MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UB. Tugas Fakultas ORGANISASI FAKULTAS

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : Dj.I/89/2008

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STATUTA PERGURUAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi dan Tata Kerja. IAIN. Syekh Nurjati.

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN. No. 044/A.50.01/Unwidha/I/2014 tentang

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

U IVERSITAS AIRLA GGA

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

BERITA NEGARA. No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon.

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 32500/UN4.1/OT.10/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS SILIWANGI

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI

2012, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

BAB I PENDAHULUAN. Format Instrumen dilampirkan pada bagian akhir buku ini.

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG

2017, No Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3.

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. Tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

No.1688, 2014 KEMENDIKBUD. Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat. Pendirian. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

2 2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

2013, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemba

2013, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemba

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Institut Agama Islam Negeri. Walisongo. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

Pasal 69. Bagian Kesembilan Bagian Tata Usaha dan Sub Bagian. Pasal 70

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

STATUTA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN

MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PENGURUS HARIAN BADAN WAKAF UNI- VERSITAS ISLAM INDONESIA TENTANG PEDOMAN PEMBUKAAN, PENGGABUNGAN, DAN PENUTUPAN SA- TUAN PROGRAM PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN UNI- VERSITAS ISLAM INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Universitas adalah Universitas Islam Indonesia; 2. Badan Wakaf adalah Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia sebagai penyelenggara Universitas Islam Indonesia; 3. Rektor adalah Rektor Universitas Islam Indonesia; 4. Pengurus Harian adalah Pengurus Harian Badan Wakaf sebagai organ Badan Wakaf yang melaksanakan kepengurusan sehari-hari Badan Wakaf; 5. Dewan Pengurus adalah Dewan Pengurus Badan Wakaf sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di lingkungan Badan Wakaf; 6. Satuan program pendidikan adalah Fakultas, Jurusan, Program Studi, Program Pascasarjana, Program Profesi, dan Program Diploma di lingkungan Universitas Islam Indonesia; 7. Senat Universitas adalah Senat Universitas Islam Indonesia sebagai badan normatif tertinggi di tingkat Universitas; 8. Fakultas adalah fakultas di lingkungan Universitas Islam Indonesia yang berfungsi mengkoordinasikan pendidikan akademik, profesi dan/atau vokasi dalam 1 (satu) atau seperangkat cabang ilmu keagamaan, ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni tertentu yang mencakup satu atau beberapa program/jenjang pendidikan; 9. Senat Fakultas adalah badan normatif tertinggi di tingkat Fakultas; 10. Program Pascasarjana adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan pendidikan Program Strata Dua (Magister) dan/atau Program Strata Tiga (Doktor) di tingkat Fakultas; 11. Program Diploma adalah unsur pelaksana pendidikan vokasi dalam cabang ilmu tertentu; 12. Pendidikan Profesi adalah jenjang pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus; 13. Jurusan atau bentuk lain yang setara adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan program pendidikan akademik, profesi dan/atau vokasi yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, spesialis, magister, dan doctor; 14. Program Studi adalah kesatuan rencana pembelajaran sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan akademik, profesi dan/atau vokasi; 2

15. Lembaga Terkait adalah lembaga di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional dan/ atau Departemen Agama. BAB II PEMBUKAAN Pasal 2 Pembukaan satuan program pendidikan di lingkungan Universitas harus memperhatikan ketentuan pokok sebagai berikut: a. Adanya prospek pekerjaan yang jelas yang didukung dengan data survei bagi lulusan satuan program pendidikan yang bersangkutan sehingga tidak menimbulkan pengangguran baru; b. Adanya kepastian bahwa satuan program pendidikan yang hendak dibuka sejalan dengan visi dan misi Universitas serta tidak mengakibatkan beban tambahan finansial bagi Badan Wakaf; c. Untuk menjamin tidak terjadinya kekurangan lulusan yang diperlukan pasar, maka satuan program pendidikan yang hendak dibuka harus sesuai dengan kebutuhan; d. Pembukaan satuan program pendidikan perlu memperhatikan keadaan lingkungan, seperti penyelenggaraan program pendidikan sejenis pada perguruan tinggi lain. Pasal 3 (1) Rancangan pembukaan satuan program pendidikan sekurang-kurangnya memuat: a. Rencana Induk Pengembangan (RIP); b. Kurikulum; c. Tenaga kependidikan; d. Analisis potensi calon mahasiswa; e. Analisis pendayagunaan output/pemakai jasa lulusan; f. Sumber pembiayaan; g. Sarana dan prasarana; h. Organisasi penyelenggaraan. (2) RIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan pedoman dasar pengembangan untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun yang disusun berdasarkan hasil studi kelayakan. (3) RIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) memuat materi pokok: a. Bidang Akademik: 1. Program kegiatan; 2. Organisasi penyelenggaraan; 3. Sumber daya manusia; 4. Sarana akademik; 5. Kerjasama; 3

6. Program pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat dan dakwah Islamiyah. b. Administrasi kepegawaian; c. Prasarana perkuliahan; d. Pembiayaan; e. Tahapan penetapan sasaran dan kuantitatif dalam bidang akademik, organisasi, dan ketatalaksanaan serta pengembangan tempat pembelajaran. Pasal 4 (1) Studi kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) sekurang-kurangnya memuat: a. Latar belakang dan tujuan; b. Jenis dan nama; c. Unsur penunjang kegiatan catur dharma, administrasi, dan perangkat teknis lainnya seperti laboratorium dan perpustakaan; d. Dosen dan tenaga kependidikan lain serta pengembangannya; e. Tenaga Administrasi dan rencana pengembangannnya; f. Sumber dana kegiatan akademik; g. Tanah yang dimiliki untuk pengembangan kampus; h. Bidang ilmu yang akan diselenggarakan; i. Daya tampung mahasiswa dalam lima tahun mendatang; j. Kebutuhan masyarakat akan tenaga ahli yang akan dihasilkan; k. Prospek minat mahasiswa; l. Fasilitas fisik untuk keperluan kuliah, dosen, laboratorium, studio, unit pelaksana teknis, ruang instalasi, dan kantor serta rencana pengembangannya; m. Pembiayaan selama lima tahun yang meliputi biaya investasi, penyelenggaraan, dan proyeksi aliran dana; n. Kesimpulan yang meliputi analisis akademik dan administratif, analisis keuangan dan analisis pemenuhan kepentingan masyarakat dan pembangunan. Pasal 5 Rancangan Pembukaan satuan program pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan Studi Kelayakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) sebelum dibahas dalam Rapat Senat Universitas, terlebih dahulu dibahas secara mendalam oleh Komisi I (Bidang Akademik) Senat Universitas. Pasal 6 (1) Kurikulum satuan program pendidikan disusun sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 4

(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari program kegiatan akademik. (3) Program kegiatan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat sekurangkurangnya keterangan mengenai tujuan pembukaan, kurikulum, silabi, peraturan akademik, administratif, dan prospek lulusan. (4) Program kegiatan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) disusun berdasarkan semester. Pasal 7 (1) Dosen tetap pada setiap satuan program pendidikan yang akan dibuka sekurangkurangnya 6 (enam) orang dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan satuan program pendidikan yang akan dibuka dan peraturan perundangan yang berlaku. (2) Satuan program pendidikan yang akan dibuka yang di dalam penyelenggarannya memerlukan dukungan lebih dari satu satuan program pendidikan, maka selain ketentuan ayat (1) disyaratkan pula harus mempunyai dosen tetap dari masing-masing satuan program pendidikan pendukung. (3) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) pada satuan program pendidikan yang akan dibuka secara mandiri maupun melalui kerjasama dengan pihak luar, dapat digantikan dengan dosen kontrak untuk masa sekurang-sekurangnya 5 (lima) tahun sebagai dosen tetap atau dosen pihak luar mitra kerjasama yang ditugaskan sebagai dosen tetap pada satuan program pendidikan yang bersangkutan. Pasal 8 Nisbah dosen tetap dengan mahasiswa setingi-tingginya, untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial 1: 30 (satu berbanding tiga puluh), dan untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan alam 1: 20 (satu berbanding dua puluh), atau sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 9 Sarana dan prasarana satuan program pendidikan, yang meliputi fasilitas fisik pendidikan, yang dimiliki sendiri atau disewa atau dikontrak untuk sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun, dibuktikan dengan tanda bukti pemilikan atau perjanjian dengan ketentuan sekurangkurangnya: a. Ruang kuliah: 0,5 m 2 per mahasiswa; b. Ruang dosen tetap: 4 m 2 per dosen tetap; c. Ruang administrasi dan kantor 4 m 2 per orang; d. Ruang perpustakaan dengan buku pustaka: 1. Satuan Program Pendidikan setingkat Program Diploma dan Program Sarjana (S1): a) buku Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) 1 (satu) judul per mata kuliah; b) buku Matakuliah Ketrampilan dan Keahlian (MKK) 2 (dua) judul per mata kuliah; 5

c) jumlah buku sekurang-kurangnya 10% dari jumlah mahasiswa dengan memperhatikan komposisi jenis judul; d) berlangganan jurnal ilmiah sekurang-kurangnya 1 (satu) judul untuk setiap satuan program pendidikan. 2. Satuan program pendidikan setingkat Pascasarjana untuk setiap program adalah 500 judul buku dan berlangganan minimal 2 (dua) jurnal ilmiah yang terakreditasi pada bidang ilmu yang relevan. e. Ruang laboratorium dan unit komputer serta sarana untuk praktikum dan/atau penelitian sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 10 Usul pembukaan satuan program pendidikan diajukan oleh Rektor selaku Ketua Senat Universitas kepada Pengurus Harian Badan Wakaf berdasarkan hasil studi kelayakan dan rancangan pembukaan satuan program pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. Pasal 11 Pembukaan satuan program pendidikan di lingkungan Universitas dilakukan dengan tahapan dan tata cara sebagai berikut: a. Penyusunan studi kelayakan dan rancangan pembukaan satuan program pendidikan yang dilakukan oleh suatu tim yang dibentuk oleh Rektor; b. Pembahasan dan pengesahan hasil studi kelayakan dan rancangan pembukaan satuan program pendidikan sebagaimana dimaksud huruf a oleh Senat Fakultas dan Senat Universitas; c. Pengajuan usulan oleh Rektor kepada Pengurus Harian Badan Wakaf dengan dilampiri studi kelayakan dan rancangan pembukaan satuan program pendidikan sebagaimana dimaksud pada huruf b serta berkas-berkas yang diperlukan yang berkaitan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4; d. Pengajuan izin ke lembaga terkait oleh Rektor dan Pengurus Harian Badan Wakaf dengan dilampiri lampiran sebagaimana dimaksud pada huruf c dan : 1. Referensi Bank dan bukti lain berkenaan dengan dana penyelenggaran; 2. Akte Notaris Pendirian Badan Wakaf; 3. Statuta Universitas Islam Indonesia; 4. Surat Keterangan tidak terlibat pelanggaran hukum bagi Pengurus Harian Badan Wakaf; 5. Tanda bukti kepemilikan dan/atau perjanjian sewa atau kontrak atas tanah dan sarana serta prasarana fisik lainnya. Pasal 12 (1) Pengurus Harian Badan Wakaf memberi pertimbangan kepada Rektor selaku Ketua Senat Universitas atas usul pembukaan satuan program pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10. (2) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas: 6

a. Pemenuhan persyaratan; b. Pengembangan dan keseimbangan kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian dengan mempercepat pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan penerapannya; c. Pengembangan peta pendidikan di suatu wilayah yang menggambarkan jumlah dan jenis satuan program pendidikan yang sudah ada, sebaran lembaga dan daya dukung wilayah yang bersangkutan; d. Pengembangan bidang ilmu yang strategis, dengan membatasi bidang ilmu yang telah dianggap mencukupi kebutuhan pembangunan. Pasal 13 Satuan Program Pendidikan yang baru dibuka dapat menyelenggarakan kegiatannya setelah mendapat Surat Ijin Penyelenggaraan Satuan Program Pendidikan dari lembaga terkait. BAB III PENGGABUNGAN Pasal 14 (1) Penggabungan satuan program pendidikan dapat dilakukan dengan menggabungkan 1 (satu) atau lebih satuan program pendidikan dengan satuan program pendidikan yang lain. (2) Penggabungan satuan program pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan memperhatikan: a. Ketentuan pemerintah; b. Kaidah Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Badan Wakaf; c. Statuta Universitas Islam Indonesia; d. Kecuali Program Pascasarjana dan Program Profesi, jumlah total mahasiswa kurang dari 30 orang untuk Program Diploma selama 3 (tiga) tahun berturut-turut, dan kurang dari 40 orang untuk Program S1 selama 4 (empat) tahun berturut-turut; e. Ketidakmampuan melanjutkan penyelenggaraan pendidikan; f. Kedekatan rumpun keilmuan; g. Lulusan tidak dapat terserap oleh pasar; h. Efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan. (3) Usul penggabungan satuan program pendidikan diajukan oleh Rektor selaku Ketua Senat Universitas kepada Pengurus Harian Badan Wakaf berdasarkan hasil evaluasi terhadap satuan program pendidikan yang bersangkutan. (4) Usul penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilampiri dengan rancangan penggabungan satuan program pendidikan yang bersangkutan yang sekurangkurangnya memuat: a. Pemberdayaan tenaga kependidikan; b. Mahasiswa; 7

c. Organisasi penyelenggaraan; d. Pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan; e. Pendayagunaan keuangan; f. Manajemen administrasi. (5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan rancangan penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebelum dibahas dalam Rapat Senat Universitas, terlebih dahulu dibahas secara mendalam oleh Komisi I (Bidang Akademik) Senat Universitas. Pasal 15 Penggabungan satuan program pendidikan di lingkungan Universitas dilakukan dengan tahapan dan tata cara sebagai berikut: a. Evaluasi dan penyusunan rancangan penggabungan satuan program pendidikan yang bersangkutan dilakukan oleh suatu tim yang dibentuk oleh Rektor; b. Pembahasan dan pengesahan hasil evaluasi dan rancangan penggabungan sebagaimana dimaksud huruf a oleh Senat Fakultas dan Senat Universitas; c. Pengajuan usulan penggabungan satuan program pendidikan oleh Rektor kepada Pengurus Harian Badan Wakaf dengan dilampiri hasil evaluasi dan rancangan penggabungan sebagaimana dimaksud pada huruf b; d. Pengajuan izin ke lembaga terkait dilakukan oleh Rektor dan Pengurus Harian Badan Wakaf dengan dilampiri lampiran sebagaimana dimaksud pada huruf c. Pasal 16 (1) Pengurus Harian Badan Wakaf memberi pertimbangan kepada Rektor selaku Ketua Senat Universitas atas usul penggabungan satuan program pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) dan ayat (4). (2) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas: a. Pemenuhan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2); b. Pengembangan dan keseimbangan kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian dengan mempercepat pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan penerapannya; c. Pengembangan peta pendidikan di suatu wilayah yang menggambarkan jumlah dan jenis satuan program pendidikan yang sudah ada, sebaran lembaga, dan daya dukung wilayah yang bersangkutan; d. Pengembangan bidang ilmu yang strategis dengan membatasi bidang ilmu yang telah dianggap mencukupi kebutuhan pembangunan. Pasal 17 Satuan Program Pendidikan yang baru digabung dapat menyelenggarakan kegiatannya setelah mendapat Surat Ijin Penyelenggaraan Satuan Program Pendidikan dari lembaga terkait. 8

BAB IV PENUTUPAN Pasal 18 (1) Satuan program pendidikan di lingkungan Universitas dapat ditutup karena: a. Ketentuan pemerintah; b. Kaidah Dasar dan Peraturan Rumah Tangga Badan Wakaf; c. Statuta Universitas Islam Indonesia; d. Tidak dapat digabung dengan satuan program pendidikan lain; e. Selama masa penggabungan tidak menunjukkan perkembangan yang lebih baik dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun untuk Program Diploma serta 4 (empat) tahun untuk Program S1. (2) Usul penutupan diajukan oleh Rektor selaku Ketua Senat Universitas kepada Pengurus Harian Badan Wakaf berdasarkan hasil evaluasi terhadap satuan program pendidikan yang bersangkutan. (3) Usul penutupan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiri hasil evaluasi dan rancangan penutupan satuan program pendidikan yang bersangkutan yang memuat sekurang-kurangnya : a. Pemberdayaan tenaga kependidikan; b. Mahasiswa; c. Organisasi penyelenggaraan; d. Pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan; e. Pendayagunaan keuangan; f. Manajemen administrasi. (4) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan rancangan penutupan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebelum dibahas dalam Rapat Senat Universitas, terlebih dahulu dibahas secara mendalam oleh Komisi I (Bidang Akademik) Senat Universitas. Pasal 19 Penutupan satuan program pendidikan di lingkungan Universitas dilakukan dengan tahapan dan tata cara sebagai berikut: a. Evaluasi dan penyusunan rancangan penutupan terhadap satuan program pendidikan yang bersangkutan dilakukan oleh suatu tim yang dibentuk oleh Rektor; b. Pembahasan dan pengesahan hasil evaluasi dan rancangan penutupan terhadap satuan program pendidikan sebagaimana dimaksud pada huruf a oleh Senat Fakultas dan Senat Universitas; c. Pengajuan usulan penutupan satuan program pendidikan oleh Rektor kepada Pengurus Harian Badan Wakaf dengan dilampiri hasil evaluasi dan rancangan penutupan sebagaimana dimaksud pada huruf b; 9