BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b / Men. Kes / PER / II / 1988

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan yang ketat akibat krisis global didunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman di era globalisasi yang kian pesat dengan ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin kritisnya masyarakat dalam memilih perusahaan jasa

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian, maka obyek penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lukman Syamsudin (2007;409)

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha. Salah satu cara dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap jenis perusahaan yaitu perusahaan dagang, industri, jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menimbulkan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. (Harahap, 2007). Menurut IAI PSAK no: 1, tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan kecil menengah adalah sebuah entitas yang memiliki skala

BAB I PENDAHULUAN. informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi situasi tersebut. Salah satu kiat tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi telah menjadi suatu tuntutan bahwa di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan akses perdagangan antar negara semakin terbuka lebar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. guna mencapai tujuan perusahaan tersebut. Dalam operasional perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang dilakukan semakin kompleks dan berkembang dengan pesat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha baik industri, perdagangan, maupun jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan pesatnya perkembangan ekonomi dewasa ini peranan

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS ANGGARAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) PG. MOJO SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan laju pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan untuk mendapatkan keuntungan (profit) seoptimal

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, berlomba

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dipimpinnya.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang baru, lebih cepat, dan lebih andal. Demi memenuhi

PENDAHULUAN. yaitu dengan mengeluarkan biaya yang sekecil kecilnya untuk. perusahan berjalan dengan baik maka dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena dalam era globalisasi informasi ini, hakekatnya suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas. Kesehatan sendiri tidak bisa lepas dari rumah sakit.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH BIAYA PEMELIHARAAN ALAT-ALAT PRODUKSI TERHADAP KUANTITAS PRODUK RUSAK (Studi Kasus pada PT. Herlina Putra Tasikmalaya) Disusun oleh

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization)

BAB I PENDAHULUAN. pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di bidang pariwisata. Sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada era informasi dan globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional perusahaan, karena faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat kemampuan ekonomi, kecuali untuk satuan pendidikan yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

6 BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan. Besarnya potensi pengembangan rumah sakit ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi umum merupakan alat pendukung yang penting bagi

DCD"K" RGPFCJWNWCP" Sejalan dengan era globalisasi yang juga mempengaruhi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun. industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru, dan juga mendorong dunia usaha kearah yang semakin keras dan kompetitif. Oleh karena itu setiap organisasi harus selalu mempertahankan dan meningkatkan keunggulan kompetitifnya agar dapat bertahan dan terus berkembang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini berlaku juga bagi rumah sakit sebagai salah satu bentuk perusahaan jasa. Pengertian rumah sakit menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b / Men. Kes / PER / II / 1988, dikemukakan bahwa Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu program penting didalam pembangunan nasional yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang lebih luas, lebih merata dan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Pengelolaan rumah sakit sangatlah berbeda dengan bidang usaha lainnya. Selain rumah sakit merupakan kegiatan yang padat karya, dalam menjalankan kegiatan operasionalnya rumah sakit juga menekankan penerapan nilai sosial disamping segi ekonomisnya. Oleh karena itu rumah sakit pada umumnya tidak terlalu berorientasi pada profit/ nirlaba, sekalipun rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit swasta. Tujuan rumah sakit adalah orientasi pada konsumen (consumen oriented), dan dalam orientasi pelayanan ini pihak rumah sakit berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik dalam pelayanan kesehatan maupun pelayanan administrasi. Pengertian organisasi nirlaba secara umum adalah organisasi yang dalam operasinya ini tidak berorientasi dalam penghasilan laba.

