MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NO. : 1029/Kpts/OT.210/12/98

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Permentan/OT.140/3/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 27/Permentan/OT.140/5/2008 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 27/Permentan/OT.140/5/2008 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PERTANIAN

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERMENDIKNAS NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR BAGI PNS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL (terdiri atas 17 bab,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 500/Kpts-II/2002 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2009 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PNS. Pedoman.

2011, No.82 2 Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nom

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN: DAN GEOFISIKA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

E. PERSYARATAN Bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan umum dan khusus :

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN DALAM NEGERI

2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 85 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambaha

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 137/KA/VIII/2008 TENTANG TUGAS BELAJAR DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 34 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 1 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 3 TAHUN 2014

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, DAN IKATAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR

PERATURAN PNS YANG MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG YANG LEBIH TINGGI DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL NOMOR HK.01.04/01.a-KA/1/2010 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2014

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI WAJO NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

NOMOR: 10 TAHUN 1996 NOMOR : 49/SK/S/1996 NOMOR : KEP-386/K/1996 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 10 TAHUN TENTANG TUGAS BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 2 SERI E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATZTRAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TUGAS BELAJAR DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM TUGAS BELAJAR JANGKA PANJANG (TBJP) LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Kenaikan Pangkat. PNS. Administrasi. Pedoman.

BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NO. : 1029/Kpts/OT.210/12/98 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI LINGKUP PERTANIAN MENTERI PERTANIAN, Menimbang : 1. bahwa sehubungan dengan telah ditetapkannya Undangundang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan pelaksanaannya, pedoman tugas belajar bagi pegawai negeri lingkup Pertanian perlu diadakan penyesuaian dan penyempurnaan; 2. bahwa agar pelaksanaan tugas belajar bagi pegawai negeri lingkup pertanian dapat berjalan lebih tertib dan lancar, perlu menetapkan kembali pedoman tugas belajar bagi pegawai negeri lingkup pertanian dalam Keputusan Menteri Pertanian. Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Prps Tahun 1961; 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974; 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor30 Tahun 1980; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1994; 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 1983; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1998; 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 122/M Tahun 1998; 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1994; 10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1994; 11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 96/Kpts/OT.210/2/1994; 12. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 482/Kpts/OT.210/7/1995.

M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI LINGKUP PERTANIAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : a. Tugas belajar adalah tugas yang diberikan oleh Departemen Pertanian kepada pegawai negeri lingkup pertanian untuk mengikuti pendidikan pada suatu lembaga pendidikan atau lembaga lain di dalam atau di luar negeri, yang sebagian atau seluruhnya dilakukan di dalam dan di luar pengorganisasian Departemen Pertanian dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan bidang studi atau ilmu atau keahlian yang telah ditentukan dengan menggunakan biaya pemerintah Republik Indonesia, pemerintah negara asing, badan internasional atau badan non-pemerintah lainnya; b. Pegawai tugas belajar adalah pegawai negeri lingkup pertanian dalam status mendapat tugas belajar dari Menteri Pertanian atau Pejabat yang ditunjuk olehnya; c. Pegawai tugas belajar adalah pegawai negeri lingkup pertanian dalam status mendapat tugas belajar dari Menteri Pertanian atau Pejabat yang ditunjuk olehnya; d. Pendidikan Akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangannya; e. Pendidikan Profesional adalah pendidikan yang diarahkan terutana pada kesiapan penerapan keahlian tertentu. Pasal 2 Tugas belajar bertujuan agar pegawai negeri lingkup pertanian dapat lebih mampu dan bersemangat dalam melaksanakan tugas, meningkatkan prestasi kerja, antara lain melalui peningkatan : a. sikap dan perilaku berdasarkan moral ideologi Pencasila ; b. pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan; c. wawasan berpikir; d. mutu dan jumlah hasil kerja; e. efektifitas dan efisiensi kerja; f. disiplin kerja dan tanggung jawab; dan g. jenjang karir.

Pasal 3 1. Ruang lingkup tugas belajar dalam keputusan ini meliputi tugas belajar dalam negeri dan tugas belajar luar negeri; 2. Tugas belajar diberikan untuk masa lebih dari tiga (3) bulan dan paling lama tiga (3) tahun; 3. Pendidikan dan pelatihan fungsional dan teknis yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994, tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil mengikuti ketentuan tugas belajar yang diatur dalam Keputusan ini. Pasal 4 1. Jenis tugas belajar bagi pegawai negeri lingkup pertanian terdiri atas pendidikan akademik, pendidikan profesional, dan pendidikan dan pelatihan baik fungsional maupun teknis; 2. Pendidikan akademik terdiri atas Program Sarjana (S1) dan Program Pasca Sarjana meliputi Program Magister (S2) dan Program Doktor (S3); 3. Pendidikan Profesional terdiri atas Program Diploma dan Program Spesialis; 4. Pendidikan dan pelatihan jangka pendek meliputi antara lain fungsional dan teknis. BAB II UNIT KERJA YANG BERTUGAS MENANGANI TUGAS BELAJAR ORGANISASI PENYELENGGARA Pasal 5 Unit kerja di lingkungan Departemen Pertanian yang terkait dalam pelaksanaan tugas belajar meliputi : a. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Badan Diklat Pertanian; b. Biro Kepegawaian Departemen Pertanian; c. Biro Kerjasama Luar Negeri Departemen Pertanian; d. Sekretariat Ditjen/Itjen/Badan, Biro Tata Usaha dan Perlengkapan Sekretariat Jenderal dan Biro Tata Usaha, Sekretariat Pengendali Bimas; e. Kantor Wilayah Departemen Pertanian. Pasal 6 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, mempunyai tugas : a. menyusun Rencana Induk Program Tugas Belajar (RIPTB) dan rencana pelaksanaan tugas belajar;

b. mengumpulkan dan menyampaikan informasi kesempatan tugas belajar ke seluruh unit kerja di lingkungan Departemen Pertanian; c. memeriksa kelengkapan persyaratan calon peserta tugas belajar dan memproses pemberian tugas belajar ; d. menyeleksi setiap usulan calon peserta tugas belajar; dan e. memonitor pelaksanaan tugas belajar serta mengevaluasi hasil pemberian tugas belajar. Pasal 7 Biro Kepegawaian Departemen Pertanian, mempunyai tugas : a. melaksanakan analisis kebutuhan tugas belajar; b. memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi kepegawaian calon peserta tugas belajar, dan c. memproses keputusan pemberian tugas belajar. Pasal 8 Biro Kerjasama Luar Negeri, mempunyai tugas : a. mengumpulkan dan menginformasikan tawaran pendidikan dan pelatihan ke luar negeri ke Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai; b. meneruskan tawaran serta kesempatan tugas belajar atau pelatihan di luar negeri yang berasal dari negara-negara atau lembaga atau Badan Internasional kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai; c. menerima dan meneruskan hasil seleksi calon peserta tugas belajar kepada negara/lembaga/badan Internasional yang memberikan penawaran tugas belajar; d. memproses penerbitan Surat Persetujuan dan Keputusan Sekretariat Kabinet RI tentang penugasan belajar ke luar negeri; dan e. mengurus dan menyelesaikan paspor dinas, izin keluar (exit permit) dan visa. Pasal 9 Sekretariat Ditjen, Itjen, Badan, Biro Tata Usaha dan Perlengkapan, dan Biro Tata Usaha Sekretariat Pengendali Bimas, mempunyai tugas : a. menyusun rencana kebutuhan tugas belajar; b. memeriksa kelengkapan persyaratan calon peserta tugas belajar dan memproses pemberian tugas belajar; dan c. menyeleksi dan mengusulkan calon peserta tugas belajar dari lingkup unit kerjanya.

Pasal 10 Kantor Wilayah Departemen Pertanian, mempunyai tugas : a. mengkoordinasikan penyusunan rencana kebutuhan tugas belajar bagi unit kerja pertanian diwilayahnya; b. memeriksa kelengkapan persyaratan calon peserta tugas belajar dan memproses pemberian tugas belajar; dan c. menyeleksi dan mengusulkan calon peserta tugas belajar bagi pegawai negeri yang diusulkan oleh Kepala Unit Kerja pertanian di wilayahnya. BAB III PERENCANAAN TUGAS BELAJAR Pasal 11 1. Penyusunan rencana kebutuhan tugas belajar bagi pegawai negeri lingkup pertanian dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan kemampuan dan atau keterampilan yang diperlukan sebagai persyaratan dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pertanian. 2. Rencana kebutuhan tugas belajar bagi pegawai negeri lingkup pertanian disusun oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai bekerjasama dengan Biro Kepegawaian berdasarkan rencana kebutuhan tugas belajar yang diperlukan oleh masing-masing unit kerja eselon I dan Kantor Wilayah Departemen Pertanian. 3. Rencana kebutuhan tugas belajar dari Kantor Wilayah Departemen Pertanian dengan berdasarkan kebutuhan tugas belajar dari masing-masing unit kerja pertanian di wilayahnya. Pasal 12 1. Rencana kebutuhan tugas belajar bagi pegawai negeri lingkup pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 disusun untuk rencana lima (5) tahunan dan dirinci kedalam rencana tahunan. 2. Rencana kebutuhan tugas belajar sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) mencakup antara lain hal-hal sebagai berikut : a. bidang pekerjaan/kegiatan yang membutuhkan tugas belajar; b. jenis keterampilan, kemampuan dan kualifikasi akhir yang dibutuhkan; c. jenis lembaga pendidikan yang direncanakan; d. kualifikasi calon pegawai tugas belajar; e. jangka waktu dan tingkat pendidikan; dan f. sumber biaya dan penjadualan.

3. Rencana kebutuhan tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disusun dengan menggunakan formulir seperti contoh pada Lampiran I Keputusan ini. Pasal 13 1. Rencana pelaksanaan tugas belajar disusun berdasarkan rencana kebutuhan tugas belajar untuk setiap tahun disesuaikan dengan : a. rencana pemberian tugas belajar yang sudah disediakan anggarannya dalam RAPBN; b. rencana pemberian tugas belajar yang sudah disepakati dalam rangka proyekproyek kerjasama luar negeri; c. kesempatan tugas belajar yang diberikan oleh instansi pemerintah maupun non pemerintah serta lembaga-lembaga/negara asing kepada pegawai lingkup pertanian melalui Departemen Pertanian. 2. Rencana pelaksanaan tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, Badan Diklat Pertanian bersama-sama dengan Biro Kepegawaian berdasarkan bahan-bahan dan informasi yang diterima dari unit kerja eselon I dan Kanwil Departemen Pertanian. 3. Rencana pelaksanaan tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun dengan menggunakan formulir seperti contoh pada Lampiran II Keputusan ini. BAB IV PERSYARATAN DAN PENETAPAN PEGAWAI CALON PESERTA TUGAS BELAJAR Pasal 14 Pegawai calon peserta tugas belajar harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus. Pasal 15 a. telah diangkat menjadi pegawai negeri sipil atau anggota ABRI dengan masa kerja sekurang-kurangnya 2 tahun sejak diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil; b. menduduki kepangkatan/golongan serendah-rendahnya Pengatur Muda (II/a) atau yang dipersamakan; c. mempunyai nilai unsur-unsur penilaian DP3 minimal baik, dengan nilai unsur kesetiaan minimal amat baik pada penilaian DP3 satu tahun terakhir; d. mempunyai Surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP) dari instansi lingkup Departemen Pertanian; e. tidak sedang dalam proses pemeriksaan dalam rangka pelaksanaan peraturan disiplin pegawai;

f. tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin pegawai sedang atau berat; g. berbadan sehat menurut keterangan dokter pemerintah; h. bidang studi yang akan ditempuh mempunyai hubungan atau sesuai dengan tugas pekerjaannya sekarang dan yang akan datang; i. tidak dalam status peserta tugas belajar atau sedang dalam proses pencalonan sebagai peserta tugas belajar untuk program pendidikan lainnya; j. memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan/penyelenggara tugas belajar yang meliputi : 1) dasar pendidikan; 2) persyaratan akademis lainnya; 3) bersedia menandatangani Surat Perjanjian Tugas Belajar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan 4) batas usia maksimal disesuaikan dengan jenis tugas belajar dengan mempertimbangkan masa baktinya. Pasal 16 1. Persyaratan khusus sebagaimana disebut dalam Pasal 14, untuk pendidikan profesional dengan program Diploma meliputi : a. telah diangkat sebagai pegawai negeri penuh; b. mempunyai masa kerja minimal satu (1) tahun terhitung sejak diangkat sebagai pegawai negeri penuh; dan c. mempunyai ijazah negeri atau yang dipersamakan serendah-rendahnya SLTA atau sederajat. 2. Persyaratan khusus sebagaimana disebut pada Pasal 14, untuk Pendidikan Profesional dengan Program Spesialis meliputi : a. telah diangkat sebagai pegawai penuh; b. mempunyai masa kerja minimal satu (1) tahun terhitung sejak diangkat sebagai pegawai negeri penuh; dan c. mempunyai ijazah negeri/yang dipersamakan serendah-rendahnya SLTA atau sederajat. Pasal 17 1. Persyaratan khusus sebagaimana disebut dalam Pasal 14, untuk pendidikan profesional dengan Program Diploma meliputi : a. telah diangkat sebagai pegawai negeri penuh;

b. mempunyai masa kerja minimal satu (1) tahun terhitung sejak diangkat sebagai pegawai negeri penuh; dan c. mempunyai ijazah negeri atau yang dipersamakan serendah-rendahnya SLTA atau sederajat. 2. Persyaratan khusus sebagaimana disebut pada Pasal 14, untuk pendidikan profesional dengan Program Spesialis meliputi : a. telah diangkat sebagai pegawai penuh; b. mempunyai masa kerja minimal satu (1) tahun terhitung sejak diangkat sebagai pegawai negeri penuh; dan c. mempunyai ijazah negeri/yang dipersamakan serendah-rendahnya SLTA atau sederajat. Pasal 18 1. Tata cara penetapan pegawai tugas belajar lingkup pertanian melalui proses sebagai berikut : a. Pegawai calon peserta tugas belajar yang berasal dari instansi pusat lingkup Departemen Pertanian diusulkan oleh pimpinan unit kerja eselon I masingmasing kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai; b. Pegawai calon peserta tugas belajar yang berasal dari unit kerja Departemen Pertanian di daerah (KAnwil, UPT Deptan dan SPHB) diusulkan oleh Kanwil atas usulan pimpinan unit kerja yang bersangkitan kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai melalui unit kerja Eselon I masing-masing; c. Pegawai calon peserta tugas belajar yang berasal dari Dinas Tingkat I atau Dinas Tingkat II lingkup pertanian oleh Kepala Dinas lingkup pertanian melalui Kanwil setelah mendapat persetujuan dari Sekwilda kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai melalui unit kerja Eselon I yang terkait. 2. Nama pegawai calon peserta tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, untuk diproses sampai dengan penetapan sebagai pegawai tugas belajar dengan keputusan pejabat yang berwenang, dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut : a. formulir usulan calon tugas belajar dalam/luar negeri; b. formulir Surat Perjanjian yang sudah ditandatangani dan diberi materai; c. mengisi dan menandatangani formulir Daftar Riwayat Hidup; d. melampirkan Surat Keterangan Hasil Penelitian Khusus (SKHP) dari pejabat yang berwenang; dan e. syarat-syarat lain yang dibutuhkan/diperlukan oleh lembaga pendidikan.

3. Untuk tugas belajar luar negeri, nama pegawai calon peserta tugas belajar yang telah diproses oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai disampaikan kepada Biro Kerjasama Luar Negeri untuk diproses lebih lanjut. Pasal 19 1. Pemberian tugas belajar luar negeri ditetapkan dengan mendapat persetujuan Menteri Negara Sekretariat Kabinet sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2. Pemberian tugas belajar dalam negeri ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian; 3. Berdasarkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Menteri Pertanian menetapkan Keputusan Pegawai Tugas Belajar. Pasal 20 Pengiriman pegawai tugas belajar ke negara yang tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Pemerintah RI atau negara lain yang diperlakukan khusus, diproses secara khusus berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 21 1. Dalam hal tugas belajar yang dibiayai dan diberikan dalam rangka pelaksanaan anggaran rutin atau proyek pembangunan, seleksi pendaftaran calon pegawai tugas belajar pada lembaga pendidikan dilakukan oleh pimpinan unit kerja eselon I penanggung jawab anggaran rutin/proyek yang bersangkutan dan memberitahukan kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai bagi calon peserta tugas belajar yang sudah pasti diterima. 2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memproses lebih lanjut sesuai Pasal 19. BAB V HAK DAN KEWAJIBAN PEGAWAI TUGAS BELAJAR Pasal 22 1. Pegawai tugas belajar mempunyai hak menerima : a. gaji; b. tunjangan bagi keluarga yang ditinggalkan; c. tunjangan belajar; d. kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat/golongan; dan e. hak kepegawaian lainnya; sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Jumlah dan cara perolehan tunjangan belajar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, ditetapkan sesuai dengan anggaran yang tersedia.

Pasal 23 Pegawai tugas belajar mempunyai kewajiban : a. menyerahkan tugas dan tanggung jawab sehari-hari kepada atasan langsung atau pejabat lain yang ditunjuk; b. mengikuti program pendidikan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Tugas Belajar; c. menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia; d. menyelesaikan program pendidikan dengan baik dan tepat pada waktunya; e. mentaati semua ketentuan tugas belajar termasuk ketentuan yang berlaku di tempat lembaga pendidikan; f. pegawai tugas belajar yang telah selesai tugas belajar luar negeri berewajiban untuk kembali bekerja pada unit kerja pegawai yang bersangkutan sekurangkurangnya selama dua (2) kali masa tugas belajar, atau sekurang-kurangnya tiga (3) tahun; bagi pegawai yang selesai tugas belajar di dalam negeri berkewajiban bekerja kembali pada unit kerjanya selama satu (1) kali masa tugas belajar, atau sekurang-kurangnya satu (1) tahun; g. melaporkan kemajuan belajar secara berkala, sekurang-kurangnya setiap semester kepada pimpinan unit Eselon I yang bersangkutan dengan tembusan kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai-Badan Diklat Pertanian, Kepala Biro Kepegawaian Departemen Pertanian, Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri bagi pegawai tugas belajar luar negeri; h. melapor kepada pimpinan unit kerja Eselon I dan atasan langsung pegawai yang bersangkutan selambat-lambatnya satu (1) bulan setelah menyelesaikan program pendidikan; dengan tembusan kepada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, Biro Kepegawaian, serta biro Kerjasama Luar Negeri dan Sekretariat Kabinet RI khusus yang dibiayai dengan dana luar negeri/badan luar negeri; i. bagi pegawai tugas belajar luar negeri, harus mengurus bahan DP3 pada perwakilan RI setempat untuk dikirim ke atasan langsung/instansi asal pada setiap akhir bulan Desember. BAB VI PERPANJANGAN WAKTU DAN PERUBAHAN TUGAS BELAJAR Pasal 24 1. Perpanjangan waktu tugas belajar bagi pegawai yang sedang melaksanakan tugas belajar dapat diberikan apabila : a. ada permohonan dari pegawai yang bersangkutan; b. ada rekomendasi dari pimpinan lembaga pendidikan/ pelatihan yang bersangkutan; c. disetujui oleh pimpinan unit kerja eselon I yang bersangkutan; dan

d. tersedia dana, baik jumlah maupun batas waktu penggunaannya. 2. Pegawai tugas belajar yang akan mengikuti program pendidikan lanjutan dapat dilakukan apabila : a. mengajukan permohonan dari pegawai yang bersangkutan selambatlambatnya enam (6) bulan sebelum program pendidikan lanjutan dimulai kepada pimpinan unit kerja Eselon I yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai; b. memiliki prestasi belajar yang baik dan mendapat rekomendasi dari lembaga pendidikan yang bersangkutan; c. disetujui oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan; dan d. tersedia dana baik jumlah maupun batas waktu penggunaannya dan tempat untuk program pendidikan lanjutan. 3. Permohonan perubahan bidang studi untuk program pendidikan hanya dapat disetujui apabila : a. ada permohonan dengan disertai alasan cukup kuat kepada pimpinan unit kerja Eselon I yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai; b. mendapat rekomendasi dari lembaga pendidikan yang bersangkutan; c. disetujui oleh pimpinan unit kerja eselon I yang bersangkutan; dan d. tersedia dana, baik jumlah maupun batas waktu penggunaannya. BAB VII MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 25 1. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai wajib memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan tugas belajar melalui laporan kemajuan belajar dari pegawai tugas belajar yang bersangkutan dan dari pimpinan lembaga pendidikan yang bersangkutan; 2. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai menyampaikan hasil evaluasi pegawai tugas belajar secara berkala kepada pimpinan unit kerja eselon I, Kepala Kanwil Departemen Pertanian yang bersangkutan di wilayahnya dengan tembusan kepada Kepala Biro Kepegawaian, serta Biro Kerjasama Luar Negeri bagi tugas belajar luar negeri. Pasal 26 1. Pimpinan unit kerja eselon I, Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian wajib melakukan evaluasi manfaat tugas belajar dari pegawai yang telah menyelesaikan tugas belajar terhadap pelaksanaan tugasnya selambatlambatnya satu (1) tahun setelah selesai tugas belajar;

2. Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tersebut dilaporkan kepada Kepala Badan Diklat Pertanian dalam hal ini Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai dengan tembusan kepada Kepala Biro Kepegawaian. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 27 1. Tugas belajar yang kurang dari tiga (3) bulan, baik tugas belajar dalam negeri atau luar negeri, mengikuti ketentuan dalam keputusan ini; 2. Pendidikan dan pelatihan keluar negeri untuk masa pendidikan kurang dari tiga (3) bulan, mengikuti ketentuan tugas belajar dalam Keputusan ini. Pasal 28 1. Dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia pertanian, disamping pemberian tugas belajar dilakukan pula pengembangan sumberdaya manusia melalui pemberian izin belajar; 2. Izin belajar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diberikan apabila yang bersangkutan tidak meninggalkan tugas-tugas kedinasan dan atau tugas pekerjaan sehari-hari; 3. Ketentuan mengenai izin belajar diatur tersendiri. BAB IX KETENTUAN SANKSI Pasal 29 Terhadap pegawai tugas belajar yang melanggar ketentuan dalam keputusan ini tanpa alasan yang sah dan dapat diterima, dikenakan sanksi berupa : a. hukuman disiplin pegawai menurut Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980; b. keharusan menyetor kembali ke KAs Negara seluruh biaya pendidikan yang telah dikeluarkan baginya ditambah dengan 100 % dari jumlah biaya tersebut sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 274/MP/I/1961, apabila yang bersangkutan : 1) membatalkan perjalanannya ke tempat belajar atau kembali ke tempat kedudukannya semula sebelum menyelesaikan tugas belajarnya; 2) ternyata tidak mendapatkan hasil yang sewajarnya dalam waktu yang telah ditetapkan, kecuali disebabkan oleh hal-hal diluar kemampuan yang bersangkutan, atau; 3) berhenti sebagai Pegawai Negeri. c. Penghentian/pembatalan tugas belajar sebelum berakhir waktunya oleh Pimpinan Departemen Pertanian; d. Sanksi-sanksi lainnya berdasarkan Perjanjian Tugas Belajar.

BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 Pegawai yang sedang melaksanakan tugas belajar dan yang telah ditetapkan sebagai pegawai tugas belajar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 700/Kpts/DL.210/11/1986 dapat terus melaksanakan tugas belajarnya, sedangkan yang sedang diproses untuk ditetapkan sebagai pegawai tugas belajar, mengikuti ketentuan dalam Keputusan ini. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Untuk kelancaran pelaksanaan keputusan ini, Kepala Badan Diklat Pertanian dapat menetapkan Petunjuk Teknis Tugas Belajar. Pasal 32 1. Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka Keputusan Menteri Pertanian nomor 700/Kpts/DL.210/11/1986 dinyatakan tidak berlaku lagi; 2. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di J a k a r t a pada tanggal 30 Desember 1998 MENTERI PERTANIAN, ttd. PROF. DR.IR. H.SOLEHSOLAHUDDIN, MSC SALINAN Keputusan Bersama ini disampaikan Kepada Yth.: 1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; 2. Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara; 3. Menteri keuangan; 4. Menteri Negara Sekretaris Negara; 5. Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara; 6. Para Pemimpin Unit Kerja Eselon I lingkup Departemen Pertanian; 7. Para Kepala Kantor Wilayah Departemen pertanian seluruh Indonesia;