BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI MENTORING (LIQĀ ) DI PESANTREN MAHASISWA QOLBUN SALIM DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA IAIN WALISONGO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu bagian atau unsur dari universitas atau

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena

PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyelesaikan Tugas Akhir (TA) atau skripsi, skripsi merupakaan karya ilmiah

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai Universitas yang memiliki semboyan Wacana Keilmuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. tentang sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan oleh

PENGARUH INTENSITAS MELAKSANAKAN SHALAT DHUHA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP MUHAMMADIYAH 08 MIJEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS),

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. 3. kehidupan. Pendidikan tidak hanya bertindak sebagai alat yang dapat

EFIKASI DIRI MAHASISWA YANG BEKERJA PADA SAAT PENYUSUNAN SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penundaan pada sebuah pekerjaan atau tugas yang sedang dijalani. Dinamika kerja di

PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DAN MINAT MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU PADA MAHASISWA

PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN DUKUNGAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

PENGARUH TATA TERTIB DAN BIMBINGAN WALI KELAS TERHADAP PENEGAKAN KEDISIPLINAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan individu yang tidak dapat hidup sendiri. Ia memerlukan. berbagai macam kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I. Dimana, sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu. organisasi pemerintahan maupun swasta. Maka dari itu, setiap organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

PENGARUH PENGAJARAN MICRO TEACHING DAN BIMBINGAN GURU PAMONG TERHADAP PRESTASI PPL MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah faktor yang berperan besar bagi kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya. Individu yang merasakan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya. pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah menurut Al-Bahy Al-Khauly adalah usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik dalam individu maupun masyarakat (Awaludin Pimay, 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi, metode, dan media. Mad u dalam konteks bimbingan dan konseling Islam disebut dengan klien. Sebagaimana pendapat Al-Bahy Al-Khauly bahwa dakwah bisa dilakukan terhadap individu maupun masyarakat. Da i seharusnya mengetahui keadaan mad unya terlebih dahulu, dalam komunikasi menggunakan prinsip frame of reference (mengetahui kapasitas lawan komunikasi), begitu juga dalam bimbingan dan konseling Islam juga sama, konselor selayaknya mengetahui keadaan individu yang menjadi kliennya. Oleh karena itu pentingnya dilakukan kajian secara spesifik tentang keadaan mad u atau klien, guna menentukan materi atau metode dakwah yang tepat, serta untuk menentukan teknik konseling yang tepat terhadap klien. Klien memiliki fitrah individu dan sosial. Sebagai fitrah individu, kemampuan individu seringkali berbeda termasuk kemampuan dalam hal berprestasi dalam bidang akademik. Terkadang tugas kuliah menjadi sebuah beban bagi mahasiswa, ketika tugas yang diberikan dirasa tidak seimbang dengan kemampuan yang dimiliki. Berawal dari situlah sikap prokrastinasi biasanya muncul. Tugas kuliah antara lain adalah membuat makalah, resume, karya ilmiah, skripsi dan tugas-tugas lainnya (Mage dan Priyowidodo, 2005: 27). Salah satu sebab keterlambatan studi tersebut adalah adanya kebiasaan mahasiswa melakukan penundaan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya

2 baik itu tugas dalam unit yang terkecil atau tugas pribadi, maupun tugas dalam unit besar atau tugas-tugas akademik. Perilaku menunda-nunda untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan dalam psikologi disebut sebagai procrastination atau prokrastinasi (Solomon dan Rothblum, 1984: 503). Ellis dan Knaus memperkirakan bahwa 95 % mahasiswa melakukan penundaan atau prokrastinasi yang terlihat dari performansi dalam perkuliahan yang mereka tunjukkan (Kalechstein dkk., dalam Schwarzer, 1989: 18). Setiap tahun jumlah mahasiswa penunda dalam satu angkatan terus meningkat seiring dengan bertambah lamanya masa studi (Solomon dan Rothblum, 1984: 504). Burka dan Yuen (1983: 4) mengemukakan bahwa prokrastinasi terjadi pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai pekerja atau pelajar. William (Burka dan Yuen, 1983: 4) memperkirakan bahwa 90% mahasiswa dari perguruan tinggi telah menjadi prokrastinator, 25% adalah orang suka menunda-nunda kronis dan mereka pada umumnya berakhir mundur dari perguruan tinggi. Solomon dan Rothblum (1984: 505) melakukan penelitian di salah satu Universitas di Amerika Serikat dengan jumlah subjek sebanyak 322 orang. Data prokrastinasi tugas akademik terungkap bahwa 46% subjek penelitian melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan tugas. Fenomena prokrastinasi akademik juga terlihat di IAIN Walisongo Semarang. Salah satu indikasinya adalah setiap tahun ada beberapa mahasiswa drop-out karena sampai tujuh tahun belum menyelesaikan studinya. Pada daftar akademik mahasiswa di SIA (Sistem Informasi Akademik) tercatat mahasiswa Fakultas Dakwah angkatan 2004 menunjukkan bahwa terdapat 95 mahasiswa yang diterima dengan data: 57 mahasiswa yang lulus, 25 mahasiswa yang non aktif, dan 13 mahasiswa DO (drop-out). Data mahasiswa angkatan 2005 menunjukkan bahwa terdapat 82 mahasiswa yang diterima

3 dengan data: 25 mahasiswa lulus, 31 mahasiswa non aktif, 8 mahasiswa cuti, 2 mahasiswa masih aktif dan ada 15 mahasiswa DO (drop-out). Mahasiswa Fakultas Tarbiyah angkatan 2004 menunjukkan bahwa terdapat 472 mahasiswa yang diterima dengan data: 374 yang lulus, 48 mahasiswa non aktif, 27 mahasiswa cuti, dan ada 23 mahasiswa yang DO (drop-out). Mahasiswa Fakultas Syariah angkatan 2004 tercatat ada 418 mahasiswa yang diterima dengan data: 388 yang lulus, 13 mahasiswa yang non aktif, 9 mahasiswa cuti, dan ada 8 mahasiswa yang DO (drop-out). Mahasiswa Fakultas Ushuludin angkatan 2004 tercatat ada 84 mahasiswa yang diterima dengan data: 61 mahasiswa yang lulus, 5 mahasiswa non aktif, 13 mahasiwa cuti, dan 5 mahasiswa DO (drop-out) (Data SIA Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang: 2004/2005). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan tampak adanya kecenderungan mahasiswa melakukan prokrastinasi. Penundaan atau prokrastinasi merupakan kebiasaan yang erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku, sedangkan tingkah laku sendiri merupakan bagian yang erat kaitannya dengan struktur organisasi kejiwaan seseorang. Konsekuensi negatif yang muncul menunjukkan bahwa perilaku prokrastinasi perlu diatasi secepat mungkin, karena dapat menimbulkan kerusakan pada kinerja akademik termasuk di dalamnya kebiasaan belajar yang buruk, motivasi belajar dan berprestasi menurun, nilai akademik jelek, bahkan membawa pelakunya pada kegagalan yang fatal atau drop-out. Hal tersebut dapat menimbulkan banyak kerugian bagi pelaku prokrastinasi dan juga orang lain di sekitarnya, sehingga masalah prokrastinasi sangatlah penting untuk segera ditangani. Ada empat tipe mahasiswa, yaitu: tipe mahasiswa study oriented, mahasiswa organisator, mahasiswa haus prestasi, dan mahasiswa ideal. Berdasarkan ruang lingkupnya, ada dua jenis organisasi kampus, yaitu internal dan eksternal. Organisasi

4 internal merupakan organisasi dengan cakupan satu kampus seperti himpunan mahasiswa dan senat. Organisasi eksternal merupakan organisasi yang berdiri di luar kampus (Anne Ahira, 2011: 1). Jadi dapat disimpulkan bahwa ada mahasiswa aktivis organisasi internal dan mahasiswa aktivis organisasi eksternal seperti mahasiswa aktivis kegiatan mentoring (liqā ) di Qolbun Salim. Pada penelitian ini penulis meneliti mahasiswa aktivis mengikuti mentoring (liqā ) di pesantren mahasiswa Qolbun Salim dan hubungannya dengan prokrastinasi akademik mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Pada kegiatan mentoring terdapat proses pembelajaran. Sebagaimana oleh Robert dalam kamusnya Dictionary of Psychology, membatasi pengertian belajar dengan dua definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan yang bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Mentoring itu sendiri merupakan metode dalam memperoleh pengetahuan yang kemudian mengakibatkan adanya perubahan pada pengetahuan, tingkah laku maupun kemampuan dari peserta mentoring (Robert Kitner, Angelo Kinicli, 2005 : 25). Pelaksanaan mentoring (liqā ) di pesantren mahasiswa Qolbun Salim merupakan adopsi dari mentoring yang dilakukan Rasulullah saw. Mentoring (liqā ) Qolbun Salim mempunyai dua kajian yaitu: pertama, kajian keislaman yang dibimbing oleh seorang ustadz yang profesional dalam penguasaan materi mentoring keislaman sebagaimana yang telah ditentukan oleh pengurus mentoring keislaman itu sendiri. Kedua, kajian tentang ilmu umum. Berdasarkan gambaran tersebut, tidak heran jika keilmuan agama dan keilmuan umum masing-masing mahasiswa beragam. Pengetahuan yang beragam menghasilkan tingkah laku mahasiswa beragam pula, maka terdapat pula perbedaan perilaku dalam hal menunda-nunda atau prokrastinasi. Pengamatan sementara yang diperoleh penulis adalah

5 5-10 mahasiswa yang mengikuti mentoring bisa menyelesaikan studinya di IAIN Walisongo Semarang dalam waktu 4 sampai 4,5 tahun (wawancara Akhi Ais, 22 Januari 2012). Hal itu merupakan satu temuan yang menarik untuk dikaji apakah intensitas mengikuti mentoring (liqā ) di pesantren mahasiswa Qolbun Salim berhubungan dengan prokrastinasi akademik mahasiswa tersebut. Mentoring (liqā ) diselenggarakan untuk membentuk wawasan dan kepribadian yang islami. Islam juga mengajarkan umatnya untuk menghargai waktu, dalam hal ini kaitannya untuk tidak bersikap prokrastinasi. Dalam firman Allah Q.S Al- Aṣ r (1-3) : Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis terdorong untuk mengkaji lebih dalam tentang hubungan intensitas mengikuti mentoring (liqā ) di pesantren mahasiswa Qolbun Salim dengan prokrastinasi akademik mahasiswa kemudian mengangkatnya sebagai skripsi dengan judul: HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI MENTORING (LIQĀ ) DI PESANTREN MAHASISWA QOLBUN SALIM DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA IAIN WALISONGO SEMARANG. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: adakah hubungan negatif intensitas mengikuti mentoring (liqā ) di pesantren mahasiswa Qolbun Salim dengan prokrastinasi akademik mahasiswa IAIN Walisongo Semarang?

6 C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan negatif intensitas mengikuti mentoring (liqā ) di pesantren mahasiswa Qolbun Salim dengan prokrastinasi akademik mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Hubungan negatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jika intensitas mengikuti mentoring (liqā ) tinggi, maka prokrastinasi akademik rendah. Sebaliknya, jika intensitas mengikuti mentoring (liqā ) rendah, maka prokrastinasi akademik tinggi. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritik Manfaat teoritis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi yang bermanfaat bagi perkembangan kajian ilmu dakwah pada umumnya dan bimbingan dan konseling Islam pada khususnya. Manfaat teoritis lainnya adalah memberikan informasi yang bermanfaat tentang problematika mad u dalam pengembangan kajian keilmuan dakwah atau informasi yang bermanfaat tentang keadaan klien bagi keilmuan bimbingan dan konseling Islam. b. Manfaat Praktik Manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memberikan informasi yang akurat tentang hubungan intensitas mengikuti mentoring (liqā ) di pesantren mahasiswa Qolbun Salim dengan prokrastinasi akademik mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, untuk

7 selanjutnya dapat dilakukan intervensi yang tepat untuk menurunkan tingkat prokrastinasi tersebut. Manfaat praktis lainnya adalah memberikan gambaran kepada mahasiswa, para pendidik serta pengurus organisasi mentoring (liqā ) di pesantren mahasiswa Qolbun Salim tentang prokrastinasi akademik sehingga diharapkan mahasiswa dan para pendidik bisa melakukan tindakan antisipasi terjadinya prokrastinasi akademik pada penyelesaian kuliah strata 1 (S.1). D. Tinjauan Pustaka Dalam tinjauan pustaka, penulis mengambil beberapa hasil penelitian yang ada relevansinya dengan penelitian ini, diantaranya adalah: Pertama, Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Ditinjau Dari Kecemasan dalam Menghadapi Sempitnya Lapangan Pekerjaan, Oleh: Baidi Bukhori, 2010. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dalam menghadapi sempitnya lapangan pekerjaan dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala psikologi, yang terdiri dari dua skala, yakni skala prokrastinasi akademik dan skala kecemasan dalam menghadapi sempitnya lapangan pekerjaan. Selain skala psikologi metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan dokumentasi. Pada penelitian ini metode tersebut digunakan sebagai pelengkap dari metode skala psikologi. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif antara kecemasan mahasiswa dalam menghadapi sempitnya lapangan pekerjaan dengan prokrastinasi akademik. Semakin tinggi kecemasan mahasiswa dalam

8 menghadapi sempitnya lapangan pekerjaan maka semakin tinggi prokrastinasi akademiknya. Sebaliknya, semakin rendah kecemasan mahasiswa dalam menghadapi sempitnya lapangan pekerjaan maka semakin rendah prokrastinasi akademiknya. Kedua, Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Dukungan Sosial. Oleh: Fibriana (F100040169), Fakultas Psikologi UMS, 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan motivasi berprestasi dengan proktastinasi akademik. Hasil analisis data yang dilakukan terhadap hubungan antara motivasi dengan prokrastinasi akademik diperoleh nilai korelasi parsial rx1y = -0,490 dan R square = 0,241dengan p<0,05, yang berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik, artinya semakin tinggi motivasi berprestasi seseorang maka semakin rendah prokrastinasi akademiknya, sedangkan motivasi berprestasi mempunyai sumbangan efektif sebesar 24,1% terhadap prokrastinasi akademik. Ketiga, Peranan Mentoring Al Islam dalam Pendisiplinan Shalat Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Oleh: Ugulia Meri Susilowati (F100030113), Fakultas Psikologi UMS, 2008. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan mentoring dalam pendisiplinan shalat mahasiswi UMS. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: wawancara dan observasi. Subjek penelitian berjumlah 6 orang dan 2 sebagai subjek pendukung. Pemilihan subjek didasarkan pada mahasiswi semester 3 yang telah mengikuti mentoring. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari 6 informan yang dipakai 5 diantaranya kurang adanya perubahan dalam pendisiplinan shalatnya dan 1 informan sudah disiplin shalatnya sebelum mengikuti mentoring. Sehingga dapat diketahui bahwa mentoring kurang

9 berperan dalam pendisiplinan shalat mahasiswi UMS hal ini terjadi karena tidak adanya materi tentang shalat secara detail. Keempat, Pemaknaan Mentoring Keislaman untuk Internalisasi Nilai Integritas Pegawai di DJP Kantor Wilayah III Jawa Timur. Oleh: Ridho Hudayana (05410002), Fakultas Psikologi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2010. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan diskripsif. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa mentoring keislaman yang dilaksanakan di kantor DJP kurang terlihat adanya hubungan interaksi timbal balik antara faktor mentoring sebagai faktor lingkungan dengan faktor perilaku dua arah. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian Baidi Bukhori, lebih difokuskan pada kecemasan dalam menghadapi sempitnya lapangan pekerjaan. Pada penelitian Fibriana difokuskan pada motivasi dan dukungan sosial. Kemudian berbeda lagi pada penelitian Ugulia Meri Susilowati difokuskan pada pendisiplinan shalat. Pada penelitian Ridho Hudayana difokuskan pada internalisasi nilai integritas pegawai. Sedangkan, pada penelitian ini lebih memfokuskan pada hubungan intensitas mengikuti mentoring (liqā ) dengan prokrastinasi akademik mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Dari beberapa penelitian di atas, sejauh ini belum ada yang membahas hubungan intensitas mengikuti mentoring (liqā ) dengan prokrastinasi akademik mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Selain sebagai penunjang, penelitian ini juga menjadi pengetahuan baru dari penelitian-penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian tersebut terdapat beberapa hal yang belum dikaji oleh peneliti lain, yaitu mengenai hubungan intensitas mengikuti mentoring (liqā ) di Qolbun Salim yang dikaitkan dengan prokrastinasi akademik mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut.

10 E. Sistematika Penulisan Dalam rangka mempermudah pemahaman dan tercapainya pembahasan yang lebih terarah, penulis akan menyusun sistematika penelitian sebagai berikut. Sistematika penulisan dibagi menjadai tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Adapun bagian utama terdiri dari 6 bab, dengan rincian sebagai berikut. BAB I merupakan pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan skripsi. BAB II merupakan kerangka landasan teori, yang mencakup diskripsi teoritik tentang intensitas mengikuti mentoring (liqā ), diskripsi teoritik tentang prokrastinasi akademik, analisis teoritik intensitas mengikuti mentoring (liqā ) dengan prokrastinasi akademik, serta hipotesis. BAB III tentang metodologi penelitian, yang berisi jenis dan metode penelitian, definisi konseptual dan operasional, sumber dan jenis data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data. BAB IV berisi gambaran umum objek penelitian. BAB V tentang hasil penelitian dan pembahasan. BAB VI merupakan penutup, meliputi: kesimpulan/temuan, limitasi, saran/rekomendasi. Adapun bagian akhir, berisi: daftar pustaka, biodata peneliti, dan lampiran.