control group pre-tes pos-test design. Sampel penelitian berjumlah

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KAPASITAS SISTEM ANAEROBIK ANAK USIA 9 SAM PAl 10 TAHUN MELALUI LATIHAN NAIK TURUN BANGKU

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

Bintoro Widodo-Pemberian Latihan Aerobik

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN PEKAN OLAHRAGA MAHASISWA NASIONAL (POMNAS) XI PALEMBANG, Oktober 2009

PRINSIP PROGRAM OLAHRAGA UNTUK KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS METODE MELATIH FISIK PENCAKSILAT. No. Revisi : 00 Tgl. Mar 10 Hal 1 dari 3

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

O2SN SD TINGKAT PROVINSI DIY TAHUN Oleh. Abdul Alim, S.Pd.Kor

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN JOGING DAN JALAN CEPAT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI. Sugeng Purwanto

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

MANFAAT SENAM BAGI KESEHATAN

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

PENGARUH LATIHAN RESTHOCK DAN LATIHAN BEBAN MEDIA KARET TERHADAP KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING. Muhadir Sarifin

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

NARASI PERLUNYA LATIHAN SESUAI DOSIS DAN PRINSIP LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DALAM UPAYA MEMPEROLEH KESEHATAN

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

LATIHAN KELINCAHAN KHUSUS CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN. Supriatna 1, Imam Hariadi 2, Taufik 3 Universitas Negeri Malang

Key word : Sprint, interval anaerob training, work interval, rest interval.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN INCRIMENTAL VERTICAL HOP TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI. I Pt Adi Susanta, I Ketut Sudiana, I Nyoman Sudarmada

PENGARUH PELATIHAN SIDE HOPE SPRINT TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN CABOR PANAHAN KEJURNAS PPLM DAN UKM UPI, BANDUNG, 25 November-1 Desember 2010

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh latihan Senam Ayo

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

KETAHANAN (ENDURANCE)

PERBEDAAN PENGARUH RASIO KERJA ISTIRAHAT LATIHAN INTERVAL ANAEROB DAN KAPASITAS AEROB TERHADAP KECEPATAN LARI 100 METER PUTRA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN INTERVAL TRAINING TERHADAP KEMAMPUAN RENANG GAYA BEBAS PADA KLUB GARUDA LAUT MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Sigit Nugroho Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Program studi Ilmu Keolahragaan FIK UNY

PERAN INTERVAL SPRINT, AKSELERASI SPRINT, HOLLOW SPRINT TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan

PENGARUH LATIHAN INTERVAL ANAEROB

Yan Indra Siregar. Abstrak

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

PENINGKATAN PEMBINAAN PRESTASI LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BERBEBAN SECARA PERIODIK PADA ATLETIK USIA ANAK REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

III. METODELOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yaitu : Untuk mengetahui pengaruh

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

METODE PENELITIAN. yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU)

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SIT-UP THROW TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PUNGGUNG

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

METODOLOGI PENELITIAN. yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

Copyright 2005 by Medical Faculty of Diponegoro University ARTIKEL ASLI

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

PENGARUH PELATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN LARI 60 M TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS)

Progam Latihan Body Building dapat Meningkatkan Massa Otot Mahasiswa IKORA FIK UNY

Perbedaan Pengaruh Latihan Plyometrics dan Berat Badan Terhadap Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Oleh : Arif Nur Setyawan.

(Study Eksperimen pada Atlit Putra Usia Tahun Atletik Sukoharjo)

BAB III METODE PENELITIAN

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2,

INDONESIA PERFORMANCE JOURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin Pekanbaru Jl. HR.

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

(Julian Palar, Ruskin, Zulkifli Lamusu)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 07 Nomor 3 Edisi Maret Tahun 2017 halaman

SURVEY TENTANG KEMAMPUAN MOTOR ABILITY SISWA PUTRA SDN 2 ROMPU-ROMPU KECAMATAN POLEANG TIMUR 1 Oleh: Sahrun 2

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang direncanakan dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

Transkripsi:

PENINGKATAN KAPASITAS SISTEM ANAEROBIK ANAK USIA 9 SAMPAI 10 TAHUN MELALUI LATIHAN NAIK TURUN BANGKU Oleh : *)i Tri Hadi Karyono * }1 Erwin Setyo Kriswanto ** } (Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh latihan aerobik naik turun bangku terhadap peningkatan kapasitas anaerobik, dengan menggunakan rancangan penelitian Ranaomized control group pre-tes pos-test design. Sampel penelitian berjumlah 60 siswa putera Sekolah Dasar Negeri 1 Baureno Bojonegoro berusia 9 sampai dengan 10 tahun, yang dibagi menjadi dua kelompok dengan cara Ordinal Pairing, masing-masing kelompok 30 siswa yaitu kelompok latihan naik turun bangku dan Kelompok kontrol. Latihan diberikan 3 kali seminggu selama 6 minggu, yang dilakukan dengan latihan naik turun bangku setinggi 30 cm kemudian diukur kapasitas anaerobiknya dengan berlari sejauh 50 yard/45,7 meter. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskripsi, uji t, korelasi dengan taraf signifikan 5%. Uji T' sepasang memberikan hasil bahwa kapasitas sistem anaerobik pre-test kelompok latihan naik turun bangku berbeda secara signifikan dengan kapasitas sistem anaerobik post-test{p= 0.0007). Kapasitas sistem anaerobik pada pre-test kelompok kontrol berbeda secara tidak signifikan dengan kapasitas sistem anaerobik post-test (p= Latihan naik turun bangku pada siswa putera usia 9 sampai dengan 10 tahun dapat meningkatkan kemampuan kapasitas sistem anaerobik. Namun peningkatannya tidak signifikan, sehingga pelaksanaan program latihan tetap harus sesuai dengan spesifikasi cabang olahraganya, sistem energi yang paling dominan, dan memperhatikan penambahan beban secara teratur/prinsip over /oad. Kata Kunci: Kapasitas Sistem Anaerobik, Latihan Naik Turun Bangku * Dosen PKL FIK UNY ** Dosen POR FIK UNY Peningkatan Kapasitas Sistem Anerobik Anak usia 9 sampai 10 Tahun Melalui Latihan Naik Turun Bangku (Tri Hadi K dan Erwin SK) 17

Peningkatan kesegaran jasmani diawali dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai ke tingkat sekolah lanjutan (Soekarman, 1989: 4), karena pada usia 9 sampai dengan 10 tahun merupakan usia yang matang bagi perkembangan anak-anak untuk memasuki latihan selanjutnya yaitu pada usia 13 sampai dengan 16 tahun (Soebroto, 1978: 61). Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap peningkatan kesegaran jasmani dengan melakukan latihan atau aktivitas olahraga Latihan merupakan aktivitas olahraga yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang diinginkan (Bompa, 1994: 3). Dalam aktifitas olahraga dikenal adanya sistem energi yang dibagi menjadi aerobik dan anaerobik (anaerobik laktik dan anaerobik alaktik)). Sistem energi tersebut menjadi pedoman dalam memenuhi kebutuhan energi untuk setiap aktifitas fisik atau olahraga yang dilakukan. Kapasitas anaerobik adalah banyaknya kerja yang dapat dilakukan dengan menggunakan sistem kerja anaerobik (Pate, 1984: 220). Kegiatan tersebut berlangsung dalam waktu yang pendek dan memerlukan energi segera (anaerobik). Energi yang berperan dalam kondisi ini adalah sistem ATP dan Posphocreatine (Bompa, 1994: 293). Sedangkan kapasitas aerobik adalah suatu kerja yang dilaksanakan secara terus menerus selama mungkin, suatu kerja otot yang agak bersifat umum, dalam kondisi aerobik (Soebroto, 1975: 19). Kerja aerobik dilaksanakan pada kondisi kebutuhan akan oksigen tidak melebihi kapasitas maksimum konsumsi. Aerobik merupakan suatu sistem latihan untuk mencapai peningkatan kesegaran jasmani. Dalam latihan aerobik terjadi hubungan antara kegiatan fisik dengan kebutuhan oksigen yang berasal dari udara untuk keperluan ^nunjang aktivitas tubuh. adalah suatu program fisik yang direncanakan untuk ^mpilan dan meningkatkan kapasitas energi / * 16 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 2, Nomor 1, Januari 2006 :17-27

