PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor 13 TAHUN 1960 Tentang BANK DAGANG NEGARA. Presiden Republik Indonesia,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1960 TENTANG BANK DAGANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU) NOMOR 21 TAHUN 1960 (21/1960)

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1955 TENTANG BANK NEGARA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1955 TENTANG BANK NEGARA INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1960 TENTANG BANK KOPERASI, TANI DAN NELAYAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PETERNAKAN NEGARA. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA JAWA TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG (UU) Nomor: 18 TAHUN 1968 (18/1968) Tanggal: 18 DESEMBER 1968 (JAKARTA) Sumber: LN 1968/71; TLN NO Tentang: BANK DAGANG NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PENGANGKUTAN PENUMPANG JAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "AERIAL SURVEY"

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM INDUSTRI MESIN DAN ALAT LISTRIK

PP 15/1963, PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1968 TENTANG BANK DAGANG NEGARA DENGAN RACHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI KAYU BAHAN BANGUNAN DAN SABUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA POS DAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1966 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN NEGARA DIRGA NIAGA, CIPTA NIAGA DAN KERTA NIAGA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU) NOMOR 41 TAHUN 1960 (41/1960) Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PEGADAIAN

UNDANG-UNDANG (UU) Nomor: 17 TAHUN 1968 (17/1968) Tanggal: 18 DESEMBER 1968 (JAKARTA) Sumber: LN 1968/70; TLN NO. 2870

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1966 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA HASIL LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA SEMEN PADANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 193 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI URUSAN MEKANISASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI KIMIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1962 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BANK PEMBANGUNAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1962 TENTANG BANK PEMBANGUNAN SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PEMBANGUNAN PERUMAHAN" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH (PP) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 123 TAHUN 1961 (123/1961) 17 APRIL 1961 (JAKARTA) Sumber: LN 1961/147

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN DAGANG NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PELABUHAN DAERAH VI" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 195 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN ASPAL NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1968 TENTANG BANK TABUNGAN NEGARA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "BINA KARYA" Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1962 Tanggal 13 Nopember 1962 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN PERKEBUNAN KARET NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1968 TENTANG BANK BUMI DAYA DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA NEGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "JAKARTA LLOYD" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERIKANAN NEGARA MALUKU. Presiden Republik Indonesia,

PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA JAWA TIMUR PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA. JAWA TIMUR. PENDIRIAN.

a. mengadakan kerja-sama dan kesatuan tindakan dalam mengurus perusahaanperusahaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA ANEKA TANAMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERTANIAN NEGARA KESATUAN SUMATERA UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA TAMBANG EMAS CIKOTOK. Presiden Republik Indonesia,

Mendengar : Menteri Pertama, Wakil Menteri Pertama Bidang distribusi, dan Menteri Perhubungan Udara:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN KEHUTANAN NEGARA KALIMANTAN TENGAH

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1967 Tentang : Pembentukan Perusahaan Negara Jatiluhur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA RAHARJA

UNDANG-UNDANG (UU) Nomor: 20 TAHUN 1968 (20/1968) Tanggal: 18 DESEMBER 1968 (JAKARTA) Sumber: LN 1968/73; TLN NO Tentang: BANK TABUNGAN NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI KULIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "SARI HUSADA" Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PEMBANGUNAN INDUSTRI RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASAM ARANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA MONOR 1 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN PERCETAKAN NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLI5K INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 196 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERTANIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "KOJA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1968 TENTANG BANK EKSPOR IMPOR INDONESIA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

a. Undang-undang Nomor 19 Prp. Tahun 1960 (Lembaran-Negara tahun 1960 Nomor 59);

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA KERETA API

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ANGKASA PURA KEMAYORAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA KESATUAN SUMATERA UTARA II

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "ADHI KARYA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PERTAMBANGAN MINYAK INDONESIA" (PERTAMIN)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA NUSA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1968 TENTANG BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

UNDANG-UNDANG (UU) Nomor: 22 TAHUN 1968 (22/1968) Tanggal: 18 DESEMBER 1968 (JAKARTA) Sumber: LN 1968/75; TLN NO. 2875

PERATURAN PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA (GAYA BARU)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERCETAKAN PENERBITAN DAN PABRIK TINTA GITA KARYA

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERKEBUNAN SAWIT SEBARANG (Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1970 Tanggal 2 Februari 1970) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 157 TAHUN TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA KESATUAN JAWA BARAT IV

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 216 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI PERKAPALAN DAN PERUSAHAAN ANGKUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA RAHARJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN NEGARA ANGKUTAN MOTOR DAMRI

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "LOKANANTA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI JIWA EKA SEJAHTERA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1969 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA FARMASI DAN ALAT KESEHATAN "BHINNEKA KIMIA FARMA"

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA FARMASI DAN ALAT KESEHATAN "NURANI FARMA"

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA (GAYA BARU)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI JIWASRAYA Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1965 Tanggal 24 Desember 1965 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN MEKANISASI PERTANIAN NEGARA Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1963 Tanggal 22 April 1963

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1978 TENTANG PERUSAHAAN UMUM POS DAN GIRO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1968 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERKEBUNAN (ANEKA TANAMAN NEGARA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 199 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN PERKEBUNAN TEMBAKAU NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA KERTAS PEMATANG SIANTAR

PENDIRIAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA ANEKA TANAMAN Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1963 Tanggal 22 Mei 1963

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1962 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA TAMBANG BATUBARA SEBUKU/LOAKULU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN POS DAN GIRO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM PENGEMBANGAN KEUANGAN KOPERASI (Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1981 Tanggal 23 Desember 1981)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 186 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI LOGAM DAN MESIN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA IRIAN BHAKTI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UU 19/1968, BANK BUMI DAYA. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:19 TAHUN 1968 (19/1968) Tanggal:18 DESEMBER 1968 (JAKARTA) Tentang:BANK BUMI DAYA

Transkripsi:

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor 13 TAHUN 1960 Tentang BANK DAGANG NEGARA Menimbang: Presiden Republik Indonesia, a. bahwa dianggap perlu untuk mendirikan suatu bank negara yang akan berusaha dilapangan perdagangan, yang berbentuk badan hukum berdasarkan Undang-undang; b. bahwa karena keadaan memaksa soal tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang; Mengingat : a. Pasal 22 Undang-undang Dasar Republik Indonesia; b. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No.10 tahun 1960 (Lembaran-Negara tahun 1960 No. 31); Mendengar : Musyawarah Kabinet Kerja pada tanggal 22 Maret 1960; Menetapkan : Memutuskan : Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tentang Bank Dagang Negara, BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. (1) Dengan nama "Bank Dagang Negara" didirikan sebuah bank kepunyaan Negara. (2) Bank Dagang Negara adalah badan hukum yang berhak melakukan tugas-tugas berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini. (3) Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini yang dimaksud dengan : a.bank, ialah Bank Dagang Negara. b.direksi, ialah Direksi Bank Dagang Negara.

Pasal 2. (1)Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini maka atas Bank berlaku hukum perdata Eropah dan hukum dagang Eropah. (2)Bank dapat melakukan perbuatan-perbuatan menurut hukum adat dengan orang-orang dan badan-badan yang takluk pada hukum adat serta menjalankan hak-hak atas benda-benda yang takluk pada hukum adat. (3) Bank dapat mengadakan perikatan kredit (Credietverband)". (1)Bank berkedudukan di Jakarta. Pasal 3. (2)Bank dapat mempunyai kantor-kantor cabang kantor-kantor perwakilan atau koresponden-koresponden di dalam dan di luar negeri untuk menjalankan tugasnya. Bab II MODAL BANK Pasal 4. (1)Modal Bank berjumlah dua puluh juta rupiah. (2)Jumlah tersebut diatas dapat ditambah dengan ketentuan Undang-undang. Pasal 5. (1)Bank mempunyai dana-cadangan, yang dibentuk dan ditambah menurut ketentuan tersebut dalam pasal 16 ayat (6). (2)Dana cadangan itu gunanya untuk menutup kerugiankerugian yang mungkin diderita terhadap modal Bank. BAB III USAHA BANK. Pasal 6. Bank melakukan usaha bank umum dalam arti seluas-luasnya. BAB IV PIMPINAN. Pasal 7.

(1)Bank dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri dari sekurang-kurangnya dua orang Direktur. (2)Salah seorang dari anggota-anggota Direksi dapat diangkat sebagai Presiden Direktur. (3)Gaji dan penghasilan lain bagi anggota-anggota Direksi ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pasal 8. (1)Direksi menentukan kebijaksanaan dalam pimpinan bank. (2)Direksi mengurus milik Bank dan menguasai atau menjalankan segala tindakan pemilikan terhadap milik itu. (3)Keputusan Direksi diambil dengan suara terbanyak. Jika suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya maka persoalan yang akan diputuskan dianggap telah ditolak. (4)Direksi mengangkat dan memperhentikan pegawai-pegawai Bank menurut peraturan kepegawaian yang disetujui oleh Dewan Pengawas, tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwajib berdasarkan peraturanperaturan yang syah. (5)Tata-tertib dan cara menjalankan pekerjaan Direksi diatur dalam suatu peraturan yang ditetapkan oleh Direksi. Pasal 9. (1)Direksi mewakili Bank dihadapan dan diluar pengadilan. (2)Direksi dapat menyerahkan hak perwakilan tersebut dalam ayat (1) kepada seorang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang/beberapa orang pegawai, baik sendiri maupun bersama-sama, atau kepada orang/badan lain. (3)Dalam hal tagihan dan perkara hukum antara Bank dan anggota Direksi, Bank diwakili oleh seorang anggota dari Dewan Pengawas. Pasal 10. (1)Direksi bertanggung-jawab atas kesempurnaan pengurusan Bank. (2)Tentang pengurusan Bank itu sekurang-kurangnya sekali setahun. Direksi memberikan pertanggungan-jawab kepada Dewan Pengawas Keuangan menurut cara yang dikehendaki oleh Dewan tersebut. (3)Anggota-anggota Direksi dan pegawai-pegawai Bank, yang

karena tindakannya yang melawan hukum atau yang karena kelalaiannya langsung atau tidak langsung merugikan Bank diwajibkan mengganti kerugian itu. (4)Peraturan-peraturan yang ada tentang tuntutan ganti rugi terhadap pegawai negeri bukan bendaharawan, berlaku juga terhadap anggota-anggota Direksi dan pegawai-pegawai Bank. Pasal 11. (1)Anggota Direksi harus warga-negara Indonesia. (2)Anggota Direksi harus bertempat tinggal ditempat kedudukan kantor Pusat Bank. (3)Antara anggota Direksi tidak boleh ada pertalian keluarga atau periparan pada atau dalam sederajat ketiga, kecuali jika diijinkan oleh Menteri pertama. Jika sesudah pengangkatan mereka masuk periparan yang terlarang itu maka yang termuda diangkat dari mereka itu tidak boleh menerima jabatannya tanpa ijin Menteri Pertama. (4)Anggota Direksi tidak boleh memangku pekerjaan, jabatan atau tugas lain yang digaji. Tidak termasuk dalam hal ini ialah : a.jabatan yang dipikulkan Pemerintah kepadanya; b.jabatan komisaris pada perusahaan-perusahaan kepunyaan negara atau pada perusahaan-perusahaan dimana Pemerintah turut-serta didalamnya secara langsung atau tidak langsung asal saja tidak menjadi komisaris amanat. Para anggota Direksi tidak boleh tetap memegang atau menerima suatu pekerjaan yang tersebut dalam Sub b diatas kecuali jika mendapat ijin dari Menteri Keuangan. (5)Dua orang anggota Direksi tidak boleh bersama-sama menjadi Komisaris pada suatu perusahaan termaksud dalam ayat (4) sub b. (6)Anggota Direksi tidak boleh berdagang atau mempunyai kepentingan pada usaha dagang manapun juga. Pasal 12. (1)Para anggota Direksi diangkat atas usul Menteri Keuangan oleh Menteri Pertama untuk waktu selama-lamanya lima tahun. Setelah waktu itu berakhir, anggota-anggota yang bersangkutan dapat diangkat kembali. (2)Dalam hal-hal dibawah ini atas usul Menteri Keuangan setelah mendengar Dewan Pengawas, Menteri Pertama dapat memperhentikan anggota Direksi meskipun waktu tersebut dalam ayat (1) belum habis; a.atas permintaan sendiri.

b.karena tindakan yang merugikan Bank. (3)Pemberhentian karena alasan tersebut pada ayat (2) sub b, jika merupakan suatu pelanggaran dari peraturan Hukum pidana, merupakan pemberhentian tidak dengan hormat. (4)Sebelum hukuman jabatan tersebut dalam ayat (2) sub b dijatuhkan, anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri, hal mana harus dilaksanakan dalam waktu satu bulan setelah anggota Direksi yang bersangkutan diberitahukan tentang pemberhentian yang akan dilakukan itu. (5)Selama persoalan tersebut dalam ayat (4) belum diputus, maka Menteri Keuangan setelah mendengar Dewan Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara waktu anggota Direksi yang bersangkutan. Jika dalam waktu dua bulan setelah pemberihentian sementara dijatuhkan belum ada keputusan mengenai pemberhentian anggota Direksi berdasarkan ayat (3) dari pasal ini maka pemberhentian sementara itu menjadi batal dan anggota Direksi yang bersangkutan dapat segera menjalankan jabatannya lagi. BAB V PENGAWASAN. Pasal 13. (1)Dewan Pengawas mengawasi pengurusan oleh Direksi. (2)Dewan Pengawas terdiri dari sebanyak-banyaknya lima orang, anggota yang diangkat oleh Menteri Pertama, diantaranya sedikitnya dua orang yang ahli dalam urusan Bank. (3)Pengangkatan itu berlaku untuk tiga tahun lamanya, setelah waktu itu berakhir, anggota Dewan Pengawas yang berhenti dapat diangkat kembali. Pasal 14. (1)Dewan Pengawas dalam batas kekuasaannya mengawasi dan menjaga supaya ketentuan-ketentuan untuk mengatur dan mengurus Bank ditaati sebagaimana mestinya. (2)Ketua dan anggota-anggota Dewan Pengawas yang lain, bersama-sama atau masing-masing, berhak meminta segala keterangan dan memeriksa segenap buku-buku dan surat-surat, dan berhak menunjuk ahli-ahli untuk memeriksa buku-buku dan surat-surat tersebut segala sesuatu jika dipandang perlu untuk menjalankan kewajibannya. (3)Direksi wajib memberikan segala penjelasan yang diperlukan untuk menjalankan pengawasn dengan semestinya.

Pasal 15. (1)Dewan Pengawas berapat sekurang-kurangnya sekali dalam seperempat tahun, selanjutnya Dewan berapat setiap waktu menurut pertimbangan Ketua, atau atas permintaan tertulis dari seorang anggota Dewan Pengawas atau dari Direksi. Segala ongkos sidang dipikul oleh Bank. (2)Keputusan Dewan Pengawas diambil dengan suara terbanyak. Jika jumlah suara yang disetujui dan suara yang tidak setuju sama banyaknya maka suara Ketua yang memutuskan, kecuali mengenai perseorangan, dalam hal mana usul yang diajukan dianggap telah ditolak. (3)Tugas dan pekerjaan Dewan Pengawas dimuat dalam suatu peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Pertama. (4)Dewan Pengawas dapat mengangkat atau menunjuk seorang Sekretaris, uang jasanya ditentukan oleh Dewan dan dipikul oleh Bank. (5)Ketua dan anggota-anggota Dewan Pengawas menerima uang jasa yang besarnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Uang jasa tersebut dipikul oleh Bank. BAB VI PENETAPAN SURAT-SURAT TAHUNAN DAN PEMBAGIAN LABA. Pasal 16. (1)Tahun buku Bank mulai 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember dari tahun yang berjalan. (2)Neraca dan perhitungan laba-rugi disusun oleh Direksi dan disampaikan kepada Dewan Pengawas. (3)Dewan Pengawas menetapkan surat-surat tahunan ini untuk sementara waktu dan dalam hal itu Dewan dibantu oleh Jawatan Akuntan Negara. (4)Selanjutnya neraca dan perhitungan laba-rugi sementara itu diserahkan oleh Dewan Pengawas kepada Menteri Keuangan. Jika dalam waktu dua bulan sesudah Menteri Keuangan menerima surat-surat itu, tidak diajukan keberatan-keberatan dengan surat oleh Menteri Keuangan kepada Dewan Pengawas, maka surat-surat tahunan itu dianggap disahkan oleh Menteri Keuangan. (5)Neraca dan perhitungan laba-rugi yang disahkan demikian

memberi pembebasan kepada Direksi terhadap segala sesuatu yang termuat didalam surat-surat tahunan itu, tanpa mengurangi apa yang ditentukan dalam pasal 10 ayat (2). (6)Dari laba Bank yang telah disahkan secara demikian, pertama-tama disisihkan 20% untuk dana cadangan sampai dana tersebut mencapai jumlah modal. Bank, disamping itu dipisahkan 0untuk Dana Pensiun dan sokongan untuk pegawai sejumlah yang akan ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan sisanya jatuh kepada Negara. BAB VII DANA PENSIUN DAN SOKONGAN PEGAWAI BANK. Pasal 17. (1)Bank mengadakan Dana Pensiun dan sokongan untuk para pegawai Bank. (2)Bank wajib mengusahakan supaya Dana ini mencapai jumlah harga tunai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi terhadap para pegawai Bank, juga Bank wajib menjaga supaya jumlah harga tunai itu jangan berkurang. (3)Sumbangan-sumbangan Bank kepada Dana dan peraturanperaturan selanjutnya tentang. Dana ini ditentukan dengan suatu peraturan Direksi yang disetujui oleh Dewan Pengawas. Pasal 18. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini dapat disebut Peraturan Bank Dagang Negara. Pasal 19. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 11 April 1960. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 April 1960. Pejabat Presiden Republik Indonesia, DJUANDA. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 2 April 1960. Menteri Kehakiman,

SAHARDJO. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG No. 13 TAHUN 1960 tentang BANK DAGANG NEGARA. I. UMUM. Guna memperluas kelancaran hubungan lalu-lintas pembayaran dengan luar negeri bagi penampungan urusan impor dan ekspor dan lalu-lintas pembayaran di dalam negeri, maka dipandang perlu untuk mendirikan bank baru dengan nama "Bank Dagang Negara" yang diberi tugas melakukan usaha bank umum dalam arti kata seluas-luasnya. II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Dalam pasal ini ayat (2) ditegaskan bahwa Bank Dagang Negara adalah suatu badan hukum yang dibentuk dengan Undang-undang dan berhak melakukan tugas-tugas berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini. Pasal 2. Dalam hal ini ditetapkan bahwa Bank Dagang Negara sebagai badan hukum yang dibentuk dengan Undang-undang diberi hak pula untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diatur dalam hukum perdata Eropah dan hukum dagang Eropah yang berlaku di Indonesia dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Disamping itu bank tersebut dapat pula melakukan perbuatan-perbuatan yang takluk pada hukum adat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan kredit dari masyarakat Indonesia pada umumnya maka dianggap perlu untuk memberikan wewenang kepada Bank Dagang Negara guna mengadakan perikatan kredit (Credietverband). Pasal 3. Pasal 4. Pasal 5.

Risiko perkreditan memerlukan pembentukan Dana Cadangan yang kuat, terlebih-lebih bagi suatu bank komersiil cadangan demikian adalah sangat penting untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat sebesar-besarnya. Dana Cadangan tersebut, bersama-sama dengan modal bank, merupakan jaminan terhadap uang-uang yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank. Pasal 6. Telah cukup dijelaskan dalam bagian umum. Pasal 7. Pimpinan Bank dilakukan oleh suatu Direksi sebagai suatu badan kolegial. Pasal 8. Direksi sebagai suatu badan kolegial menentukan kebijaksanaan dalam pimpinan bank. Direksi mengangkat dan memberhentikan pegawai-pegawai Bank, sepanjang mengenai pegawai-pegawai yang pengangkatan dan pemberhentiannya berdasarkan peraturan-peraturan dari yang berwajib menjadi wewenang dari Direksi. Pasal 9. Pasal 10. Dalam pasal ini dimuat ketentuan-ketentuan yang mengatur pembayaran ganti-rugi dari pegawai dan anggota Direksi Bank, yang karena tindakan-tindakan tidak syah ("onrechtmatig") atau karena kelalainnya merugikan Bank. Diakui disini bahwa tiap pemberian kredit mengandung ditagih kembali. Akan tetapi tidaklah boleh terjadi, Bank menderita rugi karena anggota-anggota Direksi atau pegawai-pegawai Bank lalai mengambil tindakan-tindakan yang perlu untuk mengawasi. Pasal 11. Pasal 12. Oleh karena mungkin terjadi bahwa orang-orang yang akan menjadi anggota-anggota Direksi tidak dapat memangku jabatannya selama lima tahun, maka masa pengangkatannya ditetapkan selama-lamanya lima tahun, dengan catatan bahwa anggota-anggota Direksi tersebut setelah waktu jabatannya berakhir dapat diangkat kembali.

Selanjutnya maka dalam pasal ini dipandang perlu untuk mengatur hal pemberhentian dan hal pemberhentian untuk sementara waktu. Pasal 13. Para anggota Dewan Pengawas seyogiyanya terdiri dari orangorang yang lingkungan pekerjaannya banyak berhubungan dengan Bank Dagang Negara khususnya dan yang ahli dalam urusan bank. Pasal 14. Ahli-ahli yang dimaksudkan dalam ayat (2) ialah Accountant dari atau yang ditunjuk oleh Jawatan Akuntan Negara. Tidak perlu dijelaskan. Tidak perlu dijelaskan. Pasal 15. Pasal 16. Pasal 17. Pasal 18. Pasal 19. -------------------------------- CATATAN Kutipan:LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1960 YANG TELAH DICETAK ULANG