KONSEP «MORBID CHIC» DALAM ROMAN L HYPER JUSTINE KARYA SIMON LIBERATI LAISA KHOERUN NISSA

dokumen-dokumen yang mirip
Unsur-Unsur Emosi yang Mendasari Perilaku Tokoh Utama. Dalam Novel Week-end de chasse à la mère. Karya Geneviève Brisac. Oleh Kika Adriani Juniastika*

BAB VI PENUTUP. unsur intrinsik roman La Consolante karya Anna Gavalda, dapat. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

KARAKTERISTIK FANTASTIK DALAM TINJAUAN TEKNIK PENOKOHAN PADA NOVEL BIFTECK KARYA MARTIN PROVOST

Peran Bayangan Masa Lalu dalam membentuk Rasa Percaya Diri dalam Roman Le Voleur d Ombres Karya Marc Levi

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

PENGARUH REALITAS SOSIAL TERHADAP KEHIDUPAN PASANGAN CAMPURAN DALAM NOVEL L HISTOIRE DE LA FEMME CANNIBALE KARYA MARYSE CONDÉ

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. cuarahan hati pengarang. Cara pengarang menghadirkan tokoh merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

CHAPTER V SUMMARY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah

BAB II KAJIAN TEORITIS. Penelitian tentang Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Novel Ritournelle de La Faim karya Le Clezio adalah representasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa menjadi media sastra. Karya sastra muncul dalam bentuk ungkapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

Efek Domino Dari Sebuah Kamuflase Dalam Dongeng Berjudul Tristan Vox Karya Michel Tournier

RANCANGAN KEGIATAN PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Victorian, kehidupan governess menjadi salah satu bagian

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran,

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

KONSEP «MORBID CHIC» DALAM ROMAN L HYPER JUSTINE KARYA SIMON LIBERATI LAISA KHOERUN NISSA 180510070018 FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA PERANCIS UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR Agustus, 2012

KONSEP «MORBID CHIC» DALAM ROMAN L HYPER JUSTINE KARYA SIMON LIBERATI Oleh : Laisa Khoerun Nissa 1 ABSTRAK Skripsi ini berjudul Konsep «Morbid Chic» dalam roman L hyper Justine karya Simon Liberati yang bersumber dari novel yang ditulis oleh pengarang pada tahun 2009. Morbid Chic merupakan suatu konsep yang menggambarkan imoralitas manusia dalam usahanya mencapai kepuasan dan kesenangan pribadi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui seperti apa konsep Morbid Chic yang tertuang dalam jalinan kisah dan bagaimana konsep tersebut menggerakan jalan cerita dalam novel ini. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan analisis alur, analisis tokoh, analisis latar dan analisis sudut pandang. Dari seluruh rangkaian analisis ini, kita dapat menemukan rangkaian fenomena yang merujuk pada konsep Morbid Chic dalam kehidupan para tokoh dalam novel ini. Kata Kunci : Moral, Amoralitas, Norma, Perilaku manusia, Degradasi moral. ABSTRACT This thesis entitled The Morbid Chic Concept in A Roman L hyper Justine by Simon Liberati sourced from a roman written by the author in 2009. Morbid Chic is a concept that show the imorality of human to gain their satisfaction and pleasure. The purpose of the research is to show how the Morbid Chic concept reflected and drive the whole story in this roman. To obtain that 1 Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Perancis Universitas Padjadjaran, lulus pada tanggal 27 Juni 2012

purpose, the analysis used are the analysis of sequences, analysis of characters, analysis of décor, and analysis of point of view. According to this whole series of analysis, we are able to find phenomenas in the life of the caracteres in this roman, which reflected the Morbid Chic concept. Pendahuluan Manusia dan segala permasalahannya seringkali menjadi suatu tema dalam berbagai karya sastra termasuk novel. Dalam suatu karya sastra, pengarang memberi opini, kritik maupun pemikirannya terhadap suatu masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia untuk kemudian disampaikan pada pembaca. Salah satu masalah yang paling sering disorot adalah moralitas manusia. Saat ini, manusia cenderung melupakan nilai-nilai moral dalam menjalankan kehidupannya. Manusia hanya memikirkan hasrat dan keinginankeinginannya semata dan berusaha memuaskan segala hasratnya termasuk dengan melakukan berbagai hal yang melanggar norma susila. Mereka tidak lagi peduli jika perilaku mereka membuat orang lain menderita, asalkan mereka mendapatkan segala keinginan mereka. Inilah yang disebut dengan Morbid Chic. Simon Liberati mengangkat masalah moral manusia dalam karyanya yang berjudul L hyper Justine. Melalui tokoh-tokohnya, ia menggambarkan perilaku manusia saat ini, ketika kepentingan dan kesenangan pribadi menjadi hal paling utama dalam kehidupan. Dengan menerapkan konsep Morbid Chic, ia mengangkat L hyper Justine sebagai sebuah potret nyata keadaan moral manusia saat ini, yang menarik untuk dianalisis. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengkaji seperti apa konsep Morbid Chic yang tertuang dalam novel L hyper Justine dan bagaimana konsep tersebut menggerakan jalan cerita novel ini. tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami konsep Morbid Chic dan bagaimana penerapannya dalam novel L hyper Justine. Untuk mencapai tujuan penelitian

tersebut, penulis menggunakan metode analisis struktural yang mencakup analisis alur, tokoh, latar dan sudut pandang. Pembahasan Pierre al-hamdi, seorang penipu datang ke Paris. Tanpa sengaja, ia melihat seorang wanita cantik berdiri di balkon sebuah rumah. Terpesona, ia mengetahui wanita itu bernama Justine. Pertemuan itu membawanya untuk menemukan sebuah proyek film yang ditulis oleh Thérèse Legros, dan menyadari bahwa cerita film itu mirip dengan kisah hidup ibunya yang terbunuh di Yaman. Penuh kemarahan, Pierre mencari tahu kaitan antara Thérèse dan kematian ibunya. Menurut Schmitt dan Viala, cerita merupakan rangkaian dari peristiwaperistiwa, yang terdiri dari beberapa peristiwa utama yang mewujudkan suatu cerita utuh. Peristiwa-peristiwa itu dibagi dalam unit terkecil yang disebut sekuen. Sekuen ini harus berpusat pada satu titik perhatian misalnya suatu objek tertentu: sebuah peristiwa, seorang tokoh, sebuah ide, sebuah pemikiran. Bisa juga apabila beberapa tokoh terpusat pada satu objek atau beberapa objek menjadi pengamatan seorang tokoh. Dalam analisis sekuen dalam novel L hyper Justine, kita dapat melihat rangkaian peristiwa yang mendukung konsep Morbid Chic. Setiap bagian dari sekuen berhubungan satu dengan lainnya dan membentuk suatu hubungan sintagmatik. Menurut Barthes, hubungan sintagmatik adalah hubungan penelitian karya sastra melalui sekuen-sekuennya. Hubungan ini merupakan analisis struktural berdasarkan fungsinya yaitu fungsi kardinal, yang berarti kejadian yang menunjukkan sebab akibat dari sebuah cerita dan fungsi katalitas yang bersifat kronologis. Dalam analisis sekuen ini, kita dapat membagi alur cerita L hyper Justine menjadi 42 sekuen kardinal dan 117 sekuen katalisator. Secara umum, novel ini bercerita mengenai usaha tokoh utama untuk menyibak misteri kematian ibunya. Penulis menggunakan alur maju dan mundur untuk membantu pembaca agar dapat memahami cerita secara utuh. Melalui analisis sekuen, pembaca bisa melihat bagaimana tokoh-tokoh dalam cerita ini

hidup di dunia Morbid Chic yang penuh dengan hal-hal tidak bermoral seperti kriminalitas, sadisme, fetichisme dan lainnya. Teori dari Shmitt dan Viala serta dari Goldenstein digunakan dalam analisis tokoh. Menurut mereka, tokoh-tokoh yang ditemukan di dalam sebuah cerita dibentuk dari elemen-elemen yang ditiru dari kehidupan nyata. Oleh karena itu, tokoh-tokoh dalam suatu karya sastra dapat dikatakan lahir dari persilangan antara imajinasi pengarang dengan kenyataan. Tokoh yang dianalisis adalah mereka yang memiliki peran penting dalam pergerakan cerita, dalam hal ini penulis memilih tokoh Pierre, Thérèse, Justine, La Sultane dan Grisélidis untuk dianalisis. Dalam analisis tokoh, kita bisa menemukan ciri pembeda dari masingmasing tokoh. Thérèse merupakan seorang wanita tua kaya raya yang juga merupakan seorang lesbian. Ia adalah seorang ahli seni terkenal di Perancis, namun dibalik itu ia adalah seorang pembohong dan seorang manipulatif keji yang senang mempermainkan hidup orang lain. Kepribadiannya yang materialistis dan hedonis, membuatnya tak ragu untuk melakukan apapun demi mencapai keinginannya, tanpa peduli perbuatannya merugikan orang lain atau tidak. Tokohtokoh lainnya merupakan korban dari kekejian Thérèse. Ada Pierre, seorang penipu tampan yang mencari kebenaran tentang kematian ibunya. Seperti penipu lainnya, Pierre adalah seorang oportunis yang akan mengambil kesempatan apapun untuk kepentingan pribadi. Tumbuh tanpa kehadiran keluarga, Pierre menjadi sosok kesepian yang akan melakukan segalanya untuk bertahan hidup. Ia bepergian kemanapun sambil mencari petunjuk tentang kematian sang ibu yang sangat ia cintai. Usahanya menemui hasil ketika ia kembali ke Paris dan menemukan sebuah proyek film yang ditulis oleh Thérèse yang mirip dengan kisah hidup ibunya. Pierre kemudian menemui Thérèse untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Selanjutnya ada Justine, anak adopsi Thérèse. Justine merupakan seorang wanita menarik yang berasal dari Belgia. Justine sangat menyayangi Thérèse karenanya ia rela melakukan apapun untuk Thérèse. Dibalik sikap polosnya, Justine merupakan seorang wanita yang menyukai kekerasan. Ialah pewaris

kekayaan dan kekejian Thérèse yang sebenarnya. Lalu ada La Sultane, ibu dari Pierre. la Sultane tewas dibunuh pada masa pemberontakan islam di Yaman, tahun 1977. Ia merupakan seorang wanita cantik dan menyenangkan, namun memiliki nasib yang tragis. Ia menjadi seorang pelacur dan terbunuh karena profesinya tersebut. Kisah hidupnya menjadi inspirasi dari skenario yang ditulis Thérèse. Selanjutnya ada Grisélidis, mantan kekasih Thérèse. Ia meninggalkan Thérèse setelah mengetahui bahwa Thérèse memperalatnya untuk mendapatkan uang dengan menjual kisah pornografi berdasarkan hubungan seksual mereka. Analisis hubungan antartokoh mengijinkan kita untuk memahami kaitan antara tokoh yang satu dengan yang lainnya. Pierre, Justine, La Sultane dan Grisélidis adalah korban dari kekejaman Thérèse. Dari hubungan antara Pierre dan Thérèse, terlihat bahwa Thérèse adalah orang yang membuka seluruh misteri dalam kehidupan Pierre. Sebelumnya, Pierre menganggap bahwa Thérèse adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian ibunya, karena ia menulis skenario film berdasarkan kisah tragis La Sultane. Di akhir kisah terbukalah bahwa sebenarnya Thérèse adalah ibu kandung Pierre, yang memberikan putranya untuk diasuh La Sultane karena Thérèse tidak menyukai anak-anak. La Sultane sendiri merupakan teman Thérèse. Thérèse membantunya mencari pekerjaan di Paris, di sebuah bar bernama Le Brummel. Thérèse jugalah yang mengatur pertemuan agar La Sultane bekerja di Yaman. Setelah kematian La Sultane, Thérèse mencari keuntungan dengan menjual kisah tragis hidup La Sultane untuk dijadikan skenario film. Jadi hubungan antara Thérèse dan La Sultane adalah hubungan pertemanan yang saling menguntungkan. La Sultane mendapat pekerjaan berkat bantuan Thérèse, sementara La Sultane membayarnya dengan bersedia tidur dengan Thérèse. Di kemudian hari, Thérèse mendapatkan keuntungan dengan menjual kisah hidup temannya sendiri. Sementara hubungan antara La Sultane dengan Pierre adalah hubungan maternal, karena ialah yang merawat dan membesarkan Pierre dan Pierre selalu menganggap La Sultane sebagai ibunya. La Sultane adalah orang yang penting dalam kehidupan Pierre yang menyedihkan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Justine adalah anak angkat sekaligus ahli waris Thérèse. Ia akan melakukan apapun demi Thérèse termasuk menjadi

objek seksual dari ibu angkatnya. Selain tu, Justine merupakan penghubung antara Pierre da Thérèse karena berkat pertemuan pertama merekalah, Pierre bisa mengetahui kaitan Thérèse dan La Sultane. Sementara itu, hubungan antara Thérèse dan Grisélidis adalah hubungan asmara, namun romansa mereka berakhir buruk karena ulah Thérèse yang keterlaluan. Maka berdasarkan analisis tokoh dan hubungan antartokoh ini, kita dapat menyimpulkan bahwa tokoh-tokoh yang berada dalam novel ini adalah orang-orang amoral. Mereka tega melakukan apa saja untuk mendapat keinginannya, sesuai dengan dunia Morbid Chic yang melegalkan segala hal. Latar menurut Goldenstein adalah elemen penting dalam sebuah cerita karena latar memiliki peran untuk menciptakan situasi umum dari sebuah cerita. Latar dibagi menjadi tiga yaitu latar waktu, tempat dan sosial. Latar waktu dari cerita L hyper Justine adalah tahun 2007, namun inti cerita berawal dari kematian tokoh La Sultane di tahun 1977. Perbedaan waktu 30 tahun menunjukkan evolusi kepribadian manusia yang semakin lama semakin egois dan bebas melakukan apa saja. Latar tempat yang dipilih adalah kota Paris, sebagai simbol dari kota besar yang sering menjadi sarang yang nyaman bagi para pribadi amoral untuk berkumpul. Latar sosial menyoroti lingkungan pergaulan kalangan sosialita di Perancis, yang senang melakukan hal-hal yang tidak sesuai norma. Analisis latar semakin menjelaskan kekelaman para tokoh di novel ini. Sementara itu, menurut Goldenstein sudut pandang merupakan kedudukan narator terhadap apa yang diceritakan. Sudut pandang suatu cerita sangat penting sebab hal ini akan menyangkut masalah seleksi terhadap kejadian-kejadian cerita yang disajikan, menyangkut kesadaran siapa yang memaparkan serta kedudukan atau tempat berpijak si pencerita terhadap ceritanya. Sudut pandang terbagi dua menjadi sudut pandang terbatas (limitée) dan tidak terbatas (ilimitée). Analisis sudut pandang membantu pembaca untuk semakin memahami ide dan pemikiran narator terhadap konsep Morbid Chic. Dengan menggunakan sudut pandang tak terbatas, narator bebas keluar masuk pemikiran dan perasaan para tokoh untuk menunjukkan pandangannya terhadap dekadensi moral. Sudut

pandang terbatas digunakan agar pembaca memahami mengapa para tokoh bisa terseret ke dalam dunia Morbid Chic. Simpulan Maka berdasarkan keseluruhan analisis ini terlihat suatu konsep Morbid Chic yang memiliki karakteristiknya sendiri. Konsep Morbid Chic yang terlihat dari cerita L hyper Justine menitikberatkan pada hasrat manusia yang tidak terkendali, yang kemudian berubah menjadi suatu kebutuhan yang menyetir kepribadian seseorang agar melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ciri utama dari konsep Morbid Chic dalam novel ini ditunjukan melalui berbagai kekerasan, baik secara fisik maupun seksual, seperti fetichisme. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memenuhi kesenangan pribadi saja. L hyper Justine merupakan sebuah refleksi nyata dari kehidupan manusia. Dapatlah dikatakan apabila novel ini merupakan sebuah peringatan atas kondisi manusia saat ini yang semakin kehilangan sisi kemanusiaannya. Novel ini seakan ingin mengingatkan betapa pentingnya moralitas dalam kehidupan manusia, sebagai batasan sekaligus aturan dalam berperilaku, karena hal itulah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Daftar Sumber: htpp://www.parismatch.com/gilles-martin-chauffier/la-philosophie-dans-lemouroir-127569 htpp://www.critique-livre.fr/litterature/lhyper-justine Barthes, R. 1981. Analyse Structurale du Récit. Paris : Soleil. Goldenstein, J. P. 1980. Pour Lire le Roman. Brussel-Paris : De Boeck-Duculot. Liberati, Simon. 2009. L hyper Justine. Paris : Flammarion. Schmitt, M.P., dan A. Viala. 1982. Savoir lire. Paris : Didier.