seorang atlet untuk suatu pertandingan (Bowers, 1992: 432). Beberapa tujuan umum latihan adalah untuk: (1) meningkatkan perkembangan fisik secara umum (multilateral physical development), (2) meningkatkan perkembangan fisik secara khusus (specific physical development), (3) menyempurnakan teknik olahraga yang dipilihnya, (4) meningkatkan dan menyempurnakan strategi dengan cara belajar teknik, (5) membentuk kepribadian dan perilaku sebagai olahragawan seperti sportivitas, (6) membangun kesehatan (Bompa, 1994: 30). Latihan harus ditekankan kepada komponen-komponen fisik seperti daya tahan, kekuatan, kelincahan, agility, kelentukan, power, dan faktor-faktor lain yang mengembangkan fisik secara menyeluruh. Prinsip latihan harus spesifik yang berhubungan dengan cabang olahraganya, disesuaikan dengan sistem energi yang dominan pada setiap macam gerakan fisik, dan memperhatikan penambahan beban secara teratur/prinsip overload(bompa, 1994: 44). Jika seorang pelatih merencanakan suatu program latihan, harus memperhatikan komponen-komponen latihan, antara lain: volume, intensitas, dan densitas latihan (Bompa, 1994: 35). Ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam program latihan, yaitu frekuensi latihan, intensitas latihan, lama latihan, dan jenis latihan (Fox, 1993: 288). Latihan naik turun bangku adalah salah satu cara meningkatkan kebugaran jasmani untuk kerja otot dan kemampuan pulih asal (recovery). Tinggi bangku yang digunakan terdapat bebagai macam ukuran. Dalam penelitian ini menggunakan ukuran dengan ketinggian diatur 27,94 cm, panjang bangku 4m, dan lebar permukaan 25 cm. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah latihan naik turun bangku pada anak usia 9 sampai dengan 10 tahun dapat meningkatkan kapasitas sistem anaerobik? Tujuannya untuk menguji pengaruh latihan naik turun bangku pada anak usia 9 sampai dengan 10 tahun terhadap peningkatan kapasitas sistem anaerobik. Adapun Peningkatan Kapasitas Sistem Anerobik Anak usia 9 sampai 10 Tahun Melalui Latihan Naik Turun Bangku (Tri Hadi K dan Erwin SK) 19

hipotesis penelitian adalah latihan naik turun bangku pada anak usia 9 sampai dengan 10 tahun dapat meningkatkan kapasitas sistem anaerobik. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental, yang terbagi dalam dua kelompok yaitu: kelompok kontrol dan kelompok perlakuan naik turun bangku. Sampel penelitian adalah siswa putera usia 9 sampai dengan 10 tahun yang menggunakan rancangan penelitian randomized post-test controi group design (Zainuddin, 2000: 73). Populasi yang digunakan adalah siswa putera kelas IV SDN 1 Baureno Bojonegoro, dari populasi yang ada diambil sampel penelitian berdasarkan pada: (1) jenis kelamin putera, (2) berusia 9 sampai dengan 10 tahun, (3) berbadan sehat, (4) bukan atlet, yang diperoleh dengan melakukan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan selama 2 minggu terhadap 20 siswa putera yang diambil secara acak. Dari data hasil penelitian pendahuluan (Tabel 1) dimasukan nilai Mean dan + SD dari hasil post-test kelompok perlakuan latihan naik turun bangku dan post test kelompok kontrol untuk dihitung jumlah sampel dengan rumus Higgins (1985: 24-35). Hasil perhitungan didapatkan jumlah sampel tiap kelompok 30 siswa putera. Karena penelitian ini menggunakan 2 kelompok, maka jumlah sampel seluruhnya 60 siswa putera, yang dipilih dengan sistem acak. Tabel 1 : Nilai Rerata dan Simpangan Baku Penelitian Pendahuluan Variabel Terikat Kapasitas Sistem Aerobik (Tes Lari 45,7 meter) KELOMPOK MEAN (menit) ±SD (menit) Pre-test Post-test Pre-test Post-test Latihan Naik Turun Bangku 3.3956 3.0772 0.6896 0.7575 Kelompok Kontrol 3.3640 3.6469 0.7945 0.6647 Hasil pre-test dan post-test pada penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa latihan fisik naik turun bangku selama 2 minggu dapat memberikan efek pada kemampuan kapasitas sistem anaerobik. Diharapkan dengan pemberian latihan naik turun bangku selama 6 minggu, penelitian ini juga memberikan efek yang meningkat akibat dari latihan. Penelitian ini menggunakan latihan naik turun bangku setinggi 27,94 cm, panjang bangku 4m, dan lebar permukaan 25 cm. Gerakan dilakukan dengan melangkah naik dan turun bangku dengan mengikuti irama metronom. Latihan dilakukan sesuai dengan kriteria latihan yang bersifat aerobik, yaitu: (1) 1 set dengan beban 25 kali gerakan melangkah naik turun bangku per menit selama 10 menit setiap kali latihan, (2) intensitas 60% HRR + HR Rest, dan (3) frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu (Senin, Rabu, dan Jum'at) selama 6 minggu. Langkah penelitian yang dilakukan adalah: (1) melaksanakan pengambilan sampel dari populasi menggunakan teknik simple random sampling, dengan cara undian, (2) membagi sampel menjadi dua kelompok dengan menggunakan cara ordinally macth pairing, (3) menentukan kelompok latihan naik turun bangku dan kelompok kontrol penelitian dengan cara diacak, (4) melakukan pemeriksaan 20 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 2, Nomor 1, Januari 2006 :17-27 I Peningkatan Penh Kapasitas Sistem Anerobik Anak usia 9 sampai 10 Tahun I Melalui Latihan Naik Turun Bangku (Tri Hadi K dan Erwin SK) 21

