KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 089 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PRAMUKA PEDULI KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 230 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 034 TAHUN 2009

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 002 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR NASIONAL. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 225 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SERAGAM SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016

BSM BB PEDOMAN ORGANISASI BADAN OTONOM BULAN SABIT MERAH BULAN BINTANG

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DARMA PRAMUKA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

RAPAT KERJA NASIONAL VI RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA YOGYAKARTA, JULI 2011

PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2007

ATRIBUT LEMBAGA KEMAHASISWAAN

NOMOR : 12 TAHUN 2010

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA (SK Kwarnas Nomor: 224 Tahun 2007) BAB I PENDAHULUAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

2 Serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-B TAHUN 2011

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR 13 TAHUN TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 31 TAHUN 2O16 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI PATI

Menetapkan : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN SUBANG

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

2017, No Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tenta

GUBERNUR SUMATERA BARAT

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR : 180/19/KEP/ /2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 NOMOR 20

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 7 Tahun 2000 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 17 TAHUN 2013 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 6 Tahun T e n t a n g

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 170.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Transkripsi:

KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 089 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PRAMUKA PEDULI KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH Ketua Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka membina dan mengembangkan rasa tanggungjawab anggota Gerakan Pramuka terhadap masyarakat dan lingkungan, Gerakan Pramuka wajib melakukan berbagai kegiatan bersama masyarakat dan lingkungan sekitarnya melalui kegiatan bakti masyarakat. 2. Bahwa untuk maksud diatas Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah mencanangkan program Pramuka Peduli; 3. Bahwa guna melaksanakan program Pramuka Peduli di Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah diperlukan suatu pedoman operasional; 4. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan Surat Keputusan tentang Pedoman Operasional Pramuka Peduli Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah. Mengingat : 1. Undang undang nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka; 2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka; 3. Keputusan Ketua Kwatir Nasional Gerakan Pamuka Nomor 230 Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pramuka Peduli; 4. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 248 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana; 5. Rencana Strategik Gerakan Pramuka Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah 2009 2013. Memperhatikan : 1. Hasil musyawarah andalan bidang abdimas dan humas Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah pada tanggal 19 Agustus 2010; 2. Rapat koordinasi pramuka peduli se-kwartir Daerah 11 Jawa Tengah pada tanggal 18 Desember 2011 bertempat di Puskepram Candra Birawa. 3. Workshop Pramuka Peduli Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah tanggal 28 September 2012 bertempat di puskepram Candra Birawa Karanggeneng Gunungpati Kota Semarang. 1

MEMUTUSKAN Menetapkan : P e r t a m a : Mengesahkan Pedoman Operasional Pramuka Peduli Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah sebagai mana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini; K e d u a : Mengamanatkan kepada seluruh Kwartir Cabang di Jawa Tengah agar segera mengaktifkan dan atau membentuk Pramuka Peduli dengan mempedomani Pedoman Operasional Pramuka Peduli sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini; K e t i g a : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : S e m a r a n g Pada tanggal : 1 November 2012 Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah Ketua, ttd Prof. Dr. Ir. S. Budi Prayitno, M. Sc Tembusan disampaikan kepada Yth; 1. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di Jakarta; 2. Gubernur Jawa Tengah selaku Ka Mabida Gerakan Pramuka Jawa Tengah; 3. Kepala Biro Kesra Setda Propinsi Jawa Tengah; 4. Bupati/ Walikota selaku Ka Mabicab Gerakan Pramuka se-jawa Tengah; 5. Andalan Daerah Kwarda 11 Jawa Tengah; 6. Ketua Kwartir Cabang se-jawa Tengah; 7. Pertinggal. 2

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 089 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PRAMUKA PEDULI KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM Gerakan Pramuka sebagai salah satu organisasi pendidikan di Indonesia dalam melaksanakan pembinaan terhadap anggotanya selalu diarahkan pada peningkatan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan disiplin dalam bentuk kegiatan yang menarik, sehat, bermanfaat dan berguna bagi masa depan. Guna membina dan mengembangkan rasa tangungjawab Anggota Gerakan Pramuka terhadap masyarakat dan lingkungan, Gerakan Pramuka Wajib melakukan berbagai kegiatan bersama masyarakat dan lingkungan sekitarnya melalui kegiatan bakti masyarakat (Community Service) serta pembangunan masyarakat (Community Development). Dalam rangka membangun citra Gerakan Pramuka serta meningkatkan kualitas dan kuantitas bakti kepada masyarakat, sebagai potensi dalam masyarakat Gerakan Pramuka terpanggil untuk turut serta bersama masyarakat, Pemerintah, Lembaga Swadaya dan Organisasi Masyarakat lainnya membantu melaksanakan upaya-upaya penanganan permasalahan yang terjadi pada masyarakat dan lingkungan. Anggota Gerakan Pramuka yang memiliki minat dan kepedulian dibidang pertolongan, pelestarian alam, permasalahan sosial serta tugas - tugas kemanusiaan lainnya diwadahi dalam Pramuka Peduli sebagai wujud nyata pelaksanaan Tri Satya dan Darma Pramuka. 2. DASAR a. Undang undang nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka b. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.238/1961 jo Keputusan Presiden Republik Indonesia No.24/2009 tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. c. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 203/2009 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka d. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 230 tahun 2007 tentang Petunjuk Operasional Pramuka Peduli; e. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 248 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana f. Keputusan Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah No.06 tahun 2005 tentang Pedoman Umum Pramuka Peduli Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah. 3. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud disusunnya Pedoman Operasional Pramuka Peduli adalah sebagai pedoman bagi Kwartir Cabang di jajaran Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah dalam menyelenggarakan kegiatan Pramuka Peduli. 3

b. Tujuan Tujuan disusunnya Pedoman Operasional Pramuka Peduli adalah : (1). Sebagai acuan dalam Operasional Pramuka Peduli di jajaran Kwartir di Jawa Tengah. (2). Untuk menyamakan arah, gerak dan langkah dalam Operasional kegiatan Pramuka Peduli di jajaran Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah. 4. SASARAN Sasaran dari Pedoman Operasional Pramuka Peduli adalah terbentuknya Pramuka Peduli yang memiliki arah, gerak dan langkah yang sama di jajaran Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah. 5. RUANG LINGKUP Petunjuk Operasional Pramuka Peduli ini meliputi : a. BAB I Pendahuluan b. BAB II Pengertian c. BAB III Maksud, Tujuan dan Sasaran d. BAB IV Struktur Organisasi e. BAB V Mekanisme Organisasi f. BAB VI Pendidikan g. BAB VII Logo h. BAB VIII Badge i. BAB IX Seragam j. BAB X Pembiayaan k. BAB XI Penutup BAB II PENGERTIAN 6. PENGERTIAN a. Pramuka peduli adalah unit kegiatan yang dibentuk oleh kwartir untuk mengelola kegiatan kepedulian anggota pramuka terhadap penanggulangan bencana, kemanusiaan dan lingkungan hidupnya. b. Penanggulangan bencana adalah kegiatan pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. c. Kemanusiaan mengandung pengertian pengembangan sumber daya manusia, lingkungan sosial dan nilai nilai perikemanusiaan lainnya. d. Lingkungan hidup berarti alam seisinya. e. Aksi pramuka peduli adalah kegiatan bakti pramuka bersama-sama masyarakat, pemerintah serta lembaga swadaya dan organisasi masyarakat lainnya yang terintregasi dan dikoordinasikan oleh gerakan pramuka. f. Tanda Ikut Gotong Royong (Tigor) adalah tanda bagi anggota pramuka yang telah mengikuti aksi pramuka peduli. BAB III MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN 7. MAKSUD Maksud dibentuknya pramuka peduli adalah untuk menyalurkan, mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi Gerakan Pramuka dalam melakukan aksi kepedulian terhadap penanggulangan bencana, kemanusiaan dan lingkungan hidupnya. 4

