BAB I PENDAHULUAN. internasional begitu cepat dan dekat. Sekat-sekat geografis menjadi lebih cair.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bisa kita hindari. Revolusi di berbagai bidang baik dalam bidang teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan narkoba menjadi

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2005), hlm Jalaluddin, Psikologi Agama, edisi revisi 2005, (Jakarta: Raja

A. Latar Belakang Masalah

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sekolah tampak cukup pesat, terutama di kota-kota besar. (TPA), Taman Kanak-Kanak Al Qur an (TKA), Madrasah Diniyah,

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar batasan-batasan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

Membangun Karakter Kreatif pada Siswa Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Pembuatan Kerajinan Recycle

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

Dalam era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan informasi yang

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui, teknologi adalah suatu kreasi yang telah menjadi bagian

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

PENDAHULUAN. Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. dengan mudahnya mengakses berbagai informasi, pengetahuan penggunaan

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan tidak dapat diperoleh begitu saja

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

BAB I PENDAHULUAN. aspek pribadi manusia lahir dan batin, agar terbentuk menjadi manusia seutuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, berkembang pula tingkat kehidupan manusia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

Sahabat. Assalamu alaikum Wr. Wb Orang bijak berkata;

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pada aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Upaya untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB I PENDAHULUAN. didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Inilah sebabnya mengapa Islam sangat memperhatikan masalah keluarga dari pada

BAB I PENDAHULUAN. lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

KENAKALAN REMAJA DAN SOLUSINYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang berlangsung pada saat ini memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku remaja zaman sekarang. Perubahan yang sangat cepat dirasakan adalah globalisasi. Globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi telah menciptakan hubungan antar wilayah baik dalam ruang lingkup lokal, nasional dan internasional begitu cepat dan dekat. Sekat-sekat geografis menjadi lebih cair. Informasi yang mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku remaja zaman sekarang. Globalisasi sudah menembus semua penjuru dunia, bahkan sampai daerah terpencil sekalipun, masuk kerumah-rumah, dan membombardir pertahanan moral dan agama, sekuat apapun dipertahankan. Televisi, Internet, Koran, Handphone, dan lain-lain adalah media informasi dan komunikasi yang berjalan dengan cepat, menggulung sekat-sekat tradisional yang selama ini dipegang kuat. Moralitas menjadi longgar. Sesuatu yang dahulu dianggap tabu, sekarang menjadi biasa-biasa saja. Cara berpakaian, berinteraksi dengan lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan menikmati narkoba menjadi trend dunia modern yang sulit ditanggulangi. Akhirnya karakter anak bangsa berubah menjadi rapuh, mudah diterjang ombak, terjerumus dalam ternd budaya yang melenakan, dan tidak memikirkan akibat 1

yang ditimbulkan. Prinsip-prinsip moral, budaya bangsa, dan perjuangan hilang dari karakteristik mereka. Inilah yang menyebabkan dekadensi moral serta hilangnya kreativitas bangsa. Sebab, ketika karakter suatu bangsa rapuh, maka semangat berkreasi dan berinovasi dalam kompetensi yang ketat akan mengendur, kemudian akan dikalahkan oleh semangat konsumerisme, hedonisme, dan permisifme yang instan dan menenggelamkan. 1 Selaras dengan jiwa remaja anak berada dalam transisi dari masa anakanak menuju kedewasaan, maka kesadaran beragama pada masa remaja berada dalam keadaan peralihan dari kehidupan beragama anak-anak menuju kemantapan beragama. Disamping keadaan jiwanya yang labil dan mengalami kegoncangan, daya pemikiran abstrak, logik dan kritik mulai berkembang. Emosinya semakin berkembang, motivasinya mulai otonom dan tidak dikendalikan oleh dorongan biologis semata. Keadaan jiwa remaja yang demikian itu nampak pula dalam kehidupan agama yang mudah goyah, timbul kebimbangan, kerisauan dan konflik batin. Disamping itu remaja mulai menemukan pengalaman dan penghayatan ke-tuhanan yang bersifat individual dan sukar digambarkan kepada orang lain seperti dalam pertobatan. Keimanannya mulai otonom, hubungan dengan tuhan makin disertai kesadaran dan kegiatannya dalam bermasyarakat makin diwarnai oleh rasa keagamaan. 2 1 Jamal Ma mur Asmani, buku panduan internalisasi pendidikan karakter di sekolah (Jogjakarta: Diva Press, 2013), Hal. 7-8. 2 Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila (Bandung: Sinar Baru Algensindo 2001), Hal. 43-44. 2

