HUBUNGAN UMUR PUBERTAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA SISWA KELAS XII SMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2015 NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan-perubahan baik perubahan

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

Rina Indah Agustina ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era

BAB I PENDAHULUAN. Periode perkembangan manusia terdiri atas tiga yaitu masa anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP SEKSUALITAS DENGAN PERILAKU PACARAN PADA PELAJAR SLTA DI KOTA SEMARANG NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase krusial dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA KELAS X TENTANG SEKSUAL BEBAS DI SMA MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Seks bebas adalah hubungan seksual terhadap lawan jenis maupun

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

HUBUNGAN ANTARA KEDEKATAN ORANGTUA DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH PLERET BANTUL TAHUN 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK. Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo. Abstrak.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seks bebas atau dalam bahasa populernya disebut extra-marital intercouse

Kata Kunci : seksual remaja, berpacaran, sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

Jurnal Kesehatan Bhakti Husada Edisi Juli Desember Tahun

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah-masalah pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOUR ON SMA N 7 SEMARANGSTUDENTS

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Remaja Kelas X Di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

Kata Kunci : Konsep diri, Kontrol diri, Persepsi siswa tentang perilaku seksual, Peran keluarga, Sumber informasi, Perilaku seksual.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS DI SMK SWASTA MEDAN AREA 1 MEDAN TAHUN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PADA REMAJA DI SMP N 7 SURAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

Transkripsi:

HUBUNGAN UMUR PUBERTAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA SISWA KELAS XII SMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : YANINDIHAS RACHMA NURCAHYANI NIM: 201410104320 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAHYOGYAKARTA 2015

HUBUNGAN UMUR PUBERTAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA SISWA KELAS XII SMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2015 1 Yanindihas Rachma Nurcahyani 2, Yekti Satriyandari 3 INTISARI Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Semakin muda umur seseorang saat mengalami pubertas maka semakin besar risiko terjadinya perilaku seks pranikah. Untuk mengetahui hubungan umur pubertas dengan perilaku seksual remaja siswa kelas XII SMK Telkom Shandy Putra Purwokerto. Penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah proportional random sampling, sampel sebanyak 156 siswa Kelas XII SMK Telkom Shandy Putra Purwokerto. Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden mengalami pubertas normal sebanyak 104 responden (66,7%), mayoritas responden memiliki perilaku seksual positif sebanyak 130 responden (83,3%), dan ada hubungan antara umur pubertas dengan perilaku seksual remaja siswa kelas XII SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto dengan nilai þ-value (0,000) < α (0,05). Keeratan hubungan antara umur pubertas dengan perilaku seksual dalam kategori sedang dengan nilai koefisien kontingensi 0,594. Ada hubungan antara umur pubertas dengan perilaku seksual remaja siswa kelas XII SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto.Perlu adanya pemberian materi tentang kesehatan reproduksi remaja kepada siswa SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto, baik berupa penyuluhan atau memasukan dalam mata pelajaran. Kata Kunci : Umur pubertas, perilaku seksual, remaja

PUBERTY AGE RELATIONSHIP WITH SEXUAL BEHAVIOR OF YOUTH CLASS XII SMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2015 1 Yanindihas Rachma Nurcahyani 2, Yekti Satriyandari 3 ABSTRACT Sexual behavior is all behavior driven by sexual desire, both with the opposite sex or same sex. The younger person when run into puberty, the greater the risk of premarital sex behavior. To determine the age of puberty relationship with adolescent sexual behavior class XII student of SMK Telkom Shandy Putra Purwokerto. This study is an analytic correlation with cross sectional approach. The sample used is proportional random sampling, a samples of 156 students of class XII SMK Telkom Shandy Putra Purwokerto. The results showed majority of respondents experience normal puberty as many as 104 respondents (66.7%), majority of respondents have a positive sexual behavior of 130 respondents (83.3%), and there is a relationship between the age of puberty in adolescent sexual behavior of students of class XII SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto with value þ-value (0.000) < α (0.05). The relationship between the age of puberty to sexual behavior in the medium category with contingency coefficient 0.594. There is a relationship between the age of puberty with adolescent sexual behavior class XII student of SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto. Need for the reproductive health to student SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto either counselling or subject. Keywords : Age of puberty, sexual behavior, adolescent.

PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa terjadinya perubahan-perubahan baik perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan seperti perubahan intelektual, perubahan emosi, perubahan moral dan perubahan yang dapat langsung diamati adalah perubahan fisik. Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanakkanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi (Lubis, 2009). Masa remaja diawali oleh masa pubertas yaitu masa terjadinya perubahan fisik dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual), yang disertai dengan perkembangan bertahap dari seksual primer dan karateristik seksual sekunder. Karateristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi sedangkan karateristik seksual sekunder mencakup dalam perubahan bentuk tubuh yang berhubungan dengan daya tarik seksual (sex appeal). Kematangan seksual ini menyebabkan munculnya minat sosial dan keingintahuan remaja tentang seksual (Kusmiran, 2011). Menurut Hyde (2006) semakin muda umur seseorang saat mengalami pubertas maka semakin besar risiko terjadinya perilaku seks pranikah dikarenakan perubahan pada hormon yang terjadi seiring dengan masa pubertas berkontribusi pada meningkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan hubungan dengan lawan jenis. Hal ini dikarenakan pada umur ini adalah potensial aktif bagi mereka untuk melakukan perilaku seks bebas. Hal tersebut tergambar dalam hasil penelitian ini di mana sebagian besar responden yang telah melakukan perilaku seks kategori intim berada pada umur 14 15 tahun memiliki persentase perilaku seks kategori intim lebih sedikit dibandingkan dengan responden umur 13 tahun. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual. Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang menunjukkan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau kegagalan untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih dapat dikerjakan (Novitasari, 2012). Saat ini kecenderungan pola masyarakat khususnya remaja tentang hubungan seksual mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi dikarenakan iklim sosial saat ini yang membuat pola pergaulan anak muda sekarang makin permisif. Dulu orang menganggap kalau seks dilakukan setelah menikah. Sekarang perilaku seks ringan terkesan sebagai suatu yang lumrah (Sari, 2008). Menurut Taufik dan Anganthi (2005) di Amerika dengan subjek penelitian perempuan Afrika-Amerika berusia 14-18 tahun ditemukan 46% responden melakukan hubungan seksual kurang dari atau sama dengan 4 kali pada 6 bulan terakhir, dan dari 54 responden melakukan hubungan seksual lebih dari 4 kali dalam 6 bulan terakhir. Dinegara Inggris remaja juga melakukan seks bebas sebanyak 20% pria dan 15% pada wanita yang berusia 15-24 tahun (Edwards & Byrom, 2010). Secara teoritis hubungan

seksual di luar nikah berisiko yang mengidap HIV/AIDS adalah 1:100. Artinya, dalam 100 kali hubungan seksual ada 1 kali risiko terjadi penularan HIV (Harahap, 2012). Lembaga survey dunia menyatakan 43% dari perempuan di Sub-Sahara Afrika dan 20% perempuan di Amerika Latin melakukan hubungan seksual pada usia 20 tahun sebelum menikah. Di Negara-negara maju angka tersebut lebih tinggi yakni 68% remaja di Amerika serikat dan 72% remaja Prancis dibawah usia 23 tahun melakukan hubungan sek sebelum menikah dengan kemungkinan pasangan yang berganti-ganti. Hal ini memungkinkan penyebaran penyakit menular seksual lebih meluas (Muzayyanah, 2009). Di Indonesia frekuensi terbesar remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah berada pada kelompok umur 20-24 tahun yaitu sebesar 60,1%, remaja yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan sebanyak 58,5% berada pada umur 15-19 tahun dan rata-rata 19 tahun remaja telah melakukan aborsi. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkkan kelompok umur 20-24 tahun pada wanita yaitu sebesar 1,8% telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan pada pria sebesar 14,6 %. Kelompok 15 19 wanita telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah sebesar 0,7 % dan pada pria sebesar 4,5 %. Data BKKBN tahun 2012 tentang pola perilaku seksual 127 mahasiswa di Jawa Tengah menunjukkan bahwa sebagian besar (69,2%) melakukan hubungan intim dengan pacar, pekerja seks 42,3% dan sisanya dengan teman atau orang yang tidak dikenal. Alasan melakukan seks bebas sebagian besar karena kebutuhan biologis yaitu sebanyak 53,8%; sebagai ungkapan cinta (42,3%) dan alasan lainnya adalah karena coba-coba dan lain-lain. SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto merupakan sekolah menengah yang mayoritas siswanya adalah anak kos, dan dengan kehidupan anak kos yang cenderung bebas tanpa pengawasan orang tua dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk berprilaku seksual. Studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto diperoleh data sebagai berikut : dari 20 responden terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswi perempuan kelas XII yang telah diwawancarai, 10 orang mengaku telah berpegangan tangan dan berpelukan, 6orang telah berpegangan tangan, berpelukan serta berciuman, 4 orang sudah berpegangan tangan dan melakukan onani/masturbasi, dan seluruhnya mengaku sudah pernah menonton blue film dan membaca cerita dewasa. Dari 20 responden yang diwawancarai 3 orang mengalami pubertas pada umur 13 tahun, 8 orang pada umur 12 tahun, 4 orang pada umur 11 tahun, dan 5 pada umur 10 tahun. Selain itu, pada tahun 2011 dan 2012 terdapat 3 siswa yang diketahui hamil akibat perilaku seksual remaja. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian menggunakan metode analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proportional random sampling yaitu teknik penentuan sampel yang digunakan pada populasi yang dilakukan dengan membagi secara proporsional (Sugiyono, 2010). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 156 orang siswa kelas XII SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto dengan kriteria Siswa Kelas XII SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto Tahun Ajaran 2014/2015 yang hadir saat dilakukan penelitian. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner tertutup, yaitu pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih.

Kuesioner prilaku seksual remaja terdiri dari 21 pertanyaan mengenai perilaku seksual yang telah di uji validitaskan. Kuesiner menggunakan skala likert untuk mengukur perilaku responden terhadap perilaku seksual remaja, dimana alternatif jawaban dari kuesioner adalah selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Analisis univariat dilakukan secara universal yaitu untuk mengetahui distribusi, frekuensi, dan proporsi. Untuk mengetahui hubungan antara umur pubertas dengan perilaku seksual remaja dilakukan analisis menggunakan uji statistik Koefisien Korelasi Kontingensi pada Chi Square. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi (n=156) Presentasi (%) Jenis Kelamin Responden Laki-laki Perempuan Usia Responden < 17 tahun 17 tahun Tempat Tinggal Rumah Orang Tua Kos Frekuensi Orang Tua Menghubungi Responden Setiap Hari Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah Sumber : Pengolahan Hasil Penelitian 87 69 23 133 72 84 27 36 21 0 55,77 44,23 14,74 85,26 46,15 53,85 32,14 42,86 25 Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian menunjukan bahwa jenis kelamin responden laki-laki yaitu 87 (55,77%) responden, 69(44,23%) jenis kelamin permpuan. Usia responden mayoritas adalah usia 17 tahun atau lebih yaitu 133 responden (85,26%), usia kurang dari 17 tahun 23 (14,74%) responden. Tempat tinggal 72(46,15%) tinggal bersama orang tua, 84(53,85%) tinggal di kos. Pada responden yang tinggal di kos, 27 (32,14%) selalu dihubungi oleh orang tua, 36 (42,86%) sering, 21 (25%) kadang-kadang. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Umur Pubertas Siswa Kelas XII SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto Umur Pubertas Frekuensi (f) Persentase (%) Pubertas Dini 23 14.7 Pubertas Normal 104 66.7 Pubertas Terlambat 29 18.6 Total 156 100 Sumber : Pengolahan Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden mendapatkan pubertas normal yaitu sebanyak 104 responden (66,7%), selain itu sebanyak 29 responden (18,6%) mendapatkan pubertas terlambat, sisanya 23 responden (14,7%) mendapatkan pubertas dini. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perilaku Seksual Remaja Siswa Kelas XII SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto Perilaku Seksual Frekuensi (f) Persentase (%) Positif 130 83.3 Negatif 26 16.7 Total 156 100 Sumber : Pengolahan Hasil Penelitian Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki perilaku seksual positif sebanyak 130 responden (83,3%) dan sebagian kecil memiliki perilaku seksual negatif sebanyak 26 responden (16,7%). Tabel 4. Hubungan Antara Umur Pubertas Dengan Perilaku Seksual Remaja Siswa Kelas XII SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto Perilaku_Seksual Positif Negatif Total f % f % f % p-value C Umur_Pubertas Pubertas Dini 4 17,4 19 82,6 23 100 Pubertas Normal Pubertas Terlambat 97 93,3 7 6,7 104 100 29 100 0 0 29 100 Total 130 26 156 0,000 0,594 Sumber : Pengolahan Hasil Penelitian Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa dari 23 responden yang mengalami pubertas dini mayoritas memiliki perilaku seksual negatif sebanyak 19 responden (82,6%), sedangkan dari 104 responden yang mengalami pubertas normal mayoritas memiliki perilaku seksual positif yaitu 97 responden (93,3%), dan dari 29 reponden yang mengalami pubertas terlambat semuanya memiliki perilaku seksual positif. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa þ-value berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Chi Square sebesar 0,000, dengan taraf signifikan 5% nilai α adalah 0,05, sehingga dapat disimpulakan bahwa þ-value (0,000) < α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan ada hubungan antara umur pubertas dengan perilaku seksual remaja siswa kelas XII SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto. Keeratan hubungan antara variabel umur pubertas dengan perilaku seksual dapat dilihat dari nilai koefisien kontingensi pada Chi Square yang didapatkan yaitu 0.594, dimana keeratan kedua variabel dalam kategori sedang.

SIMPULAN Mayoritas responden mengalami pubertas normal sebanyak 104 responden (66,7%), sebanyak 29 responden (18,6%) mendapatkan pubertas terlambat, dan 23 responden (14,7%) mendapatkan pubertas dini. Mayoritas responden memiliki perilaku seksual positif sebanyak 130 responden (83,3%), sebagian kecil memiliki perilaku seksual negatif sebanyak 26 responden (16,7%). Ada hubungan antara umur pubertas dengan perilaku seksual remaja siswa kelas XII SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto dengan nilai þ-value (0,000) < α (0,05). Keeratan hubungan antara umur pubertas dengan perilaku seksual dalam kategori sedang dengan nilai koefisien kontingensi 0,594. SARAN Perlu adanya pemberian materi tentang kesehatan reproduksi remaja kepada siswa SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto, baik berupa penyuluhan atau memasukan dalam mata pelajaran. DAFTAR PUSTAKA BKKBN. 2012. Jumlah ABG di Kota Besar Indonesia yang Sudah Pernah Hubungan Seks. http://www.bkkbn.go.id. 23 Desember 2014. Edwards & Byrom. 2010. Praktik Kebidanan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Harahap, 2012. Risiko Tertular HIV Kalau Hubungan Seksual Dilakukan. http://www.aidsindonesia.com.2012.12.html. 12 Januari 2014. Hyde, J.S. 2006. Psychology of Women. Boston : Cengage Learning Publisher. Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika. Lubis, N. 2009. Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Muzayyanah, N. 2009. Perkembangan Organ Seks Remaja. Jakarta : Balai Pustaka. Novitasari, D. 2012. Perilaku Seksual Remaja dan Faktor Risiko di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Umum. Majalah Kedokteran Indonesia, Volum: 59, Nomor: 6, Juni 2012. Sari. 2008. Hubungan Antara Presepsi Terhadap Gaya Hidup Clubbing Dengan Religiutas Pada Remaja di SMA Negeri 5 Surakarta. Surakarta : Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2012. Perilaku Seksual Kelompok Umur. http:// SDKI.com diakses : 23 November 2014. Taufik. & Anganthi, N. R. N. 2005. Seksualitas Remaja: Perbedaan Seksualitas Antara Remaja Yang Tidak Melakukan Hubungan Seksual Dan Remaja Yang Melakukan Hubungan Seksual. Jurnal Penelitian Humaniora, 6(2), 115-129.