e-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

KONTRIBUSI PENERAPAN SISTEM TANAM LEGOWO TERHADAP PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN TANETE RIATTANG KABUPATEN BONE

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE TANAM BENIH LANGSUNG DI DESA ASTINA KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT KELOMPOK IGA DAN PLASMA DI DESA GUNUNGSARI KECAMATAN PASANGKAYU KABUPATEN MAMUJU UTARA

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

J. Agroland 24 (1) : 1-9, April 2017 ISSN : X E-ISSN :

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA)

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH YANG MENGGUNAKAN PUPUK BERIMBANG DAN TIDAK BERIMBANG DI DESA BALUASE KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN POLA TANAM TABELA DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2:1 DAN 4:1 DI DESA PUNTARI MAKMUR KECAMATAN WITAPONDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

KONTRIBUSI USAHATANI PADI SAWAH TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KELUARGA DI DESA OGOAMAS II KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SINEI KECAMATAN TINOMBO SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH YANG MENGGUNAKAN PUPUK BERIMBANG DAN TIDAK BERIMBANG DI DESA BALUASE KABUPATEN SIGI

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISA KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DAN VARIETAS IR

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015

ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA KELEMBAGAAN PEMASARAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

AGUS PRANOTO

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PEDAGANG KELAPA MUDA DI KELURAHAN TATURA UTARA DENGAN KELURAHAN TALISE KOTA PALU

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI KELAPA DALAM DI KECAMATAN TUNGKAL ILIR KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JURNAL FEBRIANTIKA FITRI

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI RAWIT DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

Universitas Mahasaraswati Denpasar. Universitas Mahasaraswati Denpasar * HP :

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

USAHATANI PADI ORGANIK DI KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2 ISSN

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

Endang Sri Sudalmi, JM Sri Hardiatmi Fakultas Pertanian UNISRI Surakarta. Kata kunci: biaya, penerimaan, pendapatan usahatani

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN SAWAH DAN TEGALAN DI KECAMATAN ULAWENG, KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

e-j. Agrotekbis 1 (2) : , Juni 2013 ISSN :

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI SISTIM LEGOWO 2:1 DI KABUPATEN BANTAENG

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TANI TERUNG DI DESA TULUNGSARI KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA. Intisari

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

ANALISIS PRODUKSI USAHATANI JAGUNG DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DENGAN POLA JAJAR LEGOWO DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

ANALISIS USAHATANI SAYURAN

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AYAM KAMPUNG DI DISTRIK SEMANGGA KABUPATEN MERAUKE. Ineke Nursih Widyantari 1) ABSTRACT

ANALISIS USAHATANI JAGUNG

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 1 (3) : 244-249, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM TABELA DAN SISTEM TAPIN (Di Desa Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong) Comparative analysis of Income between paddy rice of Tabela and Tapin Systems (In the village of Dolago, South Parigi region Moutong District) Siti Yuliaty Chansa Arfah 1), Rustam Abd. Rauf 2), Sulaeman 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. 2) Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako ABSTRACT Improving of farmer s living standards can be achieved through sustainable agricultural development. Sustainable agricultural development characterized by a continuity of production to benefit and as well bring freedom to farmers to determine their farming system. This study aims to investigate on how much income can be brought to farmers with the application of direct seeding systems technology (Tabela) and the non direct seeding or known as transplanting system (Tapin), to value the ratio of income of direct seeding system (Tabela) and transplanting system (Tapin ) and determine whether the direct seeding (Tabela ) and transplanting (Tapin) which one is more worth. Location of research deliberately determined, the determination made by the method of census respondents, the number of respondents in this study were 30 people; 15 farmers who use direct seeding and another 15 for the tapin system. The results showed that the income from the transplanting system of paddy rice (Tapin) is greater than the average income of direct seeding system ( Tabela ). However, both farming systems are viable because the value of R/C is greater than 1. The comparison of farm income between transplanting system (Tapin) to farmers who implement direct seeding system (Tabela) in the village of Dolago obtained t value of -3.223 which smaller than t table at α 5 % (1.701) and greater than α 1 % (2,763) which means that H0 of this research is rejected. Keywords : paddy rice, income, Tabela System, Tapin System. ABSTRAK Peningkatan taraf hidup masyarakat tani dapat dicapai melalui pembangunan pertanian yang berkesinambungan. Pembangunan pertanian yang berkesinambungan ditandai adanya kelangsungan produksi yang memberikan keuntungan dan adanya kebebasan bagi petani untuk menentukan pilihan terbaik dalam berusahatani. Penelitian ini bertujuan mengetahui berapa besar pendapatan usahatani dengan penerapan teknologi sistem tanam benih langsung (Tabela) dan tanam pindah (Tapin), mengetahui seberapa besar perbandingan pendapatan usahatani sistem tanam benih langsung (Tabela) dan sistem tanam pindah (Tapin) serta mengetahui apakah usahatani sistem tanam benih langsung (Tabela) dan tanam pindah (Tapin), layak atau tidak. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, penentuan responden dilakukan dengan metode sensus jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang dengan pembagian 15 orang petani yang menggunakan sistem tabela 15 orang petani yang menggunakan sistem tapin. Hasil penelitian ini adalah rata-rata/ha pendapatan usahatani padi sawah sistem tanam pindah (Tapin) lebih besar dibandingkan rata-rata pendapatan/ha usahatani padi sawah sistem tanam benih langsung (Tabela). Usahatani sistem tabela dan tapin layak diusahakan karena nilai R/C > 1. Perbandingan pendapatan usahatani yang menerapkan sistem tanam pindah (Tapin) dengan petani yang menerapkan sistem tanam benih langsung (Tabela) di Desa Dolago diperoleh nilai t hitung sebesar -3,223 < t tabel pada α 5% (1,701) dan > α 1 % (2,763) yang berarti H 0 ditolak. Kata kunci : Padi sawah, pendapatan, Sistem Tabela, Sistem Tapin. 244

PENDAHULUAN Peningkatan taraf hidup masyarakat tani dapat dicapai melalui pembangunan pertanian yang berkesinambungan. Pembangunan pertanian yang berkesinambungan ditandai adanya kelangsungan produksi yang memberikan keuntungan dan adanya kebebasan bagi petani untuk menentukan pilihan terbaik dalam berusaha tani. Pembangunan tersebut diharapkan mampu meningkatkan sebagian besar pelaku ekonomi ikut serta dalam menghasilkan, menikmati dan melestarikan hasil pembangunan (Suara Merdeka, 2008). Umumnya di Provinsi Sulawesi Tengah, usahatani padi sawah dapat dibedakan atas petani penggarap, pemilik dan penyewa. Keadaan ini mengakibatkan keragaman karakteristik petani dalam mengelola usahatani padi sawah yang berdampak terhadap produksi, pendapatan dan keuntungan usahatani yang diperoleh (BPS, 2011). Kabupaten Parigi Moutong ditargetkan menjadi daerah terbesar penghasil padi di Sulawesi Tengah, hal ini didukung oleh luas tanam dan produktivitas yang paling baik di antara seluruh Kabupaten. Produktivitas padi di Sulawesi Tengah saat ini baru mencapai 4,6 ton per hektar atau masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 6 ton/hektar. Pengelolaan usaha tani padi dengan sistem Tapin dan Tabela pada hakekatnya sama. Perbedaan prinsip antara kedua sistem tabur benih langsung dan sistem tanam pindah adalah terdapat pada bentuk fisik bibit yang akan ditanam pada sawah. Bibit yang akan dipergunakan pada sistem tabur benih langsung masih berupa benih yang masih berkecambah, sedangkan bibit yang dipergunakan untuk bertanam padi sawah sistem tanam pindah berupa tanaman padi dari persemaian yang berumur sekitar 20-24 hari. Pengelolaan usahatani padi di Desa Dolago belum dikembangkan secara maksimal, khususnya usaha tani padi dengan sistem tabur benih langsung. Sistem tabur benih langsung ini diharapkan menjadi kontribusi yang lebih besar bagi pendapatan petani. Rumusan Masalah : 1. Berapa besar pendapatan usahatani padi sawah dengan penerapan teknologi sistem Tabela dan Tapin di Desa Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong? 2. Apakah usahatani padi sawah sistem tabela dan tapin layak atau tidak diusahakan di Desa Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong? 3. Bagaimana perbandingan pendapatan usahatani padi sawah sistem Tabela dan Tapin? Tujuan Penelitian : 1. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan usahatani dengan penerapan teknologi sistem Tabela dan Tapin di Desa Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. 2. Untuk mengetahui apakah usahatani sistem Tabela dan Tapin, layak atau tidak di Desa Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. 3. Untuk mengetahui seberapa besar perbandingan pendapatan usahatani sistem Tabela dan Tapin. Kegunaan Penelitian : 1. Sebagai informasi bagi petani dalam menentukan pemilihan teknologi yang tepat dan menguntungkan serta sebagai bahan untuk menilai kelayakan usahatani yang dilakukan. 2. Sebagai penentu kebijakan bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan di bidang pertanian khususnya. 3. Sebagai referensi bagi semua pihak pemerhati bidang pertanian. BAHAN DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan di Desa Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa petani di Desa Dolago banyak yang melakukan kegiatan usahatani padi sawah pada sistem tabela dan sistem tapin. 245

