SISTEM PENDETEKSI ASAP ROKOK DI RUANG KAMPUS

dokumen-dokumen yang mirip
BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGANTRIAN MEJA PADA RESTORAN MENGGUNAKAN FASILITAS SHORT MESSAGE SERVICE

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

ALAT PENGATUR WAKTU SECARA WIRELESS DENGAN MEDIA INFRARED

Monitoring Catu Cadangan 110V DC PMT dengan Menggunakan Media Modem GSM. Surya Mulia Rahman

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB III ANALISA SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUKURAN. 4.1 Analisa dan Pengukuran Perangkat Keras (Hardware)

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGENDALI PERALATAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN TELEPON SELULER BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

PERANGKAP TIKUS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER DENGAN FASILITAS SHORT MESSAGE SERVICE ( SMS )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR DAN PENDETEKSI DEBU BERBASIS ARDUINO UNO ILHAM SETIARDI

PEMODELAN PEMANTAU PERSEDIAAN BARANG DAN PEMESANAN BARANG BERBASIS JARINGAN KOMPUTER

BAB III METODE PENELITIAN

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PROSES PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

PENGENDALIAN TAP TEGANGAN LISTRIK PADA TRANSFORMATOR PLTMH DARI JARAK JAUH MENGGUNAKAN TELEPON GENGGAM

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB IV DATA DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PROTOTIPE ALAT PENGISI GALON OTOMATIS PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG BERBASIS ATMEGA8

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KONSENTRASI ASAP ROKOK PADA RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGENDALIAN CONVEYER BATUBARA SECARA WIRELESS

Adaptor/catu daya/ Power Supply

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III MIKROKONTROLER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Percobaan 2 I. Judul Percobaan Sistem Kendali Digital Berbasis Mikrokontroler

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

Analog to Digital Convertion Menggunakan Arduino Uno Minsys

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

PEMODELAN HELIPAD MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

Light Dependent Resistor LDR Menggunakan Arduino Uno Minsys

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOTOR INDUKSI 3 FASA TERHADAP UNBALANCE VOLTAGE DAN OVERLOAD DENGAN SISTEM MONITORING

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

REALISASI SISTEM PENGATURAN KECEPATAN KIPAS PENGHISAP UDARA OTOMATIS PADA RUANGAN DENGAN DETEKSI ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER

Transkripsi:

TESLA VOL. 10 NO. 1 MARET 2008 SISTEM PENDETEKSI ASAP ROKOK DI RUANG KAMPUS Hadian Satria Utama 1, Nurwijayanti 2, Mario 3 1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Tarumanagara Jakarta 11440 hs_utama@yahoo.com 2 Jurusan Teknik Elektro Universitas Suryadarma Jakarta 13610 nurwijayanti@yahoo.com 3 Jurusan Teknik Elektro Universitas Tarumanagara Jakarta 11440 Mario_Bross_84@hotmail.com ABSTRACT The device that designed by writer is smoke sensor device that use smoke sensor. System is controlled by microcontroller that purposed to take conversion result data from analog voltage which made by smoke sensor that converted to the digital data. The data send through microcontroller using DTMF wave to receive at monitoring room in DTMF wave shape, the receive wave will be sent to the PC and receive by Visual Basic program. The final result from this project can be use on the screen from the computer PC, the result is an voltage number detection with the sensor. If the score showing with the cigarette smoke sensor higher than limited score cigarette smoke than alarm will be work. Keywords: Smoke sensor cigarettes, microcontroller, DTMF D PENDAHULUAN alam kehidupan bermasyarakat, manusia selalu berusaha untuk menciptakan suatu kehidupan yang lebih baik. Hal ini terlihat ketika semakin banyak diciptakan teknologi yang semakin lama semakin canggih. Perkembangan teknologi yang pesat ini turut membantu memudahkan manusia dalam menciptakan suasana kehidupan yang lebih sehat, seperti pengolahan limbah sampah. Pada saat ini rokok diciptakan dengan menggunakan bantuan teknologi namun apabiladiteliti lebih dalam, rokok sebenarnya sangat tidak baik untuk kesehatan bahkan sangat berbahaya, tetapi banyak sekali orang yang tidak mempedulikan kesehatan mereka. Setiap manusia cenderung ingin mendapatkan kenikmatan dengan caranya sendiri walaupun sebenarnya itu tidak baik. Rokok sudah menjadi bagian semua lapisan masyarakat mulai dari anak-anak yang belum cukup umur,anak-anak muda, orang dewasa baik laki laki maupun perempuan, bahkan manula. Merokok sendiri sangat populer di kampus. Tentunya asap rokok sangat mengganggu lingkungan di sekitarnya bagi orang yang tidak merokok. Menurut para ahli asap rokok lebih berbahaya bila dihirup oleh orang yang tidak merokok. Rokok akan menghasilkan asap rokok sebagai hasil dari tembakau yang dibakar sehingga dapat mengganggu orang yang tidak merokok di lingkungan kampus. Sebuah sistem yang dapat mendeteksi asap rokok di ruang kampus dari jarak jauh dengan menggunakan sensor asap rokok, yang dapat memberitahukan adanya para penguni kampus yang sedang merokok, kemudian informasi tersebut dikirimkan melalui pemancar berteknologi DTMF. Tujuan sistem pendeteksi asap rokok adalah untuk mendeteksi asap rokok di ruang kampus sehingga perokok dapat diberikan sanksi berupa teguran atau peringatan sebagai harapan ruang kampus terbebas dari asap rokok. Sistem pendeteksi asap rokok di lingkungan kampus terdiri dari beberapa sistem yang menjadi satu kesatuan sebagai berikut: Sistem catu daya. Sistem mikrokontroler. Sistem sensor asap dan ADC. Sistem DTMF encoder dan DTMF decoder. Sistem interface. Sistem indikator LED. Software mikrokontroler. Software PC. METODOLOGI SISTEM Pendeteksi asap rokok di ruang kampus ini berguna untuk mendeteksi ruang kampus apabila terdapat orang yang berada Gambar 1. Diagram Blok Rangkaian Pendeteksi Asap Rokok di Ruang 1 dan 2 41

