ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI DAN PENURUNAN TIANG PANCANG PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG PENDIDIKAN DAN PRASARANA SERTA SARANA PENDUKUNG POLITEKNIK NEGERI MEDAN Indra Pardamean Parinduri 1, Ir.Rudi Iskandar,MT 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,Jl. Perpustakaan. 5 Kampus USU Medan van_ndra@yahoo.com Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan. 5 Kampus USU Medan Sipil_S_USU@yahoo.com ABSTRAK Pondasi tiang merupakan salah satu jenis dari pondasi dalam yang umum digunakan, yang berfungsi untuk menyalurkan beban struktur kelapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi yang letaknya cukup dalam didalam tanah. Untuk menghitung kapasitas tiang, terdapat banyak rumus yang digunakan. Hasil masing masing rumus tersebut menghasilkan nilai kapasitas yang berbeda beda. Tujuan dari Tugas Akhir ini untuk menghitung dan menganalisis daya dukung tiang pancang pada proyek pembangunan gedung pendidikan dan prasarana serta sarana pendukung politeknik negeri medan. Dimana menghitung daya dukung tiang berdasarkan data lapangan yaitu data sondir, data SPT, dan data manometer. Menghitung gaya lateral ijin. Menghitung daya dukung kelompok tiang berdasarkan nilai effisiensi, Serta menghitung penurunan tiang. Hasil perhitungan daya dukung pondasi terdapat perbedaan nilai, baik dilihat dari penggunaan metode perhitungan Mayerhof Q u = 408,64 ton, metode Aoki De Alencer Q u = 01,56 ton untuk data sondir, metode Mayerhof Q u = 01,09 ton untuk data SPT dan manometer Q u = 09,50 ton, pada alat hydraulic jack. Dari hasil perhitungan daya dukung tiang pancang, lebih aman memakai perhitungan dari hasil data manometer pada alat hydraulic jack karena lebih aktual. Kata kunci : pondasi tiang, daya dukung tiang ABSTRACT Pile foundation is one of a kind commonly used in the foundation, the function for distribute the structure hard ground have bearing capacity of high lying deep enough in the soil. For calculate the capacity of the pile, there are many used formulas. Results of each of these formula generating capacity value different. The purpose of this final duty for calculate and analyzing the bearing capacity of piles in education building projects and infrastructure and supporting facilities state polytechnic of medan. In where calculate pile bearing capacity based on field data sondir, data SPT, and data manometer. Calculate permit lateral force, calculate the bearing capacity of pile groups based on the value efficiency and calculate settlement the pile. The result calculation foundation bearing capacity there are differences in value, good views from used calculation method Mayerhof Q u = 408.64 ton, Aoki De Alencer method Q u = 01.56 ton for data sondir, Mayerhof method Q u = 01.09 ton for data SPT and manometer Q u = 09.50 ton, the tool hydraulic jack. From the result calculation bearing capacity piling, more safed used calculation from the result data manometer for the tool hydraulic jack because more actual. Keywords: pile foundations, pile bearing capacity 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan suatu konstruksi, pertama tama sekali yang dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi ( struktur bawah ) baru kemudian melaksanakan pekerjaan struktur atas. Pembangunan suatu pondasi sangat besar fungsinya pada suatu konstruksi. Secara umum pondasi didefinasikan sebagai bangunan bawah tanah yang meneruskan beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan beban luar yang bekerja pada bangunan ke tanah yang disekitarnya. Bentuk dan struktur tanah merupakan suatu peranan yang penting dalam suatu pekerjaan konstruksi yang harus dicermati karena kondisi ketidaktentuan dari tanah berbeda-beda. Sebelum melaksanakan suatu pembangunan konstruksi yang pertama-tama dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur bawah). Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan teknik sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja 1
diatasnya yaitu beban konstruksi atas. Pondasi ini akan menyalurkan tegangan-tegangan yang terjadi pada beban struktur atas kedalam lapisan tanah yang keras yang dapat memikul beban konstruksi tersebut. Pondasi sebagai struktur bawah secara umum dapat dibagi dalam (dua) jenis, yaitu pondasi dalam dan pondasi dangkal. Pemilihan jenis pondasi tergantung kepada jenis struktur atas apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga tergantung pada jenis tanahnya. Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi tanah cukup baik, biasanya dipakai pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya jenis pondasi dalam adalah pilihan yang tepat. 1.. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah : a. Menghitung daya dukung pondasi tiang pancang dari hasil Sondir, SPT (Standart Penetration Test) dan berdasarkan dari Bacaan Jack Manometer. b. Membandingkan hasil daya dukung tiang pancang dengan metode penyelidikan dari data Sondir, SPT (Standart Penetration Test) dan Bacaan Jack Manometer. c. Menhitung analisa gaya yang bekerja pada kelompok tiang. d. Menghitung daya dukung horizontal. e. Menghitung kapasitas kelompok ijin tiang berdasarkan effisiensi. f. Menghitung penurunan yang terjadi pada pondasi tiang pancang. 1.3. Manfaat Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan bermanfaat bagi : a. Untuk menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan pembanding kelak jika akan melakukan suatu pekerjaan yang sama atau sejenis. b. Terutama bagi penulis sendiri sebagai penambah ilmu pengetahuan dan pengalaman agar mampu melaksanakan kegiatan yang sama pada saat bekerja atau terjun ke lapangan. c. Dapat membantu mahasiswa lainnya sebagai referensi atau contoh apabila mengambil topik bahasan yang sama. 1.4. Pembatasan Masalah Pada pelaksanaan proyek Pengembangan Gedung Pendidikan dan Prasarana Serta Sarana Pendukung Politeknik Negeri Medan, terdapat banyak permasalahan yang dapat ditinjau dan dibahas, maka didalam Penulisan Tugas Akhir ini sangatlah perlu kiranya diadakan suatu pembatasan masalah. Yang bertujuan menghindari kekaburan serta penyimpangan dari masalah yang dikemukakan sehingga semua sesuatunya yang dipaparkan tidak menyimpang dari tujuan semula. Walaupun demikian, hal ini tidaklah berarti akan memperkecil arti dari pokok-pokok masalah yang dibahas disini, melainkan hanya karena keterbatasan belaka. Namun dalam penulisan laporan ini permasalahan yang ditinjau hanya dibatasi pada : a. Perhitungan penurunan hanya pada tiang pancang yang ditinjau. b. Perhitungan daya dukung horizontal dengan menggunakan Metode Broms dan Brinch Hansen. c. Hanya ditinjau pada jenis tiang pancang beton pracetak. d. Tidak meninjau penurunan konsolidasi primer, karena lapisan tanah pada dasar pondasi di dominasi oleh pasir.. TINJAUAN PUSTAKA.1. Menghitungan Daya Dukung Tiang Pancang a. Menggunakan Data Sondir Dapat dilakukan dengan menggunakan metode Aoki dan De Alencar Q u = Q b + Q s = q b A b + f.a s. (1) Q u = Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang. Q b = Kapasitas tahanan di ujung tiang. Q s = Kapasitas tahanan kulit. q b = Kapasitas daya dukung di ujung tiang persatuan luas. A b = Luas di ujung tiang. f = Satuan tahanan kulit persatuan luas. A s = Luas kulit tiang pancang Dapat dilakukan dengan menggunakan metode Meyerhoff Qult = (q c x A p )+(JHL x K 11 )..() Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal. = Tahanan ujung sondir. q c
A p = Luas penampang tiang. JHL = Jumlah hambatan lekat. K 11 = Keliling tiang. b. Menggunakan Data SPT ditentukan dengan menggunakan: Kekuatan ujung tiang (end bearing), (Meyerhof, 1976). Untuk tanah pasir dan kerikil Qp = 40. N-SPT. L/D. Ap < 400. N-SPT. Ap.. (3) Untuk tahanan geser selimut tiang adalah: Qs = N-SPT. p. L.. (4) Untuk tanah kohesif plastis Qp = 9. Cu. Ap (5) Untuk tahanan geser selimut tiang adalah: Qs = α. c u. p. Li Cu = N-SPT. /3. 10 α = Koefisien adhesi antara tanah dan tiang C u = Kohesi Undrained p = keliling tiang Li = panjang lapisan tanah c. Menggunakan Data Dari Hasil Bacaan Jack Manometer Q = P x A... (6) Q = Daya dukung tiang pada saat pemancangan (Ton) P = Bacaan manometer (kg/cm ) A = Total luas efektif penampang piston (cm ).. Menghitung Analisa Gaya Yang Bekerja Pada Kelompok Tiang Untuk menghitung tekanan aksial pada masing-masing tiang adalah sebagai berikut : V M y. xi M x. yi Qi n x y (7) P1 = Beban yang diterima satu tiang pancang (ton) = Jumlah beban vertikal (ton) N = Jumlah tiang pancang Mx = Momen yang bekerja pada kelompok tiang searah sumbu x (tm) My = Momen yang bekerja pada kelompok tiang searah sumbu y (tm) Xi = Jarak tiang pancang terhadap titik berat tiang kelompok pada arah X (m) Yi = Jarak tiang pancang terhadap titik berat tiang kelompok pada arah Y (m) = Jumlah kuadrat tiang pancang pada arah x (m ) = Jumlah kuadrat tiang pancang pada arah y (m ).3. Menghitung Gaya Horizontal Dengan Menggunakan Metode Brinch Hansen dan Metode Broms Metode Brinch Hansen Metode ini berdasarkan teori tekanan tanah dan memiliki keuntungan karena dapat diterapkan baik pada tanah homogen, tanah dengan c- dan tanah berlapis, tetapi hanya berlaku untuk tiang pendek dan dalam solusinya membutuhkan cara coba-coba untuk mendapatkan titik rotasi dari tiang. p u = p o K q + c K c... (8) dengan, p o = tekanan overburden vertical c = kohesi K o K q = faktor yang merupakan fungsi φ dan z/d Metode Broms Metode perhitungan ini menggunakan teori tekanan tanah yang disederhanakan dengan menganggap bahwa sepanjang kedalaman tiang, tanah mencapai nilai ultimit. Keuntungan metode Broms : Dapat digunakan pada tiang panjang maupun tiang pendek. Dapat digunakan pada kondisi kepala tiang terjepit maupun bebas. 3
Kerugian metode Broms : Hanya berlaku untuk lapisan tanah yang homogen, yaitu tanah lempung saja atau tanah pasir saja. Tidak dapat digunakan pada tanah berlapis. Broms membedakan antara tiang pendek dan panjang serta membedakan posisi kepala tiang bebas dan terjepit. Untuk menghitung tahanan tiang ultimit terhadap beban lateral H M u mak 9c d L 3d u H u / L / 3d Untuk menghitung defleksi tiang akibat beban lateral ( n' 1). m ( m 1). n' E g = 1 θ... (1) 90. m. n' E g = Efisiensi kelompok tiang. m = Jumlah baris tiang. n' = Jumlah tiang dalam satu baris. θ = Arc tg d/s, dalam derajat. s = Jarak pusat ke pusat tiang d = Diameter tiang. Metode Los Angeles Group. (9)... (10) 4..(11) 4 khd E pi p.4. Menghitung Kapasitas Kelompok Tiang Berdasarkan Efisiensi Metode Converse-Labarre Formula 1 D E mn 1 nm 1 m 1 1 s. m. n n g =.. (13) E g = Effisiensi kelompok tiang m = Jumlah baris tiang n = Jumlah tiang dalam satu baris s = Jumlah pusat ke pusat tiang d = Diameter tiang.5. Menghitung Penurunan Tiang Pancang Penurunan Pondasi Tiang Tunggal S = S S + S P + S PS..(14) dengan : S = Penurunan total S P = Penurunan dari ujung tiang S PS = Penurunan tiang akibat beban yang diahlikan sepanjang tiang Penurunan Tiang Kelompok Dengan Menggunakan Metode Vesic B g `1 / 4 S g d cm... (15) Dengan : S = Penurunan fondasi tiang tunggal S g = Penurunan fondasi kelompok tiang B g = Lebar kelompok tiang d = Diameter tiang tunggal Dengan Menggunakan Metode Mayerhoff q. B g. I S g =. cm... (16). qc 4
Tiang Pancang dengan : I = L 1 0, 5 8. Bg q = Tekanan pada dasar pondasi B g = Lebar kelompok tiang Q c = Nilai konus pada rata rata kedalaman B g Penurunan yang diijinkan (S ijin ) S total S izin S izin = 10 %. D... (17) d = Diameter tiang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang dari data sondir Kapasitas Tiang dengan Metode Aoki dan De Alencar Pada titik 1 ( S 1 ) diperoleh data sondir, yaitu : Data tiang pancang : Dimensi tiang pancang ( D ) = 50 cm Keliling tiang pancang (O) = 157,079 cm Luas tiang pancang (A P ) = 1963,49 cm a. Perhitungan kapasitas dukung ujung tiang (Q b ) Kedalaman Perlawanan konus (meter) (kg/cm ) 7.0 97 7.40 141 7.60 153 7.80 16 8.00 171 8.0 171 8.40 171 8.60 171 8.80 171 Gambar 3.1 Perkiraan nilai q ca (base) Nilai q ca diambil rata-rata seperti dalam Gambar 3.1 97 14115316 171171171171171 q ca = = 156,44 kg/cm 9 kapasitas dukung ujung persatuan luas (q b ) : q q b = ca ( base) (Nilai F b dari Tabel, beton precast = 1,75) Fb q b = 89,394 kg/cm Kapasitas dukung ujung tiang (Q b ) : Q b = q b x A p = 175,5 ton. b. Perhitungan kapasitas dukung kulit (Q s ) q c (side) = didapat dari nilai rata-rata CR 070 51,80kg / cm 40 5
Gambar 3. Nilai q c (side) pada titik sondir Untuk lapisan tanah pada titik sondir 1 (S-1), Pasir sedang kapasitas dukung kulit persatuan luas (f) : f = q c (side) s (Nilai α s dan F s dari Tabel ) Fs f = 51,8. 0,014 = 0,07 kg/cm 3,5 Kapasitas dukung kulit (Q s ) : Q s = f. A s = 6,04 ton Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang (Q u ) : Q u = Q b + Q s = 01,56 ton Kapasitas ijin tiang (Q a ) : Q a = Q u = 80,6 ton SF kapasitas daya dukung tiang pancang dengan Metode Meyerhof Perhitungan pada titik 1 (S-1) : Data yang diperoleh dari kedalaman 8 meter adalah: Perlawanan Penetrasi konus ( PPK ), q c = 171 kg/cm Jumlah Hambatan Lekat ( JHL ) = 464 kg/cm Luas Tiang Pancang ( A p ) = 1963,49 cm Keliling Tiang Pancang = 157,079 cm Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal (Q ult ): Q ult = (q c. A p ) + (JHL. K) = 408,64 ton Kapasitas daya dukung ijin pondasi (Q ijin ): qc xap Q ijin = JHLxK = 16,50 ton 3 5 3.. Menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang dari data SPT Pada kedalaman 8,00 m sebagai berikut : Q p = 40. N-SPT. D L. Ap < 400. N-SPT. Ap = 01,09 ton 3.3. Menghitung kapasitas daya dukung tiang pancang dari data bacaan Manometer dari Alat hydraulic jack Pada kedalaman 8,00 m,diambil nilai bacaan rata-rata dari titik 15,16,17 dan 18 Q = P x A = 09,50 ton 6
3.4. Menghitung analisa gaya yang bekerja pada kelompok tiang P 1 P 3 P P 4 Gambar 3.3 Gaya yang bekerja pada tiang Data : V = 50,49 ton (diketahui dari perencana) M x = - 40,56 tm (diketahui dari perencana) M y = 9,3 tm (diketahui dari perencana) x 1 = 0,7 m x = 0,7 m x 3 = 0,7 m x 4 = 0,7 m y 1 = 0,7 m y = 0,7 m y 3 = 0,7 m y 4 = 0,7 m x = ( 4 x 0,7² ) = 1,96 m y = ( 4 x 0,7² ) = 1,96 m beban maksimum vertikal yang diterima untuk tiang : P = V M y. xi M x. yi n n. x n. y y = 71,53 ton 3.5. Menghitung gaya lateral Menggunakan Metode Broms H u x 8,35 m 7
Menghitung gaya lateral ultimit H u Dari grafik diperoleh : H u 17 c. d atau H 17 73,33 0,5 u 311, 65 kn u Dengan faktor aman F = 3 H F u kn 3 103,88 atau 10,38 ton Menggunakan Metode Brinch Hansen H u Tiang beton Lempung lunak D = 50 cm -,8 m M y = 93, kn.m 8,35 m Lempung kaku -5,55 m Data teknis tanah E p = 3334,0187 Mpa = 3334018,7 KN / m I = 0,045 m 4 Lempung lunak ; c u = 73,33 KN/m, Ø = 0 sat = 16,83 KN/m 3 lempung kaku ; c u = 73,33 KN/m, Ø = 0 sat = 16,83 KN/m 3 Modulus subgrade tanah k 1 = 5 MN/m 3 Dengan metode Brinch Hansen, menentukan gaya horizontal ultimit yang dapat didukung tiang. Faktor kekakuan untuk modulus tanah konstan R= (EI / K) 1/4 =,64 m Cek tiang panjang atau tiang pendek Tiang panjang bila L > 3,5 R 3,5 R = 9,4 m > 8,35 m, jadi L < 3,5 R sehingga diasumsikan sebagai tiang pendek Sehingga nilai H u = 1,73 kn per meter lebar tiang Untuk 1 tiang berdiameter 0,5 m, maka H u = 0,5 1,73 110, 87 kn=11,08 ton 3.6. Menghitung kapasitas kelompok tiangberdasarkan efisiensi Metode Converse Labarre formula effisiensi kelompok tiang (E g ) : ( n' 1). m ( m 1). n' E g = 1 θ = 0,781 90. m. n' kapasitas kelompok ijin tiang (Q g ) : 1. Data Sondir Q a = 80,6 ton ( Metode Aoki De Alecar ) Q g = E g. n. Q a = 5,06 ton Q a = 163,45 ( Metode Mayerhof ) Q g = E g. n. Q a = 510,6 ton. Data SPT Q a = 85,44 ton ( Metode Mayerhof ) Q g = E g. n. Q a = 66,91 ton 8
3. Data bacaan manometer Q a = 83,80 ton dari rata-rata titik 15,16,17 dan 18 pada kedalaman 8 meter Q g = E g. n. Q a = 61,79 ton Metode Los Angeles Group effisiensi kelompok tiang (E g ) : D E g = 1 [ m (n -1) + n (m-1) + (m-1) (n -1)] = 0,5 s. m. n' kapasitas kelompok ijin tiang (Q g ) : 1. Data Sondir Q a = 80,6 ton ( Metode Aoki De Alecar ) Q g = E g. n. Q a = 167,68 ton Q a = 163,45 ( Metode Mayerhof ) Q g = E g. n. Q a = 339,97 ton. Data SPT Q a = 85,44 ton ( Metode Mayerhof ) Q g = E g. n. Q a = 177,7 ton 3. Data bacaan manometer Q a = 83,80 ton dari rata-rata titik 15,16,17 dan 18 pada kedalaman 8 meter Q g = E g. n. Q a = 174,30 ton 3.7. Menghitung penurunan tiang Penurunan tiang tunggal Penurunan pondasi tiang tunggal dengan menggunakan data sondir : S = S s + S p + S ps = 0,05 cm Dimana :. Qp. Qs L Ss Ap. Ep C p. Qp Sp d. qp Pt 0,5 Sps Vs Iws p. L 155,4 1.. S g B d g c = 0,0036 m = 0,0157 m = 0,00453 m Penurunan kelompok tiang Dengan menggunakan Metode Mayerhof : q. Bg. I Sg = 5,49 cm. q Dengan menggunakan Metode Vesic : = 5,03 cm Penurunan yang diijinkan (S ijin ) : S ijin = 10%. D = 5,00 cm = 50 mm Penurunan total tiang tunggal < penurunan ijin,5 cm < 5,00 cm...maka, perkiraan total tiang tunggal memenuhi syarat aman 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 1. Hasil perhitungan daya dukung ultimit tiang pada kedalaman 8,00 m berdasarkan data sondir, data SPT, dan data dari bacaan manometer pada saat pemancangan adalah sebagai berikut : Dari data sondir Metode Aoki dan De Alenciar, Q ult = 01,56 ton Dari data sondir Metode Mayerhof, Q ult = 408,64 ton 9
