PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16644/UN4/KP.49/2012 TENTANG KODE ETIK DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Menimbang Mengingat bahwa berdasarkan pasal 17 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2012,. dipandang perlu menetapkan Peraturan Rektor tentang Kode Etik Dosen di lingkungan Universitas Hasanuddin. 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-: Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); i 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Keputusan Presiden Nomor 20/M Tahun 2010 Tanggal 5 Maret 2010 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Hasanuddin; 5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0206/0/1995 Tanggal 18 Juli 1995 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas 6. Hasanuddin; Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor : 192/O/2003 Tanggal 16 Desember 2003 Tentang Statuta Universitas Hasanuddin; 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 16 Tahun 2012 Tanggal 16 April 2012 Tentang Kode Etik Pegawai di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Memperh atikan 1. Hasil keputusan rapat Badan Pekerja Harian Senat Universitas Hasanuddin tanggal 15 Oktober 2012; 2. Keputusan Rektor Nomor 141/H4/P/2008 tanggal 18 Januari 2008 tentang Kode Perilalcu Akademik.
MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN TENTANG KODE ETIK DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN. BAB I PENGERTIAN Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kementerian adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2. Rektor adalah Rektor Universitas Hasanuddin; 3. Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat; 4. Kode Etik Dosen adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dosen dalam melaksanakan tugasnya serta pergaulan hidup sehari-hari; 5. Majelis Kehormatan Kode Etik Dosen adalah lembaga non struktural di lingkungan Universitas Hasanuddin yang bertugas melakukan penegakan terhadap pelanggaran kode etik yang dilalcukan oleh dosen; 6. Pelanggaran Kode Etik Dosen adalah segala bentuk ucapan, tulisan, atau perbuatan dosen yang bertentangan dengan Kode Etik Dosen dan pegawai negeri sipil; 7. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat Pembina Kepegawaian, pejabat yang berwenang menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk; 8. Sanksi moral yang: selanjutnya disebut sanksi adalah pemyataan pejabat yang berwenang tentang adanya pelanggaran Kode Etik Dosen; dan 9. Unit Kerja adalah Fakultas/Unit kerja yang dipimpin oleh pejabat tugas tambahan, pejabat stmktural dan pejabat non stmktural. BAB II ETIKA PROFESSIONALISME Bagian Pertama Tingkah Laku Pasal2 1 Menjunjung tinggi integritas keilmuan dan keahliannya dalam menjalankan kegiatan tridharma termasuk kebebasan akademik serta menunjukkan diri sebagai individu yang dapat diteladani; 2 Memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap sesama dosen, staf administrasi, mahasiswa dan masyarakat demi kebaikan dan kemajuan bersama; 2 Memperlakukan mahasiswa, staf dan anggota masyarakat lainnya secara tulus dan dengan pehuh sopan santun sesuai dengan nilai-nilai harkat kemanusiaan.
Bagian Kedua Konflik Kepentingan Pasal 3 Menghindarkan diri dari konflik kepentingan baik yang nyata maupun yang berpotensi dipersepsikan demikian terkait dengan kewajiban dan tanggungjawabnya sebagai staf Universitas Hasanuddin. Bagian Ketiga Hak Intelektual Pasal4 Menjunjung tinggi dan menghargai hasil karya orang lain dan menghindarkan diri dari tindakan plagiat atau tindakan lainnya yang dapat dipersepsikan demikian sehingga mencederai integritas Universitas Hasanuddin. Bagian Keempat Pekerjaan Di Luar Institusi Pasal5 Menolak terlibat pada pekerjaan di luar institusi yang bertentangan dengan Peraturan Universitas Hasanuddin dan/atau Pemerintah yang berpotensi membawa dampak negatif terhadap kinerja Universitas Hasanuddin. Bagian Kelima Penerimaan Hadiah Pasal6 Menolak pemberian mahasiswa dan/atau pihak lainnya dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya sebagai dosen. Bagian Keenam Pemyataan di depan Umum Pasal7 Arif dan bertanggungjawab dalam membuat pemyataan yang bersifat publik sehingga tidak mencederai reputasi dan kepentingan Universitas Hasanuddin.
Bagian Ketujuh Data dan Informasi Universitas Pasal 8 Menjaga data dan informasi Universitas Hasanuddin dari tindakan pengrusakan dan/atau penyalahgunaan oleh siapapun yang berdampak negatif terhadap reputasi institusi. Bagian Kedelapan Penggunaan Asset Universitas Pasal9 Memanfaatkan asset dan fasilitas termasuk sarana dan prasarana Universitas Hasanuddin seefisien dan seefektif mungkin, semata-mata untuk kepentingan institusi, kecuali untuk suatu kepentingan lain yang telah diijinkan oleh pihak yang berwenang di Universitas Hasanuddin. Bagian Kesembilan Loyalitas Pasal 10 Loyal dan menjaga reputasi, kepentingan dan kehormatan Universitas Hasanuddin serta menghindarkan diri dari tindakan penyalahgunaan segala sesuatu yang berassosiasi dengan Universitas Hasanuddin untuk kepentingan pribadi. Bagian Kesepuluh Kesamaan Gender dan Pelecehan Pasal 11 Menjunjung tinggi sikap dan perilaku obyektif, non diskriminatif dan apresiatif. Bagian Kesebelas Kepedulian Terhadap Lingkungan Pasal 12 Menggunakan siimber daya alam secara arif dan bertanggungjawab demi kelestarian lingkungan yang aman, sehat dan menyenangkan.
Bagian Kedua Belas Nasionalisme Pasal 13 Menjunjung tinggi harkat serta martabat bangsa dan negara. BAB III ETIKA PENDIDIKAN Bagian Pertama Pembelajaran di Kelas Pasal 14 1 Menjalankan tugas pengajaran secara professional, tepat waktu dan sesuai jadwal serta ditunjang dengan bahan ajar yang terperbaharui sesuai dengan tuntutan kurikulum dan perkembangan IPTEKS; 2 Menjalankan proses pembelajaran yang dapat menginspirasi dan memotivasi mahasiswa untuk belajar lebih dalam; 3 Melakukan penilaian hasil belajar mahasiswa secara objektif dan transparan serta tidak diskriminatif, tanpa berharap imbalan dalam bentuk apapun dari mahasiswa. Bagian Kedua Penasehat/Pendamping Akademik i Pasal 15 1 Melaksanakan tugas Penasehat/Pendamping Akademik secara professional khususnya dalam membimbing dan mengarahkan mahasiswa sehingga kegiatan akademik mahasiswa terkait menjadi efektif dan efisien; ' 2 Menjaga sikap professionalisme selama pelaksanaan tugasnya sebagai Penasehat/Pendamping Akademik sehingga tidak dipersepsikan lain selain hubungan antara dosen dan mahasiswa. Bagian Ketiga Pembelajaran di Luar Kelas Pasal 16 Pembelajaran di luar kelas dan/atau di luar kampus dengan menjamin proses pembelajaran hanya untuk tujuan pengayaan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah dipelajari di dalam kelas dan/atau di kampus. -5-
Bagian Keempat Pembimbingan Tugas Akhir Pasal 17 1 Mengarahkan mahasiswa bimbingannya mulai dari penentuan topik tugas akliir, penyusunan proposal, pelaksanaan tugas akhir, sampai pada persiapan seminar dan ujian tugas akhir; 2 Menjaga sikap professionalisme selama proses pembimbingan sehingga tidak dipersepsikan lain selain hubungan antara dosen dan mahasiswa. BAB IV ETIKA PENELITIAN DAN PUBLIKASI Bagian Pertama Penelitian Pasal 18 1 Melakukan penelitian secara professional dengan selalu menjunjung tinggi etika penelitian ilmiah dan menghindarkan diri dari penelitian yang memiliki atau berpotensi memiliki konflik kepentingan atau dapat dipersepsikan demikian; 2 Menghormati ide dan pandangan dosen dan/atau ilmuwan lainnya serta menghargai objek penelitian, terutama yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari mahluk hidup. Bagian Kedua Publikasi Karya Ilmiah Pasal 19 1 Berhati-hati dan sebijak mungkin dalam melaporkan hasil penelitian ke publik terutama hasil penelitian yang berpotensi mempengaruhi kehidupan orang banyak; 2 Mempublikasikan karya ilmiah melalui jurnal dan/atau forum ilmiah yang memiliki reputasi nasional dan/atau internasional dengan menjunjung tinggi etika penulisan dan publikasi karya ilmiah. Bagian Ketiga Pengabdian Kepada Masyarakat Pasal 20 1 Melalcukan kegitan pengabdian masyasarakat secara professional, semata-mata dimaksudkan untuk kemaslahatan masyarakat; 2 Menjamin teknologi dan atau konsep pemikiran yang didesiminasikan dan atau diterapkan di masyarakat telah melewati telaah ilmiah yang dapat dipertanggung-jawabkan keabsahannya, tidak mengandung unsur plagiat dan pelanggaran hak paten atau hak kekayaan intelektual serta sesuai dengan nilainilai budaya masyarakat setempat. -6-
BAB V MAJELIS KODE ETIK DOSEN Bagian Pertama Pembentukan dan Keanggotaan Majelis Kode Etik Dosen Pasal 21 1 Rektor membentuk Majelis Kode Etik Dosen untuk memeriksa dugaan adanya pelanggaran Kode Etik Dosen; 2 Keanggotaan Majelis Kode Etik dosen berjumlah ganjil yang terdiri atas: a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota; b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota; dan 0. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota; 3 Anggota Majelis Kode Etik Dosen sebagainiana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh Rektor. Bagian Kedua Tanggung Jawab Majelis Kode Etik Dosen Pasal 22 1 Ketua Majelis bertanggungjawab dalam melakukan pemanggilan Dosen yang dilaporkan diduga melakukan pelanggaran Kode Etik Dosen dan memimpin pelaksanaan pemeriksaaan terhadap dugaan adanya pelanggaran Kode Etik Dosen; 2 Sekretaris bertanggungjawab dalam melakukan surat-menyurat dan pencatatan terkait pelaksanaan pemeriksaan terhadap dugaan adanya pelanggaran Kode Etik Dosen; 3 Anggota bertanggungjawab dalam membantu Ketua dalam pelaksanaan pemeriksaan terhadap dugaan adanya pelanggaran Kode Etik Dosen. Bagian Ketiga Persyaratan dan Masa Tugas Majelis Kode Etik Dosen Pasal 23 1 Jabatan atau pangkat anggota Majelis Kode Etik Dosen tidak boleh lebih rendah dari jabatan atau pangkat dosen yang diperiksa karena disangka melanggar Kode Etik Dosen; 2 Masa tugas Majelis Kode Etik Dosen berakhir pada saat selesai dilakukan pelaporan pemeriksaan pelanggaran Kode Etik Dosen. Bagian Keempat Tugas Majelis Kode Etik Dosen Pasal 24 1 Memeriksa Dosen yang disangka melakukan pelanggaran Kode Etik Dosen yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan sesuai contoh format sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan Rektor ini; -7-
2 Meminta keteraiigan dari pihak lain atau pejabat lain yang dipaiidang perlu; 3 Mendengarkan pembelaan diri dari dosen yang diduga melalcukan pelanggaran Kode Etik Dosen; 4 Memberikan rekomendasi kepada Rektor mengenai pemberian sanksi; 5 Menyusun laporaii hasil pemeriksaan tentang dugaan adanya pelanggaran Kode Etik Dosen yang dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan sesuai contoh format sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan Rektor ini. BAB VI PELANGGARAN KODE ETIK DOSEN Bagian Pertama Pelaporan Pelanggaran Kode Etik Dosen Pasal 25 1 Dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Dosen diperoleh dari pengaduan tertrxlis alau temuan atasan Dosen; 2 Setiap dosen yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Dosen menyampaikan pengaduan kepada atasan dosen yang diduga melakukan pelanggaran; 3 Penyampaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan dugaan pelanggaran yang dilakukan, bukti-bukti, dan identitas pelapor; 4 Sctiap atasan dosen yang menerima pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib meneliti pengaduan tersebut dan menjaga kerahasiaan identitas pelapor; 5 Atasan dosen yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran Kode Etik Dosen wajib meneliti pelanggaran tersebut; 6 Dalam melalcukan penelitian atas dugaan pelanggaran Kode Etik Dosen, atasan dosen yang diduga melakukan pelanggaran secara hirarki wajib meneruskan kepada Pejabat yang lebih tinggi; 7 Atasan dosen yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) dianggap melakukan pelanggaran Kode Etik Dosen dan dikenakan sanksi moral. Bagian Kedua Sanksi Pelanggaran Kode Etik Dosen Pasal 26 1 Setiap dosen yang terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik Dosen dikenakan sanksi; 2 Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat. (1) meliputi: a. Permohonan maaf dituangkan dalam Surat Pemyataan Permohonan Maaf sesuai contoh format sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan Rektor ini; -8-
b. Pemyataan penyesalan dituangkan dalam Surat Pemyataan Penyesalan sesuai contoh format sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan Rektor ini; dan/atau c. Pemyataan sikap bersedia dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan apabila mengulangi perbuatannya atau melalcukan pelanggaran Kode Etik lainnya yang dituangkan dalam Surat Pemyataan Sikap sesuai contoh format sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Rektor ini; 3 Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan secara tertulis dan bermaterai kepada pejabat yang berwenang; 4 Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengumumkan sanksi secara terbuka melalui fomm pertemuan resmi upacara bendera, papaii pengumunian, media massa, dan/atau fomm lain yang dipandang perlu untuk itu alau secara tertutup yang dilalcukan di dalam ruangan tertutup dan hanya diketahui oleh dosen bersangkutan dan pejabat terkait yang dituangkan dalam Pengumunian dengan contoh format sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan Rektor ini; 5 Apabila dosen yang terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak bersedia melaksanakan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah ditetapkan kepada dosen yang bersangkutan, maka diusulkan kepada pejabat yang berwenang untuk dijatuhi hulcuman disiplin berdasarkan peraturan pemndang-undangan. Bagian Ketiga Pemeriksaan Pelanggaran Kode Etik Dosen Pasal 27 1 Dosen yang diduga melakukan pelanggaran kode etik wajib memenuhi panggilan Majelis Kode Etik Dosen; 2 Dosen yang diperiksa oleh Majelis Kode Etik Dosen berhak mendapatkan kesempatan untuk memberikan pembelaan diri atas pelanggaran Kode Etik yang diduga dilakukannya; 3 Apabila dosen tidak memenuhi panggilan Majelis Kode Etik Dosen tanpa alasan yang sah, maka dilakukan pemanggilan kedua sampai ketiga, panggilan dituangkan dalam Surat Panggilan sesuai contoh format sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan Rektor ini; 4 Apabila sampai pemanggilan ketiga tidak hadir maka pemeriksaan diserahkan kepada pejabat yang berwenang berdasarkan rekomendasi Majelis Kode Etik Dosen; 5 Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan peraturan perundang-undangan. -9-
Bagian Keempat " Pejabat Femberi Sanksi Pelanggaran Kode Etik Dosen Pasal 28 Pejabat yang berwenang menjatnhkan sanksi adalah Pejabat yang meududuki Tugas Tanibahan dan Pejabat Struktural;. Pejabat sebagainiana dimaksud pada ayat (1) dapat iiieiidelegasikan kewenangannya kejiada pejabat lain di liiiglcungan unit kerjaiiya paling rendah pejabat struktural Eselon IV. BAB VK PELAKSAMAiiN PERATURAM REKTOR TEMTANG KODE ETIK DOSEM Pasal 29 Kebijakan Akademik, Standar Akademik, dan Peraturan Akademik di lingkungan Universitas Hasanuddin yang ditetaplcaii sebelum Peraturan Rektor ini, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Rektor ini. Pasal 30 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. : Ditetapkan di Makassar Pada tanggal 16 Oktober 2012 REKTOR, IDRUS A. PATURUSI ^ NIP. 19500831 197803 1 004-10-