Dalam kehidupan sosial dikenal bentuk tata aturan yang di sebut norma. Norma dalam kehidupan sosial merupakan nilai-nilai luhur yang menjadi tolak ukur tingkah laku sosial. Jika tingkah laku yang di perlihatkan sesuai dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku tersebut dinilai baik dan diterima, sebaliknya, jika tingkah laku tersebut tidak sesuai atau bertentangan dengan norma yang berlaku, maka tingkah laku tersebut dinilai buruk dan ditolak. Tingkah laku yang menyalahi norma yang berlaku ini disebut dengan tingkah laku yang menyimpang.3 Menuju kepada permasalahan, remaja Desa Ngreco pada saat itu sangat minim tentang masalah keagamaan. Kebanyakan dari mereka itu lebih mementingkan dengan urusan duniawi, sehingga mereka terlena dengan kepentingan akhirat, yang berlandaskan sikap dan norma-norma agama. dia lebih menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang hidup di jalanan, kumpul-kumpul di tempat yang mereka sukai, dan berhura-hura bersama teman-temannya demi menghabiskan waktunya. Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi perilaku menyimpang di kalangan masyarakat secara luas maka di dilakukan pendekatan-pendekatan secara kekeluargaan dilingkungan tempat ia tinggal. Selain itu, saat ini selain keluarga dan lingkungan sekitar termasuk lingkungan bermain para remaja itu, peran media teknologi juga ikut mempengaruhi seseorang untuk mencegahnya berperilaku menyimpang. Adapun upaya pencegahan perilaku menyimpang dilakukan melalui beberapa pendekatan. 3 Jalaluddin, Psiklogi Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Hal. 259-260. 3

Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia mencakup seluruh kehidupan manusia. Disamping menjadi pedoman hidup, Islam menurut para pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus didakwahkan dan memberikan pemahaman sebagai ajaran yang terkandung didalamnya. Saran yang dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai agama tersebut antara lain melalui majis Ta lim yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai tersebut. Pada hakekatnya yang disebut pendidikan adalah proses pembimbingan, pembelajaran dan atau pelatihan terhadap anak, generasi muda, manusia agar nantinya bisa berkehidupan dan melaksanakan peranan serta tugas-tugas hidupnya dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian pendidikan Islam dapat diartikan sebagai proses pembimbingan, pembelajaran, atau pelatihan agar manusia menjadi muslim atau orang Islam. 4 Majlis Ta lim sebagai salah satu bentuk pendidikan Islam yang bersifat Non formal, tampak memiliki kekhasan tersendiri. Dari segi nama jelas kurang lazim di kalangan masyarakat Islam Indonesia bahkan sampai di negeri arab nama itu tidak dikenal, meskipun akhir akhir ini Majlis Ta lim Sudah berkembang pesat. Juga merupakan kekhasan dari Majlis Ta lim adalah tidak terikat pada faham dan organisasi keagamaan yang sudah tumbuh dan berkembang. Sehingga menyerupai kumpulan pengajian yang diselenggarakan atas dasar kebutuhan untuk memahami Islam disela-sela kesibukan bekerja dan bentuk-bentuk aktivitas lainnya atau sebagai pengisi 4 Muhaimin, et.al, Ilmu Pendidikan Islam (Surabaya: Karya Abditama), Hal. 6 4

waktu bagi Ibu-ibu rumah tangga. 5 Pertumbuhan Majlis Ta lim dikalangan masyarakat Desa Ngreco menunjukkan kebutuhan dan hasrat anggota masyarakat tersebut akan pendidikan agama. Pada kebutuhan dan hasrat masyarakat yang lebih luas yakni sebagai usaha memecahkan masalah masalah menuju kehidupan yang lebih bahagia. Meningkatkan tuntutan jamaah dan peranan pendidikan yang bersifat nonformal, menimbulkan pula kesadaran dari dan inisiatif dari para ulama beserta anggota masyarakat untuk memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kwalitas dan kemampuan, sehingga eksistensi dan peranan serta fungsi Majlis Ta lim benar benar berjalan dengan baik. Disamping peranan Majlis Ta lim terdapat pada fungsi di atas Peranan secara fungsional Majlis Ta lim adalah mengokohkan landasan hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral, lahiriah dan batiniahnya, duniawi dan ukhrawiah persamaan (simultan), sesuai tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang kegiatannya. Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita. 6 Metode pembelajaran atau penerapan yang digunakan oleh ketua Majlis Ta lim berbeda dengan Majlis Ta lim pada umumnya, baik melalui kegiatan keagamaan maupun kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti memberi 5 Khozin, Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung, 1996, Hal. 235-236 6 H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-3, Hal. 120 5

santunan anak yatim, memperingati Hari Besar Islam dan Hari Besar Nasional. Kegiatan ini bergilir dari dusun satu ke dusun yang lain pada setiap malam akhad pon. Dengan demikian para remaja lebih tertarik untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Sehingga sampai saat ini mereka para remaja masih istiqomah dalam mengikuti kegiatan Majlis Ta lim tersebut, dan harapannya kegiatan ini akan terus berkembang dan bisa membangkitkan semangat keagamaan masyarakat secara umum, tidak hanya remaja tapi sampai orang-orang tua. Dari hasil observasi di lapangan, peneliti menemukan bahwa kegiatan Majlis Ta lim merupakan proses pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para remaja mampu merefleksikan tatanan normatif yang mereka pelajari dalam realitas kehidupan sehari-hari. Dari uraian diatas, maka penulis merasa tertarik mengkaji masalah peran Majlis Ta lim dalam pembentukan sikap keagamaan remaja tersebut. Oleh karena itu, penulis mengambil judul Peranan Majlis Ta lim Nurul Musthofa Terhadap Sikap Keagamaan Remaja di Desa Ngreco Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan. B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang diteliti adalah : Memberikan wawasan keagamaan, menambah pengetahuan tentang islam sebagai agama yang khaq 6

C. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian adalah Bagaimana peran Majlis Ta lim Nurul Musthofa terhadap sikap keagamaan remaja di Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan?. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam peran Majlis Ta lim Nurul Musthofa terhadap sikap keagamaan remaja di Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan. E. Manfaat Penelitian Nilai guna yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang pendidikan agama Islam bagi remaja. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Majlis Ta lim Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi meneliti pendidikan Majlis Ta lim dan meningkatkan wawasan dan pemahaman yang lebih matang tentang pendidikan dalam Majlis Ta lim. 7

b) Bagi Masyarakat Hasil penelitian tentang pendidikan Majlis Ta lim, diharapkan masyarakat dapat membantu para praktisi pendidikan dan akademisi dalam memposisikan Majlis Ta lim sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai keagamaan. c) Bagi Remaja Hasil penelitian tentang Majlis Ta lim, diharapkan dapat membantu remaja Desa Ngreco dalam memahami keagamaan secara menyeluruh. d) Bagi Pengurus Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi pengurus, khususnya pada tata kelola dalam mengadakan Majlis Ta lim. 8