I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri dari

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. terintegrasi dirasa perlu dilakukan di tingkat sekolah dasar (SD). Hal ini

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

1. PENDAHULUAN. antara seseorang dengan sumber belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran,

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek

I. PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

Kata kunci: media picture in the box, pembelajaran ips, pengembangan

I. PENDAHULUAN. masa masa berikutnya. Sedangkan pendidikan pada usia dini akan bermanfaat

I. PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Guru juga sebagai pengatur dan

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

I. PENDAHULUAN. pembatasan tiap bab akan diuraikan sebagai berikut. makin memerlukan manusia yang berkualitas, kreatif, dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Fokus dan Masalah Penelitian, Tujuan

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena pendidikan merupakan gerbang menuju wawasan dan

I. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

PENGEMBANGAN MEDIA CHART BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN IPS¹. Oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Pembahasan pada bab pendahuluan ini akan disampaikan beberapa hal pokok

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub-bab yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian

I. PENDAHULUAN. dan psikomotor dimana terdapat grafik peningkatan dalam masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pesat dalam kehidupan manusia. Pekerjaan yang dikerjakan oleh. kehidupan, termasuk juga dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini sangat diperlukan, guna untuk memberikan

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan ketika akan mempelajari tentang sejarah.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dalam belajar matematika. Kesulitan siswa tersebut antara lain: kesulitan

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

I. PENDAHULUAN. derajat suatu bangsa dapat ditingkatkan menjadi bangsa yang besar dan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

I. PENDAHULUAN. perilaku dari pengalaman atau latihan yang diperkuat (Slavin, 2000: 143) dengan. demikian, kalau dalam istilah mengajar (pengajaran)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk. membelajarkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama.

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran selama ini dan sistem pembelajaran yang. mudah. Diperlukan peran aktif guru sebagai pendidik untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. mendasar kegunaanya. Setiap ilmu pengetahuan tidak pernah lepas dari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menganalisis yang dimiliki setiap individu akan membawa

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

1. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu berupa rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik pembicaraan yang menarik bagi

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang

I. PENDAHULUAN. penting dalam pembelajaran. Pembelajaran berkualitas akan memperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan dan manfaat penelitian. Untuk lebih jelasnya pembahasan pada tiap bagian sub bab diuraikan sebagai berikut. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik sebagai salah satu komponen dalam proses belajar yang berhadapan dengan peserta didik secara langsung dituntut untuk selalu mengembangkan kompetensinya guna mendukung kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan proses pembelajaran, hal tersebut dimaksudkan agar pendidik memiliki kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Dengan demikian pendidik akan mampu melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dari aspek afektif, kognitif dan psikomotor dapat tercapai secara optimal. SMP Negeri 3 Batanghari Nuban merupakan satuan pendidikan yang berupaya untuk selalu meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar peserta didik. Berbagai upaya telah dilakukan diantaranya adalah upaya meningkatkan kemampuan

2 kompetensi pendidik melalui kegiatan pelatihan dilingkungan sekolah. Pelatihan yang dimaksud berkaitan dengan proses pembelajaran pendidik yang meliputi, program pembelajaran, bahan pengajaran, metode belajar, media pembelajaran, sumber belajar dan alat evaluasi. Program pelatihan tersebut dimaksudkan dapat terapkan dalam proses belajar mengajar Dengan didukung oleh kreativitas pendidik diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara optimal guna mencapai tujuan yang diharapkan. Tenaga pendidik yang ada di SMPN 3 Batanghari Nuban saat ini berjumlah 30 orang pendidik. Kualifikasi S.1 sebanyak 28 orang dan kualifikasi D.3 sebanyak dua orang. Untuk pendidik mata pelajaran IPS sebanyak tiga orang. Dua orang pendidik untuk mata pelajaran IPS belum dapat memanfaatkan teknologi pembelajaran secara optimal, sehingga dalam proses pembelajaranya sangat monoton dan cenderung teacher sencter. Di tengah keterbatasan dan kemapuan pendidik serta minimnya media pembelajaran yang tersedia di sekolah perlu upaya nyata dan kongkrit untuk merangsang dan meningkatkan kreativitas pendidik. Media chart IPS yang dikembangkan di SMPN 3 Batanghari Nuban diharapkan akan dapat merangsang pendidik mata palajaran IPS lainnya untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya untuk mata palajaran IPS. Peningkatan kemampuan kompentensi pendidik secara kontinyu masih harus dilakukan agar pendidik mampu melaksanakan tugas-tugas dalam proses pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Hasil belajar yang baik akan tercapai jika pendidik mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat merespon peserta didik untuk aktif dan memiliki minat belajar yang tinggi.