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2012. Penetapan responden dilakukan dengan metode sensus. Jumlah responden yang ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang dengan pembagian 15 orang petani yang menggunakan sistem tabela 15 orang petani yang menggunakan sistem tapin. Hal tersebut dinilai cukup mewakili untuk dilakukannya analisis perbandingan dua jenis usahatani tersebut ini sesuai dengan Guy (1976), dalam Sevilla (1993:163) bahwa ukuran minimum yang dapat diterima berdasarkan penelitian komparatif adalah 15 orang per kelompok. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden yang dipandu dengan daftar pertanyaan (Questionaire). Wawancara dilakukan pada petani, penyuluh pertanian dari kantor Dinas Pertanian Kabupaten Parigi Moutong, dan tokoh masyarakat. Data sekunder diperoleh melalui penelusuran karya-karya ilmiah dan yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemerintah yang memberikan informasi dan data yang relevan dengan topik penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran umum dan menjelaskan mengenai biaya dan pendapatan petani padi sistem tabela dan sistem tapin di lokasi penelitian yang diurai secara deskriptif. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis biaya dan pendapatan usahatani, analisis komparatif serta analisis rasio penerimaan dan biaya (R/C ratio). Analisis Pendapatan Usahatani. Model analisis yang digunakan untuk mengetahui pendapatan usahatani padi sawah sistem tabela dan tapin (Soekartawi, 2002) adalah : π = TR TC TR = P. Y TC = FC + VC Keterangan : π = Pendapatan bersih usahatani TR = Total penerimaan (Total Revenue) TC Y P PY FC VC = Total Biaya (Total Cost) = Produksi yang diperoleh = Price (Harga) = Harga Produksi = Biaya Tetap = Biaya Variabel Analisis Komparatif. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan t-uji dua sampel independen Separated Varians (ragam pisah) (Ridwan, 2003) dan (Sugiyono, 2007) yang dirumuskan sebagai berikut : t = π π S + S n Keterangan : n 1 dan n 2 = Jumlah sampel π = Rata-rata pendapatan usahatani padi sawah sistem tabela π = Rata-rata pendapatan usahatani padi sawah sistem tapin = Varians rata-rata pendapatan usahatani padi sawah sistem tabela = Varians rata-rata pendapatan usahatani padi sawah sistem tapin Kesimpulan pengujian dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel sebagai berikut : - Bila t hitung < t tabel, maka H 0 tidak dapat ditolak, dan H 1 tidak teruji kebenarannya yang berarti pendapatan usahatani padi sawah sistem tapin lebih besar daripada sistem tabela. - Bila t hitung t tabel, maka H 0 ditolak H 1 teruji kebenarannya bahwa rata-rata pendapatan usahatani padi sawah sistem tabela lebih besar daripada sistem tapin. Analisis Kelayakan Usahatani. Untuk mengetahui kelayakan usahatani sistem tabela dan tapin, digunakan rumus (Suratiyah, 2006), sebagai berikut : R C = TR TC Keterangan : R/C = Ratio Penerimaan TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya n 246

