BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan ciptaan-nya yang lain. Kelebihan itu mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

2014 ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP NILAI-NILAI EKSISTENSIALISME DALAM NASKAH TEATER HUIS CLOS KARYA JEAN-PAUL SARTRE

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Karya sastra tidak mungkin tercipta jika para penulis tidak mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain (Chaer dan Agustina, 1995: 14). Melalui bahasa dapat terungkap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Terlebih bila, sudah dihadapkan oleh beberapa orang ahli.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang lahir dengan fungsi sosial dan fungsi estetik, novel sebagai hiburan dari kelelahan rutinitas kehidupan manusia yang habis dibaca sekali duduk, dan novel juga akan menggambarkan permasalahan yang dihadapi oleh pengarang berdasarkan fenomena yang ada, baik berupa pengalaman dan pengamatan atas peristiwa orang lain. Jadi, novel adalah ungkapan melalui penghayatan manusia yang ada di dalam diri sendiri maupun orang lain. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud pengalaman kongkret manusia dalam bentuk cerita yang cukup panjang. Sementara pada sisi lain, karya sastra merupakan bagian dari seni yang berusaha menampilkan nilai-nilai keindahan yang bersifat aktual dan imajinatif sehingga mampu memberikan hiburan dan kepuasaan rohaniah pembacanya (Aminuddin, 2013:37). Karya sastra sebagai potret kehidupan bermasyarakat merupakan suatu cipta sastra yang dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra tercipta karena adanya pengalaman batin pengarang berupa peristiwa atau masalah dunia yang menarik sehingga muncul gagasan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan karya sastra akan menyumbangkan tata figur dan tatanan tuntutan masyarakat. Hal ini merupakan ikatan timbal balik antara karya sastra dan masyarakat, walaupun karya sastra berupa fiksi. Namun pada 1

kenyataannya, sastra juga mampu memberikan manfaat berupa nilai-nilai kehidupan bagi pembaca untuk mengetahui permasalahan novel atau karya sastra tersebut. Selain itu, karya sastra berperan sebagai penuntun hidup, hanya saja penuntun hidup terarah ke satu tingkat yang lebih tinggi sehingga tidak mungkin bersifat mendikte. Karya sastra mampu membentuk watak-watak pribadi secara personal dan akhirnya dapat pula secara sosial. Selain itu, sastra berfungsi sebagai penyadar manusia akan kehadirannya yang bermakna bagi kehidupan sang pencipta maupun pada kehidupan sesama manusia. Demikian, sastra dapat dikatakan sebagai sebuah karya imajinatif, karena menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dengan kehidupan, serta pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkan kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya. Fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang dramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan serta memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia Altenbernd dan Lewis ( dalam Nugiyantoro, 2010:2-3). Uraian di atas, menunjukkan bahwa karya sastra adalah ungkapan tentang fenomena-fenomena kehidupan nyata pengarang pencipta yang dapat dihayati, dirasakan, dan dimengerti oleh orang lain pembaca. Meskipun, pengarang menggunakan bahasa-bahasa dari kenyataan secara objektivitasnya, akan tetapi 2

realitas imajinatif yang berangkat dari pengalaman-pengalaman dan bukan sesuatu yang diadakan, fantasi atau khayalan namun harus berdasarkan pada realita kehidupan yang telah mengkristal dalam diri pengarang tersebut. Novel pilihan yang berjudul Gerhana karya AA Navis dengan nama lengkap Ali Akbar Navis mengajak pembaca untuk memahami permasalahan-permasalahan yang dialami dan bagaiamana eksistensis tokoh utama (Ana) selama menjadi mahasiswi di Universitas di salah satu Kota Padang. Novel Gerhana memaparkan dan mendeskripsikan situasi keberadaan tokoh utama yang mengalami berbagai permasalah dan kesulitan hidup yang terus ada tanpa ada akhirnya serta kehidupan yang selalu diwarnai oleh persoalan-persoalan dunia seperti mengalami penderitaan kesengsaraan, keterasingan, kebahagiaan dan sebagainya. Isi dari novel Gerhana juga memaparkan keberadaan tokoh utama bersama sahabat (Kartini), laki-laki yang tidak dikenal yang berusaha menikmatin keindahan tubuhnya. Selain itu, pada Novel Gerhana memaparkan keadaan tokoh utama yang berusaha untuk tidak menaruh belas kasihan kepada orang lain dan ia berusaha memahami keberadaan yang telah dipilih dalam kebebasan hidup, kebebasan yang berarti keberadaan muncul dalam sebuah perbuatan yang harus dilakukan setiap orang untuk dirinya sendiri. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian dalam novel Gerhana karya AA Navis karena terdapat nilai kehidupan yang sangat bermanfaat bagi pembaca untuk kehidupannya dan keberadaan tokoh yang mengalami berbagai permasalahan dapat diambil untuk menjadi pelajaran hidup. Selain itu juga, dalam novel Gerhana karya AA Navis menegaskan pada pengarang yang tidak 3

