BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2013, hlm Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tentang Sistem Pendidikan Nasional

pembelajaran yang bersifat monoton, yakni selalu itu-itu saja atau tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan, Nora Media Enterprise : Kudus, Cet. 1, 2010, hal. 35.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan kata khusus dari kata umum pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Agama dan Budaya, Bandung: Pustaka Setia, hal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, PT Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995, hlm 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2008, hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Roesdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, Hlm: 28 2

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 21. hlm. 245.

BAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. Zainy Chalish Hamdy dkk, Administrasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan, IAIN Press, Medan, 2005, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Pustakarya, 2012, Hlm Faturrahman, Lif Khoiru Ahmadi, dan Sofan Amri, Pengantar Pendidikan, PT. Prestasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2011, hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hlm5

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2006, hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Melalui pendidikan, dapat diperoleh hal-hal baru yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (2001: ix) perpustakaan adalah kuil tempat belajar, dan belajar telah membebaskan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri 1

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Hafid dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 56.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

íóñúýóúö Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ ãöäúßõãú æóçáøóðöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó ÏóÑóÌóÇÊò. 2

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN. Hamzah B Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 138.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, 2005, hlm. 49. hlm , hlm , hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang. tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk lainnya. Al-Qur an merupakan bukti tanda. kebesaran/kemahaluasan ilmu Allah bagi orang-orang yang berilmu.

BAB 1 PENDAHULUAN. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.1. 2 Tatang S, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.14.

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan dan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. hlm M. Uzer Ustman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1995,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang berbeda namun erat kaitannya antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu perencanaan menyeluruh yang mencakup kegiatan dan pengalaman yang perlu disediakan untuk memberikan kesempatan secara luas bagi siswa untuk belajar. Dengan kurikulum itu, tersedia kesempatan terselenggaranya proses belajar dan mengajar. 1 Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru merupakan bagian utama dari pendidikan formal yang syarat mutlaknya adalah adanya kurikulum sebagai pedoman. Artinya, bahwa dalam merancang program pembelajaran maupun melaksanakan proses pembelajaran guru harus selalu berpedoman pada kurikulum. Tanpa kurikulum proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien, maka dari itu kurikulum sangat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian, serta pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan. Tujuan tersebut yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. 2 Tujuan pendidikan secara umum dijabarkan dari falsafat bangsa, yaitu Pancasila. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Yaitu manusia yang berbudi luhur, berkepribadian, 1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2001, Hlm. 1. 2 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, Hlm. 18. 1

2 berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. 3 Kurikulum harus bersifat fleksibel dan elastis, sehingga terbuka kesempatan untuk memberikan bahan pelajaran yang penting dan perlu bagi anak didik di tempat tertentu. Salah satunya adalah dengan adanya muatan lokal dalam proses pembelajaran di sekolah. Kurikulum selain mengacu pada karakteristik peserta didik, perkembangan ilmu dan teknologi pada zamannya juga mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Penyusunan kurikulum atas dasar acuan keadaan masyarakat tersebut disebut kurikulum muatan lokal. 4 Muatan lokal diartikan sebagai program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya, serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada siswa. Isi mencakup tentang bahan pelajaran yang digunakan, sedangkan media penyampaian mencakup metode dan sarana yang digunakan dalam penyampaian isi muatan lokal. 5 Sebagai madrasah swasta yang menginduk pada Lembaga Pendidikan (LP) Ma arif NU Kabupaten Kudus, MTs NU Banat Kudus memiliki kurikulum muatan lokal yang berisi mata pelajaran muatan lokal. Beberapa diantaranya bahkan sangat khas dan tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain yang setaraf. Salah satu mata pelajaran muatan lokal yang ada di MTs NU Banat adalah mata pelajaran tajwid. Yang membedakan mata pelajaran tajwid di madrasah ini yaitu dengan menggunakan kitab Hilyatu At-Tilawah sebagai media utama dalam pembelajaran tajwid. Diantara yang mendasari diterapkannya mata pelajaran tajwid dalam kurikulum muatan lokal di MTs NU Banat Kudus adalah mata pelajaran ini dapat membantu peserta didik dalam menyempurnakan bacaannya dalam 3 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Quantum Teaching, Jakarta, 2005, Hlm. 51. 4 Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, Hlm. 111. 5 Syafruddin Nurdin, Op. Cit., Hlm. 58.

shalat. 8 Dari pengertian dan tujuan ilmu tajwid di atas, maka suatu kewajiban 3 membaca Al-Qur an. Kitab Hilyatu At-Tilawah merupakan kitab karangan Munajah bin Hannah yang memuat tentang cara membaca Al-Qur an dengan benar agar tidak terjadi kesalahan, hal ini sangat membantu peserta didik dalam meningkatkan membaca Al-Qur an. Pengertian ilmu tajwid sendiri adalah pengetahuan tentang kaidah membaca Al-Qur an dengan sebaik-baiknya. 6 SWT dalam Q.S. Al-Baqarah: 121. Sesuai dengan firman Allah Artinya : Orang-orang yang telah kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya. (Q.S. Al- Baqarah: 121) 7 Ilmu tajwid adalah sarana yang mengantarkan kita untuk dapat membaca Al-Qur an dengan baik dan benar. Karena itu ilmu tajwid merupakan ilmu yang sangat utama, dan mempelajari ilmu tajwid merupakan amal yang sangat utama sebagaimana keutamaan membaca Al-Qur an itu sendiri. Tujuan mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid adalah menjaga lisan kita dari lahn (kesalahan) ketika membaca firman Allah SWT, hadits Nabi SAW, atau teks-teks syariat seperti doa-doa dalam shalat atau di luar bagi peserta didik untuk mempelajari ilmu tajwid. Agar peserta didik lebih baik dalam mengamalkan ilmu tajwid tersebut dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal membaca Al-Qur an. MTs NU Banat Kudus merupakan lembaga pendidikan yang menggunakan kitab Hilyatu At-Tilawah sebagai muatan lokal yang bertujuan 6 Imam Zarkasyi, Pelajaran Tajwid, Tri Murti Press, Gontor Ponorogo, 1955, Hlm. 1. 7 Departemen Agama RI, Al-Qur an Terjemah Bahasa Indonesia Juz 1-30, Menara Kudus, Kudus, 2006, Hlm. 19. 8 Achmad Toha Husein Al-Mujahid, Ilmu Tajwid, Darus Sunnah Press, Jakarta, 2011, Hlm. 24.

4 untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an peserta didik, karena kitab tersebut memuat tentang bacaan-bacaan tajwid. Karena itulah, untuk mengetahui seberapa efektifnya penggunaan kitab Hilyatu at-tilawah sebagai muatan lokal yang bertujuan untuk menunjang mata pelajaran tajwid, maka peneliti mengangkat judul: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KITAB HILYATU AT- TILAWAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA PADA MUATAN LOKAL TAJWID DI MTS NU BANAT KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016. B. FOKUS PENELITIAN Dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian merupakan suatu gejala dimana obyek tersebut bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah - pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya bersifat variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat ( place), pelaku ( actor), dan aktivitas ( activity) yang berinteraksi secara sinergis. 9 Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan) yaitu difokuskan pada kelas VIII. Masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini diantaranya adalah: 1. Kemampuan membaca Al-Qur an siswa MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2015/2016. 2. Implementasi pembelajaran Kitab Hilyatu At-Tilawah dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an siswa pada muatan lokal Tajwid di MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2015/2016. 3. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran kitab Hilyatu At-Tilawah dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- 9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Cetakan ke-17, Alfabeta, Bandung, 2013, Hlm. 285.

5 Qur an siswa pada muatan lokal tajwid di MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2015/2016. C. RUMUSAN MASALAH Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan kepada pembahasannya yaitu mengenai implementasi pembelajaran muatan lokal kitab Hilyatu At- Tilawah. Berdasarkan latar belakang dan penjelasan di atas, maka dapat diambil rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur an siswa di MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimana implementasi pembelajaran kitab Hilyatu At-Tilawah dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an siswa pada muatan lokal Tajwid di MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2015/2016? 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran kitab Hilyatu At-Tilawah dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur an siswa pada muatan lokal tajwid di MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2015/2016? D. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah: 1. Untuk menjelaskan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur an di MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran kitab Hilyatu At-Tilawah dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an siswa pada muatan lokal Tajwid di MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2015/2016. 3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat implementasi pembelajaran kitab Hilyatu At-Tilawah dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an siswa pada muatan lokal tajwid di MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2015/2016.

6 E. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan konstribusi dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan islam, khususnya dalam pendidikan tajwid. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis Dapat dijadikan sebagai pijakan untuk menambah ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi dan mampu menerapkannya di lingkungan masyarakat. b. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan sekolah, khususnya dalam pembelajaran kitab Hilyatu At-Tilawah sebagai penunjang dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an. c. Bagi Guru Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang bagaiman mengelola pembelajaran yang lebih bak khususnya dalam pembelajaran kitab Hilyatu At-Tilawah sebagai penunjang dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an. d. Bagi Siswa Terciptanya pembelajaran secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan membuat siswa mudah menerima materi pembelajaran dan juga dapat meningkatkan kemampuan siswa.