PENGARUH KONSENTRASI BERBAGAI LARUTAN GULA SAKAROSA TERHADAP SUDUT PUTAR JENIS CAHAYA MERAH, HIJAU DAN KUNING

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Kadar Gula Dalam Darah Manusia Terhadap Sudut Putar Sumbu Polarisasi Menggunakan Alat Polarmeter Non-Invasive

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI)

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR

Key words : external electrics field, non-linear optics, polarization, polarization angle

Youngster Physics Journal ISSN : Vol.5, No. 4, Oktober 2016, Hal

ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PUTARAN OPTIK TERHADAP KONSENTRASI MINYAK KULIT BIJI METE DENGAN PENAMBAHAN PELARUT NON- POLAR MENGGUNAKAN POLARIMETER

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

PENGARUH POLARITAS MEDAN LISTRIK EKSTERNAL DAN SUDUT POLARISASI LASER DIODA UNTUK PENGAMATAN EFEK KERR

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISI MATERIAL POLARIMATER. Oleh: :ahmad zainollah NIM : Kelompok :1A

STUDI EFEK KERR UNTUK PENGUJIAN TINGKAT KEMURNIAN AQUADES, AIR PAM DAN AIR SUMUR

PENENTUAN KONSENTRASI GULA DI DALAM LARUTAN DENGAN KONSTANTA VERDET HESTY RIYAN P M

Antiremed Kelas 12 Fisika

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

PENGAMATAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA AKIBAT PEMBERIAN MEDAN LISTRIK STATIS PADA GLISERIN

PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

ANALISIS PENINGKATAN KADAR EUGENOL PADA MINYAK CENGKEH MENGGUNAKAN METODE POLARISASI

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA TERHADAP VARIASI MEDAN LISTRIK PADA MADU. Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu. Oleh: Khairul Nurcahyono

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

MICROWAVES (POLARISASI)

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP

PERBANDINGAN SIFAT OPTIS AKTIF LARUTAN GULA DAN GARAM DALAM MEDAN LISTRIK LUAR MENGGUNAKAN LASER DIODA ABSTRACT

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

P O L A R I M E T E R

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

Berkala Fisika ISSN : Vol. 12, No.2, April 2009, hal 63-68

PENENTUAN KONSENTRASI GLUKOSA DALAM GULA PASIR MENGGUNAKAN METODE EFEK FARADAY

Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos

Observation the Change of Light Polarization Angle as the Effect of Applied Static Electrics Field at Cooking Oil

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter.

PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

Ringkasan Tugas Akhir / Skripsi. Nama, NPM : Jonathan Prabowo, Drs. Arief Sudarmaji, M.T

PENENTUAN KOEFISIEN ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

STUDI PEMANFAATAN SIFAT PEMBIASAN CAHAYA PADA PORTABLE BRIX METER UNTUK MENGANALISIS HUBUNGAN KONSENTRASI LARUTAN SUKROSA (C12H22O11) TERHADAP ph

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

PERCOBAAN 6 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI

STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik

Polarisasi karena pemantulan. Suatu sinar yang datang pada suatu cermin dengan sudut 57 akan menghasilkan sinar pantul yang terpolarisasi.

Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

PENGUKURAN ROTASI OPTIK SPESIFIK LARUTAN GALAKTOSA, FRUKTOSA, DAN LAKTOSA

PENGARUH PENAMBAHAN MINYAK GORENG HEWANI PADA MINYAK SAWIT TERHADAP PERUBAHAN SUDUT POLARISASI

PERCOBAAN 03 LAJU INVERSI GULA

Studi Difraksi Fresnel Untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Monokromatis Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran

APLIKASI KONSEP POLARISASI CAHAYA UNTUK MENENTUKAN KUALITAS MINYAK GORENG

BAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal

PENGUKURAN PERUBAHAN POLARISASI PADA AIR BERAS MENGGUNAKAN HAMBURAN MIE

Identifikasi Sifat Optis Media Air dan Larutan Garam Dalam Medan Magnet Luar

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

Bahan Kuliah Fisika Dasar 2. Optika Fisis

Abstrak. Kata kunci: NiraTebu, Sukrosa, Indeks bias, Interferometer Michelson

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Pemutaran Bidang Getar Gelombang Elektromagnetik

LATIHAN UJIAN NASIONAL

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt

Abstrak. Kata kunci : sukrosa, gula, nira, tebu, sudut polariser

MENENTUKAN KEMURNIAN LARUTAN MELALUI INDEKS BIAS DARI BEBERAPA MADU. Elisa Kasli 1, Rida Royani 2.

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP NILAI TETAPAN VERDET DENGAN METODE PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA (ROTASI FARADAY)

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA

ANALISIS KUALITAS MINYAK KEDELAI MELALUI PUTARAN OPTIK MENGGUNAKAN POLARIMETER

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

PENGARUH KUALITAS VCO (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP NILAI KONSTANTA KERR DAN PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA

BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA

I. PENDAHULUAN. umumnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Minyak goreng

Penentuan Nilai Koefisien Linear Magneto Optik Bahan Transparan Menggunakan Interferometer Michelson

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

PENGUKURAN AKTIVITAS OPTIK PADA LARUTAN GULA

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

A. PENGERTIAN difraksi Difraksi

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C.

DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal

2. Dasar Teori 2.1 Pengertian Bunyi 2.2 Sumber bunyi garis yang tidak terbatas ( line source of infinite length

Transkripsi:

PENGARUH KONSENTRASI BERBAGAI LARUTAN GULA SAKAROSA TERHADAP SUDUT PUTAR JENIS CAHAYA MERAH, HIJAU DAN KUNING Mita Kusuma Purwasih Universitas Ahmad Dahlan, jalan Pramuka 42, Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta 55161 mitakusumapurwasih@gmail.com Abstrak Gula merupakan zat optis aktif yang mempunyai sifat dapat memutar arah getar cahaya yang melewatinya. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian tentang pengaruh berbagai larutan gula sakarosa pada berbagai konsentrasi dan pengaruh panjang gelombang terhadap perubahan sudut putar jenis cahaya. Sebagai sumber cahaya digunakan laser merah dengan panjang gelombang 650 nm, laser hijau dengan panjang gelombang 532 nm, dan sumber cahaya kuning dari lampu halogen projecteur dengan daya maksimum 150 watt. Larutan yang digunakan berupa tiga jenis yaitu gula Tropicana Slim, gula Gulaku dan gula MK dengan masing-masing konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Sudut polarisator divariasi dari 0 o, 30 o dan 60 o dengan masing-masing diulang sebanyak 10 kali, kemudian dicari sudut analisator yang bersesuaian dengan intensitas cahaya transmisi minimum. Pengolahan data dilakukan dengan teknik rata-rata berbobot, kemudian dibuat kurva hubungan antara konsentrasi terhadap sudut analisator atau perubahan sudut putar jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi larutan gula dan panjang gelombang sumber cahaya mempengaruhi perubahan sudut putar jenis cahaya. Semakin besar konsentrasi larutan gula semakin besar perubahan sudut putar jenisnya. Besarnya nilai perubahan sudut putar jenis berturut-turut dari yang paling besar terjadi pada larutan gula Tropicana Slim, Gulaku dan MK. Sedangkan untuk panjang gelombang, semakin kecil nilai panjang gelombang sumber cahaya maka perubahan sudut putar jenisnya semakin besar. Besarnya nilai perubahan sudut putar jenis berturut-turut dari yang paling besar terjadi pada sumber cahaya laser hijau, cahaya kuning dan laser merah. Kata kunci: Polarisasi, zat optis, panjang gelombang, larutan gula Abstract Sugar is optically an active substance that has a ability to rotate the direction of vibration light passing through it. The aim of this research is to study the influence of concentrations of various sucrose solutions to the light polarization angle. As a light source was used red laser pointer with wavelength of 650 nm, green laser pointer with wavelength of 532 nm, and yellow light source from halogen lamp projecteur with maximum power of 150 watt. The solution used including three kinds of sugar, there were Tropicana Slim, Gulaku sugar, and MK, with each concentration was 10%, 20%, 30%, 40% and 50%. The angle of polarization were varied from 0 o, 30 o, and 60 o with each ot the angle is repeated as much as 10 times, then it was sought analisator angle corresponding to the minimum light intensity transmission. The data processing is done by the weighted average techniques, and then made curve the relations between concentration of analisator angle to angle of polarization. The result of the research indicate that concentration of sugar and wavelength influence the change of polarization angle. The higher the concentration of sugar the larger the angle of polarization. The changes of polarization angel from the biggest were Tropicana Slim, Gulaku and MK. While for the wavelength, the smaller of the wavelength the larger the changes of total polarization angle. The changes of polarization angel from the biggest were green laser, yellow light, and red laser. Key words: polarization, optical substance, wavelength, sugar solution 1. Pendahuluan Gelombang cahaya memiliki arah getaran medan listrik E dan medan magnetik B yang saling tegak lurus, dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambat gelombang cahaya. Karena kuat medan listrik jauh lebih besar daripada kuat medan magnetik, maka hanya arah getaran medan listrik E yang diperhitungkan. Fungsi gelombang untuk gelombang elektromagnet dapat dituliskan sebagai E = E 0 cos ( ) (1) SNF2015-V-39

B = B 0 cos ( ) (2) dimana k merupakan angka gelombang, kecepatan sudut, t waktu, E 0 intensitas E maksimum, dan B 0 intensitas B maksimum (Sutrisno, 1979). Cahaya yang sebagian arah getarnya terserap disebut cahaya terpolarisasi, dan jika cahaya hanya mempunyai satu arah getar tertentu disebut cahaya terpolarisasi linier. Teknik umum untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi adalah menggunakan polaroid. Polaroid akan meneruskan gelombang-gelombang yang arah getarnya sejajar dengan sumbu transmisi dan menyerap gelombang-gelombang pada arah getar lainnya. Polaroid ideal akan meneruskan semua komponen medan listrik E yang sejajar dengan sumbu transmisi dan menyerap seluruh komponen medan listrik E yang tegak lurus pada sumbu transmisi. Seberkas cahaya tak terpolarisasi berjalan pada arah z masuk ke polarisator pada arah sumbu y. Setengah cahaya masuk memiliki medan listrik pada arah y dan setengah pada arah x. Setengah intensitas ditransmisikan, dan cahaya yang ditransmisikan terpolarisasi linier dengan medan listriknya pada arah y. Misalkan analisator membentuk sudut dengan sumbu transmisi polarisator. Jika E adalah medan listrik diantara kedua polarisator, komponen sepanjang arah sumbu transmisi dari kedua polarisator adalah E cos. Intensitas cahaya sebanding dengan E, intensitas cahaya yang ditransmisikan oleh kedua polarisator diberikan oleh rumus (Tipler, 2001). 1 I I cos 2 0 (3) 2 ini disebut aktivitas optis. Jika seberkas cahaya terpolarisasi linier melalui suatu bahan optis aktif, maka gelombang yang ditransmisikan juga terpolarisasi linier tetapi pada bidang yang lain, yang membentuk sudut dengan bidang datang (Finn, 1994). Ditinjau dari keaktifan optiknya, senyawa dibedakan atas dua yaitu senyawa yang bersifat optis aktif dan optis pasif. Jika cahaya terpolarisasi bidang dilewatkan pada suatu cairan yang mengandung senyawa yang bersifat optis aktif maka bidang polarisasi ini diputar ke kiri atau ke kanan. Tetapi jika senyawa cairan optis pasif, bidang polarisasi cahaya tidak akan diputar. Sifat optis aktif senyawa bergantung pada sudut polarisasi cahaya yang melaluinya. Makin besar sudut polarisasi maka senyawa itu makin bersifat optis aktif. Berbagai jenis cairan organik dan anorganik mempunyai sifat optis aktif yang berarti dapat memutar bidang polarisasi cahaya yang melaluinya. Besar sudut polarisasi bergantung pada panjang lintasan cahaya yang melalui medium, dan konsentrasi zat aktif dalam cairan (Wierna, 2011). Gula merupakan contoh molekul yang memutar arah getar cahaya, dengan sudut putar yang berbanding lurus dengan konsentrasinya. Molekul gula mempunyai bentuk spiral (heliks), dengan arah putar tertentu. Gula merupakan golongan sukrosa dimana sukrosa terdiri atas glukosa dan fruktosa. Glukosa termasuk golongan aldosa sehingga pada deret rantai molekul dapat dituliskan huruf D (dexter). Pemberian huruf D berkaitan dengan gugus OH yang terikat pada atom C yang mengikat gugus CH 2OH. Bila gugus OH berada disisi kanan maka senyawa yang bersangkutan berkonfigurasi D. Gambar 1. Dua Polarisator Membentuk Sudut Sama Lain. Satu Gambar 2. Rantai molekul glukosa Dimana I 0 adalah nilai maksimum dari intensitas yang di transmisikan. Nilai maksimum tersebut terjadi bila arah-arah pemolarisasi dari P 1 dan P 2 adalah sejajar, yaitu apabila = 0 atau 180 o. Persamaan (3) yang dinamakan hukum Malus menjelaskan bahwa intensitas yang keluar dari analisator adalah hasil dari cos 2 sudut putar jenisnya terhadap intensitas cahaya yang masuk melalui polarisator(cahaya tak terpolarisasi). Jika sebuah gelombang elektromagnetik terpolarisasi melewati bahan-bahan tertentu, maka bidang polarisasinya terputar. Rotasi bidang polarisasi 2. Metode Penelitian Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sumber cahaya Sumber cahaya yang digunakan laser merah dengan panjang gelombang 650 nm dengan daya keluaran maksimum 5 mw class III A, laser hijau dengan panjang gelombang 532 nm dengan daya keluaran maksimum 1800 mw class II, dan SNF2015-V-40

sumber cahaya kuning dari lampu halogen projecteur dengan daya maksimum 150 watt. b. Polarisator Berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi dari cahaya tak terpolarisasi (cahaya alami). c. Analisator Berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi. d. Tempat sampel Digunakan sebagai tempat larutan yang akan dikaji sifat optisnya. Tempat sampel terbuat dari kaca preparat dengan tebal 1 mm dan berbentuk balok dengan ukuran panjang 2,5 cm, lebar 2,5 cm dan tingginya 7,5 cm. e. Layar Digunakan untuk menangkap cahaya dari hasil polarisasi. f. Gelas ukur Digunakan untuk membuat konsentrasi larutan gula. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah larutan gula putih dari gula sakarosa atau gula tebu Gulaku, Tropicana Slim, dan MK dengan konsentrasi masing-masing 10%, 20%, 30%, 40%, 50%. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis grafik yaitu dengan dideskripsikan dengan koordinat kartesius, yaitu hubungan antara perubahan sudut putar jenis terhadap perubahan konsentrasi zat dan analisis matematis dengan rumus rata-rata berbobot. (4) kemudian dicari persamaan garis lurus dengan menggunakan rumus (5) 3. Hasil dan Pembahasan Pengaruh konsentrasi larutan gula tehadap perubahan sudut putar jenis berbagai warna sumber cahaya a. Pengaruh konsentrasi larutan gula tehadap perubahan sudut putar jenis laser merah Didapat hasil bahwa perubahan sudut putar jenis terhadap konsentrasi larutan gula yaitu linier seperti pada gambar 4. Prosedur percobaan: a. Membuat beberapa sampel larutan gula dari ketiga merek gula dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%. b. Melakukan observasi terhadap arah polarisasi cahaya tanpa menggunakan sampel dan tanpa wadah (hanya udara) untuk mengetahui kelayakan polarisator dan analisator yang digunakan. c. Memposisikan laser merah, polarisator, wadah sampel, dan analisator sehingga cahaya laser merah yang melewati semua peralatan terletak pada posisi segaris. d. Berkas laser merah dilewatkan pada setiap sampel larutan gula dan mengamati sudut putar jenis cahaya laser merah setelah melewati analisator. Dalam hal ini diambil nilai intensitas minimum sumber cahaya dengan cara memutar analisator. Sudut yang terbaca pada analisator ketika ada sampel dikurangi dengan sudut yang terbaca ketika tidak ada sampel, merupakan perubahan sudut putar jenisnya. e. Diulangi langkah d untuk larutan gula dengan konsentrasi yang berbeda serta sumber cahaya laser hijau dan cahaya kuning. Gambar 4. Grafik Pengaruh Konsentrasi Ketiga Larutan Gula terhadap Perubahan Sudut putar jenis Laser Merah b. Pengaruh konsentrasi larutan gula tehadap perubahan sudut putar jenis laser hijau Didapat hasil bahwa perubahan sudut putar jenis terhadap konsentrasi larutan gula yaitu linier seperti pada gambar 5. Gambar 3. Diagram Alat Penelitian Gambar 5. Grafik Pengaruh Konsentrasi Ketiga Larutan Gula terhadap Perubahan Sudut putar jenis Laser Hijau SNF2015-V-41

c. Pengaruh konsentrasi larutan gula tehadap perubahan sudut putar jenis cahaya kuning Didapat hasil bahwa perubahan sudut putar jenis terhadap konsentrasi larutan gula yaitu linier seperti pada gambar 6. b. Pengaruh panjang gelombang sumber cahaya terhadap perubahan sudut putar jenis pada larutan gula Gulaku Gambar 6. Grafik Pengaruh Konsentrasi Ketiga Larutan Gula terhadap Perubahan Sudut putar jenis Cahaya Kuning Dari data yang diperoleh menunjukkan adanya kenaikan perubahan sudut putar jenis ( ) secara linier terhadap kenaikkan konsentrasi gula. Peristiwa ini akibat adanya atom C pada molekul gula sehingga larutan gula bersifat optis aktif yaitu dapat memutar bidang polarisasi tanpa pengaruh medan. Larutan gula yang merupakan larutan optis aktif berfungsi untuk membelokkan cahaya yang telah melalui polarisator. Untuk menemukan sinar yang telah dibelokkan oleh larutan gula, digunakan analisator yang sudutnya dapat diubah-ubah. Besarnya sudut yang ditunjukkan analisator setelah menemukan sinar dengan intensitas paling kecil disebut sudut putar atau perubahan sudut putar jenis. Pengaruh panjang gelombang sumber cahaya terhadap perubahan sudut putar jenis berbagai larutan gula a. Pengaruh panjang gelombang sumber cahaya terhadap perubahan sudut putar jenis pada larutan gula Tropicana Slim Gambar 7. Grafik Pengaruh Panjang Gelombang Sumber Cahaya terhadap Perubahan Sudut putar jenis pada Larutan Gula Tropicana Slim Gambar 8. Grafik Pengaruh Panjang Gelombang Sumber Cahaya terhadap Perubahan Sudut putar jenis pada Larutan Gula Gulaku c. Pengaruh panjang gelombang sumber cahaya terhadap perubahan sudut putar jenis pada larutan gula MK Gambar 9. Grafik Pengaruh Panjang Gelombang Sumber Cahaya Terhadap Perubahan Sudut putar jenis pada Larutan Gula MK Jika dibandingkan, yang dihasilkan oleh laser hijau lebih besar dibandingkan yang dihasilkan oleh laser merah dan cahaya kuning. Penyebabnya adalah panjang gelombang laser hijau lebih kecil daripada panjang gelombang laser merah dan cahaya kuning sehingga frekuensi yang dimiliki oleh laser hijau lebih besar daripada yang dimiliki oleh laser merah dan cahaya kuning. Sesuai dengan persamaan gelombang (6) dimana frekuensi dan panjang gelombang saling berbanding terbalik. Penggunaan laser merah menghasilkan perubahan sudut putar jenis paling kecil dibanding yang lain, karena laser merah mempunyai panjang gelombang paling besar dibanding laser hijau dan cahaya kuning sehingga frekuensi yang dimiliki laser merah paling kecil dibandingkan yang lain. Sedangkan ketika menggunakan cahaya kuning, efek perubahan sudut putar jenis yang terjadi lebih besar dibanding saat SNF2015-V-42

menggunakan laser merah dan lebih kecil dibandingkan saat menggunakan laser hijau. Penyebabnya ialah cahaya kuning yang ditransmisikan ke polarisator dan kemudian mengenai larutan gula memiliki panjang gelombang diatas panjang gelombang laser hijau dan dibawah panjang gelombang laser merah yaitu 560-590 nm. Karena panjang gelombang cahaya kuning diantara dua gelombang yang lain maka frekuensi cahaya kuning juga berada diantara frekuensi dari panjang gelombang yang lain. 4. Kesimpulan Berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaruh konsentrasi larutan gula yaitu sebanding dengan besarnya perubahan sudut putar jenis. Semakin besar konsentrasi larutan gula semakin besar perubahan sudut putar jenisnya. 2. Pengaruh panjang gelombang terhadap perubahan sudut putar jenis yaitu berbanding terbalik dimana semakin kecil nilai panjang gelombang sumber cahaya maka perubahan sudut putar jenisnya semakin besar. Besarnya nilai perubahan sudut putar jenis berturut-turut dari yang paling besar terjadi pada sumber cahaya laser hijau, cahaya kuning dan laser merah. Ini disebabkan panjang gelombang laser hijau paling kecil yaitu 532 nm, cahaya kuning 560-590 nm dan laser merah 650 nm. Alat Polarmeter Secara Non-Invasive. Artikel Skripsi Mahasiswa. Malang: Program Studi Fisika Universitas Negeri Malang. Nunik Sri Ritasari. 2014. Pengembangan Materi Praktikum Penentuan Sudut Polarisasi Cahaya pada Minuman Kemasan Berbasis Data Logging,Tesis. Yogyakarta: Program Magister Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan. Nuraniza. 2013. Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter. Prima Fisika, 87-91. Sutrisno. 1979. Fisika Dasar: Gelombang dan Optik. Bandung: ITB Wierna Yusanti. 2011. Perubahan Sudut putar jenis Cahaya Terhadap Variasi Medan Listrik pada Madu,Skripsi. Semarang: Program Studi Fisika Universitas Diponegoro Ucapan Terimakasih Terimakasih kepada Dr. Moh. Toifur M. Si. yang telah membimbing dan membantu penelitian dan kepada widodo S.Kom. yang telah membantu diskusi serta pembuatan alat penelitian Daftar Pustaka Agustina, E. 2010. Penentuan Kemurnian Minyak Kayu Putih dengan Teknik Analisis Perubahan Sudut Putar Polarisasi Cahaya Akibat Medan Listrik Luar. Neutrino. C., A. L. 2012. Comparative Analysis of Monosaccharide and Disaccharide Using Different Instrument Refactometer and Polarimeter. Okonkwo et al. Int. J. Res. Chem. Environ., 270-274. Finn, M. A. 1994. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga. Muhammad Lailia Nurafik, S. A. 2013. Pengaruh Kadar Gula Dalam Darah Manusia Terhadap Sudut Putar Sumbu Polarisasi Menggunakan SNF2015-V-43

SNF2015-V-44