8. TUJUAN 1. Menumbuhkembangkan kesetiakawanan sosial dalam diri anggota Gerakan Pramuka Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur dan peka terhadap kondisi lingkungan dan masyarakat; 2. Memperkuat kelembagaan Gerakan Pramuka agar dapat meningkatkan partisipasi sosialnya di berbagai sektor pembangunan Bangsa dan Negara; 3. Mengembangkan sistem dan Jaringan Pramuka Peduli di Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah; 4. Meningkatkan jumlah dan penyebaran anggota Gerakan Pramuka yang ikut serta dalam pelaksanaan Program Pramuka Peduli; 5. Meningkatkan citra Gerakan Pramuka. 9. SASARAN 1. Anggota Gerakan Pramuka Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah yang terdiri dari Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, Pramuka Pandega dan Anggota Dewasa yang terhimpun dalam Gugus Depan, Satuan Karya Pramuka, Kwartir serta kelompok-kelompok yang dikembangkan oleh Gerakan Pramuka; 2. Masyarakat yang terkena bencana dan masyarakat di daerah potensi bencana; 3. Lingkungan Hidup, dan : 4. Sektor-sektor lainnya yang memungkinkan Gerakan Pramuka dapat berperan aktif membantu penanganannya. BAB IV ORGANISASI 10. Guna melaksanakan Program Pramuka Peduli Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah disusun organisasi sebagai berikut : a) Di tingkat daerah dibentuk Pramuka Peduli Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah. b) Di tingkat cabang dibentuk Pramuka Peduli Kwartir Cabang. 11. Pramuka peduli terdiri atas unsur Pimpinan Kwartir, Andalan, Pimpinan Satuan Karya, Dewan kerja, Staf Kwartir dan unsur-unsur lain yang dapat mendukung program. 12. Kepengurusan Pramuka Peduli terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Ketua Bidang dan Satuan Reaksi Cepat. BAB V MEKANISME ORGANISASI 13. Struktur organisasi pramuka peduli disahkan dengan Surat Keputusan Ketua Kwartir yang bersangkutan. 14. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab a. Umum (1). Seluruh pengurus pramuka peduli tergabung dalam keluarga besar pramuka peduli Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah yang bertanggung jawab secara berjenjang sesuai kelembagaan kwartir. (2). Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan atau aksi pramuka peduli diharuskan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. b. Ketua Pramuka Peduli (1). Bertanggung jawab terhadap pengerahan anggota pramuka dalam tugas dan kegiatan pramuka peduli yang diemban. (2). Memberi bimbingan dan dukungan terhadap tugas dan kegiatan pramuka peduli. (3). Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan kegiatan pramuka peduli 5

(4). Memberi teguran dan sanksi bagi pengurus pramuka peduli yang melanggar kode etik kehormatan Gerakan Pramuka (5). Bertanggugjawab kepada ketua Kwartir selaku penanggungjawab umum. c. Wakil Ketua Pramuka Peduli (1). Membantu ketua pramuka peduli dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya (2). Mewakili ketua pramuka peduli jika berhalangan (3). Mengembangkan kepengurusan pramuka peduli d. Sekretaris Pramuka Peduli (1). Menjalankan administrasi dan kesekretariatan pramuka peduli (2). Mendokumentasikan dan menginventarisir tugas dan kegiatan pramuka peduli d. Bendahara Pramuka Peduli (1). Mengelola keuangan pramuka peduli (2). Mengakomodir dan mengalokasikan kebutuhan keuangan aksi pramuka peduli. e. Bidang Penanggulangan Bencana (1). Mengkoordinasikan dan mengendalikan aksi pramuka peduli bencana (2). Bertanggungjawab kepada ketua kwartir melalui ketua pramuka peduli f. Bidang Kemanusiaan (1). Mengkoordinasikan dan mengendalikan aksi pramuka peduli kemanusiaan (2). Menyelenggarakan kegiatan pengembangan sumber daya manusia (3). Bertanggungjawab kepada ketua kwartir melalui ketua pramuka peduli g. Bidang Lingkungan Hidup (1). Mengkoordinasikan dan mengendalikan aksi pramuka peduli lingkungan hidup (2). Bertanggungjawab kepada ketua kwartir melalui ketua pramuka peduli h. Satuan Reaksi Cepat (1). Melakukan aksi cepat tanggap pada lokasi bencana atau kondisi lain yang memerlukan. (2). Melakukan pendataan awal untuk analisa kebutuhan dan tindakan lanjutan serta memberikan rekomendasi kepada ketua pramuka peduli terkait aksi pramuka peduli. (3). Bertanggungjawab kepada ketua kwartir melalui ketua pramuka peduli 15. HUBUNGAN KERJA a. Hubungan kerja adalah interaksi yang dilakukan oleh pramuka peduli dalam melaksanakan tugas pokok sesuai dengan maksud dan tujuannya. b. Hubungan kerja dengan Kwartir Bentuk hubungan kerja pramuka peduli dengan kwartir dalam kedudukannya sebagai Unit Kegiatan adalah garis hubungan koordinasi, konsultasi, dan informasi dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan menilai pelaksanaan tugas pokoknya. c. Hubungan antara Pramuka Peduli Bentuk hubungan antara Pramuka Peduli adalah : (1). Hubungan antara Pramuka Peduli yang berbeda jajaran adalah dari jajaran yang lebih tinggi kebawah, berupa garis bimbingan, koordinasi, konsultasi dan informasi. Sedangkan dari jajaran yang lebih bawah ke atas adalah koordinasi, konsultasi dan pelaporan. (2). Hubungan antara Pramuka Peduli yang setingkat adalah garis hubungan koordinasi, informasi dan kerja sama. (3). Hubungan Pramuka Peduli seperti yang dimaksud dalam Pt. 15.c.2. apabila melibatkan anggota pramuka antar wilayah kerja yang bersangkutan dilakukan dengan sepengetahuan Kwartir yang berkaitan dengan wilayah kerja tersebut. d. Hubungan dengan organisasi diluar Gerakan Pramuka 6

(1). Pramuka peduli dapat menyelenggarakan hubungan kerjasama dengan organisasi diluar Gerakan Pramuka dengan sepengetahuan Kwartir. (2). Bentuk kerjasama dan hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan kerjasama tersebut dilakukan dengan sepengetahuan Kwartir. 16. MASA BHAKTI Masa Bhakti kepengurusan Pramuka peduli disesuaikan dengan masa bakti kepengurusan Kwartir yang bersangkutan. BAB VI PENDIDIKAN 17. Bagi Pengurus Pramuka Peduli dibekali orientasi mengenai tugas pokok dan fungsi pramuka peduli serta pengetahuan dan atau keterampilan teknis lainnya yang diperlukan. BAB VII LOGO 18. BENTUK Logo Pramuka peduli berbentuk lingkaran (gambar terlampir) yang terdiri dari gambar : a. Siluet tunas kelapa b. Segitiga penanggulangan bencana c. Lingkaran hijau d. Lingkaran merah putih e. Tulisan Pramuka Peduli Kwarda 11 Jawa Tengah BAB VIII BADGE 19. Badge pramuka peduli berupa logo pramuka peduli dengan ukuran diameter 6 cm (gambar terlampir) BAB IX SERAGAM 20. SERAGAM Seragam Pramuka peduli terdiri dari 3 (tiga) macam : a. Pakaian Seragam Harian (PSH) berupa pakaian seragam Pramuka lengkap mengenakan Badge Pramuka peduli di dada sebelah diri. b. Pakaian Seragam Lapangan (PSL) (gambar terlampir). Terdiri dari : 1. Kaos lengan panjang warna orange dengan kerah dan bagian pergelangan tangan berwarna hitam. 2. Kaos bagian depan bergambar badge Pramuka peduli di dada sebelah kiri 3. Kaos bagian belakang bertuliskan : PRAMUKA PEDULI 4. Celana lapangan warna coklat tua 5. Sepatu Lapangan warna hitam 6. Topi rimba warna hitam yang dilengkapi dengan badge pramuka peduli di bagian depannya. c. Pakaian Dinas Khusus (PDSus) yang digunakan dalam kegiatan khusus seperti : Pelatihan dalam ruangan, pertemuan khusus, dan lain sebagainya. Sesuai dengan gambar terlampir terdiri dari : 7

1. Kemeja lengan panjang berwarna krem (army 01) 2. Kemeja bagian depan diatas saku sebelah kanan terdapat nama 3. Lengan bagian kanan terdapat tulisan Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah atau nama Kwartir Cabang (gambar terlampir) dan lengan bagian kiri terdapat badge pramuka peduli 4. Nama diletakkan diatas saku sebelah kanan dengan ukuran 3 X 10 cm 5. Pada saku sebelah kanan dipasang gambar tunas kelapa (gambar terlampir) dan pada saku sebelah kiri dipasang logo WOSM (gambar terlampir) 6. Celana panjang berwarna hitam 7. Sepatu PDH BAB X PEMBIAYAAN 21. PENDANAAN a. Pembiayaan Pramuka peduli berasal dari Kwartir yang bersangkutan; b. Apabila dimungkinkan biaya bisa didapatkan dari pihak-pihak lain yang tidak mengikat dan tidak menyalahi aturan Gerakan Pramuka. BAB XI PENUTUP 22. Pedoman Operasional ini merupakan pedoman bagi Operasional Pramuka peduli di jajaran Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah. Hal-hal teknis yang berkaitan dengan Pedoman Operasional ini akan diatur kemudian. Ditetapkan di : S e m a r a n g Pada tanggal : 1 November 2012 Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah Ketua, ttd Prof. Dr. Ir. S. Budi Prayitno, M.Sc 8

LOGO BADGE 9

10

11

12