BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku umum atau belum.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditengah persaingan yang ketat, khususnya dibidang bisnis pelayanan jasa akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pada perusahaan tersebut. Akuntan publik atau auditor berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. stabil dan menunjukkan perubahan positif dan signifikan, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja auditor harus berpedoman pada Standar Profesional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya dari klien. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan

Bab I. Pendahuluan. baik, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas yang tinggi. manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan dunia usaha. Para auditor

BABI PENDAHULUAN. yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang keprofesionalismenya sudah

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. (KAP) untuk mengaudit laporan keuangannya. untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Jasa audit atas laporan keuangan atau lebih tepat disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. FASB (Financial Accounting Standard Board) mengungkapkan ada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa, yakni jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) merupakan kode etik profesi yang mengatur akuntan publik dalam menjalankan profesinya. Bagi perusahaan kecil, laporan keuangan hanya digunakan oleh pihak internal perusahaan untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangannya. Pada kondisi seperti ini, kebutuhan profesi akuntan publik masih sangat rendah, karena pihak eksternal perusahaan belum memerlukan informasi yang dihasilkan oleh perusahaan. Tetapi bagi perusahaan besar, kebutuhan akan akuntan publik pun meningkat karena pengelola dan pemilik merupakan dua pihak yang berbeda. Praktik akuntan publik adalah pemberian jasa profesional kepada klien yang dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang berupa jasa audit, jasa atestasi, jasa akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa pendukung litigasi, dan jasa lainnya yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (Agoes, 2012). Ketentuan mengenai akuntan publik (auditor eksternal) di Indonesia diatur dalam Undang-undang Republik di Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Banyak perusaahaan dari berbagai industri yang berdiri di Kota Bandung mulai perusahaan kecil, menengah hingga perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan tersebut akan menghasilkan laporan keuangan, baik laporan keuangan yang sederhana untuk perusahaan kecil, maupun perusahaan besar yang laporan keuangannya lebih rumit karena mengandung informasi yang lebih rinci. Hal ini disebabkan karena pada perusahaan besar, jumlah modal dan pengguna laporan keuangan lebih banyak daripada perusahaan kecil. Untuk memenuhi kebutuhan 1

para pengguna informasi yang wajar, maka dibutuhkan pihak yang dianggap berkompeten dan independen untuk memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan dan memberikan keyakinan kepada para pengguna informasi laporan keuangan bahwa laporan yang disajikan telah benar dan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh manajemen maupun para pengguna laporan keuangan (http://bisnisukm.com/kota-bandung). Untuk mengetahui kualitas audit pada KAP, peneliti mengambil objek penelitian, yaitu auditor yang ada di Kantor Akuntan Publik wilayah Bandung. Alasan peneliti mengambil penelitian di Bandung karena memiliki jumlah KAP terbanyak ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Hal itu dibuktikan bahwa pada tahun 2016 jumlah KAP di wilayah bandung sebanyak 24 KAP dan 5 cabang KAP yang aktif di wilayah Bandung (http://iapi.or.id/assets /collections/doc/bandung-55dbebfd204cb.pdf). Untuk itu, penelitian ini menggunakan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bandung sebagai unit analisis untuk menguji apakah fee audit dan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. 1.2 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dalam dunia usaha dewasa ini semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis pelayanan jasa akuntan publik. Sejalan dengan perkembangan perusahaan go publik di Indonesia, permintaan akan audit laporan keuangan yang meningkat. Agar dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat, khususnya di bidang bisnis pelayanan jasa akuntan publik harus dapat menghimpun klien sebanyak mungkin dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas. Oleh karena itu menuntut para auditor untuk tetap memiliki kualitas audit yang baik (Putra dalam Kurniasih dan Rohman, 2014). Kualitas audit digunakan untuk mengukur kredibilitas laporan keuangan penggunaan informasi akuntansi sehingga dapat mengurangi resiko-resiko informasi yang tidak kredibel dalam laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan khususnya investor (Mgbame et al, 2012). 2