Dari data SPT Metode Mayerhof, Q ult = 01,09 ton Dari data bacaan manometer rata-rata, Q ult = 09,50 ton. Hasil perhitungan daya dukung kapasitas ijin kelompok tiang (pile group) berdasarkan effisiensi dengan menggunakan 4 tiang / kelompok : Metode Converse Labbare diperoleh kapasitas kelompok ijin tiang (E g = 0,781) Dari data sondir Metode Aoki dan De Alencar, Q g = 5,06 ton Dari data sondir Metode Mayerhof, Q g = 510,6 ton Dari data SPT Metode Mayerhof, Q g = 66,91 ton Dari data bacaan manometer rata-rata, Q g = 61,79 ton Metode Los Angeles Group diperoleh kapasitas kelompok ijin tiang (E g = 0,5) Dari data sondir Metode Aoki dan De Alencar, Q g = 167,68 ton Dari data sondir Metode Mayerhof, Q g = 339,97 ton Dari data SPT Metode Mayerhof, Q g = 177,7 ton Dari data bacaan manometer rata-rata, Q g = 174,30 ton 3. Dari perhitungan analisa gaya yang bekerja pada kelompok tiang, beban maksimum yang diterima tiang; P = 71,53 ton. 4. Dari perhitungan dengan Metode Broms dan Metode Brinch Hansen diperoleh gaya horizontal ijin pada pondasi untuk satu tiang yaitu Metode Broms H ijin = 10,38 ton. Metode Brinch Hansen H ijin = 11,08 ton. 5. Hasil perhitungan penurunan tiang tunggal (single pile), penurunan kelompok tiang (pile group) dan penurunan ijin sebagai berikut : Penurunan tiang tunggal, S = 0,05 m atau S =,5 cm. Penurunan kelompok tiang kelompok dengan Metode Mayerhof, S g = 5,49 cm. Penurunan kelompok tiang kelompok dengan Metode Vesic, S g = 5,03 cm. Penurunan yang di ijinkan, S ijin = 10%. D = 10%. 50 = 5,00 cm = 50 mm Penurunan total tiang tunggal < penurunan ijin,5 cm < 5,00 cm...maka, perkiraan total tiang tunggal memenuhi syarat aman. 4.. Saran Dari hasil perhitungan dan kesimpulan diatas penulis memberi saran sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan perhitungan hendaknya kita memperoleh data teknis yang lengkap, karena data tersebut sangat menunjang dalam membuat rencana analisa perhitungan, sesuai dengan standar dan syarat-syaratnya.. Pada saat perencanaan pondasi lebih baik memakai hasil dari data sondir dengan memakai metode Aoki dan De Alencar, sedangkan hasil dari data SPT lebih baik memakai metode Meyerhof. 3. Dalam menganalisa daya dukung pondasi penulis menyarankan lebih baik memakai data manometer pada alat hydraulic jack karena lebih aktual DAFTAR PUSTAKA Sosarodarsono, S. dan Nakazawa, K., 1983, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT Pradnya Paramita, Jakarta. Bowlesh, J. E., 1991, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi keempat Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Sarjono, H.S., 1988, Pondasi Tiang Pancang, Jilid 1, Penerbit Sinar Jaya Wijaya, Surabaya. Titi, H. H. and Farsakh, M. A. Y., 1999, Evaluation of Bearing Capacity of Piles from Cone Penetration Test, Lousiana Transportation Research Center. Hardiyatmo, H. C., 1996, Teknik Pondasi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hardiyatmo, H. C., 00, Teknik Pondasi, Edisi Kedua, Beta Offset, Yogyakarta. Das, M. B., 1984, Principles of Foundation Engineering Fourth Edition, Library of Congress Cataloging in Publication Data. 10