PERJANJIAN MURABAHAH DALAM TEORI DAN APLIKASINYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan teori yang perkembangannya dimulai sejak tahun 1950-an,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan, yaitu: (i) murabahah, (ii) salam dan salam paralel (iii) istishna

AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan landasan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Terutama yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi dari masyarakat dan korporasi mengakibatkan banyak terdapat jasa

MEKANISME PEMBIAYAAN MURABAHAH Oleh : Naili Rahmawati, M.Ag.* 1

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana bertemunya pemilik, pengguna dan pengelola modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen risiko menurutbank Indonesia adalah. serangkaianprosedur dan metode yang digunakanuntuk mengidentifikasi,

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary instution), yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bunga merupakan harga yang harus dibayar/diterima untuk

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

MASALAH PENGGUNAAN CEK KOSONG DALAM TRANSAKSI BISNIS

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN MODAL KERJA MENURUT FATWA. DEWAN SYARIAH NASIONAL No.

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis tidak lepas dari peran bank selaku pelayan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. masalah perekonomian. Allah SWT berfirman QS;17:9 Sesungguhnya Al Qur an ini

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Piutang Usaha terhadap Laba pada BMT Istiqomah Tulungagung

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. di bidang perbankan. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki dan. memperkokoh ketahanan nasional.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuhnya pemahaman masyarakat bahwa bunga (interest) dan

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dikarenakan dari hasil penyaluran pembiayaan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah berdirinya Bank Syari ah Indonesia. Bank syari ah diminati karena bank

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB II Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK SYARIAH, PEMBIAYAAN SYARIAH, DAN JAMINAN. diperkenalkan dengan istilah bagi hasil dalam sistem perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, Perbankan Syariah di Indonesia. mengalami perkembangan yang cukup pesat dan signifikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB I PENDAHULUAN. untuk investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

diinginkan nasabah kepada pihak lainnya seperti kepada supplier yang Baitul māl wa tamwīl (BMT) Amanah Ummah cabang Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

pengembangan perbankan syariah terutama di Indonesia. Permasalahan yang permintaan masyarakat akan produk dan jasa perbankan syariah, dengan modal

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan yang segera dari hukum itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

Transkripsi:

PERJANJIAN MURABAHAH DALAM TEORI DAN APLIKASINYA M. Shidqon Prabowo Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim A. PENDAHULUAN Sebagai suatu entitas ekonomi disamping entitas politik, tanpa memandang latar belakang tradisi politik dan budaya, Negara merupakan unite ekonomi sangat berkepentingan dalam menentukan perencanaan dan kebijakan mengenai bagaimana sumber daya yang terbatas harus dialokasikan serta bagaimana hasil akhir dari suatu proses (produksi), baik sentral riil maupun non riil didistribusikan dengan aman diantara anggota-anggota masyarakat. Pengamatan emperis tentang realitas yang didasarkan atas sistematik teori-teori ekonomi islam, memperlihatkan adanya dua ciri utama. Pertama, adanya kecenderungan yang kuat untuk bertolak dari matriks budaya, melalui pendekatan aksiologis untuk membentuk masyarakat ekonomi, melainkan juga membudayakan perekonomian. 1 Kedua, adanya usaha-usaha yang sungguhsungguh untuk mengembangkan model-model matematika dan ekonometrik dari tingkah laku manusia yang telah dipengaruhi nilai-nilai islam 2 termasuk munculnya produk perbankan islam Salah satunya adanya perjanjian murabahah yang sering atau yang mudah digunakan oleh orang karena bersifat islami. Perbankan Islami kini sudah tidak asing lagi, khususnya bagi kalangan pembisnis, lembaga tersebut dapat sebagai alternative jika mereka terbentur 1 Syed Nawab Heider Naqvi, Etika Dan Ilmu Ekonomi Suatu Sintesis Islami, Mizan, Bandung, 1993, hlm 20 2 Ibid, hlm 21

kebutuhan mendesak yang menghambat proyek mereka sehingga para pembisnis mengalihkan perhatianya dari rumitnya prosedur perbankan konvesional ke perbankan yang berbasis islami. Dan saat ini kondisi perbankan belum sepenuhnya memenuhi harapan. Kasus-kasus perbankan yang terjadi dewasa ini baik langsung maupun tidak langsung telah membawa akibatbagi perkembangan perekonomian nasional, antara lain berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Disinilah perbankan islam dapat berkiprah dalam rangka keikutsertaannya memajukan perekonomian nasional dalam rangka memasuki pasar global, karena system perbankan islami yang universal dan komprehensif. 3 B. PERMASALAHAN Apakah produk-produk perbankan islami semisal perjanjian murabahah masih relevan dan sebagai solusi untuk mengatasi krisis ekonomi dan krisis kepercayaan? C. PEMBAHASAN Sebelum penulis melangkah lebih jauh untuk membahas perjanjian murabahah, penulis akan menguraikan sedikit tentang apa itu perjanjian. Perjanjian salah satu sumber perikatan. 4 Secara umum ketentuan mengenai perjanjian ini diatur dalam KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (KUHPerdata), yaitu dalam Buku Ketiga KUHPerdata Pasal 1313 menyebutkan perjanjian adalah Setiap perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Hubungan yang terjadi diantara para pihak dalam perjanjian ini adalah hubungan hukum yang 3 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, Alvabet, Jakarta,2000,hlm 28 4 Selain Perjanjin, Periktatan juga dapat lahir karena ketentuan undang-undang, baik karena undang-undang semata (misalnya kelahiran) maupun perbuatan manusia 86 Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum QISTIE Vol. 7 No. 2 Nov 2014

menimbulkan akibat hukum 5. Atas perjanjian tersebut para pihak dalam perjanjian mempunyai hak dan kewajiban masing-masing, atau disebut prestasi sebagaimana yang ditentukan oleh kedua belah pihak. Prestasi ini sendiri di bagi dalam beberapa bentuk yaitu: (1). Memberikan sesuatu, (2). Melakukan Sesuatu,atau (3). Tidak melakukan sesuatu 6. Tetapi dalam masalah ini ada pengkhususan undang-undang mengenai perbankan islam tanpa adanya intervensi dari KUHPerdata karena meiliki sifat khusus..murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah. Bentuk jual beli ini berlandasan pada kontrak jual-beli atas barang tertentu, dimana pihak penjual harus menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan dalam transaksi jual beli tersebut sehingga dapat diketahui bahwa barang yang diperjual-belikan tidak termasuk barang haram. Begitu pula tentang harga pembelian dan keuntungan yang diambil beserta tata cara pembayarannya harus disebutkan dengan jelas diawal perjanjian. 7 Dalam teknis perbankan Islami, murabahah merupakan salah satu bentuk produk pembiayaan, yaitu melalui akad jual beli antara bank selaku penyedia barang (penjual) dengan nasabah (pembeli). Bank memperoleh keuntungan dari akad jual beli yang telah disepakati bersama. Rukun dan syarat murabahah adalah sama dengan rukun dan syarat dalam fiqih, sedangkan syarat lain seperti barang, harga dan tata cara pembayaranya adalah sesuai dengan kesepakatan antara nasabah dengan bank yang bersangkutan. Harga jual bank adalah harga harga beli dari supplier ditambah keuntungan yang telah disepakati bersama 8. Jadi nasabah mengetahui keuntungan yang diperoleh bank dengan ketentuan selama akad belum berakhir maka harga jual tidak boleh 5 Sudikno Mertokusuma, Mengenal Hukum (suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta, 1991, hlm 97 6 R. Subekti, Aspek-Aspek Hukum Perikatan NAsional, Ctk IV, Alumni Bandung, 1986, hlm 14 7 Tri Handayani, Bank Islami Dalam Sistem Perbankan Nasional.PKPL2 UNWAHAS 2005, Semarang,hlm 133 8 Ibid, hlm 133

berubah. Jika terjadi perubahan harga sedangkan akad belum berakhir maka akad tersebut menjadi batal.. Dalam praktinya, nasabah yang memesan untuk membeli barang diberi kebebasan untuk menunjuk supplier yang telah diketahuinya untuk menyediakan barang dengan spesifikasi dan harga yang sesuai dengan keingina nasabah. Atas dasar itu, kemudian pihak bank melakukan pembayaran kepada supplier secara tunai untuk kemudian pihak bank menjualnya kepada nasabah bank dengan pembayaran yang ditangguhkan, atau dalam istilah perbankan modern dinamakan sebagai pembayaran dengan tempo waktu atau kredit. Pada prinsipnya Al-Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati sebelumnya. Pada intinya Murabahah mengandung dua unsur utama yaitu adanya Ijab dan Kabul adalah ucapan pembeli. Dalam bank Islami, mekanisme al murabahah dikemas dalam bentuk Bai al-salam dan Bai al-istishna. Melalui akad al-murabahah ini, baik bentuk salam maupun istishna nasabah dapat memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh dan memilki barang yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang tunai terlebih dahulu. Dengan kata lain nasabah telah memperoleh pembiayaan al-murabahah dari bank untuk pengadaan barang yangdiinginkan tersebut. Dengan akad ini tentu saja pihak bank islam mendapatkan fee yang dipergunakan sebagai biaya operasional, biaya administrasi maupun hal-hal yang berkenaan dengan masalah pembiayaan untuk mekanisme akad al-murabahah, sehingga tetap saja aspek hukum bisnis melekat pada produk ini 9. Dalam Islam, perdagangan dan perniagaan selalu dihubungkan dengan nilai-nilai moral, sehingga semua transaksi bisnis yang bertentangan dengan kebajikan tidaklah bersifat islami artinya bahwa setiap perdagangan atau penjual harus menyatakan kepada pembeli bahwa barang atau benda tersebut layak dipakai dan tidak ada cacat. 9 Muhammad Nasir, Perkembangan Perbankan Syariah: Peluang dan Tantangan, Makalah Sarasehan Perbankan Syariah, MUI Jawa Tengah, Tanggal 16 Agustus 2004 88 Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum QISTIE Vol. 7 No. 2 Nov 2014

Dalam hal ini pula syarat murabahah harus di perhatikan pula hal ini diugkapkan oleh suroso 10 dalam bukunya mengatakan ada lama (5) syarat:. 1. Mengetahui harga Pertama (Harga Pembelian). Artinya pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu adalah syaratnya sahnya transaksi jual beli; 2. Mengetahui besarnya keuntungan. Artinya keharusan, karena ia merupakan bagian dari harga, sedangkan mengetahui harga adalah sahnya jualbeli. 3. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis, seperti benda-benda takar, ditimbang; 4. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba tersebut terhadap pertama; 5. Transaksi pertama haruslah sah secara syara. Artinya jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tanbahan keuntunga dan hak milik njual beli yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang yang semisal dengan harga, karena tidak benarnya penamaan. Dan juga kenapa masyarakat memilih produk perbankan islami dalam melakukan transaksi khususnya dalam perjanjian murabahah. Dalam hal ini Saeed 11 mengemukakan ada 4 (empat) alasan transaksi jual beli murabahah mendominasi dalam pelaksanaan investasi perbankan syariah, antara lain : 1. Murabahah adalah mekanisme penanaman modal jangka pendek dengan pembagian untung rugi atau bagi hasil / PLS (profit and loss sharing). 10 Suroso, SE, MBA, Jual Beli Murabahah, UUI Press, Cet. Ke-2, 2005. Yogyakarta., hlm. 18 11 Saeed Abdullah, Bank Islam dan Bunga Studi Krisis dan Interperetasi Kontemporer tentang Riba (Terjemahan). Cet Ke-2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm. 140

2. Mark-up (keuntungan atau margin) dalam murabahah dapat ditetapkan dengan cara yang menjamin bahwa bank mampu mengembalikan dibandingkan dengan bank-bank yang berbasis bunga dimana bank-bank islam sangat kompetitif. 3. Murabahah tidak mengizinkan bank islam untuk turut campur dalam manajemen bisnis karena bank bukanlah partner dengan klien tetapi hubungan mereka adalah hubungan kreditur dengan debitur. 4. Murabahah menghindari ketidakpastian yang dilekatkan dengan prolehan usaha berdasarkan sistem PLS. Adapun kelibihanya kontrak murabahah dengan pembayaran tangguh (ditunda) adalah sebagai berikut : 1. Pembeli mengetahui semua biaya (cost) yang semestinya serta mengetahui harga pokok barang dan keuntungan. 2. Subyek penjualan adalah brang atau komoditas. 3. Subyek penjualan hendaknya dimiliki penjual dan ia harus mampu mengirimkannya pembeli 4. Pembayrannya ditunda. 12 Tetapi berbeda dengan pendapatnaya Suroso 13 dimana tarnsaksi jual beli murabaha yang mendominasi penyaluran dana bank syariah yaitu : 1. Mudah diimplementasika. Dimana melihat perubahan paradigma bukanlah yang mudah dilakukan. Sudah ratusan tahun para pelaksana bank syariah memahami bank konvensional, sehingga untuk menjalankan bank syariahpun dimulai dari pengertian dan pemahaman yang selama ini diterapkan dalam bank konvensional. Jual beli murabhah dengan cepat, mudah diimplementasikan dan dipahami, karena para pelaku bank syariah menyamakan murabahah ini sama 12 Ibid., 139 13 Suroso, SE, MBA, Op. Cit., hlm. 12-13 90 Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum QISTIE Vol. 7 No. 2 Nov 2014

dengan kredit investasi konsumtif seperti misalnya, kredit kendaraan bermotor, kredit rumah dll. 2. Pendapatan bank dapat diprediksi. Dalam transaksi murabahah, bank syariah sudah dapat melakukan estimasi pendapatan yang akan diterima, karena dalam transaksi murabahah hutang nasabah adalah harga jual sedangkan dalam harga jual terkandung porsi pokok dan porsi keuntungan. Sehingga dalam keadaan normal, bank dapat memprediksi pendapatan yang akan diterima. 3. Tidak perlu mengenal nasabah secara mendalam. Dalam arti dengan adanya murabahah yang pembayaranya dilakukan dengan tangguh, maka akan timbul hutang oleh nasabah. Dalam hal ini hubungan bank dan nasabah adalah hubungan hutang piutang. Sehingga dalam keadaan bagaimanapun nasabah harus membayar hutang harga barang yang diperjualbelikan. Bank tidak perlu menganalisa dan mencari sumber pengemabalianya secara khusus, tetapi cukup singkat dan global. 4. Menganologikan murabahah dengan pembiayaan konsumtif. Jika diperhatikan, sepintas memang terdapat persamaan antara jual beli murabahah dengan pembiayaan konsumtif. Misalnya saja pembiayaan yang diberikan adalah komoditi (barang) bukn uang, an pembayarannya dapat diberlakukan dengan cara tangguh atau cicilan maupun lainnya. D. PENUTUP Pada dasarnya prinsip akad al-murabahah bisa dijadikan salah satu solusi untuk memecahkan krisis ekonomi dan kepercayaan sehingga masyarakat masih percaya dengan perbankan dan juga pula bahwa akad ini merupakan salah satu akad yang jelas aturanya sehingga nasabah percaya dan jelas apa yang dimaksud dalam perjanjian Al-Murabahah

Melalui akad al-murabahah ini, baik bentuk salam maupun istishna nasabah dapat memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh dan memilki barang yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang tunai terlebih dahulu. Dengan kata lain nasabah telah memperoleh pembiayaan al-murabahah dari bank untuk pengadaan barang yang diinginkan tersebut. Dengan akad ini tentu saja pihak bank islam mendapatkan fee yang dipergunakan sebagai biaya operasional, biaya administrasi maupun hal-hal yang berkenaan dengan masalah pembiayaan untuk mekanisme akad al-murabahah, sehingga tetap saja aspek hukum bisnis melekat pada produk ini Dan juga melalui produk bank islam semisal, kontrak atau perjanjian murabahah yaitu salah satu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bak yang selama ini tidak ada jaminan yang konsisten terhadap bank konvesional atas nasabah. Munculnya perbankan islam salah satunya mengantisipasi hal semacam tersebut. 92 Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum QISTIE Vol. 7 No. 2 Nov 2014

DAFTAR PUSTAKA R. Subekti, 1986, Aspek-Aspek Hukum Perikatan NAsional, Ctk IV, Alumni Bandung. Saeed Abdullah, 2004, Bank Islam dan Bunga Studi Krisis dan Interperetasi Kontemporer tentang Riba (Terjemahan). Cet Ke-2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Sudikno Mertokusuma, 1991, Mengenal Hukum (suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta, Suroso, SE, MBA, 2005, Jual Beli Murabahah, UUI Press, Cet. Ke-2 Yogyakarta Syed Nawab Heider Naqvi, Etika Dan Ilmu Ekonomi Suatu Sintesis Islami, Mizan, Bandung, Tri Handayani, 2005,, Bank Islami Dalam Sistem Perbankan Nasional.PKPL2 UNWAHAS Semarang, Zainul Arifin, 2000, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, Alvabet, Jakarta LAIN_LAIN Muhammad Nasir, Perkembangan Perbankan Syariah: Peluang dan Tantangan, Makalah Sarasehan Perbankan Syariah, MUI Jawa Tengah, Tanggal 16 Agustus 2004