ANALISIS MISPERSEPSI GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA SISWA SMP TERBUKA NEGERI 1 MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE SNOW BALL DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak dibanding dengan pelajaran yang lain. Meskipun. matematika. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. problematika kehidupannya dalam arti yang luas maupun sempit. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diperhatikan guru dan siswa. Pendidikan merupakan proses

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KELILING DAN LUAS SEGI EMPAT MELALUI METODE DRILL DENGAN UMPAN BALIK

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang merupakan makna dari pendidikan. Membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

( PTK di Kelas VIIIE Semester I SMP Negeri 2 Grobogan ) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang dikehendaki dunia kerja (Career Center Maine Department

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI NUR JANAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemahaman siswa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan berkompeten. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Matematika. Kondisi semacam ini sungguh ironis, Banyak guru yang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rena Ernawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu cara yang. ditempuh agar tujuan tersebut dapat tercapai.

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Negeri 12 Surakarta )

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. usaha itu ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SOAL MATEMATIKA IPA UJIAN NASIONAL TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh siswa secara rata-rata masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi belajar mengajar, dimana terdapat

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang tinggi untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah

BAB I PENDAHULUAN. penting upaya peningkatan mutu pendidikan matematika secara keseluruhan.

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

segitiga di kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

Transkripsi:

ANALISIS MISPERSEPSI GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA SISWA SMP TERBUKA NEGERI 1 MALANG Sadimin SMP Negeri Malang sadimin.71@gmail.com ABSTRAK. Pendidikan dalam era modern semakin banyak tergantung pada tingkat kualitas dan antisipasi dari guru untuk menggunakan berbagai sumber yang tersedia. Guru harus berperan aktif dalam belajar yang dihadapi siswa dan persiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berfikir siswa agar menjadi kritis dan kreatif. Guru harus memiliki strategi dalam proses belajar mengajar agar memudahkan siswa sebagai penerima pelajaran lebih mudah dalam penangkapannya. Matematika merupakan salah satu bidang yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran yang lebih banyak bila dibandingkan dengan pelajaran lain. Matematika mampu meningkatkan kemampuan untuk berfikir dengan jelas, logis, teratur dan sistematis. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang banyak dimanfaatkan orang dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa matematika dibutuhkan manusia. Wajar saja apabila matematika dimasukkan kedalam kurikulum formal di setiap jenjang pendidikan dasar yang akan mereka gunakan sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan sehari-hari, dunia kerja dan studi lanjut. Kesalahan yang biasa terjadi adalah : 1) Kesalahan konsep, yaitu kesalahan yang dilakukan siswa pada waktu mengerjakan soal matematika, yang disebabkan karena siswa belum paham konsep matematika yang diperlukan. ). Kesalahan perhitungan, yaitu kesalahan yang disebabkan karena siswa salah menghitung, akan tetapi konsep matematika yang digunakan sudah benar. Kata Kunci: Analisis, Mispersepsi, Meningkatkan, Pemahaman, Konsep, Bangun Datar, Ketrampilan Matematika PENDAHULUAN Tujuan belajar matematika itu sendiri sesuai dengan yang dicapai setelah proses belajar mengajar matematika berlangsung dengan baik untuk jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan belajar matematika jangka pendek yaitu dikuasainya sejumlah materi yang telah dipelajarinya, sedangkan tujuan belajar matematika jangka panjang adalah berkenaan dengan penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan penggunaan matematika itu sendiri sebagai ilmu struktur yang abstrak. Sejalan dengan perkembangan masyarakat dan dunia pendidikan saat ini, muncul berbagai tantangan dalam memajukan pendidikan. Saat ini pendidikan Indonesia masih mengalami kemunduran. Upaya- upaya telah dilakukan untuk meningkatkan dan membangun kembali pendidikan di Indonesia. Upaya tersebut misalnya perbaikan kurikulum, pengadaan buku ajar, penambahan anggaran untuk pendidikan, peningkatan mutu guru, dan berbagai perbaikan lainnya. Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan ini dapat dilihat dari tingkat pemahaman, tingkat penguasaan materi dan prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar makin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran, namun pada kenyataannya dapat dilihat bahwa prestasi yang dicapai siswa sangat memprihatinkan. Terutama pada pembelajaran matematika, prestasi belajar yang dicapai siswa sangat rendah. Pembelajaran matematika selama ini belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep dan aturan-aturan matematika. Padahal belajar matematika pada dasarnya merupakan belajar konsep. Selama ini siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika, tanpa memahami maksud Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang 81