Hadian Satria Utama, Nurwijayanti, Mario di lingkungan kampus yang sedang merokok dapat diperingatkan atau diberi sanksi. Dengan adanya sistem ini, maka orang yang berada di lingkungan kampus tidak lagi merokok dalam ruang kampus sehingga ruang kampusdapat terbebas dari asap rokok yang sangat mengganggu orang yang sedang berada dalam ruang kampus tersebut. Sistem yang akan terdiri dari beberapa sistemyaitu sistem sensor, sistem mikrokontroler, sistem catu daya, sistem ADC, sistem DTMF, sistem software mikrokontroler, sistem software PC dan sistem interface. Masing-masing dari sistemtersebut akan diberikan penjelasan lebih rinci berikut ini. Sistemsensor dalam sistem ini digunakan untuk mendeteksi asap rokok yang ada di sekitarnya. Sensor ini mengukur kandungan gas yang terdapat pada udara yaitu gas Hydrogen dan Ethanol. Sistem catu daya dalam sistem ini digunakan untuk memberikan catu daya yang dibutuhkan oleh setiap rangkaian. Tegangan yang diinginkan didapat dari tegangan listrik 220 Volt AC yang diturunkan menggunakan Trafo Step Down kemudian disearahkan oleh Dioda Bridge menjadi tegangan DC. Tegangan DC disempurnakan oleh Kapasitor Filter, lalu menggunakan Regulator tegangan untuk memperoleh tegangan Output yang diinginkan sistemadc dalam sistem ini digunakan untuk untuk memberi daya listrik sehingga rangkaian dapat berjalan. Sistem ADC dalam sistem ini digunakan untuk mengkonversi tegangan output dari Sensor asap rokok menjadi 8 bit data digital yang dapat dikenali oleh Mikrokontroler. Perubahan tegangan output dari Sensor asap rokok akan menjadi perubahan data binary. Sistem interface dalam sistem ini digunakan untuk menghubungkan Mikrokontroler dengan Komputer PC sehingga Software Visual Basic dapat secara otomatis menerima data informasi asap rokok yang diterima oleh pemancar ASK dan diambil oleh Mikrokontroler. Sistem mikrokontroler dalam sistem ini digunakan untuk mengendalikan semua rangkaian yang akan digunakan untuk sistem ini. Rangkaian Mikrokontroler harus dilengkapi dengan Rangkaian Oscillator dan rangkaian auto reset agar Mikrokontroler membaca program mulai dari awal. Sistem DTMF dalam sistem ini digunakan untuk mengkonversikan data digital menjadi frekuensi sehingga data tersebut dapat dikirimkan melalui jala jala listrik. Pada DTMF ini terdapat Encoder dan Decoder. Fungsi Encoder yaitu mengkonversi 4 Bit data digital menjadi frekuensi DTMF dan fungsi Decoder yaitu mengkonversi frekuensi DTMF menjadi 4 Bit data digital. Sistem software mikrokontroler berfungsi menjalankan perintah-perintah guna untuk mengendalikan semua kerja dari hardware yang terhubungkan ke mikrokontroler. Hardware yang dikendalikan antara lain sensor asap rokok, ADC, LED, DTMF decoder dan encoder. Semua hardware dikendalikan oleh semua port yang terdapat pada mikrokontroler. Semua port bekerja berdasarkan perintah yang terdapat pada memori mikrokontroler yang berupa program assembly. Sistem software PC berfungsi memproses sinyal input untuk mendapatkan sinyal output seperti yang Gambar 2. Diagram Blok Rangkaian Monitoring diharapkan. PC memproses input berdasarkan program yang telah diberikan lalu ditampilkan dalam display. DIAGRAM BLOK Diagram Blok Sensor rokok di ruang kampus dibagi menjadi 2 diagram blok yaitu: Diagram Blok Rangkaian Pendeteksi Asap Rokok di area 1 dan area 2 yang dapat dilihat pada Gambar 1 dan diagram Blok monitoring yang dapat dilihat pada Gambar 2. SENSOR ASAP ROKOK Sensor AF-30 adalah sensor asap rokok. Pada dasarnya prinsip kerja dari sensor tersebut adalah mendeteksi keberadaan gas-gas yang dianggap mewakili asap rokok, yaitu gas Hydrogen dan Ethanol. Sensor AF- 30 mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap dua jenis gas tersebut. Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut diudara, maka sensor akan menganggap terdapat asap rokok di udara. Ketika sensor Gambar 3. Rangkaian Sensor Asap Rokok AF-30[2] 42 JURNAL TEKNIK ELEKTRO

Sistem Pendeteksi Asap Rokok di Ruang Kampus mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut maka resistansi elektrik sensor akan turun. Dengan memanfaatkan prinsip kerja dari sensor AF-30 ini, kandungan gas-gas tersebut dapat diukur. ANALOG TO DIGITAL CONVERTER Analog To Digital Converter (ADC) adalah perangkat untuk mengkonversi sinyal masukan dalam bentuk tegangan analog menjadi sinyal keluaran dalam bentuk digital. Data output yang dihasilkan ADC sebanding dengan tegangan input yang diberikan. MIKROKONTROLER Mikrokontroler adalah pengembangan dari mikroprosesor. Apabila sebuah mikroprosesor dikombinasikan dengan I/O dan memori (RAM/ROM), akan dihasilkan sebuah mikrokomputer. Pada kenyataannya mengkombinasikan CPU dengan memori dan I/O dapat juga dilakukan dalam tingkatan chip, yang menghasilkan Single Chip Microcomputer (SCM) untuk membedakannya dengan mikrokomputer, selanjutnya SCM disebut mikrokontroler. Di pasaran banyak mikrokontroler yang populer, misalnya mikrokontroler keluaran Motorola, Intel, PIC buatan MicroChip, AVR ciptaan Atmel dan lain-lain. Pada sebuah mikrokontroler sudah dilengkapi dengan Read Only Memory (ROM)/EPROM dalam chipnya. Mikrokontroler keluaran ATMEL yang paling sering digunakan, dibandingkan dengan keluaran dari Motorola. Tipe-tipe mikrokontroler juga bermacam-macam, ada mikrokontroler yang memiliki 4Kbyte Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), dan ada pula yang memiliki 8 Kbyte Flash PEROM. Mikrokontroler memiliki kapasitas memori yang berbeda-beda, dan juga memiliki jumlah pin-pin yang berbeda pula, terdapat mikrokontroler yang memiliki kaki 20 pin dan 40 pin. PERSONAL COMPUTER (PC) PC digunakan untuk memproses sinyal input untuk mendapatkan sinyal output seperti yang diharapkan. PC memproses input berdasarkan program yang telah diberikan. Sebuah program terdiri dari urutan-urutan instruksi yang harus dikerjakan. DUAL TONE MODULASI FREKUENSI (DTMF) Sinyal Dual Tone Modulasi Frekuensi (DTMF) adalah sinyal yang digunakan oleh pesawat telepon. Telepon memiliki 12 buah tombol yaitu tombol 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, *, 0, & #. Pada saat seseorang menekan nomer tujuan pada sebuah pesawat telepon, maka pesawat telepon tersebut akan mengirimkan nomer tujuan tersebut dalam bentuk tone DTMF yang berupa frekuensi sehingga dapat diartikan setiap pesawat telepon dapat berfungsi sebagai generator tone DTMF. Tone DTMF tersebut akan diterima oleh operator telkom yang kemudian akan diteruskan ke pesawat telepon penerima yang memiliki nomer ID tersebut sehingga dapat Gambar 4. MSCOM diartikan bahwa pesawat telepon juga dapat berfungsi sebagai penerima nada DTMF. Pada saat 2 orang sedang terhubung lewat jalur telepon, apabila salah satu orang menekan salah satu tombol telepon akan terdengar bunyi tone yang berupa tone DTMF dari tombol yang ditekan tersebut. Bunyi tersebut dapat didengar oleh kedua orang tersebut yang artinya tone DTMF tersebut langsung terkirimkan melalui kabel telepon tersebut. Apabila tombol lainnya ditekan maka juga akan terdengar bunyi tone DTMF tetapi dengan nada yang berbeda. Seberapa jauhnya jarak kedua orang tersebut tidak mempengaruhi, tone DTMF akan tetap saja terdengar hanya saja akan terdapat toleransi waktu tergantung dari jarak pengiriman. CATU DAYA Suatu perangkat elektronika harus mendapatkan supply arus searah direct current (DC) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan fungsinya. Baterai atau accu adalah sumber power supply DC yang paling baik dibandingkan dengan sumber power supply yang lain. Namun untuk suatu perangkat elektronik yang membutuhkan supply arus yang lebih besar, sumber dari baterai saja tidak memadai. Sumber dari pembangkit tenaga listrik merupakan sumber arus bolak-balik alternating current (AC) yang lebih besar. Untuk merubah arus AC menjadi DC diperlukan suatu perangkat power supply yang mampu merubah menjadi arus DC yang dibutuhkan. Pada umumnya, power supply sederhana yang baik terdiri dari komponen-komponen antara lain transformator (trafo), penyearah arus listrik (rectifier), penyaring (filter), dan voltage regulator. Trafo berfungsi untuk mengubah besarnya tegangan listrik sehingga sesuai dengan yang dibutuhkan, dalam hal ini yang digunakan adalah trafo step-down, yaitu trafo yang mengubah tegangan listrik PLN 220 V menjadi tegangan output yang dikehendaki sesuai dengan sistem ini yaitu tegangan yang digunakan adalah 5 V DC. Penyearah (rectifier) adalah komponen yang mampu mengubah arus TESLA VOL. 10 NO. 1 MARET 2008 43

Hadian Satria Utama, Nurwijayanti, Mario (a) (b) listrik alternating-current (AC) menjadi arus listrik directcurrent (DC). Penyaring (Filter) digunakan untuk meratakan ripple (denyut) gelombang pada arus DC. Kapasitor merupakan komponen yang biasa digunakan sebagai filter pada suatu power supply. Voltage Regulator berfungsi untuk mempertahankan nilai tegangan DC keluaran power supply walaupun masukan tegangan DC atau beban berubah-ubah. HASIL PENGUJIAN Pengujian sistem keseluruhan bertujuan untuk mengetahui kinerja dari sistem apakah bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian dilakukan dengan membuat miniatur simulasi dan program keseluruhan yang terisike dalam mikrokontroler, lalu diberikan catu daya ke rangkaian yang terdapat sensor. Pada saat pertama kali dinyalakan semua lampu LED akan menyala, maka harus menunggunya sampai lampu tersebut padam karena sedang dalam proses penyesuaian tegangan dari sensor asap rokok. Setelah semua LED tersebut padam, lalu nyalakan rangkaian yang terhubung dengan komputer. Setelah itu jalankan program Visual Basic yang terdapat pada komputer, isi nilai limit, pilih COM port yang digunakan kemudian buka koneksi. Data harus di tunggu pada beberapa saat karena data dari sensor sedang dikirimkan ke komputer secara bergantian. Proses pergantian data berjalan agak lambat karena menggunakan DTMF. Pada kondisi tidak ada asap rokok, sensor asap rokok akan menghasilkan tegangan output yang kecil sehingga data yang dikirimkan juga akan kecil nilainya. Nyalakan rokok di dekat sensor asap rokok sehingga tegangan output sensor (c) Gambar 5. (a). Sensor pada Ruangan I (b). Sensor pada Ruangan II (c). Gambar Rangkaian Keseluruhan akan naik. Semakin pekat kadar asap rokok yang dideteksi maka akan semakin besar tegangan output yang dihasilkan. Tegangan output yang dihasilkan akan diberikan ke mikrokontroler agar mikrokontroler dapat mengetahui bahwa di sekitarnya terdapat ada orang yang merokok, tetapi Tegangan output tersebut tidak dapat langsung diberikan ke mikrokontroller melainkan harus melalui sebuah Rangkaian Analog To Digital Converter. Tegangan output dari sensor asap rokok tersebut akan masuk ke ADC yang kemudian tegangan tersebut akan dikonversikan menjadi 8 bit data digital. 8 bit data digital tersebut yang berupa 8 bit data binary yang kemudian akan diberikan ke mikrokontroler. Semakin besar nilai binary yang dideteksi oleh mikrokontroler maka semakin pekat kadar asap rokok yang dideteksi apabila terdeteksi kadar asap rokok, mikrokontroler akan mengirimkan data yang memberitahu bahwa ada orang yang merokok melalui DTMF encoder kepada komputer PC yang berada di ruangan monitoring. Apabila di ruangan monitoring mendapatkan informasi adanya asap rokok yang terdeteksi, alarm akan berbunyi. Apabila sistem bekerja demikian dapat diketahui bahwa rangkaian bekerja dengan baik. Sistem yang tersimulasi dapat digambarkan pada Gambar 5. KESIMPULAN Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan bahwa semakin besar nilai binary yang dideteksi oleh mikrokontroler maka semakin pekat kadar asap rokok yang dideteksi apabila terdeteksi kadar asap rokok. 44 JURNAL TEKNIK ELEKTRO

Sistem Pendeteksi Asap Rokok di Ruang Kampus Data yang diterima dari rangkaian sensor dapat dikirimkan ke ruang monitoring dengan menggunakan sinyal DTMF melalui kabel telepon yang berada di area kampus. Apabila di ruangan monitoring mendapatkan informasi adanya asap rokok yang terdeteksi maka alarm akan berbunyi. DAFTAR PUSTAKA [1] Belajar Mikrokontroler T89C51/52/55 Teori dan Aplikasi, edisi kedua, Yogyakarta:GavaMedia, 2004.Chapter 1 Page 2-40, Chapter 2 Page 43-80, Chapter 5 Page 163-188, Agfianto Eko Putra. [2] R. Boylestad & L. Nashelsky, Electronic Devices & Circuit Theory, fifth edition, USA : Prentice Hall, 1992, chap.: 19, pp.: 773-789. TESLA VOL. 10 NO. 1 MARET 2008 45

Hadian Satria Utama, Nurwijayanti, Mario 46 JURNAL TEKNIK ELEKTRO