BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN (SERVICE QUALITY) DAN NILAI PELANGGAN (CUSTOMER VALUE) TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA BANK BRI KCP DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan strateginya, perusahaan akan mengalami suatu kegagalan apabila

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan danadananya.melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. Di mana sektor perekonomian menjadi tolak ukur kemakmuran suatu Negara. Hal

I. PENDAHULUAN. di dunia, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam. memengaruhi pembangunan nasional demi kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, persaingan di dalam industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Nasabah yang puas dan setia tidak akan ragu untuk menyebarkan berita dan halhal

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan di Indonesia berkembang pesat sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indonesian Bank Service Excellence Monitor (BSEM 2010/ /2012)

BAB I PENDAHULUAN. 80-an dan 90-an kesan dunia perbankan menjadi terbalik, karena di era ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan pertumbuhan industri

BAB I PENDAHULUAN. harapan mereka, sehingga mampu memberikan kepuasan kepada para konsumen atau

BAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Perubahan-perubahan tersebut muncul

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia saat ini bukan hanya disebabkan karena perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah saat ini mengalami kemajuan yang

BAB I. Pendahuluan. konsumtif. Dengan begitu banyak bank melihat adanya keuntungan yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam membantu tumbuh kembangnya perekonomian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar bagi setiap pelaku bisnis. Melihat dari semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Situasi persaingan bisnis perbankan dalam era saat ini semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, sehingga dalam memilih tempat berinvestasi masyarakat tentunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Dengan demikian strategi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya jumlah bank yang ada di Indonesia membuat masyarakat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investasi maupun modal kerja. Perkembangan yang pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi kepada pelanggan yang lain (recommend). Memiliki pelanggan yang

T R I Y O N O D

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, memberikan banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan saat ini sangat pesat dengan disertai adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

BABI PENDAHULUAN. hal ini tidak dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan konsumen atau nasabah yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini makin banyak bank yang menyediakan layanan internet banking.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang di harapkan (Expected Service).(Kotler 1997 : 20). dunia bisnis mencakup kemampuan suatu perusahaan untuk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

BAB. I PENDAHULUAN. Pentingnya teknologi informasi dalam bisnis tidak diragukan lagi. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. berakibat pada ketertinggalan bahkan terlindas oleh kemajuan yang ada. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Asean (MEA) dimana persaingan Industri menjadi lebih bebas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. saing ditengah arus global yang semakin pesat. dengan azas tata kelola perbankan yang baik (good banking corporate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. membawa kehancuran bagi perekonomian negara Indonesia serta akibatnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, secara mengglobal persaingan dalam industri perbankan cukup

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini memang berlangsung sangat cepat. Semua negara di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. kepada nasabahnya selalu mengutamakan pelayanan yang berkualitas. persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari industri perbankan di Surabaya dapat. menunjukkan meningkatnya jumlah nasabah yang menggunakan jasa perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan konsumen lama. Perusahaan harus mampu membaca peluang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut mengakibatkan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Pada zaman modern saat ini, perkembangan dunia teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam keadaan perekonomian yang semakin sulit ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan bisnis dan profit mereka (Arlan Rully, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. ada beberapa bank yang sudah mulai bisa bersaing dengan BCA dan BRI, bahkan

sdcfdcf BAB I PENDAHULUAN merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi dan ditangani oleh bank Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan kemajuan pesat di bidang teknologi, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perbankan yang ada di kota Surabaya saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan jasa perbankan tumbuh begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, unsur pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen (nasabah) memiliki banyak alasan dalam menentukan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sebagai salah satu kegiatan utama perusahaan, dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat. Kesulitan pendanaan pun menimpa usaha-usaha kecil sampai usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengharamkan bunga bank yang didalamnya terdapat unsur unsur riba kantor di tahun 2012 menjadi di tahun 2014.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia. Makin itensifnya persaingan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak lama lagi akan dihadapi oleh segenap pelaku bisnis yang bergerak dalam berbagai sektor usaha di Indonesia. Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan bentuk integrasi ekonomi ASEAN, yang berarti adanya sistem perdagangan bebas antara Negara-Negara di ASEAN. Indonesia beserta sembilan Negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) ini, tepatnya pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007. Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 untuk mengubah ASEAN menjadi daerah perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas. Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN, akan menciptakan suatu peluang pasar yang sangat besar. Peluang pasar dalam negeri Indonesia saat ini mencapai 250 juta orang dan peluang pasar di ASEAN menembus angka 625 juta orang. Sehingga dapat dikatakan pengusaha Indonesia memiliki peluang pasar baru sekitar 275 juta orang yang bisa dimanfaatkan apabila berhasil menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN secara baik. Akan tetapi dibalik itu Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya menghadirkan peluang yang sangat luas untuk memperbesar cakupan bisnis bagi para pelaku dunia usaha di Indonesia, namun turut juga membawa tantangan yang sangat besar dari para pelaku usaha Negara-Negara ASEAN lainnya yang juga akan memasuki pasar di Indonesia. Hal itu sudah pasti akan membuat persaingan dunia usaha di Indonesia menjadi semakin ketat. Bisa jadi para pelaku dunia usaha dalam negeri justru akan terdegradasi atau tersingkir oleh para pelaku dunia usaha asing apabila tidak mampu mempersiapkan diri sebaik dan sesempurna mungkin pada berbagai sektor guna meningkatkan daya saingnya. Dunia perbankan merupakan salah satu sektor yang turut serta merasakan dampak positif dan negatif atas rencana akan diberlakukannya Masyarakat 1

2 Ekonomi ASEAN. Dimana terdapat beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan, dan tantangan yang harus dihadapi. Akan tetapi justru fakta dilapangan menyatakan bahwa kemampuan teknis, manajerial, teknologi dan sumber daya manusia (SDM) perbankan di Indonesia masih tertinggal apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Ditambah lagi dengan masalah permodalan yang terbatas dan akuisisi bank-bank lokal oleh bank asing yang marak terjadi menjadi tantangan tersendiri bagi sektor perbankan di dalam negeri yang harus segera dibenahi. Sektor perbankan Indonesia harus segera memperbaiki diri, mulai dari melakukan sertifikasi bankir professional, pengembangan produk atau jasa perbankan, pengembangan platform teknologi, penguatan modal IPO, strategic sale atau merger, pengembangan aliansi strategis dengan bank-bank asing serta perluasan outlet network dalam dan luar negeri. Jika ingin terlibat aktif dan tidak terlindas dalam era bebas pasar ASEAN, peran institusi seperti Badan Pemerika Keuangan (BPK) juga dianggap penting guna meningkatkan Good Corporate Government (GCG) pada industri perbankan di Indonesia. Selain itu perbankan nasional juga perlu mengajak stake holder, seperti Permimpunan Bank-Bank Nasional (PERBANAS) dan Institusi Bankir Indonesia (IBI) untuk menstimulasi semakin baiknya GCG bank dalam menghadapi pasar bebas ekonomi ASEAN. Pada dasarnya permasalahan paling penting saat ini yang harus dihadapi oleh sektor industri perbankan di Indonesia dalam rangka mempersiapkan diri guna menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah bagaimana caranya untuk mencapai tingkatan tertinggi dari kepuasan nasabah. Akan tetapi realita yang terjadi saat ini adalah industri perbankan di Indonesia masih lebih berfokus pada keuntungan dengan mengesampingkan faktor kepuasan nasabahnya, yang berakibat pada tingginya prosentase nasabah yang merasa belum puas ataupun justru kecewa terhadap bank karena minimnya perhatian bank terhadap nasabah serta belum mampunya pihak bank dalam merealasisasikan harapan-harapan para nasabah. Data terbaru dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan bahwa semenjak LPS berdiri Tahun 2005 hingga sekarang sudah terdapat 58 bank

3 yang sudah dilikuidasi atau sedang menjalani proses likuidasi (www.lps.go.id). Hal itu terjadi karena buruknya kinerja dari perusahaan perbankan yang berakibat fatal, dimana masalah kepuasan nasabah yang meliputi banyak faktor didalamnya turut serta menjadi salah satu penyebab awal dari gagalnya bank tersebut dalam menghadapi persaingan di dunia perbankan. Program peningkatan kepuasan nasabah sangat dibutuhkan dalam menghadapi persaingan di industri perbankan yang semakin tajam. Kepuasan nasabah akan tercipta apabila harapan-harapan dari para nasabah bisa diwujudkan secara nyata oleh bank. Banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh perusahaan perbankan dengan tercapainya tingkat kepuasan nasabah yang tinggi, dimana mampu meningkatkan loyalitas nasabah, meningkatkan reputasi perusahaan, mengurangi elastisitas harga, mengurangi biaya transaksi masa depan, serta meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Nasabah yang sangat puas akan menyebarkan cerita positif dari mulut ke mulut atau dengan kata lain akan menjadi iklan berjalan bagi suatu perusahaan, dan tentunya akan menurunkan biaya atau memaksimalkan upaya dalam rangka menarik nasabah baru. Kepuasan nasabah juga merupakan suatu indikator yang penting untuk mengukur kinerja pengoperasian perusahaan. Hal ini dikarenakan kepuasan nasabah dapat digunakan sebagai kekuatan pendorong bagi masa depan pangsa pasar dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atau keuntungan. Pada analisis tingkat industri, telah terbukti bahwa perusahaan yang berhasil memberikan tingkat kepuasan nasabah yang lebih tinggi akan memperoleh profit yang lebih tinggi pula. Kepuasan nasabah akan membuat para nasabah tidak mudah tergoda dan beralih pada tawaran-tawaran dari pihak bank pesaing, karena nasabah menganggap bank yang telah digunakan sudah terbukti serta mampu mewujudkan harapan dari para nasabah itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan nasabah akan berdampak baik dan positif terhadap keberlangsungan usaha bank tersebut, karena kunci untuk memenangkan persaingan adalah dengan memberikan kepuasan tertinggi kepada para nasabah.

4 Salah satu dari sekian banyak perusahaan-perusahaan perbankan nasional adalah PT. BRI (Bank Rakyat Indonesia). Bank milik pemerintah ini selalu berhasil mencatatkan kinerja positif disetiap tahunnya. Pada kuartal III 2014 ini saja BRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp. 18,2 triliun, dimana laba ini meningkat sebanyak 19% (prosen) dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 15,2 triliun. Akan tetapi prestasi tersebut sebenarnya masih bisa lebih ditingkatkan lagi apabila manajemen Bank BRI lebih berupaya untuk meningkatkan kepuasan para nasabahnya. Karena berdasarkan riset terakhir tahun 2014 yang dilakukan oleh Marketing Insight & Infobank menunjukkan bahwa nasabah BRI justru dianggap kurang loyal bila dibandingkan dengan nasabah dari bank-bank pesaing. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan secara rutin setiap tahun oleh Marketing Research Indonesia (MRI) dalam survey Bank Service Exellence Monitor (BSEM) yang menggambarkan bahwa kepuasan nasabah yang dirasakan oleh nasabah Bank BRI masih kalah apabila dibandingkan dengan bank-bank pesaing seperti Bank Mandiri yang berhasil menduduki peringkat teratas. BRI KCP (Kantor Cabang Pembantu) Delanggu merupakan representasi dari BRI pusat yang berada di daerah, dimana langsung bersentuhan dengan masyarakat khususnya warga kecamatan Delanggu dan sekitarnya. Sudah selayaknya dan sepatutnya BRI KCP Delanggu turut pula berupaya untuk membuat para nasabah-nasabahnya merasa puas atas apa yang telah diberikan oleh pihak bank. Sehingga dapat menciptakan tingkat loyalitas nasabah yang tinggi dan berarti akan turut serta menyumbangkan dampak positif terhadap Bank BRI secara nasional. Bertolak dari paparan diatas, peneliti tertarik untuk menghubungkan kualitas pelayanan dan nilai pelanggan dengan kepuasan nasabah. Dimana variabel Kualitas Pelayanan sebagai ( ) dan Nilai Pelanggan sebagai ( ) serta Kepuasan Nasabah sebagai (Y). Sehingga judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan (Service Quality) & Nilai Pelanggan (Customer Value) terhadap Kepuasan Nasabah Pada Bank BRI KCP Delanggu

5 B. Pembatasan Masalah Peneliti mengambil dua variabel yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan nasabah. Kualitas pelayanan (service quality) dan nilai pelanggan (customer value) merupakan dua variabel yang sangat berperan dalam meningkatkan kepuasan konsumen. Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini agar hasil penelitian lebih fokus pada permasalahan yang diteliti. Pembatasan masalah ini untuk membatasi ruang lingkup dan faktor masalah yang diteliti, yaitu sebagai berikut: 1. Subjek dari penelitian ini adalah penabung yang sudah menjadi nasabah minimal satu tahun dan peminjam yang sudah menjadi nasabah minimal enam bulan pada Bank BRI KCP Delanggu. 2. Kepuasan nasabah dalam hal ini adalah tingkat perasaan di mana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk jasa yang diterima dengan yang diharapkan. Indikatornya adalah : loyal terhadap produk, adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif, dan perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merk lain. 3. Kualitas pelayanan dalam hal ini adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima. Indikatornya adalah: kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik. 4. Nilai pelanggan dalam hal ini adalah ikatan emosional yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah pelanggan menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan dan mendapati bahwa produk atau jasa bersangkutan memberikan nilai tambah. Indikatornya adalah: emotional value, social value, quality/performance value, dan price/value for money. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berkut: 1. Adakah pengaruh kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan nasabah pada Bank BRI KCP Delanggu?

6 2. Adakah pengaruh nilai pelanggan (customer value) terhadap kepuasan nasabah pada Bank BRI KCP Delanggu? 3. Adakah pengaruh kualitas pelayanan (service quality) dan nilai pelanggan (customer value) secara simultan terhadap kepuasan nasabah pada Bank BRI KCP Delanggu? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan nasabah pada Bank BRI KCP Delanggu. 2. Pengaruh nilai pelanggan (customer value) terhadap kepuasan nasabah pada Bank BRI KCP Delanggu. 3. Pengaruh kualitas pelayanan (service quality) dan nilai pelanggan (customer value) secara simultan terhadap kepuasan nasabah pada Bank BRI KCP Delanggu. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis a. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih berpikir ilmiah, dengan berdasar pada disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah. b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat untuk menambah pengetahuan tentang pemasaran jasa khususnya dalam industri perbankan dan masalah yang dihadapi terutama tentang kualitas pelayanan, nilai pelanggan, dan pengaruhnya terhadap kepuasan nasabah. c. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

7 2. Manfaat Praktis Bagi pihak Bank BRI KCP Delanggu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana dalam analisa perilaku nasabah dan dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak manajemen bank dalam menentukan kebijakan guna menyusun strategi pemasaran yang mengarah kepada kepuasan nasabah.

8 F. Sistematika Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang membahas teori yang berkaitan dengan variabel penelitian, penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi, sampel, dan sampling, teknik pengumpulan data, uji instrument, uji prasyarat analisis, teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai objek penelitian, objek data, penyajian data dan pembahaan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN