No. 39/07/15/Th.VII, 1 Juli 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2013 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Jambi pada bulan Maret 2013 sebesar 266,15 ribu jiwa (8,07 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2012 yang berjumlah 271,67 ribu jiwa (8,42 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 5,5 ribu jiwa. Pada bulan Maret 2013, persentase penduduk miskin perkotaan mencapai 9,89 persen sedangkan di perdesaan mencapai 7,27 persen. Garis Kemiskinan menunjukkan tren yang cenderung meningkat akibat pengaruh peningkatan nilai pengeluaran penduduk. Garis Kemiskinan Maret 2012 sebesar Rp.. 259.257/kapita/bulan meningkat menjadi Rp. 282.803/kapita/bulan pada Maret 2013. Peranan konsumsi kebutuhan dasar makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan konsumsi kebutuhan dasar bukan makanan. Pada bulan Maret 2013, sumbangan Garis Kemiskinan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) di Jambi sebesar 76,87 persen. Pada periode Maret 2013 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) sebesar 0,990 dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sebesar 0,195 menunjukkan kecenderungan menurun dibandingkan dengan periode Maret 2012 yang masing-masing P1 sebesar 1,217 dan P2 sebesar 0,290. Hal ini memberikan indikasi bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin mengecil. 1. Perubahan Garis Kemiskinan tahun 2013 Garis kemiskinan (GK) dari tahun ke tahun selalu berubah sejalan dengan perubahan nilai pengeluaran penduduk. Garis kemiskinan Maret 2013 (Rp 282.803/kapita/bulan) mengalami peningkatan dibandingkan GK Maret 2012 (Rp 259.257/kapita/bulan). Peningkatan ini terjadi karena kenaikan volume pengeluaran. Pada Tabel 1 terlihat bahwa garis kemiskinan daerah perkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan GK Berita Resmi Statistik Provinsi Jambi No. 39/07/15/Th.VII,1 Juli 2013 1
daerah perdesaan karena kebutuhan dasar penduduk perkotaan lebih beragam dengan tingkat pengeluaran yang lebih tinggi. Tabel 1. Garis Kemiskinan Provinsi Jambi Tahun 2013 (Rp/Kapita/bulan) Garis Kemiskinan D a e r a h (1) (2) (3) Kota 311 311 337 930 Perdesaan 236 165 258 408 Kota+Perdesaan 259 257 282 803 Pada bulan Maret 2013 di Provinsi Jambi, batasan minimum pengeluaran seseorang agar tidak termasuk dalam kategori miskin di daerah perkotaan adalah sebesar Rp 337.930,- per kapita/bulan, sedangkan untuk daerah perdesaan batasannya adalah sebesar Rp 258.408,- per kapita/bulan. Tabel 2. Garis Kemiskinan Menurut Komponen Tahun 2013 (Rp/Kapita/Bln) GARIS KEMISKINAN Wilayah Non % GK Non % GK Total Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Kota 231 767 79 543 311 311 74,45 246 632 91 298 337 930 72,98 Perdesaan 186 984 49 181 236 165 79,17 204 441 53 967 258 408 79,12 Kota + Desa 200 746 58 511 259 257 77,43 217 384 65 419 282 803 76,87 Memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan (GKM) dan garis Kemiskinan Bukan (GKBM), terlihat bahwa peranan konsumsi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan konsumsi bukan makanan. Pada Maret 2012, peranan GKM terhadap GK di Provinsi Jambi sebesar 77,43 persen dan pada Maret 2013 peranannya sedikit mengalami penurunan menjadi 76,87 persen. Berdasarkan komoditi, Beras merupakan komoditas Sektor 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Jambi No.39/07/15/Th.VII, 1 Juli 2013
yang memberi andil terbesar terhadap kenaikan garis kemiskinan, sementara untuk Sektor Non, Perumahan merupakan komoditas yang paling besar memberi andil terhadap kenaikan garis kemiskinan di Provinsi Jambi pada Maret 2013. 2. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Dalam kurun waktu Maret 2012 sampai dengan Maret 2013, di Provinsi Jambi terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 5,5 ribu jiwa, yaitu dari 271,67 ribu pada Maret 2012 menjadi 266,15 ribu pada Maret 2013. Secara relatif juga terjadi penurunan persentase penduduk miskin dari 8,42 persen pada Maret 2012 menjadi 8,07 persen pada Maret 2013. Tabel 3. Penduduk Miskin di Provinsi Jambi Tahun 2013 Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin (000) Daerah (1) (3) (3) (5) (5) Kota 10,44 9,89 103,48 100,00 Perdesaan 7,52 7,27 168,19 166,15 Kota+Perdesaan 8,42 8,07 271,67 266,15 Dari sisi jumlah, penduduk miskin di daerah perdesaan lebih banyak daripada di perkotaan. Pada Maret 2013 penduduk miskin perdesaan mencapai 166,15 ribu (62,43 persen dari total penduduk miskin), sedangkan di perkotaan sebesar 100,00 ribu (37,57 persen dari total penduduk miskin). Kondisi pada Maret 2012, jumlah penduduk miskin di perdesaan sebesar 168,19 ribu, sedangkan di perkotaan sebesar 103,48 ribu. Hal ini berarti baik di perkotaan maupun perdesaan mengalami penurunan jumlah penduduk miskin. Penduduk Provinsi menjadikan secara relatif persentase penduduk Jambi yang lebih banyak tinggal di perdesaan, miskin di perkotaan lebih besar daripada penduduk miskin di perdesaan. Persentase penduduk miskin Provinsi Jambi pada Maret 2013 di perkotaan sebesar 9,89 persen sementara di perdesaan 7,27 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Jambi No. 39/07/15/Th.VII,1 Juli 2013 3
3. Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan Permasalahan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari tingkat kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan yang dialami penduduk. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan adalah Indeks Kedalaman Kemiskinan atau Poverty Gap Index (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan atau Distributionally Sensitive Index (P2) yang dirumuskan oleh Foster-Greer-Thorbec (FGT). P1 merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, angka P1 yang semakin mendekati 0 menunjukkan kemiskinan. rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis P2 memberikan gambaran penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin, angka P2 yang semakin mendekati 0 menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin secara umum semakin kecil. Pada Maret 2013 nilai P1 perkotaan sebesar 1,42; sementara di perdesaan sebesar 0,80. Nilai P2 pada Maret 2013 untuk daerah perkotaan sebesar 0,33 lebih tinggi dibandingkan nilai P2 perdesaan sebesar 0,14. Dapat disimpulkan bahwa kesenjangan pengeluaran penduduk miskin wilayah perkotaan di Provinsi Jambi terhadap garis kemiskinannya lebih tinggi daripada di perdesaan dan penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin di perkotaan lebih bervariasi atau heterogen dari pada di perdesaan. Tabel 4. Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan Menurut Daerah Tahun 2013 D a e r a h Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan P1 P2 P1 P2 (1) (4) (5) (4) (5) Kota 1,50 0,36 1,42 0,33 Desa 1,09 0,26 0,80 0,14 Kota+Desa 1,22 0,29 0,99 0,20 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Jambi No.39/07/15/Th.VII, 1 Juli 2013
Ket : P1 = Indeks kedalaman kemiskinan P2 = Indeks Keparahan Kemiskinan Dari Tabel 4. menunjukan bahwa nilai P1 pada Maret 2013 menurun dibanding Maret 2012, keadaan ini menggambarkan terjadinya penurunan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap batas garis miskin, dengan kata lain, rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan. Begitu juga dengan nilai P2 Maret 2013 yang menurun dibanding Maret 2012, keadaan ini menggambarkan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk miskin secara umum makin mengecil. Berita Resmi Statistik Provinsi Jambi No. 39/07/15/Th.VII,1 Juli 2013 5