(emergency) diperlukan nomor tunggal panggilan darurat

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN NOMOR TUNGGAL PANGGILAN DARURAT 112

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU KABUPATEN BLORA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 281 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 35

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

`PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN NOMOR TUNGGAL PANGGILAN DARURAT

PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

KEPUTUSAN GUBERNUR BANTEN NOMOR : /Kep.673-Huk/2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 172 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PANGGILAN TUNGGAL DARURAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2005 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENANGANAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERJITURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 307 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 82 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN JAWA BARAT CENTER DI BATAM GUBERNUR JAWA BARAT,

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 308 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2005 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENANGANAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN BUPATI SUMEDANG NOMOR: 489/KEP.479-HUK/2017 TENTANG

WALI KOTA BONTANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PINRANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2012

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 334 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2016

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2005 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENANGANAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2016

Transkripsi:

GUBERNUR DKI JAKARTA PERATURAN GUBERNUR DKI JAKARTA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN NOMOR TUNGGAL PANGGILAN DARURAT 112 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat dalam penanganan kejadian gawat darurat (emergency) diperlukan nomor tunggal panggilan darurat yang mudah diingat dan dihubungi. b. Bahwa untuk menuju layanan nomor tunggal panggilan darurat 112 perlu pengintegerasian layanan yang ada kedalam salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah, Instansi Pemerintah, atau instansi terkait lainnya. c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Layanan Nomor Tunggal Panggilan Darurat 112. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran; 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 7. Undang-Undang Noor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 10. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara; 11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 12. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 16. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran; 17. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta Nomor 9 Tahun 2011 tentang Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 18. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 19. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN NOMOR TUNGGAL PANGGILAN DARURAT 112 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaran Pemerintahan Daerah. 3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

6. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat BPKAD adalah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi yang selanjutnya disebut Biro ORB adalah Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 9. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disingkat BPBD adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 10. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta; 11. Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disebut Pelaksana BPBD adalah Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta 12. Kepala Pelaksana adalah Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta 13. Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan Kerja Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta 14. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan atau pelayanan jaringan telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi. 15. Layanan nomor tunggal panggilan darurat 112 yang selanjutnya disebut Call Center 112 adalah pusat layanan pengaduan masyarakat melalui nomor telepon "112", dimana penelepon dapat meminta bantuan maupun memberikan informasi terkait kegawatdaruratan tanpa dikenakan biaya telepon. 16. Dispatcher adalah petugas pada Call Center 112 yang bertanggungjawab untuk memilah permasalahan dan meneruskan kepada SKPD/Instansi terkait untuk penyelesaian kasus yang dilaporkan. 17. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. 18. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah satuan kerja perangkat daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 19. Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat UKPD adalah unit kerja atau sub ordinat SKPD. 20. Kejadian Gawat Darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan meninggal atau cacat atau kehilangan anggota tubuh secara permanen.

21. Kecelakaan adalah kejadian yang dapat merugikan jiwa dan/atau harta benda yang diakibatkan oleh alat/sarana transportasi. 22. Kebakaran adalah kejadian yang dapat merugikan jiwa dan/atau harta benda yang diakibatkan oleh api yang membesar dan tidak dapat dikendalikan. 23. Pelayanan Ambulans adalah pelayanan mobilisasi terhadap kegawatdaruratan termasuk evakuasi medik dan/atau pelayanan rujukan. 24. Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana yang selanjutnya disebut Pusdalops adalah Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD. 25. Koneksi Langsung adalah tersambungnya dua lokasi tanpa terputus melalui jaringan private khusus VPN (Virtual Private Network). 26. Koneksi Tidak Langsung adalah tersambungnya dua lokasi menggunakan saluran line telepon yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu sesuai kebutuhan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Bagian Kesatu Maksud Pasal 2 Maksud penyelenggaraan Call Center 112 adalah dalam rangka meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat untuk penanganan kejadian gawat darurat (emergency) diperlukan nomor tunggal panggilan darurat yang mudah diingat dan dihubungi dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setiap hari dan 7 (tujuh) hari seminggu secara terus menerus. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Tujuan penyelenggaraan Call Center 112: a. Mengintegrasikan semua layanan telepon pengaduan dan pemberian informasi gawat darurat (emergency) dari SKPD/UKPD, instansi pemerintah, dan instansi terkait lainnya. b. Memudahakan masyarakat dalam mengakses dan mendapatkan layanan gawat darurat (emergency). c. Memberikan informasi dan supervisi, mengarahkan dan memandu penelepon dalam kejadian gawat darurat (emergency). BAB III RUANG LINGKUP PENYELENGGARAAN CALL CENTER 112 Pasal 4 (1) Penyelenggaraan Call Center 112 adalah upaya pemberian layanan kepada masyarakat terkait kejadian gawat darurat (emergency) melalui panggilan telepon 112;

(2) Kejadian gawat darurat (emergency) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. Permintaan ambulance gawat darurat b. Permintaan penyelamatan manusia c. Permintaan penanganan kebakaran d. Penanganan kejadian kecelakaan e Penanganan kejadian tindak criminal seperti perampokan, pembunuhan, pencurian dengan kekerasan f. Penanganan kejadian terorisme emergency, penyanderaan, penembakan, ancaman bom, penyerangan g. Penanganan baliho/pohon tumbang dengan korban h. Penanganan hewan buas atau berbisa i. Penanganan terkait kebencanaan j. Penanganan kejadian gawat darurat lainnya. BAB IV PENGINTEGRASIAN PENYELENGGARAAN CALL CENTER 112 Pasal 5 (1) Pengintegrasian layanan call center 112 meliputi: a. SKPD/UKPD; b. instansi pemerintah; c. instansi terkait lainnya (2) Pengintegrasian layanan call center yang diselenggarakan SKPD/UKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan penyelamatan; b. Dinas Kebersihan; c. Dinas Tata Air; d. Dinas Pertamanan dan Pemakaman; e. Dinas Perindustrian dan Energi; f. Dinas Perhubungan; g. Dinas Pertanian dan Peternakan; h. Dinas Sosial; i. Satuan Polisi Pamong Praja; j. Unit Pelaksana Teknis Ambulans Gawat Darurat Dinas Kesehatan;dan k. Kelurahan (3) Pengintegrasian layanan call center yang diselenggarakan Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. POLDA Metro Jaya b. Kantor SAR Jakarta. (4) Pengintegrasian layanan call center yang diselenggarakan Instansi terkait lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. BUMN; b. BUMD; c. PMI;dan

d. Badan hukum lainnya BAB V SISTEM CALL CENTER 112 Pasal 6 (1) BPBD menyediakan infrastruktur sistem Call Center 112; (2) Sistem Call center 112 sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) memiliki fungsi: a. Antar muka penanganan gawat darurat; b. Menerima panggilan gawat darurat dari masyarakat; c. Rekap penerimaan panggilan gawat darurat dari masyarakat yang disertai dengan waktu informasi yang diterima; d. Meneruskan informasi gawat darurat ke SKPD/UKPD, Instansi Pemerintah, dan instansi terkait lainnya; e. Rekap pengiriman informasi gawat darurat ke SKPD/UKPD, Instansi Pemerintah, dan instansi terkait lainnya yang disertai waktu pengiriman informasi; BAB VI KEPEGAWAIAN Pasal 7 (1) Pegawai yang ditugaskan pada penyelenggaraan Call Center 112 wajib memiliki kompetensi di bidang komunikasi dan pelayanan publik; (2) Kompetensi sebagaimana ayat (1) meliputi : a. Pengetahuan di bidang komunikasi; b. Pengetahuan di bidang pelayanan publik; c. Keterampilan di bidang komunikasi dan pelayanan publik; d. Pengetahuan di bidang kegawatdaruratan; e. Pengetahuan di bidang kebencanaan. (3) Dalam rangka memenuhi kompetensi sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan seleksi dan pembinaan sebagaimana mestinya. BAB VII OPERASIONAL Pasal 8 (1) BPBD bertindak selaku koordinator dalam penyelenggaraan Call Center 112. (2) Dinas komunikasi, informatika dan kehumasan memastikan kelancaran operasional jaringan komunikasi data dan melaksanakan koordinasi teknis dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika RI serta pihak perusahaan operator telekomunikasi. (3) Call Center 112 beroperasi selama 24 jam setiap hari dan 7 hari seminggu secara terus menerus.

(4) SKPD/UKPD, instansi pemerintah, dan instansi terkait lainnya diwajibkan menindaklanjuti penanganan panggilan telepon yang di-dispatch oleh operator Call Center 112 sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) masing-masing. BAB VIII PELAKSANAAN TUGAS SKPD/UKPD, INSTANSI PEMERINTAH DAN INSTANSI TERKAIT LAINNYA Pasal 9 (1) Uraian pelaksanaan tugas untuk para SKPD/UKPD, instansi pemerintah dan instansi lainnya berdasarkan kategori kejadian sebagaimana dalam lampiran. (2) BPBD mengoordinasikan, menyiapkan sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan sistem informasi Call Center 112. (3) Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta menyediakan jaringan khusus/vpn tidak terputus sesuai kebutuhan line telepon, dan melakukan pendampingan pengembangan sistem Call Center 112. (4) Inspektorat melakukan monitoring dan evaluasi target capaian standar pelayanan sesuai denga standar pelayanan minimum instansi masingmasing. (5) Badan Kepegawaian Daerah melakukan perencanaan kebutuhan dan pengisian formasi SDM. (6) Badan Pendidikan dan Pelatihan melakukan peningkatan dan pengembangan kapasitas SDM yang profesional. (7) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah melakukan perencanaan anggaran pengembangan sumber daya manusia, sarana prasarana dan sistem informasi Call center 112 sesuai hasil monitoring dan evaluasi berkala. (8) SKPD atau instansi yang menerima dispatch dari Call Center 112 agar menyiapkan tenaga operator yang bertugas 24 jam sesuai jumlah line sebagai berikut : No Nama SKPD Line 1 POLDA Metro Jaya 10 4 Kantor SAR Provinsi DKI Jakarta 4 5 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 2 6 Dinas Penanggulangan Kebakaran dan 8 Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta; 7 Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta; 10 8 Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta; 4 9 Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi DKI Jakarta; 4 10 Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta; 2 11 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta; 2 12 Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI 2 Jakarta; 13 Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta; 4 14 Dinas Pertamanan dan Pemakaman 4 TOTAL 56 (9) Instansi yang tersebut dalam ayat (8) diatas menyiapkan sarana dan prasarana Call Center yang memadai seperti perangkat komputer, headset

dan meja kerja. BAB IX PELAKSANAAN, PROSEDUR DAN MEKANISME Pasal 11 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan, prosedur dan mekanisme layanan Call Center 112 ditetapkan dalam keputusan Kepala SKPD sesuai tugas, fungsi, peran dan kewenangan dalam rangka penanggulangan bencana, serta melibatkan/berkoordinasi dengan SKPD terkait lainnya. BAB X KEUANGAN Pasal 12 (1) Anggaran belanja yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan Call Center 112 dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah melalui dokumen pelaksana anggaran BPBD; (2) Pengelolaan anggaran belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keuangan Negara/daerah; BAB XI MONITORING, EVALUASI DAN PENGENDALIAN Bagian Kesatu Monitoring dan Evaluasi Pasal 13 (1) Gubernur melalui BPBD melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaraan Call Center 112 pada masing-masing SKPD/UKPD, instansi pemerintah, dan instansi lainnya; (2) Monitoring dan evaluasi sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Bidang yang bertanggung jawab di bidang Pengendalian dan Informatika; Pasal 14 (1) Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Call Center 112 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 sekurang-kurangnya dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan; (2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk: a. Rapat kerja; b. Rapat koordinasi; c. Peninjauan/kunjungan lapangan; d. Permintaan data informasi;dan e. Permintaan laporan.

(3) Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi sebagaimana pada ayat (1) dan ayat (2) BPBD dapat mengikutsertakan SKPD/UKPD terkait dan/atau pihak ketiga yang berkompeten. Pasal 15 (1) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 dilaporkan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; (2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bahan evaluasi, perumusan kebijakan penyelenggaraan Call Center 112. Bagian Kedua Pengendalian Pasal 16 (1) Pengendalian penyelenggaraan Call Center 112 dalam kegiatan pelayanan sehari-hari dilakukan oleh pejabat struktural atau pejabat fungsional yang membawahi bidang pengendalian dan informatika; (2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk memastikan bahwa setiap kegiatan pelayanan Call Center 112 dilaksanakan sesuai dengan Standard Operasional Prosedur dan standard pelayanan; (3) Hasil pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan secara berkala kepada Kepala Pelaksana BPBD; BAB XII PELAPORAN Pasal 17 (1) Kepala Pelaksana BPBD menyusun dan menyampaikan laporan berkala tahunan, semesteran, triwulan, bulanan dan/atau sewaktu-waktu kepada Kepala BPBD; (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi laporan : a. Kinerja; b. Sumber daya manusia; c. Pengaduan masyarakat; d. Kegiatan;dan e. Hasil koordinasi dengan SKPD/UKPD, instansi pemerintah, dan instansi lainnya. BAB XIII PENUTUP Pasal 18 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam berita daerah

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Diundangkan di Jakarta Pada tanggal BASUKI T. PURNAMA SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, SAEFULLAH BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN NOMOR

Lampiran Pelaksanaan Tugas SKPD/UKPD, Instansi Pemerintah, dan Instansi lainnya KEJADIAN SKPD/UKPD/INSTANSI Permintaan ambulance gawat darurat UPT. AGD Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, PMI Penanganan baliho/pohon tumbang dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman, korban Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, UPT. AGD Dinas Kesehatan, PMI BPBD Provinsi DKI Jakarta. Permintaan penyelamatan manusia Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, UPT. AGD Dinas Kesehatan, Kantor SAR Jakarta, BPBD Provinsi DKI Jakarta, POLDA Metro Jaya. Permintaan penanganan kebakaran Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja UPT. AGD Dinas Kesehatan, Satuan Polisi Pamong Praja, POLDA Metro Jaya. Penanganan kejadian kecelakaan POLDA Metro Jaya, UPT. AGD Dinas Kesehatan, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, PMI BPBD Provinsi DKI Jakarta. Penanganan kejadian terorisme emergency, perampokan, penyanderaan, penembakan, ancaman bom, penyerangan Penanganan hewan buas atau berbisa Penanganan kejadian terkait kebencanaan Penanganan kegawatdaruratan lainnya POLDA Metro Jaya, UPT. AGD Dinas Kesehatan, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Perhubungan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, BPBD Provinsi DKI Jakarta. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, UPT. AGD Dinas Kesehatan, Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta BPBD, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Tata Air, Dinas Perhubungan,Dinas Sosial, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Kesehatan, Dinas Kebersihan Satuan Polisi Pamong Praja, POLDA Metro Jaya, Kantor SAR Jakarta BPBD, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Tata Air, Dinas Perhubungan,Dinas Sosial,

Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Kesehatan, Dinas Kebersihan Satuan Polisi Pamong Praja, POLDA Metro Jaya, Kantor SAR Jakarta