BAB I PENDAHULUAN. demikian, timbul misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras Kulit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah unsur-unsur tadi, film itu sendiri mempunyai banyak unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda. Penggolongan manusia tersebut disebut dengan ras

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. dan terjadi peningkatan pada komunikasi antarbudaya (Sihabudin, 2013 : 2-3).

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi perkembangan dunia perfilman. Film di era modern ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

BAB I PENDAHULUAN. medium yang lain seperti menyebarkan hiburan, menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini film adalah media yang paling populer. Kemunculan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. sistem diskriminasi dan pemisahan ras (apartheid). Sistem diskriminasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interaksi dan komunikasi merupakan komponen terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suka maupun duka pasti di alami oleh manusia yang mau bekerja keras.

BAB I PENDAHULUAN. efektif selain dari media cetak dan media elektronik seperti televisi.

BAB I PENDAHULUAN. verbal. Komunikasi yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari hari ialah. yang melibatkan banyak orang adalah komunikasi massa.

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, sering juga disebut movie, film sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana media massa pada umumnya, film menjadi cermin atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. realitas yang tumbuh, serta berkembang di dalam masyarakat, kemudian

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang kita dapatkan. Banyak orang berilmu membagi wawasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi kehidupan kita tanpa

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03)

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan industri pertelevisian dewasa ini, membuat

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam reaksi oleh lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi karena lesbian

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

PENDAHULUAN. aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukakan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian

REPRESENTASI KENAKALAN REMAJA DALAM IKLAN FRUIT TEA VERSI PULO GADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.komunikasi massa

BAB I PENDAHULUAN. cerita adalah film yang menyajikan kepada publik sebuah cerita

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam kehidupan, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan

BAB IV PENUTUP. menggunakan analisis semiotik John Fiske tentang representasi asimilasi etnis

BAB I PENDAHULUAN. pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak atau sesaat.

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahkluk hidup yang tidak dapat hidup tanpa

Singgih D. Gunarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang sudah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memperlihatkan pihak Amerika sebagai penyelamat bagi negara-negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kasus kekerasan seksual, free sex,dan semacamnya. Dengan semakin

BAB V PENUTUP. yang memungkinkan terjadinya rasisme antara orang kulit putih. pemikiran orang kulit putih kepada orang kulit hitam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Arus dunia komunikasi saat ini mengalir sangat cepat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Edy Sedyawati dkk (2009:3) bahwa, seni media rekam atau yang sering disebut seni media.

Komunikasi dan Masalah Sosial

BAB I PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. Televisi juga dikenal sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan masalah terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengaruh, dampak dan implikasi pada seluruh kehidupan manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sejarah bangsa-bangsa, konsepsi mengenai beragam ciri fisik manusia itu telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah paham besar yang hidup dalam pandangan manusia berbagai bangsa (Koentjaraningrat, 2009:74) Salah paham itu mengacaukan ciri-ciri ras (yang sebenarnya harus dikhususkan pada ciri-ciri jasmani semata-mata), dengan ciri-ciri rohani; dan lebih dari itu, salah paham tadi memberi penilaian tinggi rendah kepada rasras berdasarkan perbedaan tinggi rendah rohani dari ras-ras itu. Dengan demikian, timbul misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras Kulit Putih, lebih kuat daripada misalnya ras-ras lain; tetapi lebih dari itu ada anggapan bahwa ras Kulit Putih pada dasarnya juga lebih pandai, lebih maju, lebih luhur, pendeknya lebih tinggi rohaninya daripada ras-ras lain. Anggapan salah ini timbul bersama-sama dengan perkembangan kekuasaan bangsabangsa Eropa (yang kebetulan semuanya berasal dari ras kulit putih itu) terhadap bangsa-bangsa lain di luar Eropa (yang kebetulan untuk sebagian besar berasal dari ras-ras bukan kulit putih ), dan dipraktikkan ke dalam suatu gejala sosial yang terdapat di banyak negara di dunia sampai sekarang ialah gejala diskriminasi ras (Koentjaraningrat, 2009:74). 1

Ras adalah ciri-ciri tubuh yang terdapat pada sebagian besar individuindividunya, walaupun tiap individu memiliki ciri-ciri tubuh yang berbedabeda (Koentjaraningrat, 2009: 11) Stereotip merupakan salah satu bentuk prasangka antar etnik/ras. Orang cenderung membuat kategori atas tampilan karakteristik perilaku orang lain berdasarkan kategori, ras, jenis kelamin, kebangsaan, dan tampilan komunikasi verbal maupun non verbal (Liliweri, 2005:207) Gunnar Myrdal dalam tulisan klasiknya, An American Dilemma, mengemukakan bahwa sikap stratifikasi sosial muncul karena adanya prasangka di antara orang kulit putih dan kulit hitam (saling mencurigai). Menurut orang kulit putih, orang kulit hitam merupakan minoritas yang patut menjadi subordinasi orang kulit putih. Sebaliknya, orang kulit hitam mempertanyakan, mengapa orang kulit putih harus menjadi ordinasi orang kulit hitam? Status inferior orang kulit hitam diperkuat lagi oleh stereotip negatif yang diberikan orang kulit putih terhadap orang kulit hitam, seolaholah si kulit hitam merupakan warga negara kelas dua. Proses tersebut ibarat lingkaran setan yang membekas turun temurun dan membentuk persepsi minoritas-mayoritas (Liliweri, 2005:170) Menurut Samovar (2009:171) kebanyakan stereotipe berasal dari media massa dan disebarluaskan melalui berbagai macam media, misalnya seperti iklan, film, dan sitkom televisi, serta sinetron. 2

Stereotipe terhadap suatu ras tertentu banyak dimunculkan dalam filmfilm, khususnya film Hollywood. Misalnya dalam film Crash, pada film ini, masyarakat Amerika berkulit putih menganggap warga kulit hitam adalah orang-orang kriminal, tak beretika, dan tidak memiliki nilai dan norma. Ada rasa takut dalam diri warga kuli putih ketika mereka bertemu dengan warga kulit hitam. Pengaruh film itu besar sekali terhadap jiwa manusia. Penonton tidak hanya terpengaruh sewaktu atau selama duduk di dalam gedung bioskop, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama. Yang mudah dan dapat terpengaruh oleh film ialah anak-anak dan pemuda-pemuda. Kita sering menyaksikan mereka yang tingkah lakunya dan cara berpakaiannya meniruniru bintang film (Effendy, 2007:208) Kalau saja pengaruh film itu terbatas hanya pada cara berpakaian dan cara bergaya, maka pengaruh film tidaklah menimbulkan efek yang negatif. Celakanya pengaruh film itu sering menimbulkan akibat yang lebih jauh. Psikolog Amerika Serikat Profesor Spiegel menyatakan bahwa pembunuhan dan kekerasan di Amerika Serikat secara luas dicerminkan oleh film (Effendy, 2007:208) Film adalah medium komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan (Effendy, 2007:209). 3

Banyak film-film yang diproduksi mengaitkan dunia seni yaitu film itu sendiri sebagai sebuah karya seni, dan permasalahan-permasalahan yang kerap ditemui di dunia, seperti film mengenai perang, komedi, romantis, film yang diangkat dari dongeng maupun novel (Ardianto, 2004: 143) Film cerita adalah film yang menyajikan kepada publik sebuah cerita. Sebagai cerita harus mengandung unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa manusia. Film yang bersifat auditif visual, yang dapat disajikan kepada publik dalam bentuk gambar yang dapat dilihat dengan suara yang dapat didengar, dan yang merupakan suatu hidangan yang sudah masak untuk dinikmati, sungguh merupakan suatu medium yang bagus untuk mengolah unsur-unsur tadi. Unsur-unsur seks dan kejahatan adalah unsur-unsur cerita yang dapat menyentuh rasa manusia, yang dapat membuat publik terpesona, yang dapat membikin publik tertawa terbahak-bahak, menangis terisak-isak, dapat membuat publik dongkol, marah, terharu, iba, bangga, gembira, tegang, dan lain-lain. Maka diambillah episode-episode dari kitab Injil, kisah-kisah dari sejarah, cerita nyata dan kehidupan sehari-hari, atau juga khayalan untuk kemudian diolah menjadi film (Effendy, 2007:212) Sebagai representasi dari realitas, film membentuk dan menghadirkan kembali realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaannya (Sobur, 2013:128) Pesan-pesan dalam film, biasanya lebih membekas di ingatan penontonnya ketimbang media lainnya, seperti buku atau radio. Film memiliki kekuatan perusasi yang sangat besar. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau 4

banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli mengatakan bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. (Sobur, 2013:127) Film merupakan bidang penerapan semiotika. Film dibangun dengan tanda melulu (Van Zoest, 1993:109). Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis semiotika. Seperti dikemukakan oleh van Zoest dalam Sobur, film dibangun dengan tanda semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan (Sobur, 2013:128) The Blind Side (2009) adalah sebuah film drama Amerika karya John Lee Hancock. Film ini bertemakan olahraga, diangkat dari kisah nyata tentang seorang remaja Afrika-Amerika miskin yang tinggal di tengah-tengah warga kulit putih bernama Michael Oher. Dilihat dari bentuk fisiknya yang berkulit hitam dan berukuran lebih besar daripada anak seumurnya, juga kemampuan intelektualitas yang rendah, Oher kerap kali mengalami penolakan dari teman-temannya. Namun setelah diadopsi oleh keluarga kulit putih, ia bisa menjadi sukses. Walaupun film ini mempunyai cerita yang inspiratif, tidak berarti film ini bebas dari kritikan, racismreview.com, sebuah situs yang khusus membahas tentang rasisme menulis bahwa film ini menambah daftar film dimana orang kulit putihlah yang menjadi pahlawan atau penyelamat dalam sebuah film. 5

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana representasi stereotipe ras kulit hitam dalam film The Blind Side? 2. Apa makna tanda-tanda visual dan non-visual yang merepresentasikan stereotipe ras kulit hitam dalam film The Blind Side jika dianalisis menggunakan metode semiotik Charles S. Peirce? 1.3 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana representasi unsur stereotipe dalam film The Blind Side. 2. Untuk mengetahui makna dari tanda-tanda yang merepresentasikan stereotipe dalam film The Blind Side dengan menggunakan teknik analisis semiotik dari Charles S. Peirce. 1.4 Manfaat Penelitian Pada penelitian ini manfaat penelitian akan dibagi menjadi dua, yaitu secara akademik dan praktis 1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian ini dapat digunakan oleh para peneliti yang ingin melakukan penelitian mengenai tema sejenis, dan diharapkan penelitian 6

ini juga bisa memberi kontribusi bagi ilmu komunikasi khususnya bidang kajian semiotika film. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat bahwa suatu film dapat dilihat dari berbagai sisi, salah satunya semiotika yang dapat digunakan untuk membaca tanda-tanda yang digunakan oleh pembuat film untuk menyampaikan maksudnya. 7