ASAM LAKTAT LACTIC ACID

dokumen-dokumen yang mirip
MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

LEMBAR DATA KESELAMATAN

N - Heptana. N - heptane

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Asam Maleat MALEIC ACID

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

LEMBAR DATA KESELAMATAN

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

Polietilen Tereftalat (PET)

ETILENDIAMIN ETHYLENEDIAMINE

BENDIOKARB BENDIOCARB

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

MINYAK JARAK CASTOR OIL

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

ASAM ASETAT ACETIC ACID

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBAR DATA KESELAMATAN

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

Lenkote Alkali Resisting Primer

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

Material Safety Data Sheet. : Asam Laurat

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

RHODAMIN B RHODAMINE B

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Wood-Eco Woodstain. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya :

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

LEMBARAN DATA KESELAMATAN

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Lembar Data Keamanan Bahan Butyl Diglycol Ether

PT. BINA KARYA KUSUMA

Lembaran Data Keselamatan Bahan

LEMBARAN DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet Getah Rosin

Material Safety Data Sheet. : Minyak Turpentin

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet. : Metil Asetat

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Material Safety Data Sheet (MSDS) Benzena BAGIAN 1: KIMIA IDENTIFIKASI PRODUK DAN PERUSAHAAN

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

ASAM BORAT BORIC ACID

MSDS NaCl (natrium klorida)

Lembaran Data Keselamatan Bahan

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99%

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Transkripsi:

ASAM LAKTAT LACTIC ACID 1. Nama Golongan Asam karboksilat (3), Asam Anorganik (4) Sinonim/Nama dagang (1, 3, 5, 6, 7, 8, 9,10) (+/-) Lactic Acid; 2-hydroxypropanoic acid (Asam 2-hidroksi propanoat); 2- hyroxypropionic acid (asam 2-hidroksi propionat); Alpha-hidroxypropanoic Acid (Asam alpa hidroksi propanoat); Alpha-hydroxypropionic Acid (Asam alpa hidroksi propionat); biolac; chem-cast; DL-Lactic Acid; Milk Acid; Racemic Lactic Acid; Tonsillosan; Lactovagan; Purac; Lactic Acid 85%; Lactic Acid 90%; 2-methylacetic acid (asam 2-metilasetat); Tisulac; Espiritin; PH 90; (S)-2-Hydroxypropanoic acid; (S)-(+)-Lactic acid; d-lactic acid; Paralactic Acid; Sarcolactic acid; L-(+)-Lactic acid; Lactic Acid 88% Solution; Galacid. Nomor Identifikasi Nomor CAS : Lactic Acid: 50-21-5 L(+) Lactic Acid : 79-33-4 Nomor EC (EINECS) : Lactic acid: 200-018-0 (3, 2, 6, 7, 12, 8, 10, 11) (2, 8) L(+) Lactic Acid : 201-196-2 Nomor RTECS : Lactic acid: OD2800000 (2, 5, 6, 9, 10) (2, 5) (6, 12, 11) L(+) Lactic Acid: OD3100000 (6) UN : 3265 (3) 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Asam laktat Deskripsi (3, 6, 7, 8, 9, 12) Cairan tidak berwarna hingga kekuningan/coklat terang. Bersifat korosif terhadap logam dan jaringan; Tidak berbau hingga berbau khas (5, 9) ; Rumus

molekul C 3 H 6 O 3 /CH 3 CHOHCOOH; Berat molekul: 90,1 ; Titik didih 110 o C (Larutan 40%), 125 o C (Larutan 90%); Densitas relatif (air=1): 1,2; Titik Nyala 110 o C; >235 o F; Titik lebur 17 o C; 62,6 o F; Suhu terdekomposisi: >200 o C; Kelarutan: dapat larut air; Gravitas spesifik: 1,19-1,25 g/ml; ph:<2 pada 25 o C; Viskositas: 5-60 mpa.s pada 25 o C (larutan 50-90%); Koefisien partisi (noktanol/air) log Pow=-0,62. Frasa Risiko, Frasa Keamanan, dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (skala 0-4) (8) : Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi Kebakaran 1 = Dapat terbakar Reaktivitas 1 = Sedikit reaktif Klasifikasi EC (9, 5, 8) : Xi = Iritan C = Korosif R34 = Menyebabkan terbakar R38 = Menyebabkan iritasi pada kulit R41 = Risiko kerusakan serius pada mata R37/38 = Iritasi pada sistem pernapasan dan kulit S2 = Jauhkan dari jangkauan anak-anak S23 = Jangan menghirup gas/asap/uap/spray dari bahan S24/25 = Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan mata S26 = Jika terkena mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis S37/39 = Pakai/kenakan sarung tangan dan pelindung mata/wajah yang baik S36/37/39 = Pakai/kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung mata/wajah S45 = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan) S60 = Bahan ini dan wadahnya harus dibuang sebagai limbah