Rumah sakit akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan jasa layanan kesehatan. Tingginya kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan tersebut oleh karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan arti kesehatan. Dewasa ini masyarakat semakin kritis didalam memilih rumah sakit yang benar-benar sesuai dengan harapan mereka. Untuk itu rumah sakit pun harus tetap memperhatikan dan mempertahankan kualitas mutu jasa layanannya. Kualitas jasa layanan rumah sakit didukung oleh sarana dan prasarana yang mendukung operasionalnya, baik secara kuantitatif dan kualitatif yang di butuhkan oleh rumah sakit untuk kegiatan operasionalnya antara lain berupa mengikuti perkembangan teknologi kedokteran, meningkatkan kualitas tenaga medis dan tenaga medis lainnya yang menunjang kegiatan operasional rumah sakit serta perbaikan saran dan prasarana yang ada tersebut akan menunjukan jasa layanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit yang merupakan salah satu faktor penarikan perhatian dan minat pasien. Oleh karena itu, rumah sakit harus benar-benar memperhatikan program pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang dimilikinya. Program pemeliharaan dan perbaikan yang ada, bertujuan agar rumah sakit akan beroperasi dengan baik sehingga pasien akan merasa nyaman dalam menerima jasa layanan yang diberikan. Selain itu, program pemeliharaan dan perbaikan akan membantu rumah sakit dalam meningkatkan pendapatannya karena tanpa adanya pemeliharaan dan perbaikan yang baik maka rumah sakit tidak dapat beroperasi. Untuk melaksanakan program pemeliharaan dan perbaikan, sarana dan prasarana ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Biaya ini dikenal sebagai biaya pemeliharaan dan perbaikan. Karena biaya yang dikeluarkan tidak sedikit jumlahnya dan bukan merupakan biaya tetap, maka pihak manajemen harus memandang bahwa program pemeliharaan dan evaluasi bertujuan untuk meningkatkan penelitian rumah sakit, dimana salah satu cara untuk mengevaluasi yaitu dengan membandingkan antara biaya yang telah dikeluarkan dengan hasil (benefit) yang diharapkan yaitu peningkatan pendapatan operasional rumah sakit.

Investasi dalam biaya pemeliharaan dan perbaikan sangatlah penting karena sarana dan prasaraan seperti alat-alat dan sebagainya yang rusak, maka akan memberikan dampak negatif yang sangat besar bagi rumah sakit. Hal ini disebabkan karena rumah sakit sangat bergantung kepada sarana dan prasarana tersebut dalam beroperasi. Pendapatan utama rumah sakit pada umumnya berasal dari kegiatan operasionalnya. Seperti kegiatan-kegiatan operasi, kegiatan yang berhubungan dengan laboratorium, dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan lainnya. Bila rumah sakit tidak dapat beroperasi dengan baik, maka pendapatan rumah sakit mengalami penurunan yang drastis. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh antara biaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap pendapatan operasional. 2. Sebarapa besar pengaruh antara biaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap pendapatan operasional. 1.3 Tujuan Peneliti Peneliti ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui apakah terdapat program pemeliharaan antara biaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap pendapatan operasional. 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh biaya pemeliharaan dan perbaikan dengan pendapatan operasional. 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan relevan serta dapat digunakan oleh: 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan pengetahuan teoritis yang didapat selama masa kuliah, sehingga dapat membuka wawasan yang lebih luas. Penelitian ini

juga merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana Program Studi Akuntansi di Fakultas ekonomi Universitas Widyatama Bandung. 2. Bagi perusahaan, penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan sumber pemikiran berupa sarana-sarana positif. 3. Bagi rekan-rekan, hasil penelitian ini dapat menjadi landasan pemikiran untuk melakukan pendapatan dengan masalah yang sama. 1.5 Kerangka Pemikiran Dewasa ini perkembangan rumah sakit di Indonesia semakin pesat, baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah. Perkembangan yang semakin pesat ini membawa pesaingan yang semakin ketat bagi rumah sakit. Persaingan yang semakin ketat ini menyebabkan rumah sakit sebagai organisasi sosial yang memberikan pelayanan kesehatan memiliki tanggung jawab sosial untuk menekankan penetapan tarif yang wajar sehingga dapat tetap terjangkau oleh seluruh masyarakat. Fungsi sosial Peraturan Menteri Kesehatan No.159b Tahun 1998, Bab VII pasal 25, setiap rumah sakit harus melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik, antara lain menyediakan fasilitas untuk penderita yang tidak mampu, yaitu: a. Rumah sakit pemerintah sekurang-kurangnya 75% dari kapasitas tempat tidur yang tersedia. b. Rumah sakit swasta sekurang-kurangnya 25% dari kapasitas tempat tidur yang tersedia. Penentuan tarif yang wajar ini salah satunya didukung oleh tetap terjaga dengan baik fasilitas dan alat-alat medis yang dimiliki oleh sebuah rumah sakit. Untuk dapat menjaga agar dan alat-alat medis yang dimiliki tetap dalam kondisi yang baik, rumah sakit harus melakukan program-program pemeliharaan dan perbaikan bertujuan agar jalannya kegiatan operasi rumah sakit dapat berjalan dengan baik tanpa ada gangguan kerusakan, untuk itulah maka dibutuhkan biaya yang dikenal dengan biaya pemeliharaan dan perbaikan.

Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan pada perusahan untuk menunjang operasi produksi mutu perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa atau non-manufaktur. Kegagalan melakukan kegiatan pemeliharaan adalah macetnya salah satu rangkaian proses produksi sehingga dapat meghambat operasi perusahaan selanjutnya. (Suryadi Prawirisentono 2001:315, Manajemen Operasional). Pengertian biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. (Mulyadi 2003: 8, Akuntansi Biaya). Sedangkan biaya pemeliharaan dan perbaikan seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2003 : 208) dalam bukunya Akuntansi Biaya, yaitu: Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (sparepart), biaya bahan habis pakai (factory supplies), dan harga perolehan pemeliharaan enplasemen, kendaraan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipment, kendaraan, perkakas laboratorium, dan aktivitas tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik. Perusahaan harus berani melakukan investasi pada program pemeliharaan dan perbaikan, walupun membutuhkan biaya yang sangat besar jumlahnya, karena pemeliharaan dan perbaikan memiliki pengaruh terhadap operasionalisasi rumah sakit sehingga akan berdampak pula bagi pendapatan rumah sakit yang berasal dari kegiatan rumah sakit. berikut: PSAK No23 (IAI 2002, paragraph 6) mendefinisikan pendapatan sebagai Sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan Operasional sendiri memiliki pengertian: Merupakan pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan utama, rutin dan berkesinambungan yang dilakukan oleh perusahaan.

Jadi biaya pemeliharaan dan perbaikan yang dikeluarkan diharapkan dapat berpengaruh terhadap operasional rumah sakit. Sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi pendapatan operasional yang diterima oleh rumah sakit. Sesuai dengan konsep Matcing Principle. Bahwa setiap biaya-biaya yang dikeluarkan harus dapat dianalisis untuk menentukan apakah biaya tersebut berhubungan dengan pendapatan, dengan kata lain menghasilkan pendapatan. Tabel 1.1 BIAYA PEMELIHARAAN, PERBAIKAN DAN PENDAPATAN OPERASIONAL Tahun 2003 2004 Bulan Januari 2003 Februari 2003 Maret 2003 April 2003 Mei 2003 Juni 2003 Juli 2003 Agustus 2003 September 2003 Oktober 2003 November 2003 Desember 2003 Januari 2004 Februari 2004 Maret 2004 April 2004 Mei 2004 Juni 2004 Juli 2004 Agustus 2004 September 2004 Oktober 2004 November 2004 Desember 2004 Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan (Rp) 53.551.513 39.584.038 17.829.432 63.701.802 37.399.831 18.382.601 20.787.175 148.916.317 65.914.907 58.715.148 19.281.060 63.891.185 53.551.513 39.584.038 17.829.432 63.701.802 37.399.831 18.382.601 20.787.175 148.916.317 65.914.907 58.715.148 19.281.060 63.891.185 Pendapatan Operasional (Rp) 124.440.725 87.147.100 120.666.950 127.723.850 148.803.900 112.387.550 185.691.500 187.870.700 84.212.050 154.666.900 189.999.800 141.056.600 185.463.700 157.799.150 72.766.850 65.354.950 92.573.750 107.483.750 110.344.200 492.825.400 227.237.800 196.385.857 73.024.450 176.190.050 Sumber: Data Laporan Keuangan RSUD Kabupaten Sorong

Dari tabel 1.1 menunjukan bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan dengan pendapatan operasional setiap bulannya cenderung fluktuatif atau mengalami perubahan. Hal ini perlu pembuktian apakah terdapat pengaruh antara biaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap pendapatan operasional. Gambar 1.1 KERANGKA KONSEPTUAL YANG MENJELASKAN HUBUNGAN ANTARA BIAYA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN DENGAN PENDAPATAN OPERASIONAL BIAYA Pemeliharaan rumah sakit yang baik dan teratur BIAYA OPERASIONAL BIAYA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN Mengoptimalkan segala kegiatan operasional rumah sakit Kepuasan konsumen Terdapat pengaruh antara biaya pemeliharaan dan perbaikan terhadap pendapatan operasional Pendapatan Operasional Dari uraian di atas mengemukakan hipotesis yang dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran dalam penelitian dan pengujian yang akan dilakukan yaitu: Besarnya biaya pemeliharaan dan perbaikan berpengaruh terhadap besarnya pendapatan operasional rumah sakit 1.6 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan ini adalah metode deskriptif dengan jenis asosiatif.

Metode Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono 2004:83). Penelitian Asosistif adalah merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk dapat menjelaskan, meramalkan dan mengontrolkan suatu gejala (Sugiyono 2004:86). Pendekatan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini variabel independen (variabel yang tidak dipengaruhi) dan dependen (dipengaruhi) (Sugiyono 2004:87). 1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis memilih meneliti Rumah Sakit Umum Sorong Papua.