Kriteria : R/C > 1 Usaha tani layak diusahakan R/C = 1 Usahatani impas (tidak untung tidak rugi) R/C < 1 Usahatani tidak layak HASIL DAN PEMBAHASAN Pendapatan Usahatani. Analisis pendapatan usahatani berfungsi untuk mengukur apakah kegiatan usahatani menguntungkan atau tidak. Oleh sebab itu, ukuran yang digunakan untuk menetapkan besarnya pendapatan yang diterima oleh petani adalah selisih antara penerimaan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Rata-rata pendapatan petani responden yang menerapkan sistem tapin sebesar Rp 14.712.138,94/ha, sedangkan untuk petani responden yang menerapkan sistem tabela memperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp 11.908.340,29/ha (Lampiran 9a dan 9b). Untuk lebih jelasnya pendapatan petani tapin dan petani tabela di Desa Dolago terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa pendapatan petani responden yang menerapkan sistem tapin lebih besar dari pada petani responden yang menerapkan sistem tabela. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor dilapangan salah satunya masih kurangnya pengetahuan petani tentang perlakuan untuk sistem tabela sehingga banyak biaya yang dikeluarkan kemudian produksi tidak begitu banyak dan akhirnya pendapatan pun menjadi lebih sedikit. Pendapatan petani sistem tabela akan lebih meningkat lagi jika harga jualnya dinaikkan atau mengefisiensikan biaya produksi, karena jika sistem yang dilakukan tidak diubah maka banyak petani yang akan meninggalkan sistem tabela dan berpindah ke sistem tapin dan mungkin akan mencoba sistem terbaru yang mulai diuji coba di Desa Dolago yaitu SRI (System of Rice Intensificatian). Tabel 1. Analisis Pendapatan Petani Tapin dan Petani Tabela di Desa Dolago No. Uraian Nilai Petani Tapin Petani Tabela 1. Produksi Beras/Ha (Kg) 2.930,31 2.609,03 2. Harga (Rp) 6.000,00 6.000,00 3. Penerimaan (Rp) 17.581.881,53 15.654.205,61 4. Biaya Produksi (Rp) a. Biaya Tetap/ha - Penyusutan Alat - Sewa lahan - Pajak lahan b. Biaya Variabel/ha - Benih - Pupuk - Pestisida - Tenaga Kerja 36.615,80 500.000,00 8.750,00 552.083,33 1.095.470,38 37.456,45 586.181,18 45.377,00 500.000,00 8.750.00 572.040,50 1.278.504,67 521.869,16 866.831, 78 5. Total biaya (Rp) 2.808.694,40 3.793.373,11 6. Pendapatan (3-5) Rp. 14.712.138,94 11.860.832,50 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012. Perbandingan yang sangat nyata, terlihat pada biaya variabel yang dikeluarkan responden di mana sistem tabela cukup banyak mengeluarkan biaya yaitu sebesar Rp 3.239.246,11/ha (Lampiran 5a) dan ratarata biaya variabel yang dikeluarkan oleh responden sistem tapin hanya Rp 2.265.221,88/ha (Lampiran 5b). Biaya benih dan pupuk, kedua sistem tersebut sama-sama mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, tapi masih tetap sistem tabela yang banyak mengeluarkan biaya. Sistem tabela juga banyak mengeluarkan 247

biaya untuk pestisida karena sistem ini rawan akan hama, penyakit, dan gulma karena pada sistem tabela pertanamannya dimulai saat masih biji/berkecambah ini menyebabkan hama, penyakit, dan gulma sudah mulai bereproduksi seperti gulma yang juga ikut tumbuh sehingga sulit membedakan antara padi dan gulma. Begitu pula untuk biaya tenaga kerja, sistem tabela banyak menggunakan tenaga kerja sehingga biaya yang dikeluarkan cukup banyak. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Sukisti di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Dari penelitian tersebut, Sukisti mengemukakan bahwa dalam penggunaannya sistem tabela lebih unggul dibandingkan sistem tapin, hal ini berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani sistem tabela lebih sedikit dibandingkan sistem tapin. Mulai dari biaya tenaga kerja di mana sistem tabela membutuhkan tenaga kerja 10-14 orang dari awal pengolahan lahan sampai panen sedangkan sistem tapin membutuhkan 15-19 orang dari awal pengolahan lahan sampai panen. Untuk penggunaan bibit, sistem tabela juga menggunakan lebih sedikit bibit yaitu 2,94 kg/1000 m 2 sedangkan sistem tapin menggunakan 7,23 kg/1000 m 2. Kedua pembiayaan inilah yang membuat sistem tapin banyak mengeluarkan biaya sehingga pendapatan pun kurang maksimal sedangkan sistem tabela mampu menekan biaya di kedua pembiayaan tersebut sekalipun sistem tabela rawan akan hama, penyakit dan gulma namun semuanya bisa diatasi dengan penggunaan biaya yang seefisien mungkin. Analisis Kelayakan Usahatani Padi Sawah. Untuk mengetahui kelayakan usahatani padi sawah digunakan analisis Revenue Cost Ratio (R/C) yaitu total penerimaan dibagi dengan total biaya sebagai berikut: Analisis Kelayakan Usahatani Sistem Tanam Pindah. Hasil analisis menunjukan bahwa R/C diperoleh pada usahatani sistem tapin sebesar 6,2 ini berarti bahwa setiap Rp 1.000 biaya yang dikeluarkan oleh petani, akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp 6.200. Sehingga usahatani sistem tapin layak diusahakan karena ketentuan yang ada apabila R/C > 1 maka usahatani layak diusahakan. Analisis Kelayakan Usahatani Sistem Tanam Benih Langsung. Hasil analisis menunjukan bahwa R/C diperoleh pada usahatani sistem tabela sebesar 4,1 ini berarti bahwa setiap Rp 1.000 biaya yang dikeluarkan oleh petani, akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp 4.100. Sehingga usahatani sistem tabela layak diusahakan karena ketentuan yang ada apabila R/C > 1 maka usahatani layak diusahakan. Analisis Perbandingan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terhadap perbandingan pendapatan petani yang menerapkan sistem tabela dengan petani yang menerapkan sistem tapin di Desa Dolago diperoleh nilai t-hitung sebesar -3,223 < t-tabel. t-tabel pada α 5% yaitu 1,701 dan pada α 1 % yaitu 2,763. Hal ini berarti H 0 tidak dapat ditolak, dan H 1 tidak teruji kebenarannya yang berarti pendapatan usahatani padi sawah sistem tapin lebih besar daripada sistem tabela. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Rata-rata pendapatan 1 ha usahatani padi sawah sistem tapin lebih besar daripada rata-rata pendapatan 1 ha usahatani padi sawah sistem tabela. Usahatani sistem tabela dan tapin layak diusahakan karena nilai R/C > 1. Perbandingan pendapatan usahatani yang menerapkan sistem tanam pindah (tapin) dengan petani yang menerapkan sistem tanam benih langsung (tabela) di Desa Dolago diperoleh nilai t-hitung sebesar -3,223 < t-tabel pada α 5% (1,701) dan < α 1% (2,763) yang berarti H 0 tidak dapat ditolak, dan H 1 tidak teruji kebenarannya yang berarti pendapatan usahatani padi sawah sistem tapin lebih besar daripada sistem tabela. Saran Perlu diberikan penyuluhan-penyuluhan bagi masyarakat untuk pengelolaan usahatani 248