kesehatan terhadap seluruh sampel, (5) melaksanakan pengukuran berat badan, tinggi badan, panjang tungkai, denyut jantung istirahat, dan mengumpulkan data sampel, (6) mengumpulkan data pre-test dengan melaksanakan tes kemampuan kapasitas anaerobik, (7) menentukan beban latihan dan intensitas latihan dengan melakukan uji coba program latihan fisik naik turun bangku dengan melihat respon denyut jantung istirahat dan denyut jantung maksimal yang ditentukan dari 60% HRR + HR Rest, (8) setelah dilakukan latihan selama 6 minggu dilaksanakan post-test untuk mengetahui kemampuan kapasitas anaerobik. Pengukuran kapasitas anaerobik menggunakan 50 yard Dash test (tes lapi 45,7 meter) (Satuan waktu/detik) (AAHPERP). Teknik analisis data dengan menggunakan uji prasyarat analisis, meliputi: uji kesamaan variansi, uji normalitas sebaran, uji homogenitas variansi, uji linearitas hubungan, dan uji hipotesis uji t, sedangkan untuk menolak dan menerima hasil analisis dengan taraf signifikansi 5%. HASIL PENELITIAN Hasil perhitungan statistik diperoleh hasil sebagai berikut: (1) uji kesamaan variansi {Test for Equa!ity of Variance) kelompok latihan naik turun bangku dengan kelompok kontrol berbeda secara tidak signifikan untuk variabel moderator tinggi badan (p= 0.190), berat badan (p= 0.915), panjang tungkai (p= 0.777), body mass index(p= 0.165), kapasitas sistem anaerobik (p= 0.105), sehingga dikatakan terdapat kesamaan variansi kelompok latihan dengan kelompok kontrol pada masing-masing variabel moderator. (2) Uji "t" kesamaan rata-rata kelompok (t-test for equality of means) antara kelompok latihan naik turun bangku dengan kelompok kontrol berbeda secara tidak signifikan pada variabel moderator tinggi badan (p= 0.496), berat badan (p= 0.718), panjang tungkai (p= 0.178), Body mass index (p= 0.884), kapasitas sistem anaerobik (p= 0.998), sehingga dikatakan terdapat kesamaan rata-rata kelompok latihan 22 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 2, Nomor 1, Januari2006 :17-27

dengan kelompok kontrol pada masing-masing variabel moderator. Bertitik tolak dari kondisi yang tidak ada perbedaan yang signifikan pada sampel, maka diharapkan setelah diberi perlakuan hasilnya merupakan akibat dari pengaruh perlakuan tersebut. Hasil uji normalitas variabel kapasitas sistem anaerobik kelompok latihan naik turun bangku (p= 0.575), dan kelompok kontrol (p= 0.923) berdistribusi normal. Uji homogenitas varians memberikan hasil bahwa variabel tinggi badan (p= 0.496), berat badan (p= 0.718), panjang tungkai (p= 0.178), dan variabel kapasistas sistem anaerobik (p= 0.988) mempunyai varians yang homogen. Karena data awal homogen dan berdistribusi normal, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan analisis data dalam penelitian ini untuk mencari hasil yang dicapai akibat dari latihan pada variabel terikat dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji statistik parametrik. Hasil uji korelasi Pearson variabel moderator kelompok latihan naik turun bangku terlihat tidak ada hubungan secara signifikan antara variabel moderator tinggi badan (p= 0.836), berat badan (p= 0,257), panjang tungkai (p= 0,868), dan body mass index (p= 0,192) dengan variabel kapasitas sistem anaerobik, sedangkan untuk kelompok kontrol terlihat tidak ada hubungan secara signifikan antara variabel moderator tinggi badan (p= 0.481), berat badan (p= 0.289), panjang tungkai (p= 0.627) dan Body mass index (p= 0.348) dengan variabel tergantung kapasitas sistem anaerobik. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa variabel moderator pada hasil post-test tidak ada korelasi secara signifikan terhadap variabel kapasitas sistem anaerobik. Hasil uji T' sepasang memberikan hasil bahwa kapasitas sistem anaerobik pre-test kelompok latihan naik turun bangku berbeda secara signifikan dengan kapasitas sistem anaerobik pos-test (p= 0.0007). Kapasitas sistem anaerobik pada pre- test kelompok Peningkatan Kapasitas Sistem Anerobik Anak usia 9 sampai 10 Tahun Melalui Latihan Naik Turun Bangku (Tri Hadi K dan Erwin SK) 23

kontrol berbeda secara tidak signifikan dengan kapasitas sistem anaerobik post-test(p= 0.136). body mass index sangat tergantung oleh lama waktu program PEMBAHASAN latihan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatar Peningkatan kapasitas anaerobik juga terjadi karena saat kemampuan sistem anaerobik pada siswa putera SDN I Baurenc latihan menerapkan prinsip progresif dan prinsip individu serta Bojonegoro usia 9 sampai dengan 10 tahun akibat pemberian latihan gerakannya diusahakan dengan intensitas yang sesuai dengan prinsip naik turun bangku, meskipun tidak signifikan. Adanya peningkatar kapasitas sistem aerobik 60% HRR + HR Rest (Fox, 1993: 294). kemampuan sistem anaerobik diakibatkan oleh program latihan yanc Latihan naik turun bangku dengan prinsip kerja sistem aerobik dapat telah diberikan sehingga tubuh dapat beradaptasi. Kegiatan fisi! memberikan gambaran terhadap peningkatan kemampuan kapasitas apabila dilakukan dengan teratur, dalam ukuran yang tepat dan sistem anaerobik pada usia 9 sampai dengan 10 tahun, meskipun dalam waktu yang seimbang dapat menimbulkan adaptasi fisiologi pengaruhnya relatif hanya sedikit. Latihan naik turun bangku dengan organ-organ tubuh, sehingga tubuh dapat menerima beban yang prinsip kerja sistem aerobik dapat meningkatkan kapasitas sistem lebih berat serta organ-organ tubuh dapat bekerja lebih efisien (Fox, anaerobik, sebab sistem energi anaerobik menjadi satu kesatuan et.al., 1993: 322). Pengaruh yang tidak signifikan bisa saja terjadi energi yang berperan pada anak usia 9 sampai dengan 10 tahun karena perkembangan fisik pada masa anak-anak tidak lepas dari dalam setiap aktivitas geraknya. Anak usia 9 sampai dengan 10 tahap perkembangan menurut usia mereka. Secara khusus tahun memiliki tahap perkembangan secara menyeluruh, tidak karakteristik anak sekolah dasar tingkat I adalah: koordinasi otot terkecuali dengan sistem energi yang dimiliki. Pada masa anak-anak tidak sempurna, tulang masih lemah dan mudah berubah bentuk, terdapat satu kesatuan sistem energi yang berperan dalam kegiatan kerja jantung yang tidak stabil, koordinasi mata dan tangan belum fisiknya (Prasad, 1995: 35). Pada awal latihan asam laktat dan ATPsempurna, belum dapat menggunakan kelompok otot-otot kecil, PC juga memberikan bantuan sebelum latihan aerobik mencapai kesehatan tidak stabil, mudah sakit, dan daya tahan kurang steady state (Junusul, 1989: 112). Penyediaan energi aerobik (Sarifudin, 1983: 79). Selain itu jenis latihan naik turun bangku memerlukan waktu sebelum benar-benar aktif (2-3 menit), artinya kurang cocok dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sistem akan menghabiskan persediaan energi anaerobik terlebih dahulu, anaerobik karena termasuk latihan jenis aerobik (Giam, 1993: 44). kedua sistem ini sebenarnya bekerja serentak, tetapi andilnya dalam Hal ini semakin jelas bahwa kesesuaian jenis latihan akan proses penyediaan energi ini bervariasi, yaitu tergantung pada mempengaruhi hasil yang akan diperoleh termasuk sistem energi tingkat eksersi dan pengkondisian (Janssen, 1987: 13). yang digunakan. Terjadinya peningkatan hasil pada variabel moderator yang relatif sedikit dibandingkan dari hasil pre-tesi KESIMPULAN dikarenakan oleh kondisi anak usia 9 sampai dengan 10 tahun Latihan naik turun bangku pada siswa putera usia 9 sampai merupakan masa usia anak dalam tahap perkembangan. Peningkatan dengan 10 tahun dapat meningkatkan kemampuan kapasitas sistem tinggi badan, berat badan, panjang tungkai dan hasil pengukuran anaerobik. Latihan naik-turun bangku dengan kelompok kontrol keduanya berbeda secara tidak signifikan. Uji T' kesamaan rata-rata antar kelompok (t-test for equa/ity of means) untuk variabel sistem 24 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 2, Nomor 1Januari 2006 : 17-2% Penin 9katan Kapasitas Sistem Anerobik Anak usia 9 sampai 10 Tahun I Melalui Latihan Naik Turun Bangku (Tri Hadi K dan Erwin SK) 25

anaerobik post test kelompok latihan dengan post test kelompok kontrol keduanya berbeda secara tidak signifikan. Artinya pelaksanaan program latihan tetap harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi cabang olahraganya, disesuaikan dengan sistem energi yang dominan pada setiap macam gerakan fisik, memperhatikan penambahan beban secara teratur/prinsip over load (Bompa, 1994: 44). Untuk meningkatkan hasil penelitian disarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan prinsip latihan aerobik maupun anaerobik pada siswa putera usia 9 sampai dengan 10 tahun terhadap peningkatan kapasitas aerobik dan kapasitas anaerobik atau dengan menggunakan sampel berbeda seperti perempuan dengan melihat dari tingkatan usia. DAFTAR PUSTAKA Bompa, Tudor O. 1994. Theory and Methodo/ogy af Training. Dubuque, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company. Bowers, R.W. 1992. Sport Physiology Publisher ed. Ohio: Wim. C Brown Junusul Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga. Jakarta: Depdikbud Nossek, J. 1982. General theory of Training. Logos: Pan African Press, LTD. Pate R R' McClenaghan, B; Rotella, R. 1984. Scientific Foundation of ' Coaching. Philadelphia: Saunders College publishing Prasad N Coutts. et.al. 1995. Relationship between Aerob/'c and 'Anaerobic Exercise Capacities in Pre-pubertal Chiidren. Medicine and Science in Sport and Exercise. New York: M. Evans & Co Inc Sarifudin Aip, 1983. Olahraga Pendidikan di Sekolah Dasar Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Soebroto M. 1978. Masalah-masalah Dalam Kedokteran Olahraga: Latihan Olahraga dan Coaching. Jakarta: IOC Soekarman,R. 1989. Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet Jakarta: Inti Idayu Press Zainuddin. 2000. Metodologi Penelitian. Surabaya: Pascasarjana Universitas Airlangga. Fox, E.L; Bowers, R.W and Foss, M.L. 1993. The Physiology Basis of Phvsicai Education an Athietics Iowa: Brown and Benchmark Publisher Higgins, J.E; Kleinbaum, A.P. 1985. Design Metodology for Random ized C/inicai Tri a i s, part II ofthe Basis o f Random ized Ciinicai Triais with an Emphasis on Contraceptic Research. New York: Family Health International Giam. 1993. Sport Medicine, Exercise and Fitness. Edisi terjemahan oleh Hartono Satmoko. Grogol: Binarupa Aksara Janssen, Peter G.J.M. 1987. Training Lactate Puise-Rate. Finland: Polar Electro Oy publisher Oulu Johnson, B.L; Nelson, J.K. 1986. Practica/ Measurement for Evaluation in Physical Education,4 h. New York: Macmilan Publishing Company 26 Jurnal Olahraga Prestasi Volume 2, Nomor 1, Januari 2006 :17-27 I Peningkatan Pening, Kapasitas Sistem Anerobik Anak usia 9 sampai 10 Tahun I Melalui Latihan Naik Turun Bangku (Tri Hadi K dan Erwin SK) 27