menghiraukan masalah kebebasan bergaul yang terjadi pada masyarakat Indonesia dan pengarang selalu diselimuti oleh permasalahan-permasalahan kehidupan sebagaimana mengalami penderian, kebahagiaan, kesengsaraan, keterasingan, dan sebagainya. Pertimbangan lain yang peneliti gunakan adalah proses kreatif AA Navis yang mempunyai nilai lebih dan mempunyai ciri khas yang melihat kehidupan tidak sebagai realitas biasa melainkan realitas yang berlapis-lapis (bervariasi) dengan kemungkinan cerita serta berani menyajikan hal-hal yang lebih kasar dalam hal perbuatan. AA Navis juga menyajikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan manusia yang penuh dengan kebebasan hidup, dibandingkan sastrawan lain tanpa maksud membandingkan keistimewaan sastrawan lain. Hal tersebut yang menarik bagi peneliti untuk mengkaji eksistensialisme tokoh melalui bentuk situasi nasib, penderitaan, perjuangan, dan kesalahan, yang dialami oleh tokoh utama. Dari latar belakang tersebut, penelitian yang berjudul Eksistensialisme tokoh utama dalam novel Gerhana karya AA Navis menarik untuk dilakukan. Penelitian sejenis sudah pernah dilakukan oleh Abadiningsih (2005) dengan judul Studi Komparatif Eksistensi Tokoh Laki-laki dan Perempuan yang Menunggu Karya Dorotea Rosa Herliany dan Kumpulan Cerpen Atas Nama Malam Karya Seno Gumira Aji Darma. Penelitian ini lebih menekankan pada eksistensi tokoh laki-laki dan perempuan yang terdapat dalam gambaran sosok laki-laki dan perempuan yang terwujud melalui sikap dan perilakunya. Sikap manusia dalam penelitian ini digolongkan menjadi tiga, yaitu 1) manusia yang bertipe ekstrovet, 2) manusia yang bertipe introvet, dan 3) aktualisasi diri. 4

Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Berlian (2007) dengan judul Eksistensialisme Isabel Archer dalam Novel Portrait Of A Lady Karya Henry James: Mencari Esensi Sebuah Pilihan. Penelitian ini menekankan pada eksistensi yang menemukan esensinya sendiri. penelitian ini mengungkapkan bahwa tokoh utama mempunyai keputusan sendiri atas dirinya sendiri pula dan menyadari kebebasan yang selama ini dicari-cari oleh dirinya sendiri. Dengan pilihannya tersebut tokoh utama menemukan esensinya yang sebenarnya. Penelitian pertama lebih menekankan pada eksistensi laki-laki dan perempuan yang mengacu pada sikap dan perilaku tokoh. Sementara itu, penelitian kedua lebih menekankan pada esensi tokoh terhadap sebuah pilihan berdasarkan teori milik Jean- Paul Sartre. Maka penelitian ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya, yaitu masih berkaitan dengan kajian eksistensialisme, akan tetapi perbedaannya terletak pada objek penelitian yaitu novel Gerhana karya AA Navis dan bentuk analisis eksistensialisme situasi tokoh utama, yang meliputi analisis situasi nasib, situasi penderitaan, situasi perjuangan, dan situasi kesalahan. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu. Karena penelitian ini menitikberatkan pada kajian mengenai eksistensialisme Karl Jaspers yaitu terkait situasi-situasi kehidupan yang dialami oleh manusia. Kehidupan manusia terlihat ketika manusia berada dalam tindakan atau situasi-situasi yang dialami. Tindakan-tindakan tersebut yang akan menggambarkan keberadaan (eksistensi) manusia dengan dirinya dan keberadaan manusia dengan orang lain (sosial) serta keberadaan manusia dengan benda. Oleh karena itu, peneliti 5

tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai kajian eksistensialisme yang terkandung dalam novel Gerhana karya AA Navis Eksistensialisme Tokoh utama dalam Novel Gerhana Karya AA Navis. 1.2 Fokus Penelitian Subjek penelitian yang berkaitan dengan eksistensialisme tokoh utama dalam Novel Gerhana karya AA Navis, yang menyangkut pemahaman manusia sebagai individu yang bertanggung jawab atas keberadaan dan kemauannya yang bebas tanpa mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar serta menyangkut keberadaan seseorang dengan orang lain. Setiap individu pasti mempunyai bentuk permasalahan. Permasalahan tersebut dapat bersifat pribadi, misalnya sekedar ingin tahu, dan penasaran, namun dapat pula karena suatu yang bersifat relevan dengan kehidupan. Dilihat dari permasalahan di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian pada aspek bentuk situasi nasib, situasi penderitaan, situasi perjuangan, dan situasi kesalahan teori Karl Jaspers karena situasti-situasi tersebut menggambarkan keberadaan dan perbuatan tokoh utama. Dengan demikian, peneliti dapat mengkaji eksistensialisme tokoh utama yang terkandung dalam novel Gerhana karya AA Navis, agar memudahkan penelitian dalam menganalisi data. 6

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu: 1) Bagaimana eksistensialisme situasi nasib tokoh utama dalam novel Gerhana karya AA Navis? 2) Bagaimana eksistensialisme situasi penderitaan tokoh utama dalam novel Gerhana karya AA Navis? 3) Bagaimana eksistensialisme situasi perjuangan tokoh utama dalam novel Gerhana karya AA Navis? 4) Bagaimana eksistensialisme situasi kesalahan tokoh utama dalam novel Gerhana karya AA Navis? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini terbagi dua antara lain: 1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini ialah bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai gejala eksistensialisme dalam bentuk situasi-situasi yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Gerhana karya AA Navis sesuai dengan teori eksistensialisme Karl Jaspers. 7

1.4.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan eksistensialisme situasi nasib tokoh utama novel Gerhana karya AA Navis. 2) Mendeskripsikan eksistensialisme situasi penderitaan tokoh utama novel Gerhana karya AA Navis. 3) Mendeskripsikan eksistensialisme situasi perjuangan tokoh utama novel Gerhana karya AA Navis. 4) Mendeskripsikan eksistensialisme situasi kesalahan tokoh utama novel Gerhana karya AA Navis. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoretis dan manfaat secara praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijelaskan/dipaparkan sebagai berikut: 1.5.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperluas pemahaman mengenai bentuk eksistensialisme tokoh utama dalam novel Gerhana karya AA Navis. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan panduan dalam rangka mengkaji eksistensialisme yang terdapat dalam karya sastra terutama pada novel. 8

1.5.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis yang terdapat dalam hasil penelian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai objek penelitian selanjutnya dan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang sastra baik secara kritis maupun akademis terutama yang berhubungan dengan kajian teori eksistensialisme. 2) Bagi penikmat sastra, hasil penelitian ini dapat membantu dalam mengapresiasikan karya sastra dan petunjuk disaat menghadapi kesulitan memahami pesan yang terdapat dalam karya sastra khususnya dalam novel Gerhana karya AA Navis. 1.6 Penegasan Istilah 1) Eksistensialisme merupakan sebuah sikap atau pendekatan filosofi terhadap realitas manusia, yang mempermasalahkan manusia sebagai individu dan sebagai problem yang unik dengan keberadaannya (Koeswara, 1987:2) 2) Situasi eksistensi adalah keadaan manusia yang menjalani keberadaannya bilamana manusia bersama orang lain (Jaspers dalam Hassan, 2005:105). 3) Situasi nasib adalah sesuatu keadaan yang sudah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang (KBBI, 2008:775) 4) Situasi penderitaan adalah keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung (KBBI, 2008:256) 9

5) Situasi perjuangan adalah suatu usaha yang dilakukan penuh kesulitan dan bahaya (KBBI, 2008:478) 6) Situasi kesalahan adalah suatu keadaan yang menyimpang atau tidak seharusnya dilakukan (KBBI, 2008:982) 7) Tokoh utama adalah tokoh dalam sebuah cerita yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi cerita (Nurgiyantoro, 2010:176). 8) Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dan menonjolkan watak serta sifat setiap pelaku (Nurgiyantoro, 2010:8). 10