Dokumen Latar Belakang untuk Keterlibatan Stakeholder dalam Satgas Iklim dan Kehutanan Gubernur.

dokumen-dokumen yang mirip
Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force]

DRAFT Kebijakan Tata Kelola GCF Untuk Dipertimbangkan Anggota GCF 10 Agustus 2011

AGENDA PERTEMUAN SATUAN TUGAS IKLIM DAN KEHUTANAN GUBERNUR. September 13 17, 2010 Hotel Barrudada Tropical Santarém, Brasil

Deklarasi Rio Branco. Membangun Kemitraan dan Mendapatkan Dukungan untuk Hutan, Iklim dan Mata Pencaharian

Kegiatan GCF 2010 didukung oleh ClimateWorks dan Yayasan Gordon and Betty Moore

Pendanaan Iklim dan Kehutanan Gubernur

DRAFT DISKUSI Saat ini Draft ini tidak mencerminkan posisi resmi mana pun dari GCF, anggotanya atau individu atau institusi mana pun

Ikhtisar GCF. Portugis, itu. (lihat. Denmark. bergerak. pada pertemuan

Pohon berarti kehidupan bagi kami.

GUGUS TUGAS UNTUK MASALAH IKLIM & SEKTOR KEHUTANAN DI TINGKAT PARA GUBERNUR. RENCANA AKSI BERSAMA ( ) August 2009

Rangkuman Pertemuan Antara Perwakilan GCF dan Entitas-Entitas Eropa Dalam Rangka Mendukung REDD+ Barcelona, Spanyol - 14 Pebruari 2012

9. Regulasi Cap-and-Trade

DRAFT DISKUSI Saat ini Draft ini tidak mencerminkan posisi resmi mana pun dari GCF, anggotanya atau individu atau institusi mana pun

Climate and Land Use Alliance (CLUA) Evaluasi independen atas hibah kepada. Satuan Tugas Hutan dan Iklim Gubernur (GCF) Michael P. Wells & Associates

PERLUASAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS LAHAN

WEBINAR GCFF. "Mendukung kepemimpinan subnasional, inovasi dan kemitraan guna mengurangi deforestasi hutan tropis dan memitigasi perubahan iklim.

Dewan Sumber Daya Air

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

PEDOMAN PEMBERIAN REKOMENDASI PEMERINTAH DAERAH UNTUK PELAKSANAAN REDD

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

RANGKUMAN PERTEMUAN TAHUNAN GCF 2011 Palangka Raya, Indonesia September 2011

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT DUTA INTIDAYA, TBK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PT INDO KORDSA TBK PIAGAM KOMITE AUDIT

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

DANA INVESTASI IKLIM

Governors Climate & Forests Task Force. Provinsi Kalimantan Tengah Central Kalimantan Province Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal

Belajar dari redd Studi komparatif global

Inisiatif Accountability Framework

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

PASAL I Nama dan Lokasi. PASAL II Tujuan

Peluang Pendanaan untuk REDD+ di Negara/Provinsi Anggota GFC 7 Mei Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Update Sekretariat untuk Koordinator Mei/Juni 2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011

PIAGAM KOMITE AUDIT PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

Draft 10 November PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.30/Menhut-II/ /Menhut- II/ TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

LEMBAR TAKLIMAT MUATAN KONGRES April 2009

REDD+ Coordination, Actor s Role and Their Responsibilities

Peran Partisipan Proyek dalam JCM. Sekretariat JCM Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN PASAL 1 DEFINISI

Perspektif Good Governance dan RPP Pengendalian Perubahan Iklim

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR Latar Belakang

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

PIAGAM PEMBENTUKAN DEWAN NEGARA-NEGARA PRODUSEN MINYAK SAWIT

BOARD MANUAL. PT PG Rajawali II. Cirebon, 14 Oktober Bambang Adi Sukarelawan Komisaris. Zainal Muttaqin Rasyad Direktur Utama

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI

BAB 1. PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 292 MtCO2e 1 yaitu

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pertemuan Koordinasi GCF Bali, Juni 2014

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

ECONOMIC COOPERATION XXI TAHUN 2013

PEDOMAN PENGEMBANGAN JEJARING DAN ALIANSI STRATEGIS

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

Pedoman Umum Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

INDONESIA - AUSTRALIA FOREST CARBON PARTNERSHIP (IAFCP)

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

INSTRUKSI PENGADAAN JASA KONSULTAN EVALUASI PELAKSANAAN DAN TATAKELOLA PROGRAM TFCA-SUMATERA

Transkripsi:

Dokumen Latar Belakang untuk Keterlibatan Stakeholder dalam Satgas Iklim dan Kehutanan Gubernur. The Governors Climate and Forests Task Force (GCF) adalah upaya multi-jurisdiksi yang unik antara 14 negara dan propinsi yang memiliki luasan hutan tropis yang penting yang berniat memajukan kerja sama teknis, peningkatan kapasitas dan rekomendasi kebijakan pembangunan untuk REDD (pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan). Keikutsertaan para stakeholder merupakan komponen penting dari pengembangan dan implementasi program dan aktifias REDD yang kuat. Makalah singkat ini memberikan gambaran umum tentang GCF, yang menggarisbawahi struktur dan sasaran GCF dan memberikan informasi tambahan yang relevan bagi stakeholder yang berminat untuk bekerja sama dengan GCF untuk mengimplementasikan sebuah proses keterlibatan stakeholder yang lebih efektif dalam kegiatan GCF. 1. THE GOVERNORS FORESTS AND CLIMATE TASK FORCE The Governors Climate and Forests (GCF) Task Force dikembangkan dari MoU bulan Nopember 2008 yang ditandatangani pada KTT Iklim Global Tingkat Gubernur Pertama di Los Angeles 1. GCF bertanggung jawab untuk mengambil keputusan eksekutif tentang rekomendasi-rekomendasi untuk mengimplementasikan ketentuan sektor kehutanan dari MoU 2. Hal ini merepresentasikan upaya pertama (di seluruh tingkatan pemerintahan) untuk memasuki apa yang disebut sebagai tahapan pembuktian konsep ( proof of concept ) dalam upaya untuk membawa REDD ke dalam tata kelola kepatuhan GHG yang ada dan sedang berkembang 3. Dengan demikian, upaya implementasi MoU oleh GCF membawa kepentingan global dalam konteks Kesiapan REDD. 1.1. RENCANA AKSI BERSAMA. MoU di atas dengan jelas menyerukan adanya Rencana Aksi Bersama untuk memandu upaya implementasi. GCF telah memfinalisasi Rencana Aksi Bersama di tahun 2009. Rencana Aksi ini dapat diakses di http://www.gcftaskforce.org/documents/gctf-1000-2009-031.pdf. 1.1.1. TUJUAN. Rencana Aksi Bersama mengidentifikasi tiga tujuan utama untuk periode 2009-2010. Tujuan pertama adalah untuk membentuk Satgas Iklim dan Hutan Gubernur (juga dikenal sebagai GCF) sebagai badan utama yang bertanggung jawab untuk mengembangkan rekomendasi-rekomendasi bagi implementasi ketentuan-ketentuan sektor kehutanan dari MoU. Tujuan kedua adalah untuk pembentukan sebuah proses keikutsertaan stakeholder dalam implementasi MoU. Dalam pertemuan GCF di Belém tahun 2009, diputuskan bahwa bentuk formal utama keikutsertaan stakeholder dalam kegiatan GCF adalah lewat tiga kelompok kerja yang dibentuk saat pertemuan tersebut dan saat pertemuan bersama GCF-stakeholder yang diselenggarakan dua kali dalam setahun. Tujuan ketiga adalah untuk mengembangkan rekomendasirekomendasi terkait infrastruktur regulasi dan institusional yang diperlukan untuk menghasilkan offset berstandar kepatuhan (compliance-grade offset) dari REDD dan aktifitas karbon hutan lainnya di Brasil dan Indonesia (dan negara lain yang memiliki hutan tropis) yang bisa dipertimbangkan untuk diakui dalam sistem kepatuhan GHG yang baru berkembang di AS dan tempat lainnya, yang difokuskan pada tiga wilayah kunci berikut (yang menjadi wilayah kelompok kerja yang dibentuk GCF): Kelompok kerja 1/Standar dan kriteria tingkat proyek untuk aktifitas REDD Pimpinan saat ini: Rodrigo Freire, rodrigo.freire.floresta@gmail.com (Amazonas) Kelompok Kerja 2/Kerangka kerja akuntansi karbon hutan dan mekanisme koordinasi Pimpinan saat ini: California (TBD); Aceh (TBD) Kelompok Kerja 3/Analisa kebutuhan [kebutuhan teknis, legal, institusional, finansial untuk menuju aktifitas REDD berstandar kepatuhan (compliance-grade REDD activities] 1

Pimpinan saat ini: Luis Meneses, lcl.meneses@gmail.com (Acre); LeRoy Hollenbeck, hollenbecklf@uncapsa.org (Aceh) Seluruh Pokja ini memberikan laporan pertanggungan jawab kepada seluruh anggota GCF dalam rapat paripurna dan reguler GCF dalam tahun bersangkutan. 1.2. GCF DAN KEBIJAKAN REDD TAHUN 2009. GCF muncul tahun 2009 sebagai salah satu focal point penting dan sumber daya bagi upaya-upaya global untuk membawa REDD ke dalam diskusi dan pengembangan kebijakan subnasional, nasional dan internasional. Misalnya: California Badan Sumber Daya Udara California (ARB) dan lembaga negara bagian lainnya telah ikut serta secara aktif dalam kerja-kerja GCF. Oleh karena itu negara bagian dan propinsi anggota GCF telah memberikan masukan kepada California tentang pengembangan peraturan untuk offset karbon hutan internasional yang sesuai dengan persyaratan ARB. AS Kerja-kerja GCF telah memberi masukan atas pengembangan legislasi iklim federal tentang offset internasional untuk pengurangan emisi dari deforestasi, terutama ketentuan-ketentuan untuk aktifitas legal di negara bagian atau propinsi dari negara-negara dengan emisi tinggi seperti Brasil dan Indonesia. Brasil Anggota GCF Brasil telah menggunakan proses GCF sebagai media untuk berbagi informasi dan kerjasama antar mereka dan dengan pemerintah federal Brasil terkait REDD, dengan siapa mereka membentuk Satgas REDD tingkat negara-federal. Indonesia Proses GCF juga telah menjadi berperan penting dalam penyediaan informasi kepada propinsi Aceh, Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat tentang persyaratan yang diharapkan dalam tata kelola kepatuhan yang baru berkembang di AS. Harapannya adalah bahwa GCF juga akan menyediakan sebuah landasan/platform untuk keterlibatan bersama pemerintah Indonesia. Propinsi-propinsi di Indonesia saat ini sedang menjajaki pembentukan sebuah Dewan Koordinasi GCF/REDD Subnasional. 1.3. AKTIFITAS IMPLEMENTASI GCF DAN KEIKUTSERTAAN STAKEHOLDER DI TAHUN 2009. GCF menyelenggarakan dua buah rapat paripurna di tahun 2009 (Belém, Pará, 18-19 Juni 2009; Los Angeles, California, 28-29 September 2009) dan menghasilkan Rencana Aksi Bersama. GCF membentuk tiga Kelompok Kerja dan hasilhasil kerja masing-masing 4. Kedua rapat paripurna GCF tahun 2009 ini juga termasuk pertemuan bersama GCF-stakeholder selama setengah hari 5. Selain itu, GCF juga mengajak stakeholder untuk memberikan umpan balik di tahun tersebut untuk Pokja-Pokja ini. Namun, di tahun 2009 dan awal tahun 2010, menjadi jelas bahwa dibutuhkan outreach stakeholder tambahan yang lebih formal untuk meningkatkan kegiatankegiatan GCF dan hasil-hasil kerjanya. 2

2. TATA KELOLA GCF 2.1. Bagan Organisasi Satgas GCF 2.2 Badan-badan GCF BADAN PEMEGANG KEKUASAAN TERTINGGI (PLENARY BODY) Plenary Body, yang terdiri dari perwakilan negara bagian dan propinsi anggota GCF, adalah entitas pengambil keputusan GCF. Badan ini membuat keputusan tentang seluruh isu-isu strategis dan tata kelola GCF, termasuk namun tidak dibatasi pada persetujuan penerimaan anggota-anggota baru, perubahan mendasar pada struktur fungsi GCF, dan laporan-laporan substantif GCF. Badan ini juga memberikan pedoman dan arahan kepada Sekretariat dan badan teknis/penasehat GCF. Masingmasing negara bagian dan propinsi anggota memiliki satu (1) suara dan keputusan GCF diambil berdasarkan musyawarah. BADAN-BADAN TEKNIS/PENASEHAT Badan-badan Teknis/Penasehat mengembangkan rekomendasi-rekomendasi dan laporan-laporan untuk rapat paripurna GCF seputar isu-isu teknis, kebijakan, informasi dan isu-isu lainnya. Anggota GCF, stakeholder dan konsultan swasta mungkin direkrut untuk menghasilkan dan/atau memberikan masukan atas hasil-hasil kerja badan-badan teknis/penasehat ini. Saat ini GCF memiliki 7 Badan Teknis dan Penasehat, yaitu 3 Pokja yang dibentuk tahun 2009 serta 4 Satgas yang dibentuk pada pertengahan tahun 2010 (lihat halaman 3 untuk Pokja dan halaman 6 untuk Satgas). Saat aktif, mereka memberikan laporan pertanggungan jawab kepada seluruh anggota GCF dalam pertemuan 6 bulanan GCF setiap tahunnya. Badan-badan Teknis dan Penasehat ini dipimpin oleh seorang ketua 3

yang dipilih oleh Plenary Body GCF atau oleh Badan Teknis/Penasehat (jika didelegasikan oleh Plenary Body) dengan pengertian bahwa pimpinan badan-badan ini akan: memandu implementasi dan pengembangan capaian dan proses yang telah disetujui; mendedikasikan waktu untuk penyelesaian capaian; mengawasi konsultan yang direkrut untuk menyampaikan hasil-hasil kerja spesifik bagi Badan Teknis/Penasehat; dan mendorong keikutsertaan stakeholder dan mempertimbangkan masukan mereka. Badan-badan Teknis/Penasehat boleh menyelenggarakan loka karya dan/atau pertemuan ad-hoc atau sub-kelompok untuk menghasilkan kerja spesifik yang terkait dengan tujuan-tujuan mereka, untuk diadopsi ke dalam capaian Badan Teknis/Penasehat dan presentasi puncak kepada GCF. FORUM GCF-STAKEHOLDER Dalam setiap pertemuan GCF (sampai saat ini diadakan dua kali setahun), ada sebuah pertemuan antara Badan Paripurna dan badan-badan teknis dan penasehat GCF dengan para stakeholder. Pertemuan ini memberikan sebuah media bagi para stakeholder untuk memberikan masukan mengenai kegiatan-kegiatan Satgas GCF. GCF saat ini sedang dalam proses pengembangan sebuah kebijakan stakeholder formal dengan masukan dari stakeholder untuk memformalisasikan hal ini dan kesempatan-kesempatan lainnya untuk mendapatkan masukan dari stakeholder untuk aktifitas GCF. Usulan ini akan dibicarakan dalam pertemuan GCF Ke-4 di Santarém, Pará, tanggal 14-16 September, 2010, di mana untuk pertama kalinya para stakeholder diundang untuk menghadiri rapat paripurna dua hari penuh GCF, yang akan membicarakan kegiatan-kegiatan GCF secara mendalam dan mengambil keputusan yang relevan tentang arah GCF di masa depan. 3. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PROSEDUR Aturan-aturan berikut yang mengatur prosedur pengambilan keputusan, komposisi dan aspek kegiatan GCF lainnya diadopsi oleh anggota GCF dalam pertemuan Belém: Tiap negara bagian/propinsi GCF memiliki dua wakil GCF, yang harus diangkat oleh Gubernur. Hanya satu wakil dari setiap negara bagian/propinsi memiliki hak memberikan suara mewakili negara bagian/propinsi bersangkutan. NGOs dapat diangkat Gubernur negara bagian/propinsi GCF untuk mewakili negara bagian/propinsi bersangkutan kepada GCF. Tiap negara bagian/propinsi GCF dapat mengangkat pengamat/peserta pemerintah tanpa hak suara sebagai wakil tambahan dalam kegiatan GCF. Keputusan GCF harus diambil lewat musyawarah. Jika tidak tercapai musyawarah pada aksi tertentu, pandangan/pendapat alternatif akan diperhatikan secara khusus. Ketua GCF dirotasi per tahun dan akan dijabat oleh negara bagian/propinsi dan negara GCF yang berbeda setiap tahunnya. 4