padi khususnya Tabela. Sistem ini tergolong baru dan hanya sebagian petani saja yang menerapkan sistem ini, sehingga masih banyak petani yang belum begitu paham untuk pengelolaan sistem Tabela tersebut. Perlu diadakan kerjasama lagi terhadap petani lain yang belum pernah ikut proyek dalam uji coba penerapan sistem Tabela di daerah penelitian. Seluruh petani sehingga bisa memperoleh informasi-informasi dan ilmu pengetahuan tentang pengelolaan padi Tabela secara langsung tanpa cuma memperoleh informasi dari mulut ke mulut petani saja. Petani perlu mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah. Petani diharapkan bisa mendapatkan alternatif cara penanaman padi dengan sistem yang baru tidak hanya menerapkan sistem Tapin terus-menerus. Petani hendaknya melakukan kegiatan pertanian disesuaikan dengan unsur iklim yang memengaruhinya, sehingga bisa mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Meningkatkan pengelolaan usahatani padi Tabela agar memperoleh hasil produksi yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA BPS, 2011. Statistik Tanaman Pangan Sulawesi Tengah 2011. Chandeso, 2011. Tanam Benih Secara Langsung (tabela). http://cahndeso-mbangundeso.blogspot.com. Diakses pada tanggal 14 April 2012. Departemen Pertanian, 2010. Budidaya Padi dengan Sistem Tapin & Tabela. deptan.go.id/publikasi/p3224036.pdf. Diakses pada tanggal 14 April 2012. http://www.pustaka. Ken Suratiyah, 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Ristiawati, 2007. Analisa Komparatif Pendapatan Usahatani Padi Sawah dengan Teknologi Enzimatis (Studi Kasus pada P3A Gumbasa Indah) Desa Pandere Kecamatan Gumbasa Kabupaten Donggala. Universitas Tadulako. Palu. Tidak dipublikasikan. Sugiyono, 2007. Statistik Untuk Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung. Suara Merdeka, 2008. Gerakan Sapta Usahatani Perlu Di tingkatkan. http://suaramerdeka.com/v1/index.php. Diakses pada tanggal 14 April 2012. Sukisti, 2010. Usahatani Padi dengan Sistem Tanam Pindah (tapin) dan Sistem Tabur Benih Langsung (tabela) di Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak dipublikasikan. Soekartawi, 2002. Ekonomi Pertanian. Universitas Indonesia, Press. Jakarta. 249