dan isinya. Kelas masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Jika konsep-konsep dasar diterima murid secara salah maka sangat sukar untuk memperbaikinya kembali, tetapi jika murid bersikap terbuka masih ada harapan untuk memperbaikinya. Namun jika murid bersikap tertutup, maka kesalahan itu akan dibawa terus sampai pada suatu saat mereka menyadari konsep-konsep dasar yang mereka miliki adalah keliru. Untuk itu, diperlukan strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa, yaitu sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri bukan menghafal fakta-fakta. Berdasarkan pemikiran tersebut, artikel ini mengkaji tentang Analisis Mispersepsi Guna Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Datar dan Keterampilan Matematika Siswa SMP Terbuka Negeri 1 Malang. Adapun rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar melalui pendekatan kontekstual?. Adakah peningkatan keterampilan matematika siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun datar melalui pendekatan kontekstual? Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika utamanya pada peningkatan pemahaman konsep bangun datar dan keterampilan matematika melalui pendekatan kontekstual. Mengingat seorang siswa memiliki ketangkasan dan ketrampilan serta kecerdasan dalam memecahkan masalah, maka salah satu tehnik untuk meningkatkan ketajaman dalam memahami suatu konsep melalui pendekatan kontekstual. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi kepada strategi pembelajaran yang hanya mementingkan hasil pembelajaran yang mementingkan proses. Pada dataran praktis penelitian ini memberikan masukan kepada guru dan calon guru juga siswa. Bagi guru matematika, peningkatan pemahaman konsep dengan pendekatan kontekstual ini digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang aktif dan kreatif. Bagi siswa, proses penyelenggaraan ini dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan matematika. KERANGKA TEORI Ketrampilan matematika merupakan prosedur dan cara kerja yang diharapkan untuk menangani sesuatu dengan cepat dan cermat. Ketrampilan matematika dapat dipelajari melalui demonstrasi beberapa tipe latihan melalui lembar kerja serta kerja kelompok. Siswa dikatakan sudah menguasai suatu keterampilan jika dapat mendemonstrasikan dengan benar dan tepat. Keterampilan dibutuhkan untuk memecahkan suatu masalah dan menerapkan keterampilan tersebut dalam bermacam-macam situasi. Belajar matematika tidak lepas dari kegiatan operasi berhitung. Keterampilan berhitung tidak hanya berguna dalam persoalan matematika melainkan juga berguna untuk pelajaran lain dan kehidupan sehari-hari, (Haris, 010). Pembelajaran matematika khususnya pada materi bangun datar adalah salah satu materi yang sangat sulit dipahami oleh siswa. Sedangkan dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional, strategi belajar yang digunakan guru untuk menyampaikan materi bangun datar adalah dengan melukis bangun datar dan mengerjakan soal-soal latihan sehingga masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menalar suatu gambar bangun datar (Amir, 013) Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa didalam kegiatan belajar mengajar, dengan demikian perlu diperhatikan ketetapan metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran serta dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut. Ketidakpastian dalam penggunaan suatu metode dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran matematika. Mengingat pentingnya matematika maka diperlukan pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan guru yaitu dengan menawarkan suatu metode pembelajaran yang dapat 8 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang

meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika dan keterampilan matematika. Salah satu cara untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan pendekatan kontekstual, Nurdin (01) Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan matematika perlu adanya kerjasama antara guru matematika dan peneliti yaitu melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Ismail (013). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru matematika untuk mengidentifikasikan masalah-masalah pembelajaran sekolah, sehingga dapat dikaji dan dituntaskan. Dengan demikian proses belajar matematika di sekolah yang menerapkan pendekatan kontekstual diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika dan keterampilan matematika, Hasan (01). METODE PENELITIAN Artikel ini merupakan artikel yang bersifat kualitatif, yaitu untuk mengetahui dan menjelaskan serta melakukan penelusuran untuk mencari masalah yang dihadapi. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap masalah tersebut, sehingga dapat memberikan solusi dalam mengatasi masalah yang terkait dengan Mispersepsi Guna Meningkatkan Pemahaman Konsep Bangun Datar dan Keterampilan Matematika Siswa SMP Terbuka Negeri 1 Malang Jumlah siswa yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 3 orang siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa pendapat bahwa kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika antara lain : 1. Kesalahan dalam membuat pemodelan matematika.. Kesalahan konsep, yaitu kesalahan dalam memahami konsep matematika. 3. Kesalahan strategi, yaitu kesalahan yang terjadi karena siswa memilih cara mengerjakan yang tidak tepat. 4. Kesalahan sistematik, yaitu kesalahan yang berkenaan dengan pemilihan yang salah atas teknik ekstrapolasi. 5. Kesalahan tanda, yaitu kesalahan dalam memberikan atau menulis tanda atau notasi matematika. 6. Kesalahan hitung, yaitu kesalahan dalam melakukan operasi matematika. Dalam penyelesaian soal geometri penelitian ini, untuk kesalahan nomor 1,,dan 3, tidak dianggap sebagai kesalahan, tetapi merupakan sesuatu yang perlu diperbaiki/dilatih agar siswa tidak mengalami kesalahan lagi. Soal 1. Diketahui jajar genjang ABCD seperti gambar di samping. Jika luasnya 16 cm,ae = 6 cm dan AF = 9 cm. Keliling jajar genjang ABCD adalah.... Jawaban untuk soal 1 ini diketahui bahwa 10 siswa menjawab dengan benar dan siswa menjawab salah. Dari siswa yang menjawab salah ada 1 orang siswa yang menjawab salah yang masuk dalam kategori kesalahan konsep, yaitu : Jawab: Luas = a x t Gambar di ubah menjadi seperti berikut Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang 83

= CD x AE 16cm = CD x 6 cm CD = CD = 7 cm Keliling = ( CD + AE) = ( 7 cm + 6 cm) = (33 cm) = 66 cm 16 cm 6 cm Siswa belum paham konsep/pengertian dari keliling jajar genjang. Karena didalam pikiran siswa adalah bagaimana cara menemukan konsep dari luas jajar genjang. Dari bentuk jajar genjang diubah menjadi bentuk/bangun persegi panjang Jawab yang benar: Luas = a x t = CD x AE 16cm = CD x 6 cm CD = 7 cm Luas = a x t = BC x AF 16cm = BC x 9 cm BC = 18 cm Keliling = ( CD + BC) = ( 7 cm + 18 cm) = (45 cm) = 90 cm Jadi keliling dari jajar genjang adalah 90 cm CD = BC = 16 cm 6 cm 16 cm 9 cm Soal : Sebuah lingkaran dengan panjang jari jari 7 cm dan (π = ). Berapa keliling setengah lingkaran 7 tersebut? Jawaban untuk soal ini diketahui bahwa 15 siswa menjawab dengan benar dan 17 siswa menjawab salah. Dari 17 siswa yang menjawab salah ada 14 orang siswa yang menjawab salah yang masuk dalam kategori kesalahan konsep, yaitu : Jawab: Keliling 1 lingkaran = 1 x πr Keliling 1 lingkaran = 1 x x 7 cm 7 Keliling 1 lingkaran = cm Siswa kurang bisa memahami soal, karena soal tidak dilengkapi dengan gambar, sehingga siswa beranggapan bahwa yang di maksud dengan setengah lingkaran hanya 1 x πr tanpa memperhitung diameternya. Jawaban yang benar: 84 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang

Keliling 1 lingkaran = 1 x πr + r Keliling 1 lingkaran = 1 x x 7 cm + x 7 cm 7 Keliling 1 lingkaran = cm + 14 cm Keliling 1 lingkaran = 36 cm Jadi keliling setengah lingkaran adalah 36 cm Soal 3 : Hitunglah luas keliling segitiga ABC di bawah ini. Jawaban untuk soal 3 ini diketahui bahwa 0 siswa menjawab dengan benar dan 1 siswa menjawab salah. Dari 1 siswa yang menjawab salah ada 7 orang siswa yang menjawab salah yang masuk dalam kategori kesalahan konsep, yaitu : Jawaban 1 : Pada jawaban ini ada kesalahan konsep yang dilakukan siswa. Pertama, siswa belum faham konsep/pengertian luas segitiga, dan bagaimana cara menghitung luas segitiga. Kedua, siswa belum memahami cara melakukan perhitungan operasi campuran pada bilangan cacah, sehingga siswa menghitung 6 + 8 x 10 = 140 cm, kemungkinan yang dimaksud siswa adalah (6+8) x 10, siswa juga melakukan kesalahan tipe-3, kesalahan penggunaan satuan luas. Jawaban : Siswa membagi masing-masing sisinya dengan, lalu mengalikannya. Kemungkinan siswa mengira bahwa, selain itu karena sisi yang ada ukurannya ada 3, maka siswa mengalikan 3 sisi tersebut. Siswa tidak menghitung jawabannya sampai selesai. Rupanya siswa belum bisa mengalikan 3 bilangan. Dari jawaban siswa dapat dilihat bahwa siswa belum memahami konsep/pengertian luas, dan hanya menghafal rumus luas segitiga. Jika soalnya dibuat lebih sederhana, misalnya: hanya ada satu gambar segitiga dan yang diberikan di soal hanya alas dan tinggi saja, mungkin siswa tersebut dapat menghitung luasnya dengan benar. Jawaban yang benar adalah : Dalam pembelajaran matematika, kesalahan mempelajari suatu konsep terdahulu akan berpengaruh terhadap pemahaman konsep berikutnya karena matematika merupakan kajian/pelajaran yang terstruktur. Ada beberapa sebab terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang 85

matematika, yaitu: kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam menggunakan rumus, kesalahan dalam operasi hitung, ataupun kesalahan dalam menyimpulkan. KESIMPULAN Sebagaimana yang telah dipaparkan berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan tugas-tugas matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, kesalahan perhitungan, dan tulisan yang tidak dapat dibaca sehingga siswa melakukan kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri. Kesalahan yang biasa terjadi adalah: 1) Kesalahan konsep, yaitu kesalahan yang dilakukan siswa pada waktu mengerjakan soal matematika, yang disebabkan karena siswa belum paham konsep matematika yang diperlukan. ). Kesalahan perhitungan, yaitu kesalahan yang disebabkan karena siswa salah menghitung, akan tetapi konsep matematika yang digunakan sudah benar. Namun yang paling mendasar adalah kesalahan konsep, yaitu kesalahan yang dilakukan siswa pada waktu mengerjakan soal matematika, yang disebabkan karena siswa belum paham konsep matematika yang diperlukan. DAFTAR RUJUKAN Amir, D. 013. Strategi Penerapan Model Pembelajaran Dalam Pelajaran Matematika SMP. Jurnal (online),(http://www.lpmpsulsel.net/v/index.php?option=com_content&view=article&id=13 8:strategi&catid=4:widyaiswara&Itemid=03) diakses pada tanggal 15 Mei 015. Haris, M. 010. Manajemen Pelatihan Berbasis Mandiri. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Hasan. 01. Problem Based Learning, Pembelajaran Kooperatif: Makalah disampaikan pada Seminar Model-Model Pembelajaran di LPMP Sul-Sel, Makassar: LPMP Sul-Sel. Ismail, A. 013. Meningkatkan Prestasi Siswa Melalui Belajar Secara Mandiri. Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta Nurdin. 01. Perspektif Pendidikan Terbuka Jarak Jauh; Kajian Teoritis dan Aplikasi, Bumi Aksara, Jakarta. 86 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang