BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. agar semua yang terlibat dalam melaksanakan pekerjaan yang berpedoman pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK


BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. diperlukan untuk menjaga kualitas struktur agar sesuai dengan spesifikasi yang

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)


BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan


BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

III. METODE PENELITIAN. diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan benda uji balok beton dengan panjang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB IV METODE ANALISIS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

III. METODE PENELITIAN. Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PONDASI TELAPAK

METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Transkripsi:

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan atau kontroling adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat dalam melaksanakan pekerjaan yang berpedoman pada perencanaan, serta melakukan tindakan koreksi dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi penyimpangan pada pekerjaan. Sedangkan pengendalian pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan, pemberian instruksi, dorongan dan mengadakan koordinasi berbagai pekerjaan oleh pimpinan kepada bawahan agar pelaksanaan tugas yang diberikan berjalan dengan lancar, serta berpedoman untuk tetap memelihara hubungan kerja sama yang baik anatara pimpinan dengan bawahan. Untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan dalam dokuman lelang, maka dalam pekerjaan proyek pembangunan diperlukan adanya dua hal tersebut diatas yang dilakukan oleh unsur-unsur pelaksana pembangunan proyek tersebut. Unsur yang terkait dalam bidang ini adalah kontraktor managenent. Pihak kontraktor managenent harus cermat dan teliti mengamati setap langkah pekerjaan dan harus tegas mempertanyakan mengenai kualitas bahan baku proyek dan pelaksanaan pekerjaan dilapangan bila dirasakan tidak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Pihak kontraktor management dapat meminta laporan mingguan VI-1

kepada pihak kontraktor untuk mengetahui progres report kemajuan proyek yang telah dilakukan. 6.2 Pengendalian Proyek Maksud dari pengendalian proyek adalah mengatur dan mengendalikan unsur unsur vital dalam pelaksanaan sebuah proyek, Unsur unsur tersebut adalah : 1. Pengendalian mutu 2. Pengendalian waktu 3. Pengendalian biaya 4. Pengendalian dokumen 5. Pengendalian tenaga kerja 6. Pengendalian alat dan material Dalam proyek ini semua pengendalian proyek tersebut sudah berjalan dengan kesepakatan bersama, sehingga pihak pihak terkait dalam proyek tersebut dapat dilaksanakan sesuai tugasnya masing - masing 6.2.1 Pengendalian Mutu (Quality Control) Pengendalian mutu adalah suatu system yang mengendalikan metode kerja dan hasil akhir dari suatu pekerjaan. Pengendalian mutu yang diterapkan pada proyek Rusunawa meliputi : VI-2

6.2.1.1 Persiapan Material Pengendalian material yang datang adalah upaya untuk mendapatkan material yang sesuai dengan spesifikasi teknis dan yang disyaratkan. Setelah dilakukan ispeksi hanya material material yang memnuhi syarat yang akan berada di lokasi proyek, sedangkan yang tidak memenuhi syarat dikembalikan lagi. 6.2.1.2 Proses Pelaksanaan Pengawasan yang dilakukan dilapangan bertujuan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal, pekerjaanya meliputi : 1. Pengawasan Besi Tulangan a. Besi tulangan yang akan dilakukan sesuai dengan spesifikasi b. Jumlah besi, kualitas dan diameter ukuran besi tulangan sesuai dengan gambar rencana. c. Perakitan, pemotongan dan pembengkokan dilakukan didalam area proyek. d. Penggabungan penulangan bagian kolom, pelat, balok dilakukan dengan cara diangakat dengan tower crane. e. Setelah penggabungan selesai pengawas akan memeriksa sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya. 2. Pengawasan Formwork a. Persiapan pemasangan perancah sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan. VI-3

b. Semua bagian perancah telah terpasang dan terhubung satu sama lain dan cukup rapat sehingga tidak terjadi kebocoran pada saat dilakukan pengecoran. c. Setelah pemasangan bekisting selesai, bersihkan dengan compresor. surveyor menandai elevasi beton yang akan di cor nantinya. Kemudian minta pengawas mengecek apakah persiapan sudah selesai untuk selanjutnya dilakukan pengecoran. 3. Pemeriksaan Mutu Beton (Slumt Test) Sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran, beton yang akan digunakan di uji terlebih dahulu. Slump Test bertujuan untuk mengetahui kekentalan beton. Pada proyek ini uji Slump harus memiliki hasil 14±2. Tetapi jika hasil dari uji Slump ternyata dibawah yang ditentukan maka beton tersebut akan diberikan zat admixture yang bernama Superplasticizer. Jenis admixture ini bertipe F yang berfungsi mengurangi air sampai 12% atau bahkan lebih: Cara Kerja Uji Slump Test : 1. Ambil sampel beton lalu masukan kedalam kerucut Abrams setinggi ±10 cm atau ±1/3 dari tinggi kerucut. 2. Lalu ditumbuk dengan batang besi sepanjang 60 cm sebanyak ±25 kali. Ulangi tahap 1 dan 2 untuk lapisan ke 2 dan ke 3. Kemudian ratakan. VI-4

3. Kemudian angkat kerucut Abrams secara perlahan-lahan, biarkan adukan beton menurun dengan sendirinya. 4. Setelah itu letakan kerucut disamping benda uji, lalu ukur menggunakan meteran penurunan yang terjadi dengan pembacaan perbedaan tinggi kerucut dengan tinggi rata-rata keruntuhan adukan beton. Tinggi Slump yang diijinkan sesuai spesifikasi pada proyek ini adalah 14 cm dengan koreksi ±2 cm. \ Gambar 6.1 Memasukan bahan uji ke kerucut VI-5

Gambar 6.2 Ukur ketinggian dengan kerucut Gambar 6.3 ukur ketinggian dengan kerucut 4. Uji tekan Kuat Beton Peralatan a. Cetakan silinder, diameter 152 mm, tinggi 305 mm; VI-6

b. Tongkat pemadat, diameter 16 mm, panjang 600 mm, dengan ujung dibulatkan, dibuat dari baja yang bersih dan bebas karat; c. Mesin pengaduk atau bak pengaduk beton kedap air; d. Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh; e. Mesin tekan, kapasitas sesuai kebutuhan; f. Satu st alat pelapis (capping); g. Peralatan tambahan : ember, sekop, sendok, sendok perata, dan talam; h. Satu set alat pemeriksa slump; i. Satu set alat pemeriksaan berat isi beton. Benda Uji Untuk mendapatkan benda uji harus diikuti beberapa tahapan sebagai berikut: a. Pembuatan dan Pematangan benda uji benda uji dibuat dari beton segar yag mewakili campuran beton; isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiaptiap lapis dipadatkan dengan 25 x tusukan secara merata; pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak boleh mengenai dasar cetakan; pada saat pemadatan lapisan kedua serta ketiga tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm kedalam lapisan dibawahnya; VI-7

setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan perlahan-lahan sampai rongga bekas tusukan tertutup; ratakan permukaan beton dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air serta tahan karat; kemudian biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas dari getaran. setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji; untuk perncanaan campuran bton, rendamlah benda uji dalam bak perndam berisi air pada temperatur 25º C disebutkan untuk pematangan (curing), selama waktu yang dikehendaki; untuk pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan, pematangan (curing) disesuaikan dengan persyaratan b. Persiapan pengujian ambilah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekannya dari bak perndam/pematangan (curing), kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab; tentukan berat dan ukuran benda uji; lapislah (capping) permukaan atas dan bawah benda uji dengan mortar belerang dengan cara sebagai berikut: Lelehkan mortar belerang didalam pot peleleh (melting pot) yang dinding dalamnya telah dilapisi tipis dengan gemuk; kemudian letakkan benda uji tegak lurus pada VI-8

cetakan pelapis sampai mortar belerang cair menjadi keras; dengan cara yang sama lekukan pelapisan pada permukan lainnya; benda uji siap untuk diperiksa Cara Pengujian Untuk melaksanakan pengujian kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahapan sebagai berikut: a. letakkan benda uji pada mesin tekan secara centris; b. jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik; c. lakukan pembebanan sampai uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji; d. gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan benda uji. Perhitungan Kuat tekan beton = P_. (kg/cm2 ) (1) A Keterangan : P = beban maksimum (kg) A = luas penampang (cm2 ) Laporan Laporan harus meliputi hal-hal seperti berikut: a. perbandingan campuran; b. berat (kg); c. diameter dan tinggi (cm); VI-9

d. luas penampang (cm2 ); e. berat isi (kg/cm2 ); f. beban maksimum (kg); g. kuat tekan (kg/cm2 ) h. cacat; i. umur (hari). Beberapa ketentuan khusus yang harus diikuti sebagai berikut: a. untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 20 x 20 x 20 cm cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 29 kali tusukan; tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 600 mm; b. untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm, cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali tusukan; tongkat pemadat diameter 10 mm, panjang 300 mm; c. benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi; d. bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan beton dari bentuk kubus ke bentuk silinder, maka gunakan angka perbandingan kuat tekan seperti berikut: Daftar Konversi Kubus Bentuk benda uji : 15 cm x 15 cm x 15 cm Perbandingan 1,0 : 20 cm x 20 cm x 20 cm *) Silinder : 15 cm x 30 cm 0,95 0,83 VI-10

(*) 15 cm = diameter silinder 20 cm = tinggi silinder e. pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya pada umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari; f. hasil pemeriksaan diambil nilai rata-rata dari minimum 2 buah benda uji; g.apabila pengadukan dilakukan dengan tangan (hanya untuk perencanaan campuran beton), isi bak pengaduk maksimum 7 dm3 dan pengadukan tidak boleh dilakukan untuk campuran beton slump. 6.2.2 Pengendalian Waktu (Time Control) Lamanya waktu penyelesaian proyek berpengaruh besar dengan pertambahan biaya proyek secara keseluruhan. Maka dari itu dibutuhkan laporan progress harian/ mingguan/ bulanan untuk melaporkan hasil pekerjaan dan waktu penyelesaian untuk setiap item pekerjaan proyek. Dan dibandingkan dengan waktu penyelesaian rencana agar waktu penyelesaian dapat terkontrol setiap periodenya 6.2.2.1 Master Scedule 1. Pembagian Master Scedule VI-11

a. Construction Scedule Rencana waktu pekerjaan struktur dalam suatu proyek baik struktur atas maupun bawah b. Weekly Scedule Rencana Pekerjaan yang akan dilakukan dalam waktu satu minggau oleh pekerja lapangan. c. Montly Scedule Rencana Pekerjaan yang akan dilakukan dalam waktu satu bualan. 2. Fungsi Master Scedule a. Sebagai sarana pengatur waktu b. Sebagai pedoman kerja bagi kontraktor c. Sebagai sarana kontrol bagi pencapai prestasi pekerjaan d. Sebagai dasar perhitungan dan penentuan sangsi sangsi, perpanjangan pekerjaan, denda dan lain sebagainya. 3. Keuntungan Master Scedule a. Memudahkan pengaturan urutan kerja, kedatangan bahan dan tenaga kerja. b. Pelaksanaan pekerjaan menjadi lancar dan efektif c. Biaya pelaksanaan relatif menjadi lebih murah VI-12

d. Mudah membuktikan jika ada gangguan-gangguan alam untuk meminta perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan. e. Sewaktu waktu dapat meneliti apakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan f. Dapatb dipakai sebagai dasar untuk memberi peringatan kepada kontraktor g. Lebih menjamin pelaksanaan pekerjaan dengan baik dan teratur h. Memudahkan perhitungan hari hari keterlambatan untuk setiap item pekerjaan. 4. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun master scedule : a. Biaya Pelaksanaan b. Metode Pelaksanaan c. Tenaga Kerja d. Peralatan e. Cuaca 6.2.2.2 Bentuk Laporan 1. Laporan Harian Laporan harian diabuat setiap hari secara tertulis dan ditandatangani oleh kontraktor dan disetujui oleh managemen konstruksi dan pemilik. Kemudian management konsultan konstruksi memeriksa dari pelaporan dan kesesuainya dengan VI-13

gambar dan spesifikasi, time scedule pekerjaan, instruksi yang diberikan, dan syarat syarat pekerjaan. Jika diperlukan, kontraktor management konstruksi dapat memberikan catatan- catatan pada laporan tersebut. Laporan harian berisi tentang jumlah dan macam macam alat yang dioperasikan, pengadaan dan pemakaian bahan/material, kegiatan proyek yang dilaksanakan. Tujuan dari laporan harian yaitu untuk mencegah keterlambatan pekerjaan atau waktu pelaksanaan. Laporan harian juga berguna sebagai dasar perhitungan pekerjaan tambah kurang (CCO), Perpanjangan waktu pelaksanaan, denda dan lain sebagainya. Keuntungan dari laporan harian yaitu : a. Membantu menyelesaikan masalah bia terjadi perselisihan. b. Untuk perhitungan perpanjangan waktu pelaksanaan. c. Untuk perhitungan pekerjaan tambah kurang d. Menentukan sangsi sangsi atau denda pada kontraktor. e. Lebih menjamin tercapainya hal fisikyang lebih baik dan sesuai degan ketepatan syarat syarat teknis. f. Bahan bahan dan waktu tenaga kerja yang terbuang menjadi berkurang. VI-14

2. Laporan Mingguan Laporan mingguan merupakan rangkuman laporan harian selama satu minggu mulai dari hari senin sampai hari sabtu. Laporan imi juga ditandatangani oleh kontraktor, managemen konstruksi dan pemilik. Kemajuan tiap kegiatan dapat dinilai secara komulatifberdasarkan kemajuan tiap minggu. 3. Laporan Bulanan Laporan bulanan berisi tentang realita dan rencana kerja, jumlah dan macam alat yang beroperasi, pengadaan dan pemakaian bahan/material, persetujuan gambar kerja yang diajukan, perkembangan pekerjaan, dokumentasi kegiatan proyek. 6.2.2.3 Rapat Koordinasi Rapat ini diadakan seminggu sekali, dan dihadiri oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek. Raat ini berfungsi untuk menyelesaiakan masalah yang timbuldalam pelaksanaanproyek dan tidak dapat diselesaiakn oleh satu pihak saja. 6.2.3 Pengendalian Biaya (Cost Control) Pengendalian biaya ini adalah suatu sistem yang mengendalikan biaya pelaksanaan proyek, bagaimana mengendalikan biaya produksi dilapangan sesuai rencana anggran VI-15

pelaksanaan proyek. Untuk pengendalian ini pihak kontraktor melakukan perhitungan ulang volume pekerjaan dan membuat analisa harga satuan pekerjaan, biaya umum lapangan, biaya langsung, biaya tidak langsung. Bila terdapat perbedaan yang jauh antara rencana dan realisasi maka diadakan pengkajian, lalu memperhitungkan apa penyebabnya, kemudian dicari solusi agar tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang. 6.2.4 Pengendalian Dokumen (Dokument Control) Pengendalian ini adalah suatu sistem yang mengendalikan dokumen. Dokumen tersebut berupa dokumen dokumen tender dan dokumen dokumen proyek. Tugas mengendalikan dokumen diantaranya mengendalikan gambar gambar kerja yang beredar dilapangan yang bersifat controlled semua berada dibawah tanggung jawab kontraktor management. 6.2.5 Pengendalian Tenaga Kerja Yang dimaksud tenaga kerja adalah setiap orang yang ikut serta dalam pelaksanaan proyek. Tenaga kerja yang terdapat dalam pelaksanaan pembangunan Rumah Susun K.S Tubun adalah sebagai berikut : a. Tenaga Ahli b. Tenaga Menengah c. Tenaga mandor d. Tenaga Tukang VI-16

6.2.6 Pengendalian Alat dan Material Untuk pengendalian material menggunakan material scedule, scedule pengiriman baran dan equipment scedule. a. Material scedule adalah rencana pemakaian bahan/material untuk suatu pekerjaan mencakup jumlah sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. b. Equipment scedule adalah rencana pemakaian peralatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pemakaian. c. Scedule pengiriman barang adalah rencana pengiriman barang oleh suplier. Pengontrolan alat dan bahan bangunan di gudang sebaiknya dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Bukti penerimaan barang b. Surat permintaan barang c. Kartu stok Pada proyek rumah susun K.S Tubun barang yang di pesan di simpan di tempat yang telah direncanakan, adapun hambatan hambatan yang terjadi pada waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut : a. Keterlambatan pada saat pemesanan stok barang yang di butuhkan b. Adanya perubahan desain. VI-17