BAB I PENDAHULUAN. lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

EFEKTIFITAS DONGENG ISLAMI TERHADAP PENALARAN MORAL ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah, serta merupakan wadah pendidikan pertama di jalur formal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

Pendidikan merupakan aset pen ng bagi kemajuan

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kembang dan berkembang secara optimal (Mansur, 2007:88). Wiyani dalam bukunya, berpendapat bahwa usia dini merupakan masa emas (the

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dianugerahkan oleh Allah menjadi anak yang benar-benar berakhlak mulia. Semua

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

seorang guru mampu memahami kebutuhan anak yang disesuaikan dengan usia perkembangan umurnya. Perkembangan tersebut dapat dideskripsikan sebagaimana

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak lahir telah membawa berbagai potensi. Salah satu diantara potensi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, bisa juga diartikan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB V PENUTUP. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PENINGKATAN PENALARAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI PEMBERIAN DONGENG PEWAYANGAN PADA KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA KLEWOR KEMUSU BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini PG PAUD.

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP PERILAKU MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II DESA WOMBO KABUPATEN DONGGALA DIAN MITRAWATI 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat

KEMAMPUAN BEREMPATI DITINJAU DARI INTERAKSI TEMAN SEBAYA PADA ANAK USIA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makluk sosial yang mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan sosial dengan orang lain. Selain sebagai makhluk individu yang memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia tidak dapat lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial. Makna sosial dipahami sebagai upaya pengenalan (sosialisasi) anak terhadap orang lain yang ada di luar dirinya dan lingkungannya serta pengaruh timbal balik dari berbagai segi kehidupan bersama yang mengadakan hubungan satu dengan lainnya, baik dalam bentuk perorangan maupun kelompok. Sebagaimana kebutuhan dasar lainnya, sosialisasi adalah proses dan aktivitas yang mau tidak mau harus dijalani setiap anak manusia. Wajar bila manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, lantaran sejak lahir sampai ajalnya, manusia sangat memerlukan orang lain dalam kehidupannya (Nizar, 2009) Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial anak harus belajar tentang cara-cara penyesuaian diri dengan orang lain (Susanto, 2011). Pada anak berusia 1-5 tahun, dorongan

2 untuk meniru orang lain amatlah kuat. Anak tidak mengetahui hal yang baik dan yang buruk bagi dirinya. Ia tidak dapat menunjukkan alasan yang logis terhadap apa yang sedang dilakukannya. Sosialisasi sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab efektif (Susanto, 2011). Oleh sebab itu, dalam berinteraksi dengan orang lain anak diajarkan aturan-aturan yang ada dilingkungan masyarakat tersebut. Dalam kehidupan bermasyarakat ada istilah simpati dan empati. Simpati ialah suatu kecenderungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan orang lain. Simpati dapat timbul karena persamaan cita-cita, mungkin karena penderitaan yang sama, atau karena berasal dari daerah yang sama. Sedangkan empati ialah suatu kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andaikata di berada disituasi orang tersebut (Ahmadi, 1998). Empati membutuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi orang lain, tetapi di samping itu juga membutuhkan kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di tempat orang lain (Susanto, 2011). Anak yang baru dilahirkan dari dalam rahim ibu memiliki fitrah yang melekat pada jiwa dan raganya. Dengan pendidikan yang diberikan memberikan perubahan dan mempengaruhi sikap serta perilaku. Pendidikan itu tidak hanya diberikan setelah kelahiran didunia tapi juga saat dalam

3 kandungan. Pendidikan merupakan peran yang sangat penting di masa kanakkanak, karena pada masa ini, perkembangan kepribadian, sikap mental dan intelektual dibentuk pada usia dini. Kualitas masa prasekolah merupakan cermin kualitas bangsa yang akan datang. Masa pada anak usia dini merupakan masa emas perkembangan anak (golden age). Dalam masa golden age bila anak mendapatkan stimulus yang tepat maka optimalisasi pertumbuhan dan perkembanganya akan mudah tercapai. Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No. 27 tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra sekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap (perilaku), ketrampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar sesungguhnya di sekolah dasar. Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini diharapkan bisa mencapai tujuan yang lebih baik dari sebelumnya dari potensi yang dimiliki anak. Seperti halnya yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

4 akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tingkat usia kanak-kanak merupakan kesempatan pertama yang sangat baik bagi pendidik untuk membina kepribadian anak yang akan menentukan masa depan mereka. Penanaman nila-nilai agama sebaikya dilaksanakan kepada anak pada usia pra-sekolah, sebelum mereka dapat berpikir secara logis serta dapat memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Agar semenjak kecil sudah terbiasa dengan nilai-nilai kebaikan dan dapat mengenal Tuhannya yaitu Allah SWT. Dalam dunia anak merupakan dunia pasif tentang ide, untuk menunjang kemampuan penyesuaian diri anak membutuhkan rangsangan yang cocok dengan jiwa mereka. Secara kejiwaan anak-anak ialah manusia yang akrab dengan simbol-simbol kasih sayang orang lain yang ada di sekitarnya, seperti melalui kata-kata sanjungan atau pujian. Guru yang mampu memberikan cerita akan menimbulkan semangat dan pemahaman kepada anak terhadap pelajaran yang diterima dari cerita tersebut. Hubungannya dengan pendidikan manusia secara umum, otak manusia adalah perkakas naratif. Ia hidup dan bergerak dalam cerita (Rosen, 1996). Imajinasi anak sangat kuat terhadap sesuatu atau seseorang yang memiliki kehebatan tertentu. Kecenderungan meniru ini menjadi aspek utama dan mendasar dari pendidikan awal seorang anak. Dalam hal ini, mendidik dan mengajar anak dengan memberi contoh lebih efektif daripada

