BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Plastik 2.1.1 Pengertian Plastik Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Istilah plastic mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik, namun ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi (Wikipedia, 2009; Azizah, 2004). Plastik merupakan material yang secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke- 20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 220 juta ton/tahun pada tahun 2005 (Wikipedia,2009). 2.1.2 Jenia-jenis Plastik 1. Termosetting
6 yaitu plastik yang dalam proses pembentukannya memerlukan panas (untuk melunakkan bahan plastiknya) dan dengan menambahkan unsur kimia tertentu akan menimbulkan perubahan kimiawi (polimerisasi), sesudah itu plastik mengeras dan tidak akan menjadi lunak walaupun dipanaskan kembali. 2. Termoplastik yaitu plastik yang akan menjadi lunak bila menerima pemanasan, dan menjadi keras bila suhu turun kembali. Karena itu termoplastik mudah dibentuk dan dapat didaur-ulang beberapa kali dengan melakukan pemanasan setiap kali membentuknya. 2.1.3 Karakteristik Plastik 1. Densitas, plstik yang berbeda memiliki kepadatan yang berbeda,namun semuanya lebih ringan dari semua jenis bahan lainnya. 2. Ketahanan. Sebagian besar plastik bersifat tahan lama (awet) dalam berbagai situasi. Sebagian diantaranya dapat mengalami penurunan (hancur) setelah terkena terik sinar matahari dalam waktu lama, sebagian besar jenis plastik tahan terhadap tahan kimia. 3. Penghantar listrik. Plastik merupakan penghantar listrik yang sangat rendah sehingga dapat digunakan sebagai penyekat listrik. 4. Penghantar panas. Plastik digunakan sebagai penghambat panas karena memiliki daya penghantar panas sangat rendah.
7 5. Daya benturan. Plastik mengandung daya benturan seperti kekerasan yang terkandung dalan bahan logam. 2.1.4 Sifat-sifat Dasar Plastik 1. Efek dari temperature Cenderung keras dan rapuh pada temperatur rendah dan akan menjadi lunak serta fleksibel pada temperatur tinggi. 2. Berat Plastik mempunyai sifat lebih ringan dari logam dan mempunyai Specificgrafity sedikit diatas 1.0. 3. Efek dari Listrik Plastik sangan tahan terhadap aliran listrik dan merupakan konduktor panas yang buruk, sehingga plastik banyak diaplikasikan sebagai isolator. 4. Efek dari pengerjaan Plastik dapat di-finishing dengan proses permesinan dengan mesin (machining). 2.2 Perpindahan Panas Perpindahan panas itu dapat berlangsung dengan beberapa cara, yaitu : a. Konduksi/Hantaran ( Conduction ) b. Konveksi ( Convection) 2.2.1 Konduksi Perpindahan panas yang terjadi karena molekul-molekul suatu bahan saling berbenturan dan dengan demikian saling meneruskan energy panas yang mereka
8 miliki, jika ujung suatu batang besi mempunyai suhu yang tinggi maka energi panas akan dialirkan sepanjang batang besi hingga ujung dengan suhu yang rendah sebab partikel dengan kecepatan yang tinggi akan ber-tabrakan dengan partikel yang lebih lambat dan memindahkan eneergi ke partikel yang suhunya rendah tersebut. 2.2.2 Konveksi Perpindahan panas dari satu tempat ke tempat lain akibat perpindahan bahannya sendiri. Perpindahan yang terjadi bias melalui dua cara yaitu : a. Konveksi alamiah atau konveksi bebas. Bahan yang mengalir terjadi akibat perbedaan rapat massa. b. Konveksi yang dipaksa. Bahan yang dipanaskan dipaksa bergerak dengan angina tau mesin berupa alat peniup, pompa atau kipas. 2.2.3 Elemen Pemanas Bahan-bahan yang paling banyak digunakan untuk pembuatan elemen pemanas listrik terdiri dari campuran : Krom nikel Krom-nikel-besi Krom-besi-aluminium Supaya elemennya lebih tahan lama, dicampurkan juga sedikit unsure-unsur lain. Tahanan jenis logam-logam campuran inii berkisar antara ( 1-1.5 ). 10 a. Harus tahan lama pada suhu yang dikehendaki. b. Mekanis harus cukup kuat pada suhu yang dukehendaki. c. Koefisien muainya harus kecil, sehingga perubahan bentuknya pada suhu yang dikehendaki tidak terlalu besar.
9 d. Tahanan jenisnya harus tinggi. e. Koefisien suhu harus kecil, sehingga arus kerjanya sedapat mungkin konstan. 2.3 Mesin Las Plastik Frekuensi Tinggi 2.3.1 Prinsip Kerja prinsip HF pengelasan didasarkan pada pemanasan dielektrik material yang akan di las. Bahan yang akan dilas diletakkan diantara dua logam (elektroda), dimana tegangan frekuensi tinggi terhubung kelempengan, akibatnya molekulmolekul yang adapada material plastic bergetar, yang akan mengakibatkan pemanasan hingga mencair (peleburan) suhu, dengan membawa dua lapisan bahan kedalam bidang HF pada waktu dan penekanan yang bersamaan, lapisan akan mencair dan sambungan las yang kuat akan terbentuk. 2.3.2 Teori Dasar Pengelasan Secara sederhana dapat diartikan bahwa pengelasan merupakan proses penyambungan dua buah logam sampai titik rekristalisasi logam baik menggunakan bahan tambah maupun tidak dan menggunakan energi panas sebagai pencair bahan yang dilas. Sedangkan pengertian pengelasan menurut Widharto (2003) adalah salah satu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Wiryosumarto dan Okumura (2004) menyebutkan bahwa pengelasan adalah penyambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
10 Penyambungan dua buah logam menjadi satu dilakukan dengan jalan pemanasan atau pelumeran, dimana kedua ujung logam yang akan disambung di buat lumer atau dilelehkan dengan busur nyala atau panas yang didapat dari busur nyala listrik (gas pembakar) sehingga kedua ujung atau bidang logam merupakan bidang masa yang kuat dan tidak mudah dipisahkan (Arifin,1997). Saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan. Dari seluruh jenis pengelasan tersebut hanya dua jenis yang paling populer di Indonesia yaitu pengelasan dengan menggunakan busur nyala listrik (Shielded metal arc welding/ SMAW) dan las karbit (Oxy acetylene welding/oaw). Pengelasan dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut: a. Pemanasan tanpa tekanan b. Pemanasan dengan tekanan c. Tekanan tanpa memberikan panas dari luar (panas diperoleh dari dalam material itu sendiri). d.tanpa logam pengisi dan dengan logam pengisi.