Auditor harus menghasilkan audit yang berkualitas sehingga dapat mengurangi ketidakselarasan yang terjadi antara pihak manajemen dan pemilik. Banyaknya kasus perusahaan yang mengalami kegagalan bisnis yang dikaitkan dengan kegagalan auditor, sehingga dapat mengancam kredibilitas laporan keuangan. Ancaman ini selanjutnya mempengaruhi presepsi masyarakat khususnya pemakai laporan keuangan atas kualitas audit. Berkualitas atau tidaknya pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan, sehingga auditor dituntut rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) dalam setiap melaksanakan pekerjaannya dan memiliki sikap professional. (Hanjani, 2014). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi auditor untuk mengambil keputusan dalam pemberian opini adalah Etika Auditor. Mengingat peranan auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan di dunia usaha, sehingga auditor mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis mereka terhadap organisasi di mana mereka bekerja, profesi mereka masyarakat dan diri mereka sendiri (Anni dalam Hanjani, 2014). Setiap auditor diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), agar situasi persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan audit yang dapat diandalkan, digunakan dan dipercaya kebenarannya bagi pihak yang berkepentingan (Kurnia, Khomsiyah dan Sofie, 2014). Seorang auditor dapat meningkatkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan berpedoman pada standar audit yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan (SPAP, 2011). Selain itu, seorang auditor juga harus menerapkan dan mematuhi prinsip dasar etika profesi, yaitu prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional, prinsip kerahasiaan, dan prinsip perilaku profesional (SPAP, 2011). 3

Salah satu faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah fee audit. Auditor yang berkualitas lebih tinggi akan mengenakan fee yang lebih tinggi pula, karena auditor yang berkualitas akan mencerminkan informasi-informasi yang dimiliki oleh pemilik perusahaan (Ian dalam Kurniasih dan Rohman, 2014). Permasalahan mengenai besar atau kecilnya audit fees yang diterima oleh Akuntan Publik atas jasanya pada klien (auditee) yang tercantum dalam laporan keuangan masih sangat jarang. Sebagian besar Perusahaan tidak mencantumkan besaran audit fee yang dibayarkan oleh perusahaan kepada Akuntan Publik dilaporan keuangannya. Padahal semua perusahaan diluar negeri telah mencantumkan besaran pembayaran audit fee kepada Akuntan Publik dalam laporan keuangannya. Permasalahan ini mungkin disebabkan oleh masih belum adanya peraturan yang mengatur besarnya audit fee yang harus ditagih oleh Akuntan Publik terhadap klien (auditee) atas jasa audit yang diberikannya. Sehingga secara tidak langsung penetapan audit fee tergantung pada tawar menawar antara pemberi jasa yaitu Akuntan Publik dengan kliennya yaitu perusahaan yang membutuhkan jasa Akuntan Publik (Evan, 2014). Kegagalan profesi auditor di Indonesia dapat dilihat dari kasus kegagalan audit yang terjadi pada perusahaan Raden Motor, sehingga mengakibatkan diberikannya sanksi kepada KAP Biasa Sitepu. Biasa Sitepu diduga kuat terlibat dalam kasus korupsi pada kredit macet Rp 52 Milyar untuk pengembangan usaha Perusahaan Raden Motor pada tahun 2010. Keterlibatan itu membuat empat kegiatan data laporan keuangan milik Raden Motor yang seharusnya ada dalam laporan keuangan, yang diajukan ke BRI sebagai pihak pemberi pinjaman. Empat kegiatan data laporan keuangan tersebut tidak disebutkan, akan tetapi hal itu telah membuat kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. Dalam hal ini terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsi. Setelah kejadian itu Perusahaan Raden Motor ditutup dan KAP Biasa Sitepu dibekukan izin praktek auditnya selama 2 tahun terhitung tanggal 7 Juli 2012 oleh Menteri Keuangan. (Sumber: www.kompas.com). Selain itu, adapula fenomena yang terjadi di kota Bandung, yakni berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan Nomor 7040KM.1/2008 tanggal 22 Oktober 4

2008, kantor akuntan publik Drs. Sugiono Poulus, MBA., telah dibekukan untuk jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal 16 Oktober 2008 dan berakhir pada tanggal 15 April 2009 akibat melakukan pelanggaran terhadap SPAP. KAP Sugiono Poulus dapat kembali aktif pada bulan Juni 2009 dengan ketentuan harus memenuhi Standar Auditing (SA)-Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik (sumber: www.hukumonline.com). Tentunya jika hasil laporan audit tersebut menyebabkan masalah seperti masalah perusahaan Raden Motor dan KAP Sugiono Paulus memunculkan keraguan mengenai kualitas audit yang auditor laporkan. Berdasarkan kasus audit di atas menimbulkan pertanyaan, apakah sebenarnya auditor tersebut mampu mendeteksi kecurangan-kecurangan dan kelemahan penyajian laporan keuangan klien atau sebenarnya mereka mampu mendeteksinya tetapi tidak mengumumkannya dalam laporan audit. Jika yang terjadi akuntan publik ikut mengamankan praktik rekayasa tersebut, seperti yang terungkap dalam kasus Raden motor maka inti permasalahannya adalah etika profesi. Dan jika akuntan publik tidak mampu mendeteksi temuan audit maka permasalahannya adalah kualitas audit. Kualitas audit yang rendah akan mengakibatkan tidak dapat diandalkannya laporan keuangan tersebut oleh pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomis. Terdapat beberapa penelitian sebelumnya mengenai variabel X1, X2 dan Y. Bhinga dan Jesica (2011) menyebutkan bahwa etika profesi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Lain halnya dengan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Futri dan Juliarsa (2014) yang mengatakan bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Tarigan, Bangun, dan Susanti (2013) menunjukkan bahwa besaran fee audit berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit. Namun, penelitian lain yang dilakukan oleh Hoitash, Markelevich dan Barragato (2007) menghasilkan penelitian yang berbeda yang mengatakan bahwa fee audit berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit. 5

Berdasarkan latar belakang yang telah djelaskan diatas, masih relevan dilakukan penelitian dengan tema Etika Auditor, Fee Audit dan Kualitas Audit. Oleh karena itu, judul yang penulis ambil untuk penelitian ini adalah Pengaruh Etika Auditor dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Bandung). 1.3 Perumusan Masalah Kantor Akuntan Publik saat ini sudah sangat dibutuhkan di setiap bagian Indonesia. Setiap investor atau pemilik perusahaan saat ini pasti mengandalkan laporan keuangan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan mengenai perusahaan-perusahaan. Untuk itu, Kualitas Audit dari KAP patut diperhitungkan, karena jika kualitas KAP tersebut buruk akan menghasilkan hasil Audit yang buruk dan adanya kesalahan material pada laporan keuangan. Belakangan ini, terdapat banyak auditor-auditor yang lebih mementingkan uang dibandingkan memperhatikan kode-kode etik yang ada. Sedangkan perusahaanperusahaan umumnya lebih mempercayai KAP big-four dari pada KAP yang berada di sekitar daerahnya. Semakin tinggi nama dari KAP tersebut, semakin tinggi pula Fee yang harus dibayarkan untuk KAP. Menurut Halim (2008:29) etika profesi meliputi integritas, objektifitas, kompetensi, kerahasiaan dan perilaku profesional. Setiap auditor harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak menyimpangi aturan dalam menyelesaikan laporan keuangan kliennya. Dalam menilai kualitas audit, terdapat beberapa faktor yang dipandang untuk dinilai secara baik diantaranya adalah Etika Auditor dan Fee audit. Berdasarkan fenomena-fenomena yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Etika Auditor dan Fee Audit terhadak Kualitas Audit (Studi kasus pada KAP di Bandung). 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut: 6

1. Bagaimana Etika Auditor, Fee Audit dan Kualitas Audit di Kantor Akuntan Publik Bandung? 2. Bagaimana pengaruh secara simultan Etika Auditor dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit? 3. Bagaimana pengaruh secara parsial Etika Auditor dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit yaitu: a. Pengaruh Etika Auditor secara parsial terhadap Kualitas Audit? b. Pengaruh Fee Audit secara parsial terhadap Kualitas Audit? 1.5 Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bukti empiris mengenai pengaruh dari Etika Auditor dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit di Kantor Akuntan Publik Bandung. Adapun tujuan khususnya adalah: 1. Untuk menganalisis Etika Auditor, Fee Audit dan Kualitas Audit di Kantor Akuntan Publik Bandung. 2. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan Etika Auditor dan Fee Audit terhadap Kualitas Audit. 3. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial Etika Auditor dan Fee Audit terhadap kualitas audit: a. Menganalisis pengaruh Etika Auditor secara parsial terhadap Kualitas Audit. b. Menganalisis pengaruh Fee Audit secara parsial terhadap Kualitas Audit. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Aspek Teoritis Kegunaan teoritis yang ingin dicapai dari pengembangan pengetahuan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Bagi para akademisi, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsi terhadap ilmu pengetahuan auditing dan dapat membuka 7

cakrawala akademisi sehingga mampu mempersiapkan mahasiswa untuk dapat bekerja di Kantor Akuntan Publik yang memiliki Etika Auditor yang baik dan pengetahuan mengenai audit fee sebagai seorang auditor. 2. Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi oleh penelitian sejenis untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh etika profesi dan audit fee terhadap kualitas audit. 1.6.2 Aspek Praktis Kegunaan praktis yang ingin dicapai dari penerapan pengetahuan sebagai hasil penelitian ini adalah: a) Bagi Kantor Akuntan Publik Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Kantor Akuntan Publik khususnya dalam mengelola sumber daya manusianya agar citra KAP di mata masyarakat semakin memiliki kredibilitas tinggi. b) Bagi profesi auditor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para auditor agar menjadi lebih baik lagi dalam menguasai dan menerapkan etika profesi dan audit fee sehingga akan menghasilkan kualitas audit yang baik. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Agar penulis lebih mudah dalam melakukan penyusunan tugas akhir serta untuk membuat penelitian terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahannya yang akan dibahas dalam penelitian ini yakni: 1. Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti mengenai pengaruh Fee Audit dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit. 2. Objek dari penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di Bandung 8

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub bab-sub bab. Sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan penjelasan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian yang mengangkat fenomena yang menjadi isu penting sehingga layak untuk diteliti disertai dengan argumen teoritis yang ada, perumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang penelitian, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian ini secara teoritis dan praktis serta sistematika penulisan secara umum. 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini mengungkapkan dengan ringkas, jelas dan padat mengenai fee audit, Etika auditor dan kualitas audit. Bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini, kerangka pemikiran yang membahas rangkaian pola pikir untuk menggambarkan masalah penelitian, hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas masalah penelitian dan pedoman untuk pengujian data, serta ruang lingkup penelitian yang menjelaskan dengan rinci batasan dan cakupan penelitian. 3. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian yang digunakan, identifikasi variabel dependen dan variabel independen, definisi operasional variabel, tahapan penelitian, jenis dan sumber data (populasi dan sampel) serta teknik analisis data. Pada penelitian ini, alat pengukuran data menggunakan kuesioner. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan deskripsi hasil penelitian yang telah diidentifikasi dan pembahasan hasil penelitian. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan beberapa kesimpulan hasil analisis penelitian dan saran dari hasil penelitian ini. 9

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan 10

11