BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan


BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa)

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat dari tahun ke tahun (Guariguata et al, 2011). Secara

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan yang bersifat kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat menjadi komplikasi metabolik

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati ( Hadisaputro &

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis


BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

berkembang akibat peningkatan kemakmuran di Negara bersangkutan akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan perkapita dan perkembangan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik (Bustan,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung meningkat jumlahnya penyebab kesakitan dan kematian. Penyakit ini di tandai dengan peningkatan konsentrasi kadar gula darah yang disertai ketidaknormalan metabolisme karbohidrat, protein, lemak serta adanya komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular. Peningkatan kadar gula darah disebabkan oleh menurunnya hormon insulin dalam darah (Inzucchi, 2004). DM menjadi penyakit yang cukup serius dan mendapat perhatian karena DM dapat menyebabkan komplikasi pada seluruh tubuh (Yumizone, 2008). DM sering menyebabkan kematian dengan komplikasi. DM dapat menyebabkan komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi. Sedangkan komplikasi kronik dapat berupa komplikasi makrovaskular seperti penyakit jantung koroner, pembuluh darah otak dan mikrovaskular seperti retinopati, nefropati dan neuropati. Dari data statistik terbaru yang diperoleh DM merupakan penyebab utama kebutaan. Setiap 90 menit ada satu orang di dunia yang buta akibat komplikasi DM. DM juga menyebabkan amputasi paling sering di luar kecelakaan. Setiap 19 menit ada satu orang di dunia yang diamputasi kakinya. Penyakit jantung dan kerusakan pembuluh darah menjadi 2-4 kali lipat lebih besar akibat DM, setiap 19 menit ada satu orang di dunia yang terkena 1

2 stroke akibat komplikasi DM, dan setiap 90 menit juga ada satu orang di dunia yang harus cuci darah akibat komplikasi DM(Nabil, 2009). DM memberikan beban besar sebagai salah satu masalah kesehatan. DM merupakan penyakit yang sangat mudah kerja sama dengan penyakit lain. Jika terjadi kerjasama dengan kelompok high blood sugar maka dapat membentuk golongan tiga penyakit utama penyakit yaitu DM, cardiovascular dan stroke. Jumlah penderita golongan tiga penyakit utama dengan kadar glukosa darah tinggi ini telah mencapai 3 juta orang yang tersebar lebih dari 50 negara di dunia (Bustan, 2007). Prevalensi DM di dunia meningkat sangat pesat dalam 2 dekade terakhir. Meskipun prevalensi DM tipe 1 dan tipe 2 sama-sama meningkat, namun prevalensi DM tipe 2 lebih cepat peningkatannya di masa depan karena semakin tingginya angka obesitas dan semakin kurangnya aktivitas fisik manusia. Pada tahun 2000, prevalensi DM diperkirakan 0,19% pada orang berumur<20 tahun dan 8,6% pada orang berumur>20 tahun. Pada lansia>65 tahun prevalensi DM adalah 20,1%. Prevalensi pada pria dan wanita sama, kecuali pada usia>60 tahun dan lebih tinggi terjadi pada pria dibandingkan wanita(ritz, 2000). Menurut World Health Organization (WHO, 2005), penderita DM mencapai 217 juta jiwa dan memperkirakan pada tahun 2030 mencapai 366 juta jiwa. Adanya globalisasi dan perubahan gaya hidup (diet tinggi lemak dan aktivitas fisik rendah) menyebabkan peningkatan kejadian over weight dan obesitas. Kedua hal tersebut diketahui merupakan faktor risiko DM tipe 2, sehingga dengan semakin

3 banyaknya orang yang mengalami over weight atau obesitas, semakin banyak pula orang yang menderita DM (Aso, 2008). Hasil penelitian di Jepang pada tahun 2007 menyatakan bahwa prevalensi mikro albuminuria pada pasien DM tipe 2 adalah 32% dengan perbandingan pria: wanita adalah 60:40% (Yokohaa, 2006). Di Jerman prevalensi mikro albuminuria pada pasien DM ádalah 20-30% (Pommer, 2007). Di India prevalensi mikro albuminuria pada DM adalah 36,3% pada tahun 2001. Pada tahun 2007 di dunia prevalensi mikro albuminuria pada pasien dewasa dengan DM tipe 1 adalah 10-20% dan pada DM tipe 2 prevalensinya 15-30%. Prevalensi antara pria dan wanita tidak jauh berbeda dan prevalensi meningkat sebanding dengan semakin buruknya toleransi glukosa (Varghese, 2007). Di Amerika Serikat, sebuah penelitian dengan sampel 4.006 orang penderita DM menyimpulkan bahwa 1534 (38%) menderita albuminuria dan 1132 (28%) menderita gangguan ginjal(retnakaran,dkk, 2006). Indonesia menempati peringkat pertama di Asia tenggara, dengan Prevalensi DM sebanyak 8.426.000 jiwa di tahun 2000 dan di proyeksi meningkat 2,5 kali lipat sebanyak 21.257.000 penberita pada tahun 2031 (WHO, dalam Prihanningtya, 2013). Di Propinsi Aceh, menurut hasil survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun 2011, Aceh masuk dalam daftar sembilan besar daerah Indonesia yang penduduknya banyak menderita penyakit DM. Diperkirakan jumlahnya mencapai 417.600 penderita atau sekitar 8,7 persen dari total penduduk Aceh. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2011 penderita DM sebanyak 21%. Berdasarkan hasil surveilans terpadu penyakit berbasis puskesmas (kasus baru) di

4 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh tahun 2013, penyakit DM menduduki ranking keenam dari 35 jenis penyakit yaitu sebanyak 4.573 penderita terdiri dari lakilaki 2.121 penderita dan perempuan 2.452 penderita. Berdasarkan golongan umur usia 1-4 tahun sebanyak 1 penderita, 5-9 tahun sebanyak 5 penderita, 10-14 tahun sebanyak 9 penderita, 15-19 tahun sebanyak 44 penderita, 20-44 tahun sebanyak 888 penderita, usia 45-54 tahun sebanyak 1.523 penderita, usia 55-59 tahun sebanyak 935 penderita, usia 60-69 tahun sebanyak 880 penderita, danusia> 70 tahun sebanyak 288 penderita(dinas Kesehatan Aceh, 2013). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Aceh Utara (2013), jumlah penderita DM sebanyak 1.391 orang. Hasil survei awal penelitian ini, diperoleh informasi dari data medikal record Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara periode Januari-Desember 2013 terdapat 4 pasien DM usia 15-24 tahun, 23 pasien DM usia 25-44 tahun, 123 pasien DM usia 45-64 tahun, dan 44 pasien DM usia> 65 tahun. Jadi total penderita DM sebanyak 194 orang dan dari jumlah ini pasien DM yang mengalami komplikasi 97 orang (50%). Dari hasil wawancara penulis dengan 10 orang pasien DM, 6 orang pasien mengatakan penyakit DM yang dideritanya sudah mengalami komplikasi yaitu gangren, selebihnya belum mengalami komplikasi. Informasi tambahan dari penderita DM komplikasi bahwa mereka cenderung kurang disiplin dalam mengontrol kadar gula darahnya dan cenderung kurang memperhatikan asupan makanan sehari-hari. Banyak penderita DM yang meninggal bukan akibat penyakit DM itu sendiri melainkan komplikasinya. Komplikasi penyakit DM bias menyerang mata, kulit,

5 menyebabkan tekanan darah tinggi yang mengakibatkan stroke dan masalah jantung, hingga oesteoporosis. Glukosa di tubuh penderita DM sangat tinggi kadarnya karena insulin yang berfungsi mengubah glukosa menjadi glikogen tak mampu diproduksi oleh tubuh. Banyaknya glukosa membuat tubuh menderita banyak penyakit. Penderita DM harus menjaga kestabilan kadar gula darah agar komplikasi DM tidak terjadi(tandra, 2007). Gangguan kesehatan akibat komplikasi DM dapat berupa gangguan mata (retinopati), gangguan ginjal(nefropati), gangguan pembuluh darah(vaskulopati) dan kelainan pada kaki. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah terjadinya perubahan patologis pada anggota gerak. Salah satu perubahan patologis yang terjadi pada anggota gerak ialah timbulnya luka. Luka yang bila tidak dirawat dengan baik akan berkembang menjadi ulkus gangren. Pada gangren, kulit dan jaringan disekitar luka akan berwarna kehitaman dan menimbulkan bau. Untuk mencegah gangren meluas, dokter dapat mengambil tindakan operasi untuk memotong jari kaki atau bagian dari kaki yang terinfeksi(suryono, 2004). Beberapa penelitian di Indonesia melaporkan bahwa angka kematian ulkus gangren pada penyandang DM berkisar antara 17-32%, sedangkan amputasi berkisar antara 15-30%. Para ahli DM memperkirakan ½ sampai ¾ kejadian amputasi dapat dihindarkan dengan perawatan kaki yang baik. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada penyandang luka diabetes khususnya diakibatkan oleh gangren diseluruh dunia(misnadiarly, 2006).

6 Semua indikator di atas, menunjukkan bahwa penderita DM yang kurang waspada terhadap faktor risiko DM cenderung mengalami komplikasi gangren sehingga untuk itu perlu diketahui secara lebih dini faktor risiko pemicunya. Hal inilah yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian tentang Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Diabetes Mellitus(DM) Komplikasi Gangren di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014. 1.2 Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apa saja faktor risiko yang memengaruhi kasus Diabetes Mellitus(DM) komplikasi gangren di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui apa saja faktor risiko yang memengaruhi kasus Diabetes Mellitus(DM) komplikasi gangren di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014. 1.3.2 Tujuan Khusus Berkaitan dengan tujuan umum di atas, maka tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh kadar gula darah dengan kasus DM komplikasi gangren. b. Untuk mengetahui pengaruh diet dengan kasus DM komplikasi gangren.

7 c. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik/ olahraga dengan kasus DM komplikasi gangren. d. Untuk mengetahui pengaruh kepatuhan minum obat dengan kasus DM komplikasi gangren. 1.4 Hipotesis 1. Ada pengaruh kadar gula darah dengan kasus DM komplikasi gangren di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014. 2. Ada pengaruh diet dengan kasus DM komplikasi gangren di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014. 3. Ada pengaruh aktivitas fisik/olahraga dengan kasus DM Komplikasi gangren di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014. 4. Ada pengaruh kepatuhan minum obat dengan kasus DM komplikasi gangren di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014. 1.5 ManfaatPenelitian Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini nantinya adalah sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara, sebagai bahan masukan dan informasi berkaitan dengan faktor risiko yang mempengaruhi kasus DM komplikasi gangren sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Kabupaten Aceh Utara dalam program pengendalian Penyakit DM.

8 2. Bagi Masyarakat, memberikan informasi bagi masyarakat khususnya penderita DM sehingga dapat mengantisipasi dan mencegah terjadinya DM komplikasi gangren. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan, sebagai sumber informasi dan bahan kepustakaan dalam pengembangan keilmuan dalam bidang kesehatan masyarakat. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai referensi bagi peneliti lanjutan yang melakukan penelitian yang berkaitan dengan DM komplikasi gangren.