang mengarahkan dan menjelaskan tugas yang dianggap terlalu berlebihan tetapi pada gaya suportif, yaitu gaya kepemimpian yang menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap

kesejahteraan auditor bawahan, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin rendah kompleksitas tugas maka gaya kepemimpian suportif dapat meningkatkan kepuasan kerja, artinya tugasnya tidak terlalu banyak, bukti-bukti transaksi juga tidak terlalu banyak, tugas yang yang dirasakan terlalu monoton, pekerjaan yang diberikan tidak terlalu menantang dapat mengakibatkan ketidakpuasannya terhadap pekerjaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal ini seseorang pemimpin harus menunjukkan perhatian dan kepeduliaannya terhadap kesejahteraan auditor bawahan, memberi feedback yang jujur dan terbuka, memberi pujian terhadap pekerjaan yang dilakukan dengan baik, memperlakukan auditor bawahan sebagai profesional, meminimalkan stres yang berkaitan dengan pekerjaan yaitu dengan membantu dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pekerjaannya, pemimpin tim dapat membantu auditor bawahan untuk mengenali peluang kerja dimasa depan dengan demikian hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja auditor bawahan, sedangkan pada locus of control eksternal, locus of control eksternal tidak dapat memoderasi hubungan antar gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja tetapi pada locus of control internal akan meningkatkan hubungan antara gaya kepemimpinan suportif dan kepuasan kerja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cecilia & gudono (2007) mendorong penulis untuk meneliti kembali apakah kompleksitas tugas dan locus of control dapat memoderasi hubungan antara gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja auditor yunior dengan menggunakan path theory of leadership.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul penelitian : Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Locus Of Control terhadap Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Medan 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka peneliti ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut, yaitu: 1. Apakah locus of control berpengaruh dalam hubungan antara gaya kepemimpinan direktif dan kepuasan kerja. 2. Apakah locus of control berpengaruh dalam hubungan antara gaya kepemimpinan suportif dan kepuasan kerja. 3. Apakah locus of control berpengaruh dalam hubungan antara gaya kepemimpinan partisipasif dan kepuasan kerja. 4. Apakah Kompleksitas tugas berpengaruh terhadap kepuasan kerja. 1.3 Pembatasan Masalah Walaupun identifikasi masalah telah ditetapkan, namun masih diperlukan adanya pembatasan masalah untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah penelitian ini. Untuk mempermudah penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan tentang pengaruh kompleksitas tugas dan locus of control terhadap hubungan antara gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Medan.

1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apakah locus of control mempengaruhi hubungan antara gaya kepemimpinan Direktif dan kepuasan kerja. 2. Apakah locus of control mempengaruhi hubungan antara gaya kepemimpinan Suportif dan kepuasan kerja. 3. Apakah locus of control mempengaruhi hubungan antara gaya kepemimpinan Partisipasif dan kepuasan kerja 4. Apakah Kompleksitas Tugas dapat mempengaruhi kepuasan kerja. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk menguji secara empiris apakah ada pengaruh Apakah kompleksitas tugas dan locus of control terhadap hubungan antara gaya kepemimpinan yang akan mempengaruhi kepuasan kerja auditor. 1.6 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat antara lain kepada 1. Kantor Akuntan Publik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja auditor, serta pemahaman tentang kompleksitas tugas dan locus of control. 2. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis mengenai perilaku auditor, khususnya mengenai pengaruh kompleksitas

tugas dan locus of control terhadap hubungan antara gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja auditor. 3. Penelitian Selanjutnya Bagi lingkungan akademisi penelitian ini diharapkan menjadi bahan reverensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang kompleksitas tugas dan locus of control terhadap hubungan antara gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja auditor.