PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA HUKUM TERHADAP PENOLAKAN KLAIM ASURANSI JIWA OLEH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG GATSU. Komang Ayu Devi Natasia

PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 DALAM HAL TERJADINYA WANPRESTASI OLEH TERTANGGUNG PADA PROGRAM MITRA BEASISWA

WANPRESTASI DALAM PEMBAYARAN PREMI ASURANSI DIHUBUNGKAN DENGAN TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG ASURANSI JIWA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA

PENYELESAIAN SENGKETA PENANAMAN MODAL ASING DI BALI

Oleh : Ni Putu Eni Sulistyawati I Ketut Sudantra. Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA KEPADA TERTANGGUNG PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE CABANG KUTA

TANGGUNG JAWAB PT. ROYAL EKSPRESS INDONESIA ATAS KERUSAKAN BARANG BERDASARKAN PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

POLIS ASURANSI JIWA YANG DIGADAIKAN SEBAGAI JAMINAN PINJAMAN PADA PERUSAHAAN SEQUIS LIFE

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak

PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT PADA PT ARVIERA DENPASAR

TANGGUNG JAWAB LESSEE TERHADAP MUSNAHNYA BARANG MODAL KARENA KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) DALAM PERJANJIAN LEASING

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

PENGATURAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB KARENA KESALAHAN APABILA TERJADI EVENEMENT PADA PENGANGKUTAN DARAT

KEDUDUKAN UNDERWRITER DALAM MENILAI DAN MENYELEKSI CALON TERTANGGUNG DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. BUMI PUTERA Oleh

PELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR

Kata Kunci: Nasabah, Unit Link Assurance dan Kelakaan/Musibah.

KEABSAHAN PERJANJIAN ASURANSI DALAM HUKUM KEPERDATAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

I. PENDAHULUAN. Setiap orang sering menderita kerugian akibat dari suatu peristiwa yang tidak

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM HAL KETERLAMBATAN SAMPAINYA BARANG

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

PERAN ASURANSI KEPADA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG MELALUI DARAT YANG MENGALAMI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

ARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian. Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Disusun Oleh: WILLY FITRI PRATAMI

Keywords : protection, Insurance, compensation

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA DAN KLAIM ASURANSI JIWA

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD

PROSEDUR PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI JIWA PADA AJB BUMIPUTERA 1912 SYARIAH CABANG MEDAN

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN ASURANSI

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN PADA PT. ASURANSI BUMIPUTERA MUDA SURAKARTA

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

Oleh: Rantika Andreani I Wayan Wiryawan Dewa Gde Rudy Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat menjamin secara mutlak dan memberi kebahagiaan bagi manusia namun

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

PENYELESAIAN PEMBAYARAN KLAIM OLEH PERUSAHAAN ASURANSI JIWA DALAM HAL TERTANGGUNG TIDAK DAPAT MELAKUKAN KEWAJIBANNYA MEMBAYAR PREMI ASURANSI:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia selalu terdapat kejadian kejadian yang tidak dapat

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

BATALNYA PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. SRIKANDI

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

BAB II PEMBAHASAN ASURANSI JIWA SECARA UMUM. sangat singkat sekali dan hanya terdiri dari tujuh (7) pasal yaitu Pasal 302 sampai

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

Oleh I Wayan Gede Pradnyana Widiantara I Nengah Suantra Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

BAB II LANDASAN TEORI. kondisi teori-teori yang mendukung di dalam mengkaji masalah wanprestasi

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa

PEMBATALAN PERJANJIAN SECARA SEPIHAK OLEH KONSUMEN KEPADA PT. BALI DEWATA MAS SEBAGAI PENGEMBANG PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

Aspek Hukum Perjanjian Sewa Beli

KEDUDUKAN HUKUM SUAMI ISTRI DALAM HAL JUAL BELI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN (KAJIAN UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI MENURUT HUKUM

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG ASURANSI DI INDONESIA. Asuransi dalam bahasa Belanda disebut verzekering

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

ASPEK HUKUM PENGALIHAN PIUTANG ATAS NAMA (CESSIE) KARENA WANPRESTASI PT. BANK SRI PARTHA KEPADA PT. SRI PARTHA PUSAKA DENPASAR

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. Cet. 1. Jakarta : Sinar Grafika, 2009

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

PROSEDUR PENANGANANAN KLAIM ASURANSI KERUGIAN MOBIL PADA PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) MEDAN

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM... ii. LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

Oleh I Putu Donny Laksmana Putra I Nyoman Darmadha I Nyoman Bagiastra Program Kekhususan Hukum Perdata Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN TERHADAP KERUSAKAN BARANG YANG DIANGKUT DALAM TRANSPORTASI LAUT

BAB III PENUTUP. 1. Luas lingkup perlindungan asuransi Hull And Machineries (H/M) kapal

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN

KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBUAH FOTOKOPI ALAT BUKTI TERTULIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek

PEMBEBASAN KEWAJIBAN PENANGGUNG ASURANSI MEMBAYAR GANTI RUGI, DISEBABKAN OLEH KELALAIAN TERTANGGUNG*

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN TERHADAP PEKERJA DALAM HAL TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA CV SINAR KAWI DI TAMPAKSIRING GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak

KEABSAHAN PERJANJIAN NOMINEE KEPEMILIKAN SAHAM DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

HAK MEWARIS ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM PERDATA

PELELANGAN ATAS BARANG JAMINAN GADAI DALAM HAL TIDAK MENCUKUPI PELUNASAN HUTANG DEBITUR PADA PT. PEGADAIAN (Persero) DI KOTA DENPASAR

Transkripsi:

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR) Oleh Anak Agung Gede Agung Ngakan Ketut Dunia I Ketut Markeling Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Judul dari penelitian hukum ini adalah Peranan Polis Asuransi Jiwa Dalam Penuntutan Klaim. Permasalahan mengenai bagaimanakah akibat hukum apabila tertanggung dalam asuransi jiwa tidak mampu melanjutkan pembayaran premi sampai masa kontrak asuransi berakhir. Dalam uraian selanjutnya akan dibahas pula apakah polis asuransi merupakan syarat mutlak dalam penuntutan klaim asuransi jiwa apabila terjadi resiko meninggalnya tertanggung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui akibat hukum apabila tertanggung dalam asuransi jiwa tidak mampu melanjutkan pembayaran premi sampai masa kontrak asuransi berakhir. Dan untuk mengetahui peranan polis asuransi dalam penuntutan klaim asuransi jiwa apabila terjadi resiko meninggalnya tertanggung. Jenis yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian hukum empiris. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengumpulkan data sekunder dan data primer. Jenis pendekatan yang digunakan adalah pengumpulan data dari lapangan diperoleh dari wawancara dan studi kepustakaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah akibat hukum jika tidak mampu melanjutkan pembayaran premi berakhir maka polis dianggap batal, akan tetapi jika polis telah mempunyai nilai tunai maka alternatif yang umum dilakukan adalah dengan memberikan nilai tunai sesuai polis. Dan polis asuransi bukan merupakan syarat mutlak dalam penuntutan klaim asuransi jiwa apabila terjadi resiko meninggalnya tertanggung. Kwitansi pembayaran premi terakhir yang sah merupakan alat bukti tertulis untuk membuktikan bahwa perjanjian asuransi telah terjadi. Kata Kunci : Asuransi, Polis, Klaim, Pembayaran ABSTRACT The title of this research is the role of law Life Insurance Policy In Prosecution Claims. Concerns about how the law consequent if the insured is unable to continue the life insurance premium payments to the insurance contract expires. In further description will be also discussed whether an insurance policy is an absolute requirement in the prosecution of insurance claims in the event of death of the insured risk. The purpose of this study was to determine the legal consequent if the insured is unable to continue the life insurance premium payments to the insurance contract expires. And to determine the role of the insurance policy in the prosecution of insurance claims in the event of death of the insured risk. Type used in this paper is an empirical legal research. Data collection techniques used are collecting secondary data 1