berbahaya 3. Penggunaan Dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan kosmetik yang berfungsi sebagai Humektan/pembasah, pelembab, kondisioner kulit, eksfolian. (2) Digunakan sebagai pelarut untuk pewarna larut air; industri keju, konveksi, asidulan dalam minuman, menghilangkan Clostridium butyricum di industri ragi, pelarut, plastisizer dan katalis pada pengecoran resin fenolaldehid. (1) 4. Identifikasi bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Dapat menyebabkan mata dan kulit terbakar. Dan menyebabkan saluran percernaan dan pernapasan terbakar (8). Organ sasaran : Mata, kulit, membran mukosa (8), darah, ginjal, sistem pernapasan (11) Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Cairan atau semprotan terutama dapat mengakibatkan kerusakan jaringan pada membran mukosa saluran pernapasan. Menghirup semprotan (Asam laktat 85%) dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan dengan gejala seperti batuk, tersedak, napas pendek, pusing serta sakit kepala (6, 11) dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan disertai batuk, sakit kepala, pusing, dan napas pendek. (11) Paparan melalui inhalasi dapat menimbulkan efek sistemik. (8) Kontak dengan kulit Berbahaya jika kontak dengan kulit karena bersifat iritan dan korosif. Kemungkinan dapat mengakibatkan iritasi kulit disertai gatal, kemerahan dan kadang-kadang melepuh. Kontak dengan mata (8, 6)

Cairan atau semprotan terutama dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada mata. Berbahaya jika kontak dengan mata karena bersifat iritan dan korosif. Dapat menimbulkan konjungtivitis dengan gejala kemerahan, berair, dan gatal serta kerusakan kornea. (6,8) Tertelan Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pencernaan disertai sensasi mulut terbakar, muntah dan diare Paparan jangka panjang Terhirup (8, 11) Kemungkinan memiliki efek yang sama pada paparan jangka pendek. (8) Kontak dengan kulit Kemungkinan memiliki efek yang sama pada paparan jangka pendek. (8) Kontak dengan mata Kemungkinan memiliki efek yang sama pada paparan jangka pendek. (8) Tertelan Kemungkinan memiliki efek yang sama pada paparan jangka pendek. (8) 5. Stabilitas dan Reaktivitas Stabilitas : Stabil pada suhu normal dan kondisi Kondisi yang harus dihindarkan Bahan tak tercampurkan (5, 7) penggunaan yang direkomendasikan. : Hindarkan dari panas berlebih di atas 200 C (7) dalam waktu yang cukup lama. (5) : Dapat menimbulkan bahaya jika terjadi reaksi dengan bahan pengoksidasi (5, 7, 12) dan bahan pereduksi,asam, (6, 12) Iodida, dan Albumin (12) Bahaya dekomposisi : Hasil oksidasi seperti karbon (5) /karbon monoksida, karbondioksida. (12) Dekomposisi termal dapat menghasilkan bahan beracun dan/atau uap yang bersifat iritan. (7) Polimerisasi : Tidak terjadi polimerisasi. (7)

6. Penyimpanan Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku Hindarkan dari bahan tak tercampurkan. Hindarkan dari panas dan sumber api. (6, 12) (6, 12) Simpan dalam wadah asli yang tertutup rapat di tempat sejuk, kering, tidak lembabdan berventilasi baik. (5, 6, 8, 12) Jangan menyimpan di wadah yang terbuat dari logam (11) Jangan disimpan pada area korosif. (8) 7. Toksikologi Toksisitas Data iritasi Tes draize mata-kelinci: 750 g: iritasi parah (8) ; Tes draize kulit-kelinci 5 mg/24 jam: iritasi parah (8) ; Tes draize kulit-kelinci 100 mg/24 jam: iritasi sedang (8). Data pada hewan LD 50 oral-tikus (rat): 3730 mg/kg (7, 9), >90 ml/kg (11), 3500-7600 mg/kg (10) ; LD 50 oral-tikus (mouse): 4875 mg/kg (7, 8, 9, 11) ; LD 50 kulit-kelinci: >2000 mg/kg (7, 8, 9, 11), 7900 mg/kg (10) ; LD 50 oral-tikus (rat): 3543 mg/kg (6, 8, 11) ; LD 50 intraperitonial-tikus (mouse): 3194 mg/kg (6) Data karsinogenik Berdasarkan ACGIH, IARC, NTP, atau CA Prop 65, asam laktat tidak terdaftar sebagai karsinogen (8). Tidak ada efek karsinogen pada penelitian menggunakan hewan percobaan (9) Data tumorigenik Tidak ditemukan informasi. (11) Data mutagenik Efek merugikan telah terjadi pada hewan percobaan (11) dan mutasi pada bakteri (8). Tidak ada efek mutagenik pada bermacam-macam uji dengan menggunakan kultur sel mamalia (9).

Data reproduksi Efek merugikan telah terjadi pada hewan percobaan. (11) Informasi ekologi Toksisitas pada ikan : LC 50 Ikan 320 mg/l selama 48 jam (7, 9) ; 320 mg/l selama 96 jam (5) Toksisitas pada alga : EC 50 alga 3500 mg/l selama 48 jam (netral) Toksisitas pada invertebrata : EC 50 kutu air (Daphnia magna) 240 mg/l selama 48 jam (5, 7, 9) Potensi Bioakumulasi : Tidak ada (7) Degradabilitas : Dengan mudah terbiodegradasi, BOD5 = 0,45 mgo 2 /mg (7) BOD 20 = 0,60 mgo 2 /mg (7) COD5 = 0,90 mgo 2 /mg (7) BOD: Kebutuhan oksigen biologis COD: Kebutuhan oksigen kimia (5, 7) 8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Dapat menyebabkan sensasi terbakar pada saluran pernapasan, batuk, tenggorokan gatal, dan napas pendek. (6) Kontak dengan kulit Dapat menimbulkan kemerahan dan nyeri pada kulit. (6) Kontak dengan mata Dapat menimbulkan kemerahan, nyeri dan luka bakar yang dalam pada mata. (6). Tertelan Dapat menimbulkan gatal pada tenggorokan, sensasi terbakar pada saluran pencernaan, keram dan nyeri perut, mual serta muntah (6) Keracunan kronik Terhirup

Paparan berulang dan jangka panjang dapat mengakibatkan iritasi saluran pernapasan yang mengarah pada infeksi bronkial. (6) Kontak dengan kulit Iritasi kulit yang parah. (6) Kontak dengan mata Iritasi kronis yang parah pada mata. (6) Tertelan Kemungkinan memiliki efek yang sama pada paparan jangka pendek. (8) 9. Pertolongan Pertama Terhirup (11) Segera pindahkan korban dari area pemaparan ke area yang berudara segar Jika korban tidak bernapas, berikan pernapasan buatan (Jangan menggunakan resusitasi dari mulut ke mulut). Kontak dengan mata (11) Segera cuci mata dengan sejumlah besar air sekurang-kurangnya 15 menit dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi zat yang tertinggal. Balut mata yang terpapar dengan kasa steril dan segera dapatkan bantuan medis. Kontak dengan kulit (11) Segera dapatkan bantuan medis dan segera bilas kulit dengan banyak detergen dan air sekurang-kurangnya 15 menit sambil menanggalkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Jika terjadi luka bakar, tutup bagian yang terluka menggunakan kain kasa steril yang kering dan tidak ketat. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan (11) Segera dapatkan bantuan medis. Berikan oksigen bila terjadi penurunan kemampuan bernapas. Jangan pernah merangsang muntah atau memberi sesuatu melalui mulut. Bila dalam keadaan sadar berikan air minum sebanyak 2-4 gelas untuk mengencerkan zat. Jangan memberikan apapun ke mulut korban yang tidak sadar.

Catatan untuk tenaga medis: berikan penatalaksanaan terapi simptomatik dan suportif. (11) 10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan pernafasan, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit : - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air berdih atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurang-kurangnya satu liter setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya. - Tutuplah mata dengan kain kasa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat atau konsultasi dengan dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk kuku dan rambut) - Bawa segera pasien ke air bilasan terdekat - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat atau sabun minimal 10 menit - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok

- lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. - keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. c. Dekontaminasi saluran pencernaan Pastikan pasien telah diberikan 1 hingga 2 gelas air minum untuk dewasa atau ¼ hingga ½ gelas air minum untuk anak-anak. Perhatian: air minum dalam jumlah banyak dapat merangsang muntah, dan risiko paparankembali zat korosif ke esofagus. Dekontaminasi tidak direkomendasikan, arang aktif tidak direkomendasikan karena tidak cukup kuat dalam menyerap zat dan mengganggu visibiltas jika akan dilakukan endoskopi. Aspirasi nasogastrik, gastric lavage serta irigasi usus dikontraindikasikan. Tidak ada keuntungan dari prosedur di atas, dan terdapat risiko signifikan seperti terjadinya perforasi selama intubasi lambung. (4) 11. Batas Paparan dan Alat Perlindungan Diri (6) Batas paparan asam laktat : Tidak terdapat nilai batas paparan untuk asam laktat oleh ACGIH, NIOSH, dan OSHA. (8, 9, 11) Tidak terdapat TLV (6) Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. (6, 12) Proteksi mata: Gunakan kaca mata pelindung atau pelindung wajah. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. (6, 8, 10) Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang untuk meminimalisir kontak dengan kulit. (8, 10) Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung/ sarung tangan karet (10) yang cocok untuk mencegah kontak dengan kulit. Respirator : Respirator khusus zat asam (10) (6, 8)

12. Manajemen Pemadam Kebakaran Media pemadam kebakaran: air, karbon dioksida, busa. (7) Kebakaran kecil: Gunakan bahan kimia kering (6). Kebakaran besar: Gunakan semprotan air, busa atau kabut air. Jangan gunakan water jet (6). 13. Manajemen Tumpahan Cegah agar tumpahan tidak mencemari lingkungan. Tutupi tumpahan dengan natrium bikarbonat, soda ash atau kalsium karbonat. Campurkan dan tambahkan air jika perlu untuk membentuk slurry. (10) atau serap tumpahan dengan bahan inert (verrmiculite, pasir, tanah), kemudian pindahkan ke wadah pembuangan yang cocok. (11) Tumpahan sedikit: Encerkan dengan air dan bersihkan menggunakan lap, atau serap dengan bahan kering yang inert, dan pindahkan ke dalam wadah pembuangan yang sesuai. (6) Tumpahan banyak: Asam laktat adalah cairan korosif. Hentikan kebocoran/tumpahan bila tidak berisiko. Serap dengan tanah kering, pasir atau bahan tahan ledakan. Hindari adanya air dalam wadah pembuangan. Jangan menyentuh bahan tumpahan. Gunakan semprotan air halus menyerupai gorden uapnya turun. (6) 14. Daftar Pustaka 1. O Neil, Maryadele J, et all, 2006. The Merck Index, 14 th Edition. Merck&Co., Inc, Amerika Serikat. 2. Rachel, L. Chapman. 2007. Cosmetic Bench Reference. Cosmetics & Toiletries. 3. http://cameochemicals.noaa.gov/chemical/8774 4. http://www.toxinz.com/spec/2171102

5. http://www.chemblink.com/msds/msdsfiles/79-33-4_abbey.pdf 6. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0501.htm 7. http://www.vinvicta.com.au/information/lacticacidmsds.pdf 8. https://fscimage.fishersci.com/msds/12400.htm 9. http://msds.orica.com/pdf/shess-en-cds-010-000030125302.pdf 10. http://www.sandgresources.com/pdfs/msds-la-e1.pdf 11. http://www.labchem.net/msds/75085.pdf 12. http://www.sciencestuff.com/msds/c1957.html ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2011 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------