5 menasihatinya. Secara tersirat, dongeng atau cerita adalah wujud pengajaran yang memberikan contoh nyata kepada anak-anak melalui tokoh cerita. Menurut Mulyadi (Surabaya Post, 1999) mendongeng adalah cara paling praktis untuk menanamkan nilai-nilai kepada anak karena nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng tersebut dengan cepat akan diserap oleh otak anak-anak yang membekas sampai mereka dewasa. Argatha (Surabaya Post, 1999) berpendapat bahwa dongeng mempunyai manfaat yang sangat besar bagi pertumbuhan mental anak. Lewat dongeng selain bisa menimbulkan imajinasi anak, merangsang anak bersikap aktif dan menjadikan anak suka membaca, juga bisa mendidik anak mengenal hal yang baik dan yang buruk. Dongeng merupakan metode yang tepat dan efektif dalam penanaman nilai-nilai luhur tanpa ada kesan memaksa, bahkan proses penyampainnya tidak disadari oleh anak. Menurut pakar dongeng Riris Sarumpaet, dongeng bermanfaat bagi orang tua sebagai pendongeng, dan tentu untuk anak sendiri sebagai pendengar. Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan cara yang ampuh dan efektif untuk memberikan human touch atau sentuhan manusiawi dan sportivitas bagi anak (Mal, 2008). Kalau dongeng yang diceritakan bermuatan positif, maka yang masuk ke alam bawah sadarnya tentu saja positif (Hana, 2011). Cerita atau mendongeng dapat dilakukan oleh orang tua maupun guru sebagai media pembentukan karakter positif pada anak. Dalam cerita

6 atau dongeng, nilai-nilai luhur ditanamkan pada diri anak melalui penghayatan terhadap makna dan maksud cerita (Itadz, 2008). Adapun penelitian terdahulu tentang Pengaruh Cerita Moral Terhadap Penalaran Moral Anak Naskah Publikasi, Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2008 Oleh Widiasih Diana Ratri. Dalam karya tulis ini anak bercerita dan menguji terhadap penalaran moralnya. Karena pada usia anakanak sangat penting penanaman moral sejak dini. Dari penelitian pengaruh program pengembangan moral dengan cerita moral adalah tidak ada pengaruh anatara anak yang mendapatkan program pengembangan dan yang tidak mendapat program cerita. Penelitian yang berikutnya yaitu Pengaruh Pemberian Dongeng Bertema Prososial Terhadap Penurunan Perilaku Agresif Anak Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 2009, oleh Attin Anggraeni. Perilaku agresif yang dilakukan oleh anak dapat dikurangi, jika anak mendapat perlakuan yang tepat. Salah satu media alternatif pendidikan yang dapat diberikan pada anak untuk meminimalkan perilaku agresif tersebut adalah dengan pemberian dongeng bertema prososial. Dari hasil penelitian adanya pengaruh pemberian dongeng bertema prososial terhadap penurunan perilaku agresif, hal ini ditandai dengan perubahan pada grafik frekuensi perilaku agresif yang semakin menurun selama 10 kali pemberian dongeng bertema prososial. Selain itu, dalam proses pemberian dongeng

7 bertema prososial, ditemukan bahwa perilaku agresif subyek yang berbentuk memukul temannya, hanya muncul ketika subyek mendapatkan provokasi dari temannya. Oleh karena itu dongeng menjadi salah satu media yang baik untuk membangun karakter positif pada anak. Bagaimana cara anak dapat berempati dengan baik dengan orang lain bisa digunakan lewat dongengdongeng dengan tema-tema tertentu sesuai dengan tujuan yaitu menumbuhkan kemampuan berempati anak. Agar anak lebih peka dan memahami keadaan lingkungan disekitarnya. Dongeng itu sendiri dapat merefleksikan sikap umum, pandangan dan keyakinan masyarakat. Dongeng tersebut berisi tentang cita-cita, tanggungjawab serta aturan hidup sehingga dapat dimanfaatkan. Adanya peran atau tokoh yang bisa dijadikan sebagai teladan kebaikan yang mampu menstimulus anak agar bisa berempati dengan orang lain. Di TK Kusuma Harapan, mengembangan sosial emosi sudah dilakukan. Mulai dari kegiatan yang bersifat membangun karakter anak salah satunya empati terhadap sesame dengan kegiatan sosial dan kegiatan lainnya di dalam pembelajaran. Media dongeng yang digunakan hanya bersifat pasif pada anak-anak dan hanya menunggu dari guru untuk memberikan timbalbalik dari dongeng tersebut. Dengan dongeng dapat mengajarkan anak untuk berempati terhadap sesama apalagi antara teman dan orang lain yang berada di lingkungan sekolah.

8 Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian psikologi. Yang mengangkat suatu topik "Pengaruh Dongeng Bertema Sosial Terhadap Tingkat Empati Anak Di Tk Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung Sidoarjo " B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat empati sebelum pemberian dongeng bertema sosial pada anak di TK Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung? 2. Bagaimana tingkat empati setelah pemberian dongeng bertema sosial anak di TK Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung? 3. Adakah pengaruh dongeng bertema sosial terhadap kemampuan empati anak di TK Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat empati sebelum pemberian dongeng bertema sosial pada anak usia dini di TK Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung 2. Untuk mengetahui tingkat empati setelah pemberian dongeng bertema sosial pada anak usia dini di TK Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung

9 3. Untuk mengetahui pengaruh dongeng berema sosial terhadap kemampuan empati pada anak di TK Kusuma Harapan Pabrik Gula (PG) Krembung. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan juga manfaat tentang pemberian dongeng, psikologi sosial serta psikologi perkembangan 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi orang tua, guru, atau wali murid bahkan bisa juga bagi kepala sekolah dalam membantu memecahkan masalah pada anak didiknya.