BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang diembannya, manusia akan sulit menjalankan kehidupannya pada saat ia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu aset sehingga perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah satu-satunya cara untuk menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TERHADAP METODE PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN MOTIVASI MENGAJAR PADA GURU SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003). Peningkatan dalam mutu pendidikan tidak terlepas dari peran guru sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Guru mempunyai tuas untuk membimbing, mengarahkan dan juga menjadi teladan yang baik bagi para peserta didiknya, dengan banyaknya tugas serta tanggung jawab yang di embannya guru mampu menunjukkan bahwa dia mampu menghasilkan kinerja yang baik demi terciptanya pendidikan yang bermutu. Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu

2 interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan hidup apabila dilaksanakan oleh guru. Guru adalah penentu dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama, figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam system pendidikan, guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah, guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru sangat berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Pengajar atau pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran, keterampilan peguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar dan pendidik.secara sempit dapat di interprestasikan sebagai pembimbing atau belajar fasilator belajar siswa. Dalam kultur masyarakat Indonesia sampai saat ini pekerjaan guru masih cukup tertutup. Bahkan atasan guru seperti kepala sekolah dan pengawas sekali

3 pun tidak mudah untuk mendapatkan data dan mengamati realitas keseharian performance guru di hadapan siswa. Memang program kunjungan kelas oleh kepala sekolah atau pengawas, tidak mungkin ditolak oleh guru. Akan tetapi tidak jarang terjadi guru berusaha menampakkan kinerja terbaiknya baik pada aspek perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran hanya pada saat dikunjungi. Selanjutnya ia akan kembali bekerja seperti sedia kala, kadang tanpa persiapan yang matang serta tanpa semangat dan antusiasme yang tinggi. Keberhasilan kinerja akan tampak apabila terdapat motivasi kepala sekolah, lingkungan sekitar juga dapat menentukan keberhasilan kinerja seseorang oleh karena itu, selain gurunya sendiri yang berusaha meningkatkan kualitas kerjanya, pihak sekolah juga berusaha mengupayakan pemberdayaan gurunya agar memiliki kinerja yang baik, dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Seorang guru yang baik adalah guru yang mampu mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat peserta didik merasa nyaman menuntut ilmu bersama gurunya. Dan guru yang berkepribadian tinggi adalah guru yang mampu menjadi teladan bagi pesera didiknya sebaimana pepatah Jawa menyatakan bahwa guru adalah seseorang yang patut di tiru yakin sosok yang di dengar ucapan petuahnya, serta di ikuti dan di teladani. Guru benar-benar di tuntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan kinerja tinggi maka tingkat sumber daya manusia di Indonesia akan mulai sedikit demi sedikit meningkatkan terutama para generasi muda Indonesia. Sehingga terciptalah bangsa yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan

4 Kinerja Guru pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan fihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan pembelajaran di lembaga pendidikan Sekolah. Salah satu faktor penentu keberhasilan sekolah adalah kinerja dan produktivitas para guru. Setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan program yang diarahkan selalu berdaya guna untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Salah satunya adalah meningkatkan kinerja. Sedangkan pengertian kinerja merupakan hasil kerja secara kulitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Anwar Prabu Mangkunegara, 2005). Strategi peningkatan kinerja adalah cara untuk meningkatkan kinerja agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Agar strategi peningkatan kinerja tersebut dapat berhasil maka sekolah perlu mengetahui sasaran kinerja. Sasaran kinerja yang menetapkan individu secara spesifik, dalam bidang proyek, proses, kegiatan rutin dan inti yang akan menjadi tanggungjawab guru. Jika sasaran kinerja ditumbuhkan dari dalam diri guru akan membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih mudah (Anwar Prabu Mangkunegara, 2005). Pada kenyataannya kinerja seseorang dapat berbeda dengan orang lain. Agar kinerja dari setiap guru dapat meningkat diperlukan suatu dorongan atau faktor yang dapat membuat kinerja tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh

5 suatu organisasi. Menurut Mangkuprawira (Gunawan: 2004), faktor-faktor yang mempengaruhi relatif komplek, bisa jadi faktor instrinsik (tingkat pandidikan, ketrampilan, pengetahuan, motivasi, kesehatan dan pengalaman) dan faktor ekstrinsik (kompensasi, iklim kerja, kepemimpinan, fasilitas kerja dan hubungan sosial). Modal psikologi merupakan kajian tentang kekuatan dan kelebihan faktor mental manusia yang memungkinkan pertumbuhan perilaku-perilaku positif dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkungan kerja sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan, pendekatan modal psikologi berbeda dari pendekatan Psikologi Tradisional, yang terfokus kepada penyakit jiwa. Modal psikologi memiliki sebuah pendekatan yang lebih preventif dan mengubah orientasi aplikasi konsep psikologi modern kepada bidang lingkungan dan organisasi. Pada masa-masa awal, faktor modal psikologi meliputi: kepercayaan, keadaan harapan, keadaan optimisme, kesejahteraan subyektif, kegembiraan dan kecerdasan emosional. Akan tetapi, dalam perkembangan kajian ini selanjutnya, Keadaan harapan, kegembiraan dan keadaan optimisme dikenali sebagai faktorfaktor modal psikologi yang signifikan yang mempengaruhi kinerja. Selain konsep-konsep modal psikologi diatas, dapat diketahui juga pentingnya lingkungan pekerjaan terhadap prestasi pekerjaan. Teori Kurt Lewin (1936) menyatakan bahwa suatu tindakan atau perilaku ditentukan oleh interaksiinteraksi tertentu diantara karakter-karakter didalam suatu lingkungan tertentu. Singkatnya, teori ini dapat diilustrasikan dengan sebuah rumus, B = f(p,e),

6 dimana perilaku (B) merupakan sebuah fungsi karakter pribadi (P) dan Lingkungan (E). Ketika menyusun kebijakan sumber daya manusia cenderung melihat pekerja mereka hanya dari sudut pandang kuantitatif. Tapi Cristina Simon (2009) mengakui pentingnya modal psikologi dalam korporasi himpunan karakter kepribadian positif yang ditunjukkan seseorang ditempat kerja. Karakter ini dapat dan harus dianggap aset karena membantu menentukan hasil yang guru capai. Penelitian terbaru menunjukkan hubungan antara tingkat modal psikologi dan kinerja guru, orang-orang yang memiliki ketahanan dan optimisme yang tinggi akan lebih siap menghadapi ketidakpastiaan dan kesulitan. Dengan modal psikologi akan meningkatkan kepercayaan diri dalam kegigihan untuk mencapai tujuan. Guru yang memiliki modal psikologi juga cenderung untuk membuat visi dalam jangka panjang yang merupakan faktor fundamental dalam mencapai tujuan. Lunthas (2002) mendefinisikan perilaku organisasi positif sebagai studi dan aplikasi positif dari kekuatan sumber daya manusia yang berorientasi dan kapasitas psikologikal yang dapat diukur, dikembangkan dan dikelola secara efektif untuk meningkatkan kinerja. Beban pekerjaan yang terlalu berat dan tidak sesuai dengan kemampuan, pindah kerja atau mutasi sering menyebabkan munculnya tekanan bagi banyak guru. Guru yang memiliki optimisme, efikasi diri, ketahanan dan harapan yang tinggi akan meyakini kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya dan dimanifestasikan dalam bentuk tindakan nyata untuk mengatasi tekanan kerja. Hal tersebut dapat dijelaskan karena efikasi diri dapat mempengaruhi perasaan,

7 pikiran dan tindakan nyata seseorang dalam menghadapi tugas-tugas tertentu dan menentukan ketabahan seseorang ketika menemui hambatan. Melalui keyakinan tersebut, guru akan dapat mengatasi tekanan yang terjadi dan menunjukkan tindakan-tindakan nyata untuk mengatasi permasalahan dalam pekerjaan dimana ia bekerja. Optimisme juga dikatakan dapat menimbulkan pengaruh besar terhadap motivasi, prestasi, dan kinerja guru dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan yang ada dalam sekolah tempat guru bekerja. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu: Apakah ada hubungan antara modal psikologi dengan kinerja guru?. Sehingga berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara modal psikologi dengan kinerja guru B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan antara modal psikologi dengan kinerja guru 2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara modal psikologi dengan kineja guru 3. Untuk mengetahui tingkat kinerja guru 4. Untuk mengetahui tingkat modal psikologi guru C. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

8 1. Bagi pimpinan, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang keterkaitan antara modal psikologi dan kinerja guru sehingga pimpinan dapat meningkatkan mutu kerja guru. 2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai acuan tentang arti pentingnya modal psikologi terhadap kinerja karyawan. 3. Dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi ilmuan dalam ilmu psikologi dibidang industri dan organisasi terutama tentang modal psikologi dan kinerja guru.