PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PUS TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUANGAN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Christiana Kaseuntung Rina Kundre Yolanda Bataha

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA PRODUKTIF TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN CERAMAH MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN WUS (WANITA

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

Mitha Destyowati ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

PERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN DENGAN METODE SNOWBALL THROWING

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

Universitas Muhammadiyah Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

Program Studi DIII Kebidanan, Fikkes, Universitas Muhammadiyah Semarang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

ARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOP DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Arisna Kadir

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

e-journal Keperawatan (ekp) volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

23,3 50,0 26,7 100,0

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

FAKTOR YANG MEMBEDAKAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICES

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Berencana secara komprehensif (Syaiffudin, 2006). untuk menggunakan alat kontrasepsi hormonal maupun non hormonal.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

GAMBARAN PERSEPSI SUAMI PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDAL 01 KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

PENGETAHUAN MEMPENGARUHI PEMILIHAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR YANG MEMERIKSAKAN DIRI BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI TANGERANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

BAB I PENDAHULUAN. bagi negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang.perserikatan Bangsa

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

Agi Yulia Ria Dini 1), Adil Zulkarnain 2), Fitria Primi Astuti 3) Program Studi DIV Kebidanan Ngudi Waluyo ABSTRAK

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PUS TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUANGAN BOLAANG MONGONDOW TIMUR Veby Monica Lasut Henry Palandeng Hendro Bidjuni Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: vebymonica.lasut@yahoo.com Abstrack:Introduction Family Planning is a program launched by the government in an effort to increase awareness and community participation through the maturing age of marriage, birth control, fostering family resilience, improving the welfare of a small family, happy and prosperous. Contraception Pills and Contraception Injectable contraceptives are much in demand by the public, whereas only contraceptive implant demand by a small community. The reason for the still afraid to wear a contraceptive implant and also the lack of knowledge. The purpose of this study was to determine the effect of health education on knowledge fertile couples about contraceptive implants in PHC Nuangan East Bolaang Mongondow. The sampling technique was determined by purposive sampling method, number of samples is 76 respondents. The method research is a preexperimental design with pre-post-test design in a single group. Theresults using the Wilcoxon test values obtained knowledge (Asymp. Sig. 2-tailed) is P=0.000 which is significantly smaller than α = 0.05. The conclusion of this research there is the influence of health education on the knowledge the couples age fertile about the contraceptive implant. Keywords: Health Education, Knowledge pair of the couples age fertile, Contraceptive Implants Bibligraphy : 21 Book (2003-2013), 2 Journal Abstrak:Pendahuluan Keluarga Berencana merupakan suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Kontrasepsi Pil dan Kontrasepsi Suntik merupakan alat kontrasepsi yang banyak diminati oleh masyarakat, sedangkan kontrasepsi implan hanya diminati oleh sebagian kecil masyarakat. Penyebabnya karena masih merasa takut memakai alat kontrasepsi implan dan juga kurangnya pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pus tentang alat kontrasepsi implan di Puskesmas Nuangan Bolaang Mongondow Timur. Teknik pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling, Jumlah sampel yaitu 76 responden, metode penelitian adalah praeksperimental dengan desain rancangan Pra-pasca Test dalam satu kelompok. Hasil penelitian dengan menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai pengetahuan signifikan yaitu P=0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi implan. Kata Kunci: Pendidikan kesehatan, Pengetahuan PUS, Alat Kontrasepsi Implan Daftar Pustaka : 21 Buku ( Tahun 2003 2013), 2 Jurnal

PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat setelah negara China, India, dan Amerika Serikat. Menurut Sulistyawati (2011), masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia saat ini tidak hanya jumlah penduduk besar dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) yang relatif tinggi, tetapi juga penyebaran penduduk yang tidak merata, struktur umur yang muda dan kualitas penduduk yang masih rendah. Upaya yang di lakukan pemerintah dalam menanggulangi masalah laju pertumbuhan penduduk yang belum terkendali menurut Syaifudin (2003), yaitu dengan mengeluarkan kebijakan program keluarga berencana (KB) yang berguna untuk membangun pertumbuhan ekonomi yang lebih baik serta mampu menciptakan keluarga yang berkualitas dan sejahtera dengan tingkat kelahiran dapat terkendali (Syaifudin, 2003). Keluarga Berencana ( KB ) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan ( PUP ), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Hanafi, 2010). Pemerintah menawarkan macam-macam alat kontrasepsi yang ada dan dapat di gunakan oleh masyarakat dalam program keluarga berencana (KB). Macam-macam alat kontrasepsi, antara lain intra uterine device (IUD), metode operatif wanita (MOW), metode operatif pria (MOP), kondom, implan, suntik dan pil. Dari semua alat kontrasepsi ini, semuanya memiliki keunggulan masingmasing. Secara nasional jumlah peserta KB tercatat sebanyak 31.640.957 peserta dan jumlah pasangan usia subur (PUS) terhitung sebanyak 44.431.227 pasangan, sehingga keikutsertaan KB dari seluruh (PUS) sebesar 71,21% (Endang, 2012). Berdasarkan data dari BKKBN sulawesi utara (SULUT), jumlah PUS adalah 418.488, dengan jumlah pengguna KB aktif 337.918 jiwa. Dari data tersebut menunjukan bahwa dari masyarakat luas yang ada di Indonesia banyak yang belum mengikuti program keluarga berencana (KB). Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang kontrasepsi implant dengan studi pada WUS di RW IV Desa Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang yang dilakukan oleh Rohmawati, dkk (2011), menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan tentang kontrasepsi implant sebelum dan sesudah penyuluhan. Kategori pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan yaitu (48,4%) mempunyai pengetahuan kurang, (41,9%) dan hanya (9,7%) yang mempunyai pengetahuan baik. Sesudah diberikan penyuluhan tingkat pengetahuan dengan kategori baik (51,8%), cukup baik (22,6%) dan yang kurang baik (19,4%). Data yang didapat dari Puskesmas Nuangan kabupaten Bolaang Mongondow timur bahwa pasangan usia subur berjumlah 2.606 dengan pengguna KB yang aktif sebanyak 2.022 jiwa dengan perincian IUD 77 orang (3,8%), MOP 8 orang (0,4%), MOW 49 orang (2,4%), implant 162 orang (8,0%), suntik 819 orang (40,5%), pil 892 orang (44,1%), kondom 15 orang (0,7%). Sedangkan peserta KB baru 265 jiwa dengan perincian IUD 5 orang (1,9%), MOP 8 orang (3,0%), MOW 6 orang (2,3%), Implan 47 orang (17,7%), suntik 123 orang (46,4%), pil 67 orang (25,3%), kondom 9 orang (3,4%). Data Pasangan Usia Subur yang didapat di 5 desa yang menjadi tempat penelitian yaitu Desa Atoga 72 orang, Jiko Utara 49 orang, Loyow 127 orang, Matabulu 129 orang, Nuangan 1 139 orang. Data di atas menunjukkan bahwa sudah banyak masyarakat yang telah mengikuti program KB di puskesmas Nuangan. Alat kontrasepsi pil dan alat kontrasepsi suntik merupakan alat kontrasepsi yang banyak diminati oleh masyarakat, sedangkan kontrasepsi Implan hanya diminati oleh sebagian kecil masyarakat. Padahal, kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang aman karena selain daya guna tinggi kontrasepsi implan juga memberikan perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun. Studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 PUS yang datang berkunjung di Puskesmas

Nuangan, menunjukan bahwa responden kurang mengetahui tentang penggunaan KB implant. Penyebabnya karena masih merasa takut memakai alat kontrasepsi Implant dan juga kurangnya pengetahuan. Berdasarkan uraian diatas peneliti bermaksud untuk mengetahui secara khusus: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan PUS Tentang Alat Kontrasepsi Implant di Wilayah kerja Puskesmas Nuangan Bolaang Mongodow Timur. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah preeksperimental dengan design one group pre test and post test design, yaitu rancangan eksperimen dengan cara sampel diberikan kuesioner (pengukuran) sebelum dan setelah dilakukan treatment ( perlakuan). Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Nuangan Bolaang Mongondow Timur pada bulan juni 2014.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 76 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengetahuan Untuk mengukur pengetahuan Kuisioner ini terdiri dari 9 pertanyaan dimana pertanyaan tersebut memiliki 25 item jawaban. Pertanyaan 1 dan 2 masing-masing memiliki 2 item jawaban. Untuk pertanyaan nomor 3-9 masing-masing memiliki 3 item jawaban, dan terdiri dari 19 pernyataan positif, 6 peryataan negatif. Jika responden menjawab dengan benar maka diberi skor 1 dan jika responden tidak menjawab dengan benar maka diberi skor 0. Sehingga skor jawaban responden tertinggi bernilai 25. Berdasarkan interpretasi skor jawaban responden, pengetahuan dikategorikan sebagai berikut (Arikunto, 2006): 1 = Baik, jika total skor jawaban >75% atau dalam interval 19-25 2 = Cukup, jika total skor jawaban 40-75% atau dalam interval 10-18 3 = Kurang, jika total skor jawaban <40% atau dalam interval 0-9 HASIL dan PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Analisis Univariat Tabel 5.1. Distribusi menurut umur responden Umur n % 16-20 Tahun 13 17,1 21-25 Tahun 18 23,7 26-30 Tahun 18 23,7 31-35 Tahun 8 10,5 >35 Tahun 19 25,0 Tabel 5.2. Distribusi Menurut tingkat pendidikan responden pendidikan n % SMP 33 43,3 SMA 34 44,7 DIII 7 9,2 SI 2 2,6 Tabel 5.3. Distribusi menurut kontrasepsi responden Kontrasepsi n % Implan 6 7,9 IUD 7 9,2 Pil 30 39,5 Suntik 29 38,2 Steril 4 5,3 Tabel 5.4. Distribusi menurut pengetahuan Pre dan Post Test Pada Pasangan Usia Subur di Puskesmas Nuangan Bolaang Mongondow Timur Tahun 2014 pengetahuan Sebelum Sesudah n % n % Baik 11 14,5 66 86,8 Cukup 58 76,3 10 13,2 kurang 7 9,2 0 0 76 100

Analisa Bivariat Tabel 5.5. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Alat Kontrasepsi Implan Terhadap Pengetahuan Pasangan Usia Subur di Puskesmas Nuangan Bolaang Mongondow Timur Tahun 2014 pengetahuan n median p (minimummaximum 12 sebelum 76 6-22 21 0,000 sesudah 76 12-25 PEMBAHASAN Dari hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon signed Ranks dapat diketahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasangan usia subur yang dilakukan pada responden yang berjumlah 76 orang. Nilai rata-rata yang diperoleh responden mengenai pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah 13,43 menunjukan bahwa pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implan masih kurang, dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan nilai rata-rata responden mengenai pengetahuan tentang alat kontrasepsi implan meningkat menjadi 21,04, yang menunjukan bahwa pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implan menjadi lebih baik dibandingkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan sama halnya dengan penyuluhan kesehatan yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Menurut Nursalam (2009), pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan proses yang sengaja direncanakan untuk menciptakan peluang bagi individu untuk belajar memperbaiki kesadaran serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya demi kepentingan kesehatannya (Endang, 2012). Didukung juga pendapat dari Chayatin dan Mubarak (2009), pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi atau teori dari seseorang ke orang lain, akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam diri individu, atau kelompok masyarakat sendiri Dari hasil analisis uji statistik Wilcoxon Signed Rank nilai yang didapat untuk pengetahuan tentang alat kontrasepsi implan yaitu P = 0,000 < α = 0,05 menunjukan bahwa pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implan di Puskesmas Nuangan Bolaang Mongondow Timur. Dengan demikian, hipotesis (Ha) yang menyatakan Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implan di Puskesmas Nuangan Bolaang Mongondow Timur diterima. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya oleh Ely Rohmawaty (2011) di Kota Semarang, hasil penelitian menggunakan uji beda dua mean dependen menunjukan terdapat peningkatan pengetahuan jumlah responden yang memiliki pengetahuan tinggi antara sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan yaitu dari 48,4% menjadi sebanyak 58,1% dengan P value = 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implan. Pendidikan kesehatan ini merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan (Fitriani, 2011). Pendidikan kesehatan memiliki tujuan spesifik yaitu perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (pengertian dan motivasi), atau praktis (akses informasi dan menggunakan informasi) untuk mempertahankan kesehatannya (Nursalam, 2009). Dalam penelitian ini peneliti juga berpendapat bahwa, ketidaktahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implan dipengaruhi oleh kurangnya informasi serta sebagian besar berpendidikan SMP dan SMA. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk menerima informasi. Beberapa faktor penyebab rendahnya akseptor KB implan dikarenakan kurangnya

pengetahuan responden tentang kontrasepsi tersebut, selain itu juga kurangnya informasi dari tenaga kesehatan. Pada saat memberikan pelayanan KB mereka hanya diberikan informasi lisan sehingga informasi yang didapatkan kurang efektif. Sebagian responden juga masih takut menggunakan alat kontrasepsi implan karena alat kontrasepsi implan dipasang harus dengan proses pembedahan. Oleh karena itu, pentingnya pendidikan kesehatan diberikan kepada pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang kontrasepsi implan. KESIMPULAN 1. Pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implan sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar memiliki pengetahuan cukup. 2. Pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implan sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar memiliki pengetahuan baik. 3. Ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta. BKKBN. (2010). Rakerdas pembangunan kependudukan dan keluarga berencana provinsi Sulawesi utara Tahun 2010. Medan : BKKBN Provinsi Sulawesi Utara. motivasi pria pus menjadi akseptor kb vasektomi di wilayah kerja puskesmas pauh padang. :http://repository.unand.ac.id/18630/1/rep ository.docx. Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hanafi, H. (2010). Keluarga berencana dan kontrasepsi edisi 7. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Mubarak, Chayatin. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori. Jakarta : Salemba Medika. Puskesmas, Nuangan. (2014). PSIK Universitas Sam Ratulangi. (2004). Pengantar penulisan ilmiah. Manado : PSIK Sulistyawati, Ari. (2011). Pelayanan keluarga berencana. Jakarta : Salemba Medika. Syaifuddin. (2003). Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Setiadi. (2012). Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta. Graha Ilmu. Elly, R. (2011). Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang kontrasepsi implan Di RW IV desa wanolopo kecamatan mijen kota semarang. http : //jurnal. unimus : ac.id. Endang, E. (2012). Pengaruh pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi pria terhadap