and primary data. This type of approach used is collecting data from the field obtained from interviews and literature study. The conclusion of this study is the effect of law if it is not able to continue to pay premiums ends, the policy is considered void, but if the policy has a cash value so have a common alternative is to adopt appropriate policy cash value. And the insurance policy is not an absolute requirement in the prosecution of insurance claims in the event of death of the insured risk. Last premium payment receipt is a valid written evidence to prove that the insurance agreement has occurred Keywords: Insurance, Policy, Claims, Payment I. PENDAHULUAN Seorang manusia dalam suatu masyarakat, sering menderita kerugian akibat suatu peristiwa yang tidak terduga. Resiko terjadinya kerugian tersebut dapat diminimalisir dengan cara mengalihkan resiko tersebut kepada pihak lain melalui badan usaha yang disebut asuransi. Pada pokoknya, terdapat dua jenis asuransi, yaitu Asuransi kerugian (Schade Verzekering) yang meliputi asuransi kebakaran, asuransi laut dan asuransi pengangkutan darat. Dan asuransi sejumlah uang (Sommen Vezekering) yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan. 1 Jika dilihat ketentuan pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, memberikan pengertian bahwa pihak tertanggung akan mendapatkan ganti kerugian apabila peristiwa yang tidak tentu itu betul-betul terjadi dan pihak penanggung akan menerima pembayaran premi dari tertanggung, sehingga perjanjian asuransi sering disebut perjanjian timbal balik. Segala perjanjian yang menyangkut tentang hak dan kewajiban kedua belah pihak maupun besarnya permi yang harus dibayar akan terlihat di dalam polis. Polis merupakan bagian penting dalam perjanjian asuransi, meskipun bukan merupakan persyaratan yang mutlak karena masih ada unsur lain yang juga memegang peranan penting dalam pembuktiannya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Untuk memahami akibat hukumnya apabila tertanggung dalam asuransi jiwa tidak mampu melanjutkan pembayaran premi sampai masa kontrak asuransi berakhir dan untuk memahami peranan polis asuransi dalam penuntutan klaim asuransi jiwa apabila terjadi resiko meninggalnya tertanggung. 1 Wirjono Prodjodikoro, 1982, Hukum Asuransi di Indonesia, PT. Intermasa, Jakarta, h. 126. 2

II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan tersebut adalah penelitian empiris. Sumber data dari penelitian ini adalah yang diperoleh langsung dari masyarakat yang disebut data primer, sedangkan data yang diperoleh dari bahan pustaka disebut data sekunder. Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dengan wawancara, sedangkan untuk pengumpulan data sekunder dari lapangan dipergunakan studi kepustakaan. Dan pada akhir hasil tersebut disajikan dalam bentuk skripsi secara analisis deskriptif. 2.2 HASIL DAN PEMABAHASAN 2.2.1. Akibat Hukum Apabila Peserta Asuransi Tidak Membayar Premi Asuransi atau pertanggungan jiwa merupakan salah satu perjanjian timbal balik yang akan memberikan hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak, baik penanggung maupun tertanggung. Penanggung berhak atas pembayaran premi dan berkewajiban membayar uang pertanggungan apabila terjadi sesuatu atau evenemen kepada tertanggung, sedangkan yang menjadi hak tertanggung adalah menerima sejumlah uang pertanggungan apabila terjadi peristiwa yang tidak pasti (evenemen), dan akan menjadi kewajibannya adalah membayar uang premi pada penanggung. 2 Apabila premi tidak dibayar, asuransi dapat dibatalkan demi hukum atau setidak-tidaknya asuransi tidak berjalan. Premi harus dibayar lebih dahulu oleh tertanggung karena tertanggunglah pihak yang berkepentingan. 3 Menurut keterangan Bapak I.B Joni Suryawan, Financial Consultant Prudential Life Assurance cabang Renon selain karena terjadinya evenemen tidak pasti atau meninggalnya tertanggung dalam asuransi atau pertanggungan jiwa juga dapat berakhir karena tertanggung tidak dapat melanjutkan pembayaran premi sampai masa kontrak berakhir, maka akan diberikan masa leluasa 45 hari atau sekurang - kurangnya 3 (tiga) bulan berturut - turut. Jika tidak mampu untuk membayar, maka tanggung jawab Prudential Life Assurance cabang Renon terhadap hal tersebut adalah : 2 Purwosutjipto, H.M.N., 1990, Pergertian Pokok- Hukum Dagang Indonesia, Cet VI, Djambatan, Jakarta., h. 7. 3 Abdul Kadir Muhammad, 2002, Hukum Asuransi Indonesia, Cipta Aditya Bakti, Bandung, h. 104. 3

1. Jika polis tersebut belum mempunyai nilai tunai, maka polis akan batal atau disebut lapsed yaitu penghentian penanggungan asuransi sebagai akibat dari tidak dibayarnya premi-premi sampai masa kontrak asuransi berakhir dan premi yang sudah dibayar tidak akan dikembalikan. 2. Jika polis tersebut mempunyai nilai - nilai, maka pemegang polis akan mendapatkan salah satu alternatif yaitu : a. Menerima nilai tunai. b. Menerima fasilitas premium holiday c. Pemulihan polis (Revival) (wawancara tanggal 28 Agustus 2013) 2.2.2. Keberadaan Polis Jiwa dalam Penuntutan Klaim Setiap perjanjian yang sah harus dibuatkan suatu akta atau dokumen dimana dalam perjanjian tersebut telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak. Dalam pasal 255 KUHD menegaskan bahwa pertanggungan/asuransi harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang disebut polis. Polis sebagai suatu akta yang formalitasnya diatur dalam undang-undang mempunyai arti yang sangat penting pada perjanjian asuransi, baik pada tahap awal selama perjanjian berlaku dan dalam masa pelaksanaan perjanjian. 4 Menurut pasal 1866 KUHPerdata merumuskan bahwa alat bukti meliputi : 1. Bukti tertulis; 2. Bukti saksi; 3. Persangkaan; 4. Pengakuan; 5. Sumpah. Pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan tulisan otentik atau dengan tulisan dibawah tangan. Dalam perjanjian asuransi akta otentik disebut dengan polis, dimana dapat diketahui bahwa polis merupakan alat bukti tertulis yang menyatakan bahwa telah terjadi perjanjian asuransi antara penanggung dengan tertanggung. Bapak I.B Joni Suryawan, Financial Consultant Prudential Life Assurance cabang Renon mengatakan, apabila polis hilang atau terbakar tertanggung menggunakan kwitansi pembayaran premi terakhir sebagai bukti pengajuan klaim dapat diperbolehkan. Karena kwitansi 4 Sri Rejeki Hartono, 1995, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta, h. 123. 4

pembayaran premi dapat dijadikan sebagai bukti bahwa telah terjadi perjanjian asuransi dari tertanggung kepada penanggung, dimana tertanggung telah membayar premi sebagai kewajibannya dalam perjanjian asuransi, sepanjang polis dalam masa berlaku (in force). (wawancara tanggal 28 Agustus 2013) III. KESIMPULAN Akibat hukum jika tidak mampu melanjutkan pembayaran premi berakhir maka polis dianggap batal, akan tetapi jika polis telah mempunyai nilai tunai maka alternatif yang umum dilakukan adalah dengan memberikan nilai tunai sesuai polis. Dan polis asuransi bukan merupakan syarat mutlak dalam penuntutan klaim asuransi jiwa apabila terjadi resiko meninggalnya tertanggung. Kwitansi pembayaran premi terakhir yang sah merupakan alat bukti tertulis untuk membuktikan bahwa perjanjian asuransi telah terjadi. DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku Abdulkadir Muhammad, 2002, Hukum Asuransi Indonesia, Cipta Aditya Bakti, Bandung. Purwosutjipto, H.M.N, 1990, Pergertian Pokok- Hukum Dagang Indonesia, Cet VI, Djambatan, Jakarta. Sri Rejeki Hartono, 1995, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta. Wirjono Prodjodikoro, 1982, Hukum Asuransi di Indonesia, PT. Intermasa, Jakarta. Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Burgerlijk Wetboek, 2001, diterjemahkan oleh R.Subekti dan R. Tjitrosudibio, Pradnya Paramita, Jakarta. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan, Wetboek Van Koophandel en Faillissements-Verordening, 2006, diterjemahkan oleh R.Subekti dan R. Tjitrosudibio, Cet.XXXI, Pradnya Paramita, Jakarta. Indonesia Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahub 1992 Nomor 13 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3476 5