V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

dokumen-dokumen yang mirip
III. PENGAWAS BENIH IKAN

II. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN

I. PENGAWAS PERIKANAN

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN

IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

XV. PRANATA KOMPUTER

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

XVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM

XIII. INSTRUKTUR A. DASAR HUKUM

X. GURU A. Dasar Hukum

XII. PENGAWAS SEKOLAH

XX. TEKNISI LITKAYASA

XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM

XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

XI. D O S E N A. DASAR HUKUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR: KEP. 1106/Ka/08/2001 NOMOR: 34 A Tahun 2001

2014, No

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1

2015, No Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka K

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

ADMINISTRASI JAB-FUNG PRANATA KOMPUTER

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2009 NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 16/KEP/M.PAN/3/2001 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DAN ANGKA KREDITNYA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN:

Transkripsi:

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 entang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 7. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Arsiparis; 8. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09/KEP/M.PAN/2/2002 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya; 9. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/34/M.PAN/3/2004 tentang Perubahan Atas Ketentuan Pasal 21 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09/KEP/M.PAN/2/2002 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya; 10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/60/M.PAN/6/2005 tentang Perubahan atas Ketentuan Lampiran I dan atau Lampiran II Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara tentang Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya; 11. Keputusan Bersama Kepala Arsip Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 3 Tahun 2002 dan Nomor 15 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya; 12. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.07/MEN- KP/KP.430/2006 tentang Pemberian Kuasa Menandatangani Keputusan tentang Pengangkatan, Pemindahan, Pemberhentian, dan Mutasi Kepegawaian lainnya; 13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah diubah ketiga kalinya dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2007. 51

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN 1. Arsiparis adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan kearsipan dinamis dan statis. 2. Arsiparis bidang Keterampilan adalah Arsiparis dengan kualifikasi teknisi atau penunjang profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis kearsipan. 3. Arsiparis bidang Keahlian adalah Arsiparis dengan kualifikasi profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kearsipan. 4. Kegiatan kearsipan adalah proses kegiatan yang berkesinambungan dalam pengelolaan arsip melalui berbagai bentuk media rekam mulai dari proses penciptaan, pengolahan dan penggunaan informasi, pengaturan, penyimpanan, pelayanan, publikasi, pemeliharaan dan penyusutan sampai proses pelestariannya dan kegiatan pembinaannya. 5. Kegiatan kearsipan dinamis adalah proses pengelolaaan arsip, pembinaan, dan pengawasan sistem kearsipan pada instansi pemerintah dalam rangka pemberdayaan informasi arsip dinamis. 6. Kegiatan kearsipan statis adalah proses pengelolaaan arsip, pembinaan dan pengawasan sistem kearsipan pada instansi pemerintah dalam rangka pemberdayaan informasi arsip statis. 7. Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) adalah blanko yang berisi keterangan perorangan Arsiparis dan butir kegiatan yang dinilai dan harus diisi oleh Arsiparis dalam rangka PAK. 8. Penetapan Angka Kredit (PAK) adalah blanko yang berisi keterangan perorangan Arsiparis dan satuan nilai dari hasil penilaian butir kegiatan dan atau akumulasi nilai-nilai butir kegiatan yang telah dicapai oleh Arsiparis yang telah ditetapkan oleh Pejabat Penetap Angka Kredit. 9. Angka kredit adalah angka yang diberikan oleh pejabat yang berwenang sebagai hasil penilaian kuantitatif dan kualitatif atas prestasi yang dicapai Arsiparis. 10. Tim Penilai Angka Kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja Arsiparis. C. TUGAS POKOK, UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN 1. Tugas Pokok Arsiparis adalah melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan yang meliputi ketatalaksanaan kearsipan, pembuatan petunjuk kearsipan, pengelolaan arsip, konversi arsip, layanan kearsipan, publikasi kearsipan, pengkajian dan pengembangan kearsipan, pembinaan dan pengawasan kearsipan. 2. Unsur dan sub unsur kegiatan Arsiparis, terdiri dari : a. Pendidikan, meliputi : 1) Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar; 2) Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kearsipan serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL). b. Pengelolaan arsip, meliputi : 1) Ketatalaksanaan kearsipan; 52

2) Pembuatan petunjuk kearsipan; 3) Pengelolaan arsip ; 4) Penyimpanan arsip; 5) Konversi arsip ; 6) Layanan kearsipan; 7) Publikasi kearsipan. c. Pembinaan kearsipan, meliputi : 1) Pengkajian dan pengembangan kearsipan; 2) Pembinaan dan pengawasan kearsipan. d. Pengembangan profesi, meliputi : 1) Membuat karya tulis dan/atau karya ilmiah bidang kearsipan; 2) Menemukan teknologi tepat guna bidang kearsipan; 3) Mendapatkan penghargaan profesi; 4) Membimbing Arsiparis. e. Penunjang kegiatan kearsipan, meliputi : 1) Mengajar/melatih; 2) Memberikan bimbingan belajar; 3) Membuat terjemahan/saduran; 4) Peran serta dalam kegiatan ilmiah; 5) Menjadi anggota organisasi profesi kearsipan; 6) Menjadi tim penilai jabatan Arsiparis; 7) Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya; 8) Memperoleh penghargaan/tanda jasa. D. JENJANG JABATAN, GOLONGAN, ANGKA KREDIT, TUNJANGAN, DAN BATAS USIA PENSIUN NO. JENJANG JABATAN GOL ANGKA KREDIT Tingkat Terampil II/b 40 1. Arsiparis Pelaksana II/c 60 II/d 80 2. Arsiparis Pelaksana III/a 100 Lanjutan III/b 150 3. Arsiparis Penyelia III/c 200 III/d 300 Tingkat Ahli 1. Arsiparis Pertama III/a 100 III/b 150 2. Arsiparis Muda III/c 200 III/d 300 IV/a 400 3. Arsiparis Madya IV/b 550 IV/c 700 4. Arsiparis Utama IV/d 850 IV/e 1050 TUNJANGAN (RP.) 197.000,- 202.000,- 220.000,- 202.000,- 303.000,- 413.000,- 550.000,- BUP (THN) 56 53

E. PENGANGKATAN PERTAMA 1. Pejabat yang berwenang menetapkan a. Presiden untuk pengangkatan Arsiparis Utama; b. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk pengangkatan Arsiparis Madya; c. Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk pengngkatan Arsiparis Pertama sampai Arsiparis Muda dan Arsiparis Pelaksana Lanjutan sampai Arsiparis Penyelia; dan d. Kepala Bagian Jabatan a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk pengangkatan Arsiparis Pelaksana. 2. Persyaratan PNS yang diangkat pertama kali dalam jabatan Arsiparis harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Arsiparis Terampil : 1) Berijazah Diploma II/Diploma III bidang kearsipan; atau 2) Berijazah Diploma II/Diploma III bidang ilmu lain sesuai kualifikasi yang ditentukan untuk jabatan Arsiparis; atau 3) Berijazah SMU/SMK dan sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun bekerja di bidang kearsipan; 4) Lulus diklat fungsional bidang kearsipan yang dipersyaratkan dan memperoleh sertifikat, kecuali bagi calon yang memiliki pendidikan formal di bidang kearsipan; 5) PNS yang diangkat berdasrkan ijazah SMU/SMK berdasarkan ijazah SMU/SMK sebagaimana dimaksud diatas, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun sejak diangkat dalam jabatan Arsiparis wajib lulus pendidikan dan pelatihan penyetaraan jabatan fungsional kearsipan; 6) PNS yang tidak lulus pendidikan dan pelatihan penyetaraan jabatan fungsional Arsiparis, diberhentikan dari jabatan Arsiparis; 7) Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tk.I-II/b; 8) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; 9) Memenuhi angka kredit kumulatif minimal yang telah memperoleh penetapan dari pejabat yang berwenang. b. Arsiparis Ahli : 1) Berijazah serendah-rendahnya Sarjana (S.1)/Diploma IV (D.IV) bidang kearsipan atau S.1/D.IV bidang ilmu sesuai kualifikasi yang ditentukan untuk jabatan arsiparis; 2) Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional bidang kearsipan yang dipersyaratkan dan memperoleh sertifikat; 3) Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda-III/a; 4) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; 5) Memenuhi angka kredit kumulatif minimal yang telah memperoleh penetapan dari pejabat yang berwenang. 54

3. Ketentuan dalam pengangkatan pertama a. Didasarkan kepada formasi jabatan yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat pertimbangan Kepala BKN; b. Harus memperhitungkan keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah Arsiparis sesuai jenjang jabatannya; c. Memenuhi jumlah angka kredit minimal yang ditetapkan untuk jenjang jabatan/pangkatnya; 4. Tata cara pengangkatan pertama a. PNS yang bersangkutan (calon Arsiparis) menyiapkan berkas usulan pengangkatan dalam jabatan Arsiparis yang terdiri dari: 1) Penetapan Angka Kredit (PAK) yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang; 2) Fotocopy Keputusan dalam pangkat/golongan terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang; 3) Fotocopy Ijazah terakhir bidang kearsipan atau bidang lain yang kualifikasinya telah ditentukan dan dilegalisir pejabat yang berwenang; 4) Fotocopy Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) atau sertifikat yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; 5) Fotocopy DP3 satu tahun terakhir yang dilegalisir. b. Berkas usul pengangkatan dalam jabatan Arsiparis disampaikan PNS yang bersangkutan kepada pimpinan unit kerjanya untuk diperiksa diteliti kelengkapan dan kebenaran persyaratannya. c. Pimpinan unit kerja yang bersangkutan mengusulkan calon Arsiparis, disertai dengan kelengkapan berkas persyaratan pengangkatan pada huruf a kepada pejabat yang berwenang sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. d. Pejabat yang berwenang, menerbitkan keputusan pengangkatan kedalam jabatan fungsional Arsiparis. e. Keputusan pengangkatan pertama kali tersebut disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada Arsiparis yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya dengan tembusan kepada unit kerja/instansi terkait. F. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN 1. Pejabat yang berwenang menetapkan Pengangkatan PNS dari jabatan lain kedalam jabatan Arsiparis, ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang sebagaimana pengangkatan pertama kali pada huruf E butir I. 2. Persyaratan a. Memenuhi syarat sebagaimana ketentuan pada pengangkatan pertama kali; b. Memiliki pengalaman dalam bidang kearsipan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun; dan c. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun dari jabatan terakhir yang didudukinya; 55

d. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; 3. Ketentuan dalam pengangkatan dari jabatan lain a. Pangkat Arsiparis ditetapkan sesuai dengan pangkat terakhir yang dimiliki PNS yang bersangkutan, sedangkan jenjang jabatannya ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang berasal dari kegiatan unsur utama yang telah memperoleh penetapan dari pejabat yang berwenang. b. Pengangkatan dalam jabatan Arsiparis harus memperhitungkan kebutuhan jumlah Arsiparis pada unit kerja yang bersangkutan. 4. Tata cara pengangkatan dari jabatan lain Tata cara pengangkatan PNS dari jabatan lain kedalam jabatan Arsiparis mengikuti tata cara pengangkatan pertama kali sebagaimana tersebut pada huruf E butir 4. G. PENETAPAN ANGKA KREDIT 1. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Mengingat untuk saat ini di lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan belum memungkinkan dibentuk Tim Penilai Instansi maka penilaian dan penetapan angka kredit Arsiparis untuk sementara adalah sebagai berikut : a. Kepala Arsip Nasional bagi Arsiparis Madya dan Arsiparis Utama; b. Menteri Pertanian bagi Arsiparis Pelaksana s.d Arsiparis Penyelia dan Arsiparis Pertama s.d Arsiparis Muda. 2. Jadwal waktu penetapan angka kredit Penetapan angka kredit dilakukan selambat-lambatnya akhir bulan Januari untuk kenaikan pangkat periode April, dan akhir bulan Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober tahun berjalan. Apabila pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit berhalangan sehingga tidak dapat melakukan penetapan angka kredit sampai batas waktu yang telah ditetapkan maka tugas tersebut didelegasikan kepada pejabat lain yang setingkat lebih rendah. Sedangkan penetapan angka kredit untuk pengangkatan dalam jabatan tidak ditentukan batas waktunya. H. PENGUSULAN ANGKA KREDIT 1. Pejabat Pengusul a. Arsiparis Madya dan Arsiparis Utama mengajukan Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) kepada Kepala Arsip Nasional RI melalui Sekretaris Jenderal c.q. Kepala Biro Kepegawaian; b. Arsiparis Pelaksana s.d Arsiparis Penyelia dan Arsiparis Pertama s.d. Arsiparis Muda menyampaikan DUPAK kepada Menteri Pertanian c.q. Kepala Biro Kepegawaian dan Perlengkapan, melalui pimpinan unit kerja yang bersangkutan. 56

2. Waktu Pengajuan DUPAK a. DUPAK disampaikan setelah menurut perhitungan, yang bersangkutan memenuhi jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi. b. DUPAK beserta lampirannya harus sudah diterima oleh Sekretariat Tim Penilai selambat-lambatnya awal Januari untuk kenaikan pangkat periode April dan awal Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober tahun berjalan. 3. Tata cara pengajuan DUPAK Arsiparis/ calon Arsiparis 1 Pimpinan 2 Unit a Kerja 5 4a Kepala Biro Kepeg. & Perelengkapan Deptan 3a 4c Kepala 4 3b Kepala Arsip Biro Nasional RI Kepeg. 4b DKP Keterangan : 1. DUPAK beserta lampiran persyaratan dan bukti fisik dari Arsiparis/calon Arsiparis disampaikan kepada pimpinan unit kerjanya untuk diteliti kelengkapan dan kebenaranya, persetujuan DUPAK disahkan oleh pimpinan unit kerja; 2. DUPAK dari pimpinan unit kerja diteruskan kepada Kepala Biro Kepegawaian dan Pelengkapan Deptan, penetapan angka kredit bagi Arsiparis Pelaksana s.d Arsiparis Penyelia dan Arsiparis Pertama dan Arsiparis Muda; 3. DUPAK dari pimpinan unit kerjaditeruskan kepada Kepala Biro Kepegawaian DKP (3a) untuk disampaikan kepada Kepala Arsip Nasional (3b), penetapan angka kredit bagi Arsiparis Madya dan Arsiparis Utama; 4. Realisasi penetapan angka kredit 4(a,b,c), 5. I. KENAIKAN JABATAN 1. Pejabat yang berwenang menetapkan a. Presiden untuk kenaikan jabatan menjadi Arsiparis Utama; b. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan jabatan menjadi Arsiparis Madya; c. Kepala Biro Kepegawaian a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan jabatan menjadi Arsiparis Pelaksana Lanjutan s.d Arsiparis Muda. 2. Persyaratan Pengusulan kenaikan jabatan Arsiparis dapat dilakukan apabila yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan : 57

a. Memperoleh angka kredit minimal yang telah ditetapkan oleh Pejabat Penetap Angka Kredit untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi; b. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan yang terakhir; c. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. 3. Tata cara pengusulan kenaikan jabatan a. Arsiparis yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan, menyiapkan berkas yang terdiri dari : 1) Fotocopy Keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang; 2) Fotocopy Keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang; 3) Penetapan Angka Kredit (PAK); 4) Fotocopy DP3 tahun terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang. b. Usul kenaikan jabatan Arsiparis, disampaikan oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan kepada pejabat yang berwenang, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. c. Berdasarkan usul dan ketentuan yang berlaku, pejabat yang berwenang, menerbitkan keputusan kenaikan jabatan. d. Keputusan kenaikan jabatan tersebut, disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada Arsiparis yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dengan tembusan kepada unit kerja/instansi terkait. J. KENAIKAN PANGKAT 1. Pejabat yang berwenang menetapkan a. Presiden untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina Utama Muda-IV/c s.d Pembina Utama-IV/e setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN; b. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina Tk.I-IV/b setelah mendapat persetujuan teknis Kepala BKN; c. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina-IV/a setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN; d. Kepala Biro Kepegawaian a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Penata-III/c s.d Penata Tk.I-III/d setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN; e. Kepala Bagian Mutasi a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat Penata Muda Tk.I-III/b ke bawah setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN. 2. Persyaratan Arsiparis yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat, menyiapkan berkas yang terdiri dari : a. Fotocopy Keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang; b. Fotocopy Keputusan jabatan terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang; 58

c. PAK asli; d. Fotocopy DP3 dalam 2 (dua) tahun terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang. 3. Ketentuan kenaikan pangkat/jabatan a. Komposisi jumlah angka kredit kumulatif yang harus dipenuhi oleh Arsiparis untuk kenaikan pangkat/jabatan, sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) angka kredit harus dari unsur utama dan sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen) dari unsur penunjang. b. Arsiparis yang mengalami pindah golongan wajib mengikuti diklat peningkatan profesi yang ditetapkan oleh Kepala Arsip Nasional RI. c. Arsiparis Terampil yang memperoleh ijazah serendah-rendahnya S.1/D.IV dapat dipertimbangkan untuk diangkat dalam jabatan Arsiparis Ahli setelah memperoleh sertifikat Diklat Fungsional Arsiparis Tingkat Keahlian. d. Untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Arsiparis Madya, pangkat Pembina Tk.I-IV/b s.d Arsiparis Utama, pangkat Pembina Utama-IV/e, diwajibkan mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) angka kredit dari unsur kegiatan pengembangan profesi. e. Arsiparis yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya. f. Arsiparis yang telah mencapai angka kredit untuk kenaikan pangkat pada tahun pertama dalam masa pangkat yang dimilikinya, pada tahun berikutnya diwajibkan memperoleh angka kredit sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan pengelolaan arsip dan/atau pembinaan kearsipan. 4. Tata cara pengusulan kenaikan pangkat a. Arsiparis yang telah memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, melengkapi berkas kelengkapan usul kenaikan pangkatnya, selanjutnya secara hirarki disampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan c.q. Kepala Biro Kepegawaian. b. Kepala Biro Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk, memproses dan menyampaikan berkas usulan tersebut kepada : 1) Presiden dengan tembusan Kepala BKN untuk usul kenaikan pangkat menjadi Pembina Utama Muda-IV/c s.d Pembina Utama-IV/e. 2) Kepala BKN untuk usul kenaikan pangkat menjadi Pengatur-II/c s.d Pembina Tk.I-IV/b. c. Kenaikan pangkat hanya dapat dilakukan pada periode kenaikan pangkat sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu pada 1 April dan 1 Oktober. Sedangkan untuk kenaikan jabatan dapat dilakukan setiap saat, tidak tergantung periode kenaikan pangkat. d. Arsiparis yang dibebaskan sementara karena sedang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, selama dalam pembebasan sementara dapat dipertimbangkan kenaikan pangkat pilihan tanpa dipersyaratkan angka kredit, dengan ketentuan : 1) Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir; 2) Setiap unsur dalam DP3 bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir 59

K. PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN 1. Pembebasan Sementara a. Alasan pembebasan Arsiparis dibebaskan sementara dari jabatannya apabila : 1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi. 2) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatan terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya : a) 10 (sepuluh) bagi Arsiparis Penyelia, pangkat Penata Tk.I-III/d; b) 25 (dua puluh lima) bagi Arsiparis Utama, pangkat Pembina Utama- IV/e. 3) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berupa penurunan pangkat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980; 4) Diberhentikan sementara sebagai PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966; 5) Ditugaskan secara penuh diluar jabatan Arsiparis, termasuk yang menduduki jabatan struktural; 6) Cuti diluar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya; 7) Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. b. Ketentuan pembebasan sementara 1) Arsiparis yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam butir a.3, selama menjalani hukuman disiplin yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas pokoknya, tetapi kegiatan tersebut tidak dapat ditetapkan angka kreditnya. 2) Arsiparis yang dibebaskan sementara karena tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, selama pembebasan sementara tersebut dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 12 Tahun 2002, apabila sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir dan setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan dalam DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir, serta tidak melampaui pangkat atasan langsungnya. c. Tata cara pembebasan sementara 1) Pimpinan unit kerja mengusulkan Arsiparis untuk dibebaskan sementara dari jabatan fungsional Arsiparis kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan melampirkan : a) Fotocopy Keputusan pangkat/jabatan terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; b) Fotocopy Keputusan penugasan diluar jabatan Arsiparis yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; atau 60

c) Fotocopy Keputusan penunjukan tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; atau d) Fotocopy Keputusan hukuman disiplin dengan tingkat hukuman sedang atau berat, berupa penurunan pangkat yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; atau e) Fotocopy Keputusan cuti diluar tanggungan negara yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. 2) Berdasarkan usulan tersebut, pejabat yang berwenang, menerbitkan keputusan pembebasan sementara dari jabatan fungsional Arsiparis dan disampaikan kepada yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dengan tembusan kepada unit kerjanya dan atau instansi terkait. 2. Pengangkatan Kembali a. Kriteria pengangkatan kembali 1) PNS yang telah selesai menjalani pembebasan sementara, dapat diangkat kembali dalam jabatan Arsiparis, apabila telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana tersebut butir 1 diatas. 2) PNS yang diangkat kembali dalam jabatan Arsiparis dapat menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dan yang berasal dari prestasi kerja baru di bidang kearsipan yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan Arsiparis setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. b. Tata cara pengangkatan kembali 1) PNS yang dibebaskan sementara dari jabatan Arsiparis melaporkan secara tertulis kepada pimpinan unit kerja yang bersangkutan bahwa yang bersangkutan telah selesai menjalani pembebasan sementara, dengan melampirkan : a) Penetapan Angka Kredit terakhir yang telah dimiliki atau Penetapan Angka Kredit terakhir yang telah ditambah angka kredit yang berasal dari prestasi di bidang kearsipan yang diperoleh selama dibebaskan sementara. b) Fotocopy keputusan dalam pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang. c) Fotocopy keputusan pembebasan sementara sebagai Arsiparis yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. d) Surat keterangan/keputusan/pernyataan telah selesai menjalani tugas di luar jabatan Arsiparis. e) Fotocopy ijazah/sttpl yang diperoleh dengan disertai pengangkatan/penugasan kembali pada unit kerja semula bagi yang telah selesai tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. f) Surat keterangan telah selesai menjalani hukuman disiplin. g) Fotocopy keputusan pengangkatan kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil, bagi yang telah selesai menjalani cuti diluar tanggungan negara yang dilegalisir pejabat yang berwenang. 2) Berdasarkan laporan tersebut pimpinan unit kerja yang bersangkutan mengusulkan pengangkatan kembali sebagai PNS kedalam jabatan 61

Arsiparis dengan melampirkan persyaratan sebagaimana butir (1), sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. 3) Berdasarkan usul tersebut, pejabat yang berwenang, menerbitkan keputusan pengangkatan kembali PNS kedalam jabatan Arsiparis. 4) Keputusan pengangkatan kembali tersebut disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada Arsiparis yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerja yang bersangkutan dengan tembusan kepada unit kerja/instansi terkait. c. Ketentuan dalam pengangkatan kembali PNS yang diangkat kembali dalam jabatan Arsiparis, apabila dalam masa pembebasan sementara yang bersangkutan melakukan tugas yang berkaitan dengan kearsipan maka prestasi kerja selama tidak menduduki jabatan Arsiparis dapat dinilai angka kreditnya, kecuali bagi Arsiparis yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat. 3. Pemberhentian a. Alasan pemberhentian Arsiparis diberhentikan dari jabatan fungsionalnya apabila : 1) Dijatuhi hukuman disiplin PNS dengan tingkat hukuman disiplin berat dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali jenis hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980; 2) Diberhentikan sebagai PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979; 3) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi; 4) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit bagi Arsiparis Penyelia, pangkat III/d dan Arsiparis Utama, pangkat IV/e; b. Tata cara pemberhentian 1) Pimpinan unit kerja mengusulkan PNS untuk diberhentikan dari jabatan Arsiparis kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dengan melampirkan : a) Fotocopy Keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; b) Fotocopy Keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; c) Surat keterangan dari Ketua Tim Penilai bahwa yang bersangkutan tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan setelah pembebasan sementara; d) Fotocopy keputusan hukuman disiplin yang dilegalisir pejabat yang berwenang. 2) Berdasarkan usulan tersebut, pejabat yang berwenang menetapkan keputusan pemberhentian dari jabatan Arsiparis. 62