Frequently Asked Questions (F.A.Q) Seputar Lokasi dan Alokasi PNPM Mandiri

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN Daftar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri T.A. 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 142/PMK.07/2014 TENTANG

MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA. RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

PNPM MANDIRI PERDESAAN

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA

Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PE T U N J U K T EKNIS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

Workshop Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah Mengenai Tata Cara Penghitungan Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa TA 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Peraturan pelaksanaan Pasal 159 Peraturan Menteri Keuangan. 11/PMK.07/ Januari 2010 Mulai berlaku : 25 Januari 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROSES PENGGANGGARAN APBNP TA 2013 (PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (P4-IP)/PPIP-P2KP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

2017, No Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah beberapa kali diub

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2003 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA TAHUN ANGGARAN 2004

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN 168/PMK.07/2008 TENTANG HIBAH DAERAH MENTERI KEUANGAN,

TULISAN HUKUM. Transparansi-dan-Akuntabilitas-Pengelolaan. m.tempo.co

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 73/PMK.02/2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2 b. bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG

1 of 5 18/12/ :41

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

11/PMK.07/2010 TATA CARA PENGENAAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN DI BIDANG PAJAK DAERAH DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

2011, No.80 2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.07/2010 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tahun 2005 terhadap penetapan dan penyampaian Perda APBD, maka dapat ditarik

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

Tata Cara Pemotongan DAU dan/atau DBH Bagi Daerah Induk/Provinsi. yang Tidak Memenuhi Kewajiban Hibah/Bantuan Pendanaan Kepada

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pem

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

2016, No Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peratura

PEMERINTAH ALOKASIKAN ANGGARAN DANA DESA TAHUN 2015 SEBESAR RP9,1 TRILIUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2011 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.07/2011 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR PERALIHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN. A. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Materi Sosialisasi. Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com

Transkripsi:

Frequently Asked Questions (F.A.Q) Seputar Lokasi dan Alokasi PNPM Mandiri 1. Permintaan Penambahan besaran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Besarnya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk masing-masing kecamatan ditetapkan berdasarkan tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk di masing-masing kecamatan dan desa/kelurahan, serta kemampuan keuangan pusat dan daerah. Data Tingkat Kemiskinan setiap kecamatan/desa/kelurahan mengacu pada hasil Pendataan Program Layanan Sosial (PPLS 2011) dan data kepadatan penduduk mengacu pada PODES 2011 yang dikeluarkan oleh BPS. Khusus PNPM Mandiri Perdesaan, lokasi dengan kategori akses sangat sulit akan mendapat tambahan BLM Rp 100 juta/kec dan kategori ekstrim akan mendapat tambahan BLM Rp 200 juta/kec. Permintaan penambahan BLM hendaknya dapat disertai dengan data Kemiskinan resmi, untuk dijadikan sebagai bahan komparasi data kemiskinan oleh Pemerintah Pusat. Selama tidak ada perubahan data kemiskinan dan tidak ada perubahan kriteria pengalokasian BLM, maka alokasi BLM yang bersumber dari APBN di lokasi tersebut tidak akan dapat mengalami perubahan. Pemerintah Daerah justru diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan dukungannya terhadap PNPM Mandiri dengan mengalokasikan dana BLM yang bersumber dari APBD (DDUB) melebihi nilai minimum yang tertera dalam Daftar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri. Bila daerah mengalokasikan DDUB melebihi nilai minimum, maka Pemerintah Pusat tidak akan mengurangi alokasi BLM dari APBN (DUB), penambahan DDUB tersebut justru akan menambah nilai total BLM yang akan diterima dan dikelola oleh masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Catatan : Nilai DDUB yang tercantum dalam Daftar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri adalah nilai minimum DDUB yang wajib disediakan oleh daerah. 2. Permintaan Penambahan Lokasi Kecamatan PNPM Mandiri bukan karena pemekaran Bila lokasi tersebut belum atau tidak lagi menjadi lokasi sasaran PNPM Mandiri, maka perlu diketahui dulu penyebabnya Apakah karena sebab phase-out atau karena masuk dalam lokasi bermasalah? Phase-out : Definisi lokasi phase-out adalah lokasi yang sudah 3 tahun berturut-turut mendapatkan BLM PNPM Mandiri) dan tidak lagi mendapat alokasi BLM PNPM Mandiri. Kebijakan phase-out ini sudah dihapuskan pada tahun 2010 atas dasar arahan President RI yang mengahruskan seluruh kecamatan mendapatkan BLM PNPM Mandiri. Bila suatu lokasi sudah phase-out di satu jenis PNPM maka akan dilanjutkan dengan program PNPM lainnya.

Misal : Jika ada lokasi yang pada tahun 2007-2010 mendapat PNPM Mandiri Perdesaan, kemudian di tahun selanjutnya ditangani oleh PNPM PISEW, maka lokasi tersebut tidak dapat disebut sebagai lokasi phase-out. Kecamatan Bermasalah : PNPM Mandiri diimplementasikan dalam banyak bentuk program, sehingga penetapan kecamatan bermasalah akan memiliki kriteria yang tidak sama antar program. Lokasi yang tidak mendapat dana BLM PNPM Mandiri yang disebabkan karena mendapat punishment / sanksi dari suatu program PNPM, maka lokasi tersebut tidak dapat menjadi lokasi sasaran program PNPM lainnya. Pemerintah Daerah wajib untuk melakukan proses penyelesaikan masalah dengan Kementerian/Lembaga Pengelola PNPM yang memberikan sanksi, dan melaporkan hasil penyelesaian (dalam bentuk Berita Acara Penyelesaian masalah) kepada Kemenko Kesra untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam Rapat Pokja Pengendali PNPM. Lokasi yang disetujui untuk dibebaskan dari kategori lokasi bermasalah dapat memperoleh dana BLM kembali dan barulah dapat mengusulkan perubahan jenis program kepada Kemenko Kesra dan K/L Pengelola Program terkait. 3. Permintaan Penambahan Lokasi Kecamatan PNPM Mandiri karena adanya pemekaran Kecamatan baru Lokasi pemekaran baru dapat menjadi lokasi sasaran PNPM Mandiri bila lokasi baru tersebut sudah ditetapkan dalam Perda dan berumur minimal 1 tahun. Untuk lokasi pemekaran yang belum berumur satu tahun, tetap bisa memperoleh dana BLM PNPM Mandiri tetapi masih ikut dengan Kecamatan/Kelurahan induk-nya. Di masa transisi, daerah dihimbau untuk mempersiapkan proses serah terima kegiatan dan asset kepada lokasi baru. Kelembagaan (UPK / BKM) di lokasi baru agar dapat disiapkan dan diberi penguatan sejak dini sehingga siap untuk menerima tongkat estafet pengelolaan kegiatan dari kelembagaan di lokasi sebelumnya (lokasi induk). 4. Penjelasan tentang Beda Data Kemiskinan antara data yang digunakan daerah dan yang digunakan Pusat Penetapan lokasi dan besaran alokasi BLM ditentukan berdasarkan data PPLS 2011 yang dikeluarkan oleh TNP2K dan data PODES 2011 yang dikeluarkan oleh BPS Pusat. Jika daerah memiliki data kemiskinan sendiri, sebaiknya data tersebut dikoordinasikan terlebih dahulu dalam forum TKPKD bersama BPS daerah.

Jika terdapat perbedaan data kemiskinan yang signifkan maka daerah dapat melakukan konfirmasi / berkoordinasi langsung dengan TNP2K selaku pemilik data PPLS 2011. Sebagai informasi tambahan, untuk melakukan pengklasifikasian tingkat kemiskinan lokasi, pemerintah pusat menggunakan rumusan sebagai berikut : % Penduduk Miskin = Penduduk Miskin + Penduduk Sangat Miskin (PPLS 2011) Penduduk Kecamatan (PODES 2011) Klasifikasi tingkat kemiskinan per Kecamatan : % Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan < 10 % Tidak Miskin 10 % - 20 % Sedang > 20 % Miskin Klasifikasi tingkat kemiskinan per Kelurahan / Desa : % Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan < 10 % Tidak Miskin 10 % Miskin Untuk memperoleh Data PPLS 2011 by name by addess untuk kepentingan pelaksanaan PNPM Mandiri, daerah dapat mengajukan surat permohonan ke Deputi Menko Kesra Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat selaku Ketua Pokja Pengendali PNPM. 5. Adanya hutang APBN tahun sebelumnya Hutang APBN dari Pempus pada umumnya disebabkan karena adanya komitmen DDUB (BLM dari APBD) yang tidak direalisasikan secara penuh oleh daerah, sehingga hal ini menyebabkan dana APBN pada tahun tersebut tidak dapat dicairkan. PNPM Mandiri Perdesaan Mekanisme pengelolaan APBN yang tidak terserap di Kemendagri adalah :

1. APBN yang masih tersisa sampai akhir tahun dan bukan disebabkan karena Komitmen Daerah yang rendah dalam menyediakan DDUB akan dilanjutkan ke tahun berikutnya melalui DIPA Luncuran yang masa berlakunya sampai dengan April tahun berikutnya. 2. APBN yang tidak cair karena masalah Komitmen Daerah yang rendah atau akibat pemberian sanksi, biasanya akan langsung direalokasikan ke daerah/program PNPM Pendukung lainnya, sehingga APBN tersebut tidak berstatus hutang dan Pempus tidak dapat memberikan APBN tersebut pada tahun berikutnya ke Pemda. 3. Agar daerah tetap bisa memperoleh dana PNPM tahun berikutnya, maka DDUB ditahun sebelumnya harus dilunasi terlebih dahulu. PNPM Mandiri Perkotaan Mekanisme pengelolaan APBN yang tidak terserap di Kemen PU berbeda dengan Kemendagri. Biasnya APBN tidak langsung direalokasikan ke daerah/program lain, namun disimpan oleh PU untuk kemudian di-realokasikan ke tahun tertentu setelah Pemda melunasi hutang DDUB. Terkait masalah ini daerah disarankan untuk dapat berkoordinasi langsung dengan Dirjen Cipta Karya atau SNVT P2KP. 6. Permintaan Pengurangan Prosentase DDUB Prosentase Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) ditentukan berdasarkan tingkatan kemampuan daerah yang ada dalam Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah (IFKD) yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan (Dirjen Perimbangan Keuangan / DJPK). Beberapa parameter yang digunakan dalam penyusunan IFKD ini al: Indeks Ruang Fiskal Daerah (IRFD) dan Indeks Persentase Penduduk Miskin Daerah (IPPMD). PMK tentang IFKD ini diterbitkan setiap tahun oleh Kementerian Keuangan paling lambat bulan Maret (Dasarnya PMK 168/2009 Pasal 7 ayat 6) Pada prinsipnya Kemenko Kesra, Bappenas dan Kementerian Pengelola PNPM Mandiri hanyalah berperan sebagai pengguna dari data IFKD yang diterbitkan Kemenkeu untuk perencanaan anggaran BLM PNPM Mandiri tiap tahun. Bila daerah merasa bahwa data IFKD tersebut tidak sesuai dengan kondisi riil daerah, maka daerah disarankan untuk berkoordinasi tentang Kapasitas Fiskal Daerah secara langsung dengan Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu. Penentuan Dana Urusan Bersama (DUB) dan Dana Daerah Urusan Bersama (DDUB) PNPM Mandiri T.A. 2013 mengacu pada PMK Nomor 54/PMK.07/2012 tentang Indeks Fiskal Dan Kemiskinan Daerah Dalam Rangka Perencanaan Pendanaan Urusan Bersama Pusat Dan Daerah Untuk Penanggulangan Kemiskinan Tahun Anggaran 2013 dan keputusan rapat Pokja Pengendali PNPM Mandiri. Komposisi BLM APBN (DUB) dan BLM APBD (DDUB) untuk PNPM Mandiri T.A. 2013 ditetapkan sebagai berikut : a. Kabupaten/kota dengan kategori IFKD rendah akan mendapat komposisi BLM : 95% APBN dan 5% APBD

b. Kabupaten/kota dengan kategori IFKD sedang akan mendapat komposisi BLM : 90% APBN dan 10% APBD c. Kabupaten/kota dengan kategori IFKD tinggi akan mendapat komposisi BLM : 85% APBN dan 15% APBD d. Kabupaten/kota dengan kategori IFKD sangat tinggi akan mendapat komposisi BLM : 80% APBN dan 20% APBD 7. Permohonan untuk dapat menerima BLM kembali (bagi daerah yg terkena sanksi) Daerah yang mendapat sanksi berupa penghentian BLM di tahun tertentu dapat mengajukan surat permohonan kepada Kemenko Kesra dan K/L Pengelola Program terkait untuk didanai kembali. Surat permohonan tersebut agar dapat dilengkapi dengan kelengkapan sebagai berikut : 1. Komitmen penyediaan DDUB dan/atau Biaya Operasional Program (BOP) oleh Daerah yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota dan Ketua DPRD 2. Berita acara penyelesaian masalah yang merupakan hasil koordinasi secara langsung dengan Kementerian/Lembaga Pengelola Program terkait yang ada di Pusat. 8. Permohonan Alih Program, dari PNPM inti yang satu menjadi PNPM Inti lainnya Permohonan alih program dapat diajukan langsung ke K/L Pengelola dari kedua program terkait (Program saat ini dan program yang diusulkan) dan ditembuskan Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat selaku Ketua Pokja Pengendali PNPM Mandiri. Surat permohonan tersebut hendaknya mencantumkan alasan, hasil evaluasi dan data yang akurat yang melatarbelakangi usulan alih program. 9. Rekomposisi alokasi BLM di dalam satu Kabupaten/Kota, total alokasi per Kabupaten tidak berubah namun komposisi alokasi tiap kecamatannya minta diubah Proses pengalokasian BLM di tiap lokasi memiliki mekanisme tertentu (sebagaimana penjelasan sebelumnya). Daerah dapat mengusulkan rekomposisi BLM dengan 2 syarat : 1. Tidak mengubah alokasi BLM per Kabupaten/Kota 2. Pengalokasian BLM per kecamatan memiliki dasar data yang kuat untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan Pempus. Pengajuan rekomposisi alokasi BLM sedemikian ini dapat diajukan secara langsung ke K/L Pengelola Program terkait dan ditembuskan ke Kemenko Kesra dan Bappenas. 10. Dana Pembiayaan Administrasi Proyek (PAP) dan Biaya Operasional Pelaksanaan kegiatan (BOP) Untuk mendapatkan BLM PNPM Mandiri, Pemerintah Daerah wajib menyediakan APBD untuk DDUB sebagai bagian dari BLM dan juga dana operasional (PAP di PNPM Perdesaan atau BOP

di PNPM Perkotaan). Besarnya DDUB tergantung IFKD, sedangkan besarnya dana PAP/BOP minimal sebanyak 5% dari total BLM Kabupaten. Dana PAP/BOP digunakan untuk kegiatan Satker yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan monitoring dan evaluasi PNPM Mandiri. 11. Naskah Perjanjian Kerjasama Naskah Perjanjian Kerjasama (NPK)/Naskah Perjanjian Urusan Bersama (NPUB), wajib dibuat dengan memperhatikan PMK 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah, serta surat penegasan Naskah Perjanjian Kerjasama dari Deputi Kemenko Kesra Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Nomor B.804/KMK/D.VII/III/2011 tanggal 31 Maret 2011 yang ditujukan ke seluruh Bupati/Walikota dan Gubernur. (lampiran surat Deputi 7 ke Walikota/Bupati dan Gubernur) Prinsip-prinsip dasarnya : 1. PMK 168 : Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan dalam bentuk DUB dan DDUB yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini hanya berlaku untuk Program PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perkotaan yang disalurkan berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) 2. PP 50 : Para pihak yang menjadi subjek kerja sama dalam kerja sama daerah meliputi : Gubernur, Bupati, Walikota dan Pihak Ketiga Objek kerja sama daerah adalah seluruh urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangan daerah otonom dan dapat berupa penyediaan pelayanan publik Kerja sama daerah dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama Rencana kerja sama daerah yang membebani daerah dan masyarakat harus mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 3. Surat Deputi VII : Jika Pemda belum memiliki konsep NPK, maka Pemda dihimbau untuk segera berkoordinasi dengan masing-masing K/L Pengelola Program untuk memperoleh format standar yang berlaku di masing-masing program. Pencairan dana yang bersumber dari APBN akan diblokir oleh Pempus jika komitmen penyediaan DDUB tidak didasari oleh NPK sesuai dengan peraturan yang berlaku. APBN yang diblokir tersebut akan dipulihkan oleh Pempus jika komitmen penyediaan DDUB telah didasari NPK. 12. Permintaan Data PPLS 2011 Permintaan Data PPLS 2011 oleh Satker PNPM Mandiri dari daerah dapat dipenuhi setelah mendapat arahan dan izin dari Ketua Pokja Pengendali PNPM Mandiri. Namun jika permintaan

datang dari pihak swasta (konsultan,lsm,yayasan,universitas,dll) diarahkan untuk mengirimkan surat permintaan ke Sekretaris Eksekutif TNP2K. 13. Dasar Penentuan BLM Penjelasan dapat dilihat dengan lengkap di Bab Penjelasan Daftar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri. Contoh untuk 2013 : Mekanisme penentuan alokasi BLM PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perkotaansebagai berikut: PNPM Mandiri Perdesaan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk masing-masing kecamatan ditetapkan berdasarkan tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk di masing-masing kecamatan dan desa/kelurahan, serta keuangan pusat dan daerah. Data Tingkat Kemiskinan setiap kecamatan/desa/kelurahan berdasarkan hasil Pendataan Program Layanan Sosial (PPLS 2011) dan PODES 2011. Klasifikasi tingkat kemiskinan untuk lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan ditentukan dengan kriteria sebagai berikut : % Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan < 10 % Tidak Miskin 10 % - 20 % Sedang > 20 % Miskin Alokasi BLM PNPM Mandiri Perdesaan ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut: Wilayah JumlahPenduduk (jiwa) Tingkat Kemiskinan Alokasi BLM (Rp) < 40.000 JAWA BALI 40.000 60.000 >60.000 LUAR JAWA BALI <7.500 TidakMiskin 700.000.000,- Sedang 1.000.000.000,- TidakMiskin 800.000.000,- Sedang 1.150.000.000,- TidakMiskin 900.000.000,- Sedang 1.350.000.000,- TidakMiskin 600.000.000,- Sedang 750.000.000,- Miskin 1.750.000.000,- TidakMiskin 700.000.000,-

7.500 15.000 Sedang 850.000.000,- PAPUA DAN PAPUA BARAT 15.001 25.000 >25.000 <2.500 2.500 5000 5000 7.500 >7.500 TidakMiskin 800.000.000,- Sedang 1.000.000.000,- TidakMiskin 900.000.000,- Sedang 1.200.000.000,- Tidak Miskin 400.000.000,- Sedang 500.000.000,- Miskin 900.000.000,- Tidak Miskin 500.000.000,- Sedang 600.000.000,- Miskin 1.150.000.000,- Tidak Miskin 600.000.000,- Sedang 700.000.000,- Miskin 1.400.000.000,- Tidak Miskin 700.000.000,- Sedang 800.000.000,- Miskin 1.650.000.000,- Disamping alokasi BLM pada tabel tersebut di atas, untuk seluruh kecamatan dengan kategori geografis Sangat Sulit dan Ekstrim, akan mendapatkan tambahan BLM yang bersumber dari APBN sebesar : Rp 100 Juta/kecamatan untuk kecamatan dengan kategori geografis Sangat Sulit Rp 200 juta/kecamatan untuk kecamatan dengan kategori geografis Ekstrim PNPM Mandiri Perkotaan Alokasi BLM PNPM Mandiri Perkotaan dihitung dengan mengikuti kriteria sebagai berikut : 1. WilayahJawa-Bali Kategori Lokasi Lokasi kel/desa dengan persentase miskin 10% Lokasi kel/desa dengan persentase miskin < 10% Katagori Jumlah Penduduk Kelurahan/Desa(jiwa) <3000 3000-10000 >10000 150 jt 200 jt 350 jt Jumlah Penduduk Miskin < 1500, BLM = 75 jt Jumlah Penduduk Miskin 1500, BLM = 100 jt 2. Wilayah Luar Jawa-Bali

Kategori Lokasi Lokasi kel/desa dengan persentase miskin 10% Lokasi kel/desa dengan persentase miskin < 10% Katagori Jumlah Penduduk Kelurahan/Desa (jiwa) <1500 1500-7500 >7500 150 jt 200 jt 350 jt Jumlah Penduduk Miskin < 1500, BLM = 75 jt Jumlah Penduduk Miskin 1500, BLM = 100 jt 14. E-Konfirmasi (How to nya) Berikan softcopy atau printout atau link website dari panduan ekonfirmasi. Panduan dapat diunduh di http://pnpm-mandiri.org/konfirmasi Pertanyaan dapat diajukan ke admin website PNPM Mandiri : Mutiara Aisyah / 08567173734 / mutiara.aisyah@gmail.com 15. Cara mengakses BLM PNPM (biasanya muncul dari LSM, Universitas, Yayasan, dan Ormas) BLM PNPM Mandiri diberikan kepada kelompok masyarakat dan bukan kepada individu maupun lembaga/institusi. Untuk mengakses dana BLM PNPM Mandiri, masyarakat hendaknya dapat berkoordinasi secara langsung dengan Kelembagaan yang dibentuk oleh PNPM Mandiri untuk mendapatkan informasi / jadwal kegiatan musyawarah perencanaan yang diselenggarakan oleh PNPM. Kelembagaan yang dibentuk oleh PNPM Mandiri antara lain adalah : - UPK (Unit Pengelola Kegiatan) yang dibentuk PNPM Mandiri Perdesaan di level Kecamatan - BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) yang dibentuk PNPM Mandiri Pekotaan di level Kelurahan/Desa - OMS (Organisasi Masyarakat Sipil) yang dibentuk oleh PNPM Mandiri PISEW dan RIS. PNPM Juga telah menyediakan Panduan Umum PNPM Mandiri dan Petunjuk / Panduan Teknis Operasional yang dapat diakses di Website pnpm-mandiri.org dan masing-masing website program. (Berikan copy file panduan, jika mereka tidak dapat mengakses melalui internet) 16. Pertanyaan tentang IFKD o Penghitungan Indeks Fiskal Kapasitas Daerah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), Kementerian Keuangan

o o o IFKD adalah suatu indikator umum yang menggambarkan kaitan antara ruang fiskal (fiscal space) daerah terhadap persentase penduduk miskin di daerah. Bertujuan agar pengalokasian DDUB proporsional, tidak terkonsentrasi pada daerah tertentu, serta transparan dan akuntabel PMK tentang IFKD digunakan untuk perencanaan lokasi dan alokasi DUB serta penentuan persentase penyediaan DDUB oleh daerah dalam rangka pelaksanaan BLM PNPM Mandiri Perdesaan dan Perkotaan