3 Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bagi peserta didik kelas IX di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban, merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit. Hal tersebut disebabkan mata pelajaran IPS perpaduan dari berbagai komptensi yang terintegrasi sehingga kompetensi yang harus dikuasai peserta didik cukup banyak. Selain itu peserta didik dituntuk untuk dapat memahami konsep-konsep yang cukup luas berkaitan dengan materi pelajaran IPS. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, namun dikarenakan keterbatasan media pendukung yang ada di sekolah dan kurangnya kreativitas pendidik, maka saat evaluasi hasil belajar yang diperoleh peserta didik kurang memuaskan. Media pembelajaran di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban khususnya untuk mata pelajaran IPS dinilai masih sangat kurang dan jumlahnya terbatas. Ketersediaan media pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban terdapat pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Hasil Survei Ketersediaan Media Pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Tahun Pelajaran 2013/2014. Sekolah SMPN 3 Batanghari Nuban LCD Jlm Chart Jml CD Pemb. ada 2 Tdk ada - Tdk ada Media Pembelajaran Jlm Globe dan Peta - 1 dan 5 Jlm Buku Pelajaran 1 Ada jumlahnya tidak mencukupi Jml Jaringan Internet 5 Tdk ada Sumber: Hasil survei lapangan di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Juli 2013. Data hasil survei pada tabel 1.1 diatas jelas bahwa media pembelajaran IPS yang tersedia di SMPN 3 Batanghari Nuban sangat terbatas. Kondisi tersebut tentunya memerlukan kreativitas dan inovasi pendidik untuk mengatasinya, dikarenakan terbatasnya media pembelajaran yang tersedia di sekolah tentunya akan berdampak

4 pada aktivitas belajar mengajar yang secara signifikan akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Media pembelajaran yang jumlahnya terbatas di SMPN 3 Batanghari Nuban dan kurang tepatnya pemilihan media membuat pelajaran IPS yang terdiri dari mata pelajaran sejarah, ekonomi dan geografi, menjadi materi yang dianggap sulit oleh peserta didik. Indikasi sulitnya mata pelajaran IPS dapat diketahui dari rendahnya prestasi belajar peserta didik kelas IX pada ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 seperti terlihat pada Tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Prestasi Belajar IPS Ujian Akhir Semester Genap Peserta Didik Kelas IX SMPN 3 Batanghari Nuban tahun Pelajaran 2012/2013. No Kelas Nilai ( 75 ) Nilai ( 75 ) Jumlah Total Frekuensi % Frekuensi % Siswa Persentase 1 9.1 10 32,3 21 67,7 31 100% 2 9.2 9 33,3 22 66,7 30 100% 3 9.3 8 25,8 23 74,2 31 100% 4 9.4 10 29,1 20 70,9 31 100% 5 9.5 13 41,9 18 58,1 31 100% Sumber: Dokumentasi guru mata pelajaran IPS kelas IX semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Data pada tabel 1.2 diatas, terlihat jelas bahwa pada peserta didik kelas IX yang mencapai KKM sebanyak 50 anak atau sekitar 32%. Sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 104 anak atau 68%. Dengan demikian hasil belajar tergolong rendah. Banyaknya kompetensi dan meteri yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam pelajaran IPS, jika diiringi dengan kreativitas dan inovasi pendidik dalam proses pembelajaran maka akan mudah disampaikan dan diterima oleh peserta didik. Kreativitas dan inovasi yang dimaksud adalah kemampuan pendidik menyediakan

5 media dalam pembelajaran IPS yang mampu merangsang aktivitas dan minat balajar peserta didik dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran akan terjadi jika terjadi interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dan media belajar. Suatu proses kegiatan pembelajaran penggunaan sumber belajar dan media pembelajaran tidak terbatas pada media yang sifatnya konvensional yang sudah tersedia di sekolah. Sebagai seorang pendidik yang profesional dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu meningkatkan kemampuan dan mengembangkan inovasi pembelajaran yang dapat mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang optimal pendidik dapat menempuh berbagai cara antara lain dalam proses pembelajaran menggunakan sumber belajar dan media pembelajaran yang mudah dibuat oleh pendidik dan menarik perhatian peserta didik. Pendidik sebagai ujung tombak penyampaian informasi dalam proses pembelajaran dituntut untuk berfikir kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran di kelas yaitu dengan cara mampu menciptakan media pembelajaran yang dapat dimengerti dan menarik minat belajar peserta didik dalam hal membantu mengembangkan kemampuan intelektualnya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Keterpaduan pada mata pelajaran IPS untuk sekolah menengah pertama membuat tugas pendidik menjadi amat berat karena materi IPS adalah integrasi dari tiga bidang studi yang berbeda yaitu ekonomi, sejarah dan geografi. Oleh karena itu dalam rangka menanamkan konsep dan materi pelajaran amatlah berat terutama untuk mata pelajaran IPS jika tidak didukung oleh media pembelajaran yang representative dan kreativitas pendidik dalam proses pembelajaran. Kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran IPS di tingkat sekolah menengah pertama,

6 diakibatkan oleh media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik masih konvensional yaitu hanya mengandalkan buku-buku yang telah disediakan oleh sekolah. Tidak tersedianya media pembelajaran yang memadai di tiap sekolah di tambah dengan kondisi pendidik yang kurang kreatif dan inovatif akan berdampak pada motivasi belajar serta perubahan sikap peserta didik. Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar yang secara langsung diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik maka media pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran Media pembelajaran merupakan sarana untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada peserta didik. Dengan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membantu pendidik meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran hendaknya pendidik mampu menyediakan dan menyiapkan media pembelajaran untuk membantu mempermudah proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media pembelajaran adalah dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia maka pendidik berupaya untuk mengembangkanya sendiri. Adapun pengembangan media pembelajaran yang dapat dikerjakan sendiri oleh pendidik seagai berikut; (1) media berbasis visual yang meliputi ganbar, chart, grafik, transparansi dan slide; (2) media berbasis audiovisual yang meliputi video,dan audio-tape; (3) media berbasis komputer yang meliputi komputer dan video interaktif (Arsyad. 2002: 105).

7 Bentuk media visual adalah chart yaitu media pembelajaran yang berisi konsep yang harus dapat dipecahkan dan dijelaskan oleh peserta didik melalui proses diskusi dan persentasi. Menurut Sadiman, (2011: 35) fungsi yang pokok dari media chart adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Chart juga mampu memberikan ringkasan butirbutir penting dari suatu persentasi. Selanjutnya menurut Rusyana, (209: 93) chart dalam pembelajaran IPS sangat penting untuk abstraksi anak-anak terutama di dalam menafsirkan dan mengambil kesimpulan tentang suatu konsep. Chart yang yang telah ada selama ini adalah chart yang hanya berisi konsep-konsep materi pelajaran. Berkaitan dengan penelitian ini chart yang akan dikembangkan adalah chart bergambar. Pertimbangan dipilihnya chart bergambar sebagai media pembelajaran agar peserta didik dapat memahami dan menguraikan konsep-konsep dalam proses pembelajaran llmu Pengetahuan Sosial (IPS) sesuai dengan gambar yang terdapat dalam chart bergambar. Selain itu gambar yang terdapat dalam chart dapat merangsang respon peserta didik untuk mengamati, menganalisis dan menannya berkaitan dengan gambar dan konsep yang terdapat dalam chart bergambar. dengan memahami konsep-konsep yang diajarkan melalui chart bergambar, diharapkan penguasaan meteri mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat lebih meningkat sehingga akan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Selain dari pada itu chart bergambar dapat dibuat sendiri oleh pendidik menyesuaikan dengan kondisi dan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Chart bergambar sebagai media dalam proses pembelajaran IPS diharapkan dapat menarik minat peserta didik memahami konsep-konsep yang terdapat dalam materi pelajaran IPS. Pemahaman peserta didik terhadap konsepkonsep IPS yang diajarkan akan berdampak pada hasil belajar peserta didik.

8 Uraian di atas menjadi latar belakang penulis untuk melakukan penelitian tentang Pengembangan media chart bergambar dalam pembelajaran IPS SMP kelas IX. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik karena menyangkut 3 aspek materi mata pelajaran.yaitu materi pelajaran sejarah, ekonomi dan geografi. 2. Peserta didik kesulitan dalam memahami konsep-konsep materi pelajaran IPS yang cakupanya begitu luas. 3. Rendahnya prestasi belajar IPS peserta didik 4. Rendahnya motivasi dan minat belajar peserta didik. 5. Terbatasnya media pembelajaran untuk kegiatan belajar mengajar. 6. Kurangnya kreatifitas pendidik dalam pemanfaatan media pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar peserta didik. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, fokus penelitian ini sebagai berikut. 1. Pengembangan media chart bergambar dalam pembelajaran IPS SMP kelas IX semester ganjil sebagai media pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Melihat efektivitas penggunakan media chart bergambar dalam pembelajaran IPS SMP kelas IX semester ganjil di SMPN 3 Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur Tahun pelajaran 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah 9 Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian pengembangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah pengembangan media chart bergambar dalam pembelajaran IPS SMP kelas IX semester ganjil dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik di SMPN 3 Batanghari Nuban Lampung Timur tahun pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimanakah efektivitas penggunaan media chart bergambar dalam pembelajaran IPS SMP kelas IX semester ganjil di SMPN 3 Batanghari Nuban Lampung Timur tahun pelajaran 2013/2014? 1.5 Tujuan Pengembangan Tujuan pengembangan media chart bergambar dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Menghasilkan media chart bergambar mata pelajaran IPS kelas IX semester ganjil yang dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan mengatasi keterbatasan media di sekolah. 2. Mengetahui efektivitas penggunakan media chart bergambar pada mata pelajaran IPS kelas IX semester ganjil di SMPN 3 Batanghari Nuban Lampung Timur tahun pelajaran 2013/2014. 1.6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan Produk pengembangan yang akan dibuat dalam karya ilmiah ini adalah chart bergambar mata pelajaran IPS SMP kelas IX semester ganjil. Secara spesifik chart bergambar yang akan dikembangkan adalah berupa chart mata pelajaran IPS SMP

10 yang dilengkapi dengan penjabaran dari konsep-konsep yang disertai dengan gambar sesuai dengan materi yang diajarkan.. 1.7 Pentingnya Pengembangan Permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama adalah mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik karena menyangkut 3 aspek materi mata pelajaran, yaitu materi pelajaran sejarah, ekonomi dan geografi. Peserta didik kesulitan dalam memahami konsep-konsep materi pelajaran IPS yang cakupanya begitu luas. Rendahnya motivasi dan prestasi belajar IPS peserta didik, terbatasnya media pembelajaran untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah, kondisi tersebut perlu di cari solusi pemecahanya. Salah satu solusinya adalah membuat media pembelajaran yang sederhana sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan pendidik dalam menyediakan media pembelajaran. Chart bergambar merupakan media yang dapat dibuat oleh pendidik di tengah keterbatasan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan pengembangan media chart bergambar pada mata pelajaran IPS SMP kelas IX semester 1 tersebut diharapkan peserta didik dapat belajar mandiri dan dengan mudah dapat memahami konsep-konsep pada mata pelajaran IPS SMP yang begitu luas. Dengan chart bergambar yang dikembangkan tersebut hasil belajar perserta didik dapat ditingkatkan. 1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1.8.1 Asumsi Pengembangan Karya ilmiah pengembangan berupa produk media chart bergambar dilandasi oleh teori belajar beharviorisme, kognitivisme, kontruktivisme dan humanisme. Teori

11 behaviorisme dan kognitivisme digunakan karena dari segi pemanfaatan media cahrt dalam kaitanya dengan menstimulus minat belajar peserta didik. Sedangkan teori konstruktivisme dan humanisme digunakan karena berkaitan dengan kemandirian belajar peserta didik dan kemampuan memahami konsep-konsep IPS untuk kemudian merekonstruksi menjadi sebuah pengetahuan. 1.8.2 Keterbatasan Penelitian Pengembangan Berkaitan dengan penelitian pengembangan ini, ada beberapa keterbatasan. Pertama; pengembangan media chart bergambar ini hanya melalui uji coba skala kecil dan besar hanya dilakukan di satu sekolah, sehingga belum representatif dalam mewakili sekolah tingkat SMP yang ada. Kedua; dalam penelitian pengembangan ini uji efektivitas hanya terbatas pada empat materi pokok yang terdiri dari materi geografi, sosiologi, geografi masing-masing satu RPP untuk satu pertemuan. sehingga hasil pengembangan ini tidak dapat digeneralisasikan sebagai hasil penelitian pada mata pelajaran IPS SMP kelas IX smester ganjil. dengan kata lain produk pengembangan dalam karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. 1.9 Manfaat Pengembangan Secara khusus manfaat penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: (1) sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran IPS di satuan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP); (2) merupakan bahan kajian pada mata pelajaran Ilmu Pengethuan Sosial dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran chart; (3) sebagai pedoman peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan teori belajar yang lain dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu

12 Pengetahuan Sosial (IPS) pada jengang Sekolah Menegah Pertama (SMP) dimasa yang akan datang. 2. Secara praktis, (1) bagi pendidik hasil pengembangan berupa chart bergambar pada mata pelajaran IPS tingkat SMP dapat digunakan sebagai media yang aktraktif serta sebagai allternatif ditenggah keterbatasan media yang ada; (2) bagi peserta didik, chart bergambar diharapkan dapat menarik minat dan membimbing peserta didik dalam memahami konsep pembelajaran IPS. 1.10 Ruang Lingkup Penelitian 1.10.1 Tempat Penelitian Pengembangan Tempat penelitian pengembangan media chart bergambar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dilaksanakan di SMP Negeri 3 Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur pada kelas IX semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Dasar pertimbangannya adalah peneliti pendidik yang bertugas di sekolah tersebut. Disamping itu peneliti ingin memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnnya pengembangan sebuah media bagi sekolah, dan sumber inspirasi kepada pendidik lain untuk selalu mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. 1.10.2 Waktu Penelitian Pengembangan Penelitian Pengembangan media chart bergambar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini dilaksanakan pada kelas IX semester ganjil di SMPN 3 Batanghari Nuban tahun pelajaran 2013-2014.

1.10.3 Subjek dan Objek Penelitian 13 Subjek penelitian pengembangan ini adalah peserta didik kelas IX semester ganjil SMPN 3 Batanghari Nuban dengan alasan bahwa peneliti adalah guru kelas IX disampiung itu terbatasnya media pembelajaran untuk kelas IX. Sedangkan objek penelitian pengembangan ini adalah chart bergambar sebagai media pembelajaran yang diuji cobakan pada peserta didik kelas IX semester ganjil di SMPN 3 Batanghari Nuban Lampung Timur. 1.10.4 Pengembangan Media Pembelajaran Penelitian ini difokuskan pada pengembangan media pembelajaran chart bergambar mata pelajaran IPS jenjang SMP kelas IX semester ganjil dan hasil belajar IPS peserta didik. 1.10.5 Ruang lingkup keilmuan Penelitian pengembangan media chart bergambar mata pelajaran IPS SMP ini termasuk dalam ruanng lingkup pendidikan IPS. Berdasarkan pendapat Woolever dan Scott (1988: 10-13) dalam pendidikan IPS terdapat lima tradisi. Lima tradisi tersebut tidak saling menguntungkan secara eksklusif melainkan saling melengkapi. Seorang pendidik mungkin mempertahankan satu, atau beberapa atau semua pandangan ini. Mereka yang setuju dengan beberapa tujuan dapat memegang satu pandangan lebih kuat dari pandangan lainnya. Adapun lima tradisi pada tujuan inti pendidikan ilmu pengetahuan sosial adalah sebagai berikut. 1. Ilmu pengetahuan sosial sebagai transmisi kewarganegaraan. 2. Ilmu pengetahuan sosial sebagai pengembangan pribadi. 3. Ilmu pengetahuan sosial sebagai refleksi inquiri.

4. Ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan ilmu-ilmu sosial. 14 5. Ilmu pengetahuan sosial sebagai pengambilan keputusan yang rasional dan aksi sosial. Berdasarkan kelima tradisi atau perspetif yang dikemukakan oleh Woolever dan Scott tersebut, pengembangan media chart berbasis pata konsep yang dilengkapi dengan gambar pada mata pelajaran IPS termasuk dalam dua tradisi IPS yang dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Penggunaan media chart bergambar pada mata pelajaran IPS, peserta didik diharapkan dapat menemukan dan memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran IPS. Menemukan konsep dan memahaminya menjadi sebuah pengetahuan termasuk dalam kawasan pendidikan ilmu pengetahuan sosial refleksi inquiri. 2. Konsep-konsep yang terdapat dalam media pembelajaran chart bergambar merupakan upaya untuk menyampaikan atau memberikan materi pendidikan IPS kepada peserta didik. Hal tersebut termasuk dalam kawasan pendidikan ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan ilmu-ilmu sosial.