BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bertambahnya perusahaan yang listing di BEI dari 445

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. investasi, terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting. Pasar modal ini berfungsi untuk menghubungkan para investor, perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan tingkat pengembalian (return) (Arista). Tujuan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Modal merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Debt to Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin berkembang banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian ini sebagai faktor internal perusahaan yaitu Return on Asset (ROA), Debt

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang sangat efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN. alam, perusahaan-perusahaan Properti dan Real Estate pun turut mendaftarkan diri

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pesatnya perkembangan dunia industri menimbulkan persaingan yang ketat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Jasa jasa perbankan memang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian pada jaman globalisasi ini, memacu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia hampir

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. utama berinvestasi di pasar modal adalah untuk menerima dividen, dan capital

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan tersebut terutama perusahaan yang sudah go public.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara, karena pasar modal memiliki fungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan perusahaan tersebut dimasa depan. Tujuan utama perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah kegiatan bisnis, tidak akan mungkin terlepas dari apa

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan untuk meningkatkan

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. (Tandelilin, 2010:31). Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menimbulkan persaingan, salah satunya di bidang ekonomi dan perdagangan. Globalisasi dalam perekonomian dan perdagangan ini menyebabkan berbagai sektor industri di Indonesia mengalami perkembangan, yang ditandai dengan bertambahnya perusahaan yang listing di BEI dari 445 perusahaan pada periode Juni 2012 (bersumber dari BEI dalam http://investasi.kontan.co.id) menjadi 482 perusahaan pada periode Oktober 2013 (http://www.idx.co.id). Namun untuk dapat bersaing, perusahaan akan memerlukan tambahan dana sebagai modal pengembangan bisnisnya. Salah satu cara perusahaan melakukan pendanaan adalah dengan pendanaan eksternal atau pendanaan yang bersumber dari luar perusahaan (http://ekonomi.kompasiana.com). Pendanaan eksternal ini dapat dilakukan dengan meminjam sejumlah dana kepada pihak eksternal berupa pokok pinjaman dan bunga pinjaman yang sesuai dengan kesepakatan, dan/atau dengan menjual saham perusahaan ke pihak eksternal. Pendanaan eksternal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah dengan menjual saham perusahaan ke pihak eksternal. Pendanaan eksternal ini dapat dilakukan di pasar modal, dimana pasar modal menjadi perantara antara investor dengan perusahaan yang membutuhkan modal. Pasar modal adalah pasar yang memperjual-belikan instrument keuangan jangka panjang yang dapat berbentuk utang, saham, instrumen derivatif, ataupun instrumen lain. 1

Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Menurut Husnan (2001) dalam Tiningrum (2012), pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan. Bagi perusahaan, pasar modal merupakan tempat alternatif untuk mendapatkan tambahan dana dengan menawarkan saham perusahaan. Sedangkan bagi investor, pasar modal merupakan tempat alternatif untuk melakukan investasi dan mendapatkan keuntungan atau tingkat pengembalian (return) yang maksimal dengan tingkat risiko tertentu. Faktor pendorong bagi investor untuk melakukan investasi adalah return saham. Return saham adalah hasil/imbalan yang diperoleh dari investasi pada saham, dimana hasil/imbalan dari investasi itu menjadi faktor pendorong investor untuk berinvestasi pada saham. Return juga merupakan indikator penentu kemakmuran investor. Ada dua macam return yang dapat dihasilkan yaitu expected return dan realized return. Expected return adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor terhadap investasinya, sedangkan realized return adalah tingkat pengembalian aktual yang diterima oleh investor atas investasinya. Return yang diharapkan adalah jika realized return yang dihasilkan sesuai atau mendekati expected return. Return saham dapat berwujud dividen dan capital gain. Menurut Darmadji (2008), dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas 2

keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual saham di pasar sekunder. Bagi perusahaan, semakin besar return yang dapat diberikan kepada investor atas saham yang diterbitkan perusahaan, maka semakin banyak pula investor yang tertarik untuk menginvestasikan dananya pada saham perusahaan. Dengan tingginya minat investor berinvestasi pada saham perusahaan, hal ini menyebabkan semakin banyak pula dana yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi return saham, salah satunya adalah DER. Debt to equity ratio (DER) adalah rasio yang menggambarkan mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan. Debt to equity ratio (DER) adalah rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas (modal sendiri). Utang adalah salah satu sarana pendanaan. Semakin besar DER menandakan struktur permodalan perusahaan lebih banyak memanfaatkan utang daripada ekuitas (Natarsyah, 2000 dalam Arista dan Astohar, 2012). Hal ini mencerminkan perusahaan tersebut memiliki tingkat risiko yang relatif tinggi karena perusahaan memiliki tanggung jawab untuk melunasi utang-utang yang dimilikinya terlebih dahulu, yang menyebabkan kas yang dimilikinya menjadi berkurang sehingga kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividen kepada investor menjadi kecil. Kecilnya kemungkinan perusahaan membagikan dividen kepada investor menyebabkan investor kurang tertarik untuk menginvestasikan dananya pada saham perusahaan sehingga permintaan saham perusahaan turun, yang kemudian diikuti oleh 3

turunnya harga saham. Oleh karena itulah, harga saham kini menjadi lebih rendah dari sebelumnya yang menyebabkan return saham yang akan diterima oleh investor menjadi ikut turun. Hasil penelitian sebelumnya, Arista dan Astohar (2012) menyatakan bahwa debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini juga didukung oleh Yunanto dan Medyawati (2009) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Namun, hasil penelitian tadi tidak didukung Suharli (2005) menyatakan bahwa debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Faktor lain yang dapat mempengaruhi return saham adalah EPS. Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham (Subiyantoro dan Andreani, 2001 dalam Martono, 2009 dalam Arista dan Astohar, 2012). Semakin besar nilai EPS menandakan semakin besar laba perusahaan. Jika laba perusahaan besar maka kemungkinan perusahaan membagikan dividen pun menjadi semakin besar. Tingginya kemungkinan pembagian dividen menyebabkan investor tertarik untuk menginvestasikan dananya pada saham perusahaan, yang kemudian memicu naiknya harga saham perusahaan. Kenaikan harga saham menandakan adanya capital gain yang akan diterima oleh investor karena harga saham kini menjadi lebih tinggi dari harga saham sebelumnya yang menyebabkan return saham yang akan diterima investor menjadi lebih besar. Begitu juga sebaliknya, jika EPS kecil maka return saham yang akan diterima investor menjadi kecil. Jadi, 4

tentunya para investor lebih menanti-nantikan Earning Per Share yang tinggi dibanding dengan Earning Per Share yang rendah (Subiyantoro dan Andreani, 2001, dalam Arista dan Astohar, 2012). Hasil penelitian sebelumnya, menurut Nurmalasari (2008) dalam Kristiana dan Sriwidodo (2012) yang menyimpulkan EPS mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Namun, hal ini tidak didukung Wira (2008) yang menyatakan bahwa EPS tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Begitu juga menurut Arista dan Astohar (2012) yang menyatakan EPS tidak terbukti mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi return saham, selain DER dan EPS adalah PBV. Price to Book Value (PBV) adalah rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya (Arista dan Astohar, 2012). Semakin besar rasio PBV suatu saham berarti saham tersebut dinilai oleh pasar lebih tinggi dari nilai bukunya. Saham yang dinilai lebih tinggi oleh pasar akan membuat investor lebih tertarik untuk berinvestasi di saham perusahaan tersebut, sehingga permintaan saham akan naik. Kenaikan permintaan saham membuat harga saham menjadi ikut naik, yang kemudian menyebabkan return saham yang akan diterima investor akan lebih besar karena harga saham kini lebih besar dibanding dengan harga saham sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya, menurut Arista dan Astohar (2012) menyatakan bahwa PBV terbukti mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan. Namun, tidak didukung 5

oleh Ratnawati (2009), Ansor (2010), dan Astohar (2010) dalam Arista dan Astohar (2012). Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi return saham adalah tingkat risiko. Tingkat risiko adalah ukuran angka koefisien yang menggambarkan sensitivitas atau kecenderungan respons suatu saham terhadap pasar (Darmadji, 2008). Ada dua jenis risiko, yaitu systematic risk dan non-systematic risk. Systematic risk merupakan risiko yang dihadapi seluruh perusahaan yang berkaitan dengan kejadian-kejadian di luar kegiatan operasional perusahaan seperti inflasi, resesi dan sebagainya, sedangkan non-systematic risk merupakan jenis risiko yang hanya dihadapi oleh sejumlah perusahaan dalam perekonomian atau risiko yang hanya berpengaruh pada sejumlah kelompok aset, seperti kebijakan baru yang diterapkan di industri bank hanya berpengaruh pada bank dan tidak berdampak risiko pada industri lain atau disebut dengan risiko yang dapat dikendalikan. Dalam penelitian ini, tingkat risiko yang dimaksud adalah systematic risk (β). Systematic risk (β) adalah risiko yang tidak dapat dikendalikan seperti inflasi dan resesi, tidak ada satu pihak pun yang menginginkan hal itu terjadi. Jadi, sebagai contoh, jika inflasi terjadi maka harga barang-barang kebutuhan akan naik. Hal ini menyebabkan calon-calon investor lebih mengutamakan untuk memenuhi segala kebutuhan pokoknya terlebih dahulu dibandingkan dengan berinvestasi. Oleh karena itu, permintaan saham turun, yang diikuti dengan turunnya harga saham. Penurunan harga saham akan menyebabkan return yang diterima investor menjadi lebih kecil karena harga saham kini lebih rendah dibandingkan dengan 6

harga saham sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya, menurut Zulbahridar dan Jonius (2002) dalam Suharli (2005) yang menyatakan bahwa tingkat risiko (β) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa beta tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, seperti pada Meythi (2006) dalam Solechan (2009), Solechan (2009), Aufa (2013) dan Yunanto dan Medyawati (2009). Di Indonesia, ada banyak jenis industri yang tercatat di dalam Bursa Efek Indonesia, yaitu industri barang konsumsi, industri dasar dan kimia, industri pertanian, industri pertambangan, industri property dan real estate, industri keuangan dan lain-lainnya. Penelitian ini menggunakan industri food and beverage (subsektor dari industri barang konsumsi) sebagai objek penelitian dikarenakan hasil produk dari industri ini merupakan barang pokok atau barang yang pasti dibutuhkan oleh semua orang. Ditambah lagi dengan pertumbuhan penduduk Indonesia selalu meningkat, dari 206.264.595 penduduk di tahun 2000 menjadi 237.641.326 penduduk di tahun 2010 (http://www.bps.go.id), yang menyebabkan pasar industri makanan dan minuman tidak pernah sepi, bahkan terus meningkat karena perilaku konsumsi dan populasi penduduk yang besar. Oleh karena itu, industri food and beverage masih menjadi topik yang menarik untuk diteliti lebih lanjut sebagai objek penelitian dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan hasil replikasi dari Arista dan Astohar (2012), perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 7

1. Variabel independen yang ditambahkan dalam penelitian ini adalah Systematic Risk (β) yang diambil dari Yunanto dan Medyawati (2009), sedangkan variabel independen yang dikurangi adalah Return On Asset (ROA). 2. Objek penelitian ini menggunakan industri Food and Beverage yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. 3. Tahun penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah 2008-2012, sedangkan tahun penelitian yang digunakan penelitian sebelumnya adalah 2005-2009. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul penelitian sebagai berikut: PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), EARNING PER SHARE (EPS), PRICE TO BOOK VALUE (PBV), DAN SYSTEMATIC RISK (β) TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BEI B. Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak menjadi terlalu luas dan memiliki ruang lingkup penelitian yang jelas, maka dikemukakan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Penelitian ini terfokus pada pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV) dan Systematic Risk (β) terhadap return saham dan hanya dilakukan pada industri food and beverage yang terdaftar di BEI selama periode 2008-2012. 8

C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh terhadap Return Saham? 2. Apakah Earing Per Share (EPS) memiliki pengaruh terhadap Return Saham? 3. Apakah Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh terhadap Return Saham? 4. Apakah Systematic Risk (β) memiliki pengaruh terhadap Return Saham? 5. Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV) dan Systematic Risk (β) secara simultan memiliki pengaruh terhadap Return Saham? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris: 1. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham. 2. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap return saham. 3. Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap return saham 4. Pengaruh Systematic Risk (β) terhadap return saham. 5. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), dan Systematic Risk (β) secara simultan terhadap Return Saham. 9

E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Investor Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dalam memahami pengaruh dari Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), dan Systematic Risk (β) terhadap return saham agar dapat menentukan keputusan yang tepat dalam berinvestasi. 2. Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan serta mengembangkan teori di bidang investasi dan pasar modal terutama tentang pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), dan Systematic Risk (β) terhadap return saham. 3. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memahami serta memperdalam pengetahuan di bidang investasi dan pasar modal terutama tentang pengaruh dari Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), dan Systematic Risk (β) terhadap return saham agar dapat menarik lebih banyak investor untuk berinvestasi di perusahaan. 4. Mahasiswa dan Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya dalam memperjelas fenomena yang ada, mengembangkan 10

teori, serta memperdalam pengetahuan dan wawasan di bidang investasi dan pasar modal terutama tentang pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV), dan Systematic Risk (β) terhadap return saham. F. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TELAAH LITERATUR Bab ini berisikan kajian kajian tentang landasan teori dan tinjauan pustaka serta hipotesis terkait dengan debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS), Price to Book Value (PBV), dan systematic risk (β), serta dampaknya terhadap return saham. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan penjelasan variabel dependen dan variabel independen yang digunakan oleh peneliti, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisa data tersebut. 11

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, pengujian, dan analisis hipotesis, serta pembahasan penelitian. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan simpulan, keterbatasan, dan saran yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. 12