A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara. Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

dalam ibadah maupun muamalah. Namun nas-nas syarak tidak secara rinci memberikan solusi terhadap berbagai macam problematika kehidupan manusia.

BAB III KASUS PERUBAHAN HARGA SEPIHAK DALAM JUAL BELI RAK ANTARA PRODUSEN DAN PEDAGANG PNGECER DI JALAN DUPAK NO. 91 SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya, manusia melakukan usaha sesuai bidang

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI POWER BANK DI COUNTER VANDHIKA CELL KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang beraneka ragam kebutuhannya. misalnya: makan, minum, sandang dan sebagainya.

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI SISTEM NOTA KURANG LEBIH (NKL) DI INDOMARET SUKODONO KARANGPOH CABANG GRESIK

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam merupakan sekumpulan atau undang-undang yang mengatur perilaku

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

Khiya>r merupakan salah satu akad yang berkaitan erat dengan jual

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS SADD ADH-DHARI< AH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI KONDOM SECARA BEBAS DI ALFAMART CABANG BOLODEWO

BAB IV REKSADANA EXCHANGE TRADED FUND DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB IV ANALISIS MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI JANGKRIK DENGAN SISTEM PERKIRAAN DI DESA KACANGAN KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

place, product, process, physical evidence

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

melakukan ijab dan qabul dengan jelas secara lisan berdasarkan jual beli grosir,

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Manusia adalah mahluk hidup yang mempunyai kebutuhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

BAB IV. Surat Keputusan Pemkot Surabaya tentang Ijin Pemakaian Tanah (IPT/ berwarna ijo/surat ijo) dengan cara sewa tanah negara yang dikuasai Pemkot

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PRAKTEK OPER SEWA RUMAH KONTRAKAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN PESANAN CATERING DAN STATUS UANG MUKA YANG DIBATALKAN DI SARAS CATERING SEMARANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

Perlindungan Konsumen Dalam Perspektif Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Dan Hukum Islam Dalam Jual Beli

Transkripsi:

49 BAB IV TINJAUAN SADD AZ -Z ARI> AH TERHADAP PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI RAK ANTARA PRODUSEN DAN PEDAGANG PENGECER DI JALAN DUPAK NO. 91 SURABAYA A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya. Mencermati persoalan praktek perubahan harga secara sepihak oleh pedagang pengecer dalam jual beli rak di jalan dupak Surabaya No. 91 memang terasa egoistis, karena produsen seakan tidak berdaya mengatasi perilaku pedagang pengecer atas potongan harga yang dilakukannya tersebut, namun para pedagang pengecer merasa bahwa potongan harga yang dilakukannya dengan cara diatas adalah sesuatu yang sudah biasa dilakukan. Seperti memotong harga ketika rak yang didapatnya dalam keadaan kurang bagus atau cacat. Itu semua mereka lakukan, karena bagi mereka dengan cara seperti itu mereka dapat menerima ganti kerugian yang mereka alami, meski mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu bukanlah suatu cara yang benar. Seperti yang terjadi pada Bapak Maskur seorang produsen sering kali harus mengalah atas harga yang ditetapkan oleh pedagang pengecer, hal itu dikarenakan pedagang pengecer mengeluhkan kualitas rak yang kurang bagus, sehingga harga dipotong berdasarkan pandangan mereka sendiri. Setiap terjadi pemotongan harga, alasan yang digunakan pasti sama, yakni karena rak yang dikirim kurang bagus kualitasnya. Bahkan pernah terjadi rak yang dikirimkan dikembalikan lagi kepada beliau, pedagang pengecer beralasan rak yang dikirim tidak sesuai dengan pesanannya dan juga banyak goresan pada rak tersebut. Sebelumya produsen sudah pasrah pada pedagang 49

50 pengecer, yang penting raknya bisa terjual, walau harga yang ditetapkan dari pedagang pengecer turun dari kesepakatan. Untuk menjaga jangan sampai terjadi perselisihan antara pembeli dengan penjual, maka syari at Islam memberikan hak khiyar, yaitu hak memilih untuk melanjutkan jual beli atau tidak melanjutkan jual beli tersebut, karena ada suatu hal bagi kedua belah pihak. 1 Serta iqalah, yaitu memfasakhkan akad berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, seperti jika salah satu pihak mereka menyesal lalu menghendaki untuk membatalkannya, yang demikian ini hanya bisa terjadi atas kesepakatan pihak lain. 2 Apabila akad terlaksana, sedangkan pembeli mengetahui adanya cacat (pada barang yang dibelinya), maka akad ini bersifat mengikat. Tidak ada khiyar bagi pembeli karena dia telah ridha. Adapun jika pembeli tidak mengetahui adanya cacat, lalu dia mengetahuinya setelah akad, maka akad sah, tetapi tidak bersifat mengikat. Pembeli boleh memilih antara mengembalikan barang dan mengambil harga yang telah dibayarkannya kepada penjual atau mempertahankan barang dan mengambil dari penjual sebagian dari harga sesuai dengan kadar kekurangannya yang ditimbulkan oleh cacat tersebut. 3 Jika telah dicapai kesepakatan antara penjual dan pembeli, kemudian mereka berselisih mengenai besarnya harga, sedang saksi-saksi tidak ada, maka garis besarnya fuqaha> bersepakat bahwa keduanya saling bersumpah dan membatalkan. Jika dilihat dari segi akadnya, maka hal tersebut tidak sesuai dengan kehendak akad, sebagaimana dijelaskan di awal, akad merupakan pertalian dua kehendak. Shighat akad (ija>b dan qabu>l) merupakan ungkapan yang mencerminkan kehendak masing- 1 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003). 138 2 Ghufron A. Mas adi, Fiqh Mu amalah Kontekstual, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002). 115 3 Sayyid Sabiq, Tarjamah Fikih Sunnah 5, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009). 211

51 masing pihak, jadi substansi dari kehendak berakad adalah al-ridha> (rela). Seperti halnya menurut fuqaha> Syafi iyah dan Hanabilah, jual beli yang dilakukan secara paksa adalah batal demi hukum. Sedangkan menurut Hanafiyah akad jual beli yang disertai unsur paksaan hukumnya batal, pada adanya kerelaan setelah unsur paksaan tersebut berakhir, jika pihak yang dipaksa rela, maka akadnya sah dan jika tidak rela maka akadnya batal. Adapun perselisihan ija>b dan qabu>l yang menguntungkan pihak pedagang pengecer (pada satu sisi saja, tidak pada sisi lainnya), maka perselisihan tersebut tidak menimbulkan berlangsungnya akad, kecuali disertai dengan kesepakatan dengan kedua belah pihak baik produsen dan pedagang pengecer, jadi pedagang pengecer tersebut boleh-boleh saja melakukan potongan harga, akan tetapi harus disertai kesepakatan lagi dengan produsen, sehingga terjadi akad baru antara keduanya. Fenomena tersebut apabila berlangsung secara terus menerus dan tidak diantisipasi, bukan tidak mungkin akan membawa kesenjangan sosial dikemudian hari. Khususnya di Jalan dupak itu sendiri, jika para pedagang pengecer sering melakukan potongan harga menurut pendapat mereka sendiri, maka bisa saja tidak ada lagi produsen yang mau memberikan stok rak pada mereka. Disini produsen menginginkan agar rak yang dimilikinya bisa habis terjual, maka mereka berusaha menerima perubahan harga yang dilakukan oleh pedagang pengecer tersebut, bagi produsen walaupun mengecewakan dan merugikan. Akan tetapi, lebih menakutkan lagi jika rak yang sudah dikirim, dikembalikan lagi padanya. Dan tentunya kerugian yang ditimbulkan akan semakin besar.

52 Selain alasan diatas, mengapa kebanyakan produsen mau menerima keadaan tersebut, dikarenakan seorang produsen juga harus menutup modal awal yang mereka gunakan sebelumnya, jadi jika hasil tersebut sudah dapat digunakan untuk menutup modal awal, maka seorang produsen sudah dapat mengambil untung. Sebagaimana telah diketahui bahwa perubahan harga secara sepihak yang terjadi saat ini masih sering terjadi. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari para pihak yang bertransaksi, khususnya para pedagang pengecer yang dirasa selalu melihat kerugian dari sisi mereka sendiri. Pada dasarnya syari at Islam dari awal masa banyak yang menampung dan mengakui adat atau tradisi yang baik dalam masyarakat selama tradisi itu tidak bertentangan dengan al-qur an dan Hadist. Adat yang telah berlangsung lama, diterima oleh orang banyak karena tidak mengandung unsur mafsadah atau kerusakan dan tidak bertentangan dengan syara, pada saat ini sangatlah banyak dan menjadi perbincangan di kalangan ulama. Bagi kalangan ulama> yang mengakuinya maka berlaku bahwa adat itu dapat dijadikan dasar hukum (al ada>tu muhakkamatun). Akan tetapi para ulama> juga sepakat menolak adat yang secara jelas bertentangan dengan syara. Segala ketentuan yang bertentangan dengan hukum syara harus ditinggalkan meskipun secara adat sudah diterima oleh orang banyak. 4 Dalam hal ini, kepedulian dan kesadaran semua pihak harus dibangun untuk mencegah persoalan-persoalan yang bisa saja muncul dikemudian hari. Pihak-pihak yang berhubungan dalam jual beli rak ini harusnya bisa lebih berhati-hati. Dengan menambah ketaqwaan kepada Allah SWT diharapkan para pihak yang melakukan transaksi dalam 4 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009 ), 394

53 jual beli rak dapat bermua>malah disertai dengan keterbukaan dan kejelasan. Seperti, kejujuran produsen terhadap apa yang dikatakan mengenai barang dagangan, yaitu mengenai kejelasan rak dan sifat-sifat rak tersebut, sehingga mereka mendapatkan berkah dalam