Keanggotaan GCF pada saat pertemuan Belém (Juni 2009) disebut sebagai anggota pendiri. Anggota-anggota baru akan memiliki hak yang sama dengan anggota pendiri dan anggota baru ditambahkan dengan prosedur sebagai berikut: o Anggota aktif GCF akan mengusulkan kepada Ketua GCF di minggu pertama bulan Agustus agar negara bagian/propinsi pengamat hadir dalam pertemuan di bulan September. o Tidak ada batasan pada jumlah pengamat yang dapat diajukan, namun mungkin ada batasan pendanaan atau tidak ada pendanaan sama sekali untuk peserta yang bukan merupakan anggota pendiri. o Anggota pendiri GCF dapat menyerahkan nominasi resmi kepada GCF selewat pertemuan bulan September. o Anggota baru harus disetujui lewat musyawarah. o Anggota baru harus mengadopsi seluruh dokumen kunci GCF. o Pengumuman penerimaan anggota baru akan dilakukan pada COP UNFCCC dan mulai berlaku di tahun setelah pengumuman. Pimpinan dan Sekretariat perlu melakukan konfirmasi dengan anggota yang aktif bahwa mereka ingin menerima anggota baru di paruh kedua tahun 2010, dan jika demikian proses apa yang akan dilakukan (serupa atau tambahan pada proses yang disebutkan di atas). 4. KETERLIBATAN STAKEHOLDER DAN KEGIATAN GCF TAHUN 2010 4.1 4 TUGAS GCF DI TAHUN 2010. Meskipun GCF berupaya mencapai tujuan Pokja yang lebih besar di tahun 2010, Satgas GCF menyepakati di Aceh (bulan Mei 2000) bahwa fokus utama Pokja Satgas and anggota GCF adalah keempat Tugas Kerja serta output masing-masing. Hasil kunci dari Hari Ke-3 pertemuan bersama Satgas GCF-Stakeholder di Aceh adalah bahwa keterlibatan stakeholder yang lebih baik dan terformalisasikan akan menjadi ide bersama yang akan dicapai oleh pimpinan dan anggota keempat Satgas dan oleh GCF secara umum. Masukan dari stakeholder dalam cakupan keempat Satgas dan 3 Pokja sebaiknya ditujukan ke pimpinan Satgas dan Pokja bersangkutan. Untuk informasi tentang kontak pimpinan Pokja, silakan lihat di bagian 2.1.1. di atas. Deskripsi keempat Tugas dan informasi kontak di tiap pimpinan Tugas dapat dilihat di bawah ini. 5

TUGAS 1 Tujuan/Kegiatan Kontak Utama Kerangka kerja REDD tingkat subnasional Untuk mengembangkan rekomendasi rancangan GCF untuk kerangka kerja REDD tingkat subnasional (tingkat negara bagian dan propinsi) untuk ditinjau kembali dan disepakati pada pertemuan Satgas GCF bulan September 2010 dan sirkulasi pada COP16; dan untuk menggunakan standar pihak ketiga (mis. CAR, VCS, CCB+CARE, IPCC Good Practice Guidelines, dan Plan Vivo). William Boyd, william.boyd@colorado.edu TUGAS 2 Tujuan/Kegiatan Kontak Utama Pendanaan Kegiatan REDD Untuk mengidentifikasi, mencari dan menarik peluang pendanaan untuk kegiatan negara bagian/propinsi GCF dan mengembangkan sebuah catatan konsep untuk sebuah pendanaan GCF. John O. Niles, jniles@tropicalforestgroup.org TUGAS 3 Tujuan/Kegiatan Kontak Utama Database Pengetahuan GCF Untuk menciptakan sebuah database pengetahuan GCF yang akan mencakup kegiatankegiatan REDD saat ini (program, kebijakan dan proyek) dari negara bagian/propinsi anggota serta kebutuhan-kebutuhan kelembagaan, teknis, finansial, hukum dan lainnya. Luis Meneses, lcl.meneses@gmail.com TUGAS 4 Tujuan/Kegiatan Kontak Utama Komunikasi & Outreach Untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah strategi komunikasi dan outreach serta meningkatkan/memformalisasikan keterlibatan stakeholder dalam proses GCF. Ernesto Roessing, eroessing@gmail.com 6

4.2. KOMUNIKASI DAN KOALISI GCF-STAKEHOLDER. Untuk mengembangkan dan menumbuhkan koalisi GCF- Stakeholder yang kuat, GCF berkomitmen untuk secara proaktif menyediakan informasi tentang GCF kepada komunitas stakeholder. Untuk tujuan ini, GCF telah mengalokasikan pendanaan untuk keperluan penerjemahan dokumen-dokumen kunci dan komunikasi ke dalam bahasa-bahasa yang digunakan GCF (Inggris, Indonesia, Portugis, dan Spanyol) dan akan menyebarluaskan dokumen-dokumen ini kepada daftar kontak stakeholder GCF. Selain itu, seluruh pemberitahuan acara, kontak-kontak GCF, dokumen-dokumen GCF, dan informasi kunci lainnya akan diposkan dan diperbarui secara berkala di situs GCF, www.gcftaskforce.org. GCF mencari masukan dari stakeholder aktifnya tentang bagaimana secara efektif menyebarkan informasi dan membangkitkan minat pada kegiatan-kegiatannya. Masukan dari stakeholder mengenai upaya Koalisi GCF-Stakeholder sebaiknya ditujukan kepada Sekretariat GCF (jorge.figueroa@colorado.edu). 4.3. KEGIATAN GCF DAN PELIBATAN STAKEHOLDER DI NEGARA SENDIRI. Negara bagian/propinsi anggota GCF bertanggung jawab untuk merangkul stakeholder di daerah masing-masing. Masukan dari stakeholder mengenai kegiatan terkait GCF di tingkat lokal, negara bagian dan propinsi sebaiknya ditujukan kepada koordinator negara bersangkutan yang dicantumkan di bawah ini, dan bisa mengkopi pimpinan negara bagian dan propinsi yang ada di situs GCF: http://www.gcftaskforce.org/contact.html Negara Brasil Indonesia AS/Mexico/Nigeria Koordinator Negara GCF Ernesto Roessing, eroessing@gmail.com Marinah Embiricos, Marinah@embiricos.net Julie Teel, julie.teel@colorado.edu 1 Tanggal 18 Nopember 18, 2008, pemerintah negara bagian California, Wisconsin, dan Illinois, Amerika Serikat; negara bagian Amazonas, Amapá, Mato Grosso, dan Pará, Brasil; serta propinsi Aceh dan Papua, Indonesia menandatangani MoU pada KTT Perubahan Iklim Tingkat Gubernur di Los Angeles, California. Saat ini anggota GCF bertambah dengan Acre (Brasil); Campeche (Mexico); Campeche (Mexico); Cross River State (Nigeria); Kalimantan Timur (Indonesia); dan Kalimantan Barat (Indonesia). 2 Pasal 2(b) dari MoU menentukan tujuan umum untuk mengambil langkah-langkah konkrit menuju pengembangan aturan untuk sektor kehutanan yang dapat menjamin bahwa penurunan dan penyimpanan emisi dari kegiatankegiatan tingkat subnasional adalah (1) nyata, terukur, dapat diverifikasi dan permanen; dan (2) dapat diakui dalam mekanisme kepatuhan dari program negara bagian, propinsi, regional, nasional atau internasional tiap anggota. 3 Louis Blumberg dari the Nature Conservancy menyarankan bahwa adalah penting untuk mengakui peran yang sedang dijalankan negara bagian California dalam pembuktian konsep (proof of concept) bersama pengembangan regulasi REDD untuk kredit REDD berstandar kepatuhan dalam program regulasinya. Ia menyatakan bahwa hal ini terjadi dengan atau tanpa Satgas GCF, dan bahwa sesungguhnya Satgas GCF dibentuk dengan harapan bahwa program California akan menjadi peluang pertama untuk membangun standar untuk REDD dalam sebuah program regulasi. Luis Blumberg, komunikasi email dengan GCF, 26 Agustus 2010. 4 Lihat dokumen GCF di bawah bagian berikut di situs GCF: 2009 Governors' Global Climate Summit 2 - Sept. 30 to Oct. 2, 2009; 2009 GCF Deliverables; and Other 2009 Materials. Governors Climate and Forests Task Force. GCF Documents. http://www.gcftaskforce.org/documents.html (accessed July 7, 2010). 5 Lihat bagian IV dari Rencana Aksi Bersama GCF untuk daftar sebagian NGO dan perwakilan stakeholder yang ikut serta dalam pertemuan-pertemuan dan kegiatan-kegiatan GCF di tahun 2009. Satgas Iklim dan Kehutanan Gubernur. 2009. Rencana Aksi Bersama (2009-2010). http://www.gcftaskforce.org/documents/gctf-1000-2009- 031.pdf (diakses tanggal 7 Juli 2010). 7

8