BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. tugas sebagai khalifah-nya terlaksana secara bertanggung jawab dan mandiri. 3

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan kegiatan belajar mengajar, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. kefitrahan menuju penunaian tugas sebagai khalifah-nya terlaksana secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran dilakukan dimulai dari proses, cara dan perbuatan menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sekolah minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengajarkan sesuatu maka pembelajaran berarti menunjuki seseorang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah dalam Islam. 1 Ia menempati rukun

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, ini terlihat dari bab thaharah (bersuci) yang selalu diletakkan di awal

BAB I PENDAHULUAN. berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai interaksi antara guru dan anak didik. Interaksi yang edukatif ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. yang berujung pada maslahat hidup pada hakekatnya merupakan gambaran dari

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dan menjelaskannya kepada orang lain, sesuai dengan kualitas dan kuantitas ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah mengenai peran dan tanggung jawab guru. Guru sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan mulai diterapkannya kurikulum KTSP Tahun 2006, dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam sangat penting. Allah SWT berfirman

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia termasuk bangsa Indonesia. Lewat perubahan itu,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. persoalan pendidikan bangsa pada saat ini adalah mengenai kompetensi mengajar

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan anak didik dalam praktek ibadah sangat di tuntut,

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa serta terdidik dalam bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. 1. Kompetensi atau kemampuan guru dalam menyampaikan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. jalan bagi pertumbuhannya dalam segala aspek spritual, imajinatif (kreativitas),

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan jabatan profesi, sebagai pihak pendidik dan pengajar

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Belajar pada dasarnya adalah upaya peningkatan pengetahuan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran dilakukan dimulai dari proses, cara dan perbuatan menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masaah Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan interaktif antara guru dan siswa yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru dapat menentukan cara yang tepat dalam membelajarkan siswanya. Pembelajaran yang sistematis dan terencana akan mempertinggi motivasi dan keaktivan siswa dalam belajar. 1 Pembelajaran efektif tercipta ketika transpormasi pengetahuan yang dilakukan mampu mengajak siswa bersikap responsif, aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar yang berkualitas dan bermakna bagi siswa dalam peningkatan keilmuannya, bukan hanya bergantung saratnya muatan materi pelajaran, sarana dan prasarana, keadaan biologis, psikologis anak serta kondisi sosial ekonominya, tetapi juga tergantung kepada kinerja dan profesionalisme guru dalam mengajar. Setiap pendidik dituntut mempertimbangkan kebutuhan belajar yang sesuai dengan masa perkembangan anak. 2 Guru yang berkualitas akan mampu menentukan cara membelajarkan yang tepat dalam mengantarkan peserta didiknya untuk memperoleh tujuan belajar sebagaimana yang diharapkan. 1 Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV Citra Metode, 1996), h. 99. 2 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Renika Cipta, 2008), h. 41.

2 Keberhasilan siswa dalam belajar berkait erat dengan keaktivannya dalam belajar. Aktivitas belajar siswa yang tinggi akan tumbuh ketika guru dapat membangun antusiame siswa dalam belajar. Ketepatan pengelolaan proses pembelajaran akan dapat mempertinggi kinerja belajar, membangkitkan semangat dan rangsangan kegiatan bahkan mempertinggi minat dalam belajar. 3 Pentingnya peranan minat dalam mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Rasulullah saw. yang berbunyi: عن عمر بن اخلطاب رضى اهلل عنو يقول مسعت رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يقول : ا ا م ن الاا ا ال اع ال ما لل ا ى ا ال ر ل و ل ا ال ا ا و ا ال ا ا و ن الان ال ات ا م ن الا ا ا ا ا ار ئ ا ا ا ال ر لو و ال ا ال و ال ر ل س اوا ال ا ب ااان ني ال الوا ا الن ن ال ال وى ال ال م ا ن الان ال ات ا اهلل ال و ال ر ل س اوا ال ا اهلل ا ا ى ا ال ر ل و ل ا ا ال ا ا ر الة ة ا ال ي ا و رواه اابخارى. 4 ا ال ا وا ا ال ي ن ال ت ال ن ال ز م نو ل ج ال ا ر ل و ل ا ال ا ال ىا ر ا ا ا ال ا ايب ل ن ال ل دن ا ني ال ي لص ا ا ال ال ال ج ال ا Minat belajar berkaitan erat dengan terjelma atau tidaknya kegairahan belajar. Minat akan muncul apabila ada sebab-sebab yang menjadi dasar tindakan seseorang. 5 Ia berhubungan dengan senang atau tidaknya seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Minat bertalian erat dengan tiga hal, 6 yakni a) adanya suatu keadaan yang mendorong tingkah laku, b) tingkah laku yang didorong oleh keadaan dan c) tujuan dari tingkah laku tersebut. 3 M. Ali Yusuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: CV.Pedoman Ilmu Jaya, ), h.85 Akhyar), h. 158 4 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, juz IV, (Mesir: Darul 5 Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994), h. 193 6 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (landasan kerja Pemimpin Pendidikan), (Jakarta: Rineka Cipta, 1990) h. 194.

3 Kegiatan belajar akan berlangsung dinamis apabila siswa memiliki minat belajar. Disinilah peran penting media dalam pengelolaan proses pembelajaran. Media yang tepat akan berfungsi efektif dalam merangsang pikiran, perasaan dan perhatian perasaan sehingga bisa mendorong keinginan belajar. 7 Stimulus yang tepat akan mampu menumbuhkan kegairahan belajar, antusiasme dan rasa senang siswa kepada suatu bidang mata pelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis sebagai observer di kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tungkap Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin, minat belajar terhadap mata pelajaran Akidah-Akhlak, masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari seringnya siswa tidak hadir dalam mata pelajaran tersebut. Sementara pada mata pelajaran lainnya dihadiri seluruh siswa, terkecuali karena alasan sakit. Minat belajar yang rendah terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak ditunjukkan dari rendanya keaktivannya dalam belajar. Sebagian besar siswa hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru tanpa memberikan respon, baik bertanya maupun memberikan komentar. Kondisi ini dibuktikan pula dari rendanya nilai hasil belajar yang hanya mencapai rata-rata klasikal 60, berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sebesar 70. Ketika ditanyakan kepada siswa, jawaban yang diberikan beragam. Sebagian siswa menjawab karena mata pelajaran ini dibelajarkan hanya melalui ceramah dan sebagian lainnya menyatakan isi materi pembelajarannya tidak menarik. 1987), h. 89. 7 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algessindo,

4 Atas dasar kondisi di atas, guru mata pelajaran Akidah-Akhlak berupaya merefleksikan kembali cara-cara yang dilakukannya dalam membelajarkan siswa. Melalui pemilihan media pembelajaran yang sesuai kebutuhan belajar, siswa diharapkan dapat meningkatkan keinginannya untuk belajar. 8 Langkah-langkah kreatif perlu dilakukan agar siswa dapat mengikuti proses belajar secara aktif dalam suasana belajar yang kondusif, nyaman dan menyenangkan. Sejalan dengan pemaknaan terhadap kebutuhan dan karakteristik belajar siswa, di mana siswa yang berada di MIN Tungkap, lingkungannya berada di perkotaan yang relatif familiar dengan berbagai alat-alat sesuai perkembangan teknologi, baik tape recorder, video camera, video recorder, televisi dan komputer. Atas dasar peranan penting media dalam menunjang keberhasilan pembelajaran, guru merencanakan proses pembelajaran menggunakan media audio-visual. Media audio visual adalah sarana komunikasi dengar pandang yang meliputi gambar dan suara. 9 Media ini menyajikan informasi di mana audiens dapat mendengarkan informasi dan sekaligus menyaksikan langsung gambar hidup dan suara dari orang yang melakukannya. Penggunaan media audio visual ini bertujuan memperjelas penyajian pesan dan informasi yang disampaikan sekaligus dapat memperlancar dan meningkatkan aktivitas, proses dan nilai hasil belajar. 8 Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV Citra Metode, 1996), h.99. 9 Arief S. Sadiman, et.al, Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No. 4, h. 5.

5 Untuk melihat lebih jauh efektivitas media audio visual dalam meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Akidah-Akhlak, penulis berupaya untuk melakukan mengkaji secara mendalam dan menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah berupa skripsi berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan judul : Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Minat Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tungkap Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin B. Penegasan Judul Untuk memperjelas pemahaman terhadap judul di atas, penulis merasa perlu untuk memberikan uraian sebagai berikut : 1. Meningkatkan adalah proses, perbuatan, cara meningkatkan suatu usaha, dan sebagainya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. 10 2. Penggunaan, berasal dari kata guna, yang berarti pemakaian atau tujuan untuk melakukan sesuatu. 11 Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan kata penggunaan adalah pemakaian media audio visual dalam mata pelajaran Akidah-Akhlak di Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tungkap Binuang Kabupaten Tapin. 3. Minat adalah suatu alasan dan dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan dan bersikap tertentu. Dalam penelitian ini minat bertalian dengan hal-hal yang memberikan motivasi untuk belajar. 2006), h. 665 10 Umi Chulsum dan Winda Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya; Kashito, 266 11 W.J.S, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), h.

6 4. Media audio visual adalah sarana/alat yang dapat digunakan dalam menyampaikan pesan/materi pembelajaran yang dapat dilihat dan didengar, seperti televisi, video dan VCD/DVD. Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan judul secara keseluruhan adalah penelitian tentang usaha meningkatkan kegairahan siswa untuk belajar secara aktif dalam mata pelajaran Akidah-Akhlak di kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tungkap Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin dengan pelaksanaan kegiatan belajat mengajar menggunakan media audio visual. C. Identifikasi Masalah Persoalan mendasar yang mengemuka dalam penelitian ini : 1. Rendahnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dalam mata pelajaran Akidah-Akhlak. Sebagian besar siswa menyatakan mata pelajaran ini tidak menarik, sulit dan kegiatan belajarnya bersifat monoton hanya menitik beratkan pada kegiatan mencatat, mendengarkan dan menghafalkan. 2. Pembelajaran yang berlangsung selama ini dikembangkan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar bersifat konvensional melalui ceramah. Siswa hanya duduk mendengarkan guru menyampaikan materi pembelajar dan tidak mengajak siswa untuk menyaksikan langsung informasi materi pembelajaran yang dapat mempermudah proses belajar. Kegiatan belajar mengajar belum mendorong siswa untuk mengalami sendiri proses pembelajaran.

7 C. Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses penerapan media audio visual pada mata pelajaran Akidah- Akhlak? 2. Apakah media audio visual dapat meningkatkan minat belajar terhadap mata pelajaran Akidah-Akhlak di kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tungkap Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin tahun pelajaran 2011/2012? D. Rencana Pemecahan Masalah Permasalahan rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran Akidah-Akhlak berdampak pula terhadap keaktivan siswa dalam belajar yang berkorelasi pula dengan rendahnya nilai hasil belajar. Kondisi ini perlu ditanggulangi dengan mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik belajar anak. Upaya ini memerlukan tindakan kelas yang dilakukan dengan menerapkan kegiatan belajar menggunakan media audio visual. Penulis merencanakan penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan dalam pembelajaran 4 x (2 x 35 menit). Melalui proses penelitian berdaur diharapkan akan melihat sejauh mana efektifitas media audio visual dalam meningkatkan minat siswa terhadap mata pelaajaran Akidah-Akhlak. Indikator keberhasilan penerapan media audio visual ini akan terlihat dari meningkatnya :

8 a) Intensitas kehadiran siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas b) Keaktivan siswa bertanya dan mengemukakan pendapat c) Nilai hasil belajar siswa.. Pada saat siswa mengikuti tahapan belajar menggunakan media audio visual, pengamatan dilakukan melalui teman sejawat baik aktivitas guru maupun kegiatan siswa menyaksikan tayangan, mencatat hal-hal yang dianggap penting, mendiskusikannya antar sesama. Pada setiap akhir kegiatan akan dilakukan tes secara lisan dan tertulis untuk mengetahui tingkat perubahan nilai hasil belajar siswa. E. Hipotesis Tindakan Untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan di dalam kegiatan penelitian, perlu dikemukakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian. Hal ini dikenal dengan istilah hepotesis. 12 Dalam penelitain ini hepotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : 1. Minat siswa terhadap mata pelajaran Akidah-Akhlak akan meningkat melalui penerapan media audio visual. Kegiatan belajar yang mengajak siswa melihat dan mendengarkan secara langsung akan dapat menumbuhkan perasaan senang, kemudahan dan suasana yang nyaman dalam belajar. Melalui kegiatan ini siswa dapat belajar dalam suasana yang menghibur sehingga berkontribusi terharap meningkatnya keaktivan belajar siswa. 1998), h. 62. 12 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta; Renika Cipta,

9 2. Sesuai karakteristik anak SD/sederajat yang menyukai kegitatan belajar melalui mengalami sendiri, pembelajaran melalui media dengar pandang siswa dapat menyaksikan dan mendegarkan secara langsung isi materi pembelajaran. Dengannya siswa akan termotivasi untuk mencatat hal penting, mendiskusikan antar sesama dan menyimpulkan sendiri materi pembelajaran, diyakini akan dapat meningkatkan prestasinya dalam belajar. F. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian bertujuan untuk menerapkan media audio visual dalam mata pelajaran Akidah-Akhlak.. Hal ini dilakukan sebagai suatu upaya meningkatkan minat siswa dalam belajar. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui proses penerapan media audio visual dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Akidah-Akhlak 2. Mengetahui tingkat efektivitas media audio visual dalam meningkatkan minat pada mata pelajaran Akidah-Akhlak di kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tungkap Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin tahun pelajaran 2011/2012. G. Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaaan sebagai berikut : 1. Secara teoritis penelitian dapat digunakan sebagai informasi peranan media dalam meningkatkan minat belajar siswa.

10 2. Secara praktis penelitian ini memberikan informasi efektivitas media audio visual dalam meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Akidah-Akhlak, khususnya bagi siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tungkap Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin tahun pelajaran 2011/2012. 3. Menjadi informasi awal bagi peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian lebih mendalam pada permasalahan yang serupa. 4. Bagi siswa penelitian ini berguna untuk menentukan cara-cara yang tepat dalam belajar agar memperoleh tujuan belajar yang optimal. Suasaa belajar yang nyaman dan menyenangkan akan dapat menigngkatkan keaktivan siswa dalam belajar yang pada akhirnya berkontribusi terhadap peningkatan minat belajar dan tercapainya nilai hasil belajar secara optimal. 5. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas menarik, bermakna dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan minat belajar anak. 6. Bagi sekolah dan lembaga terkait, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kebijakan dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru agar mampu memilih cara-cara yang tepat dalam membelajarkan siswa. Ketepatan media pembelajaran dan kerjasama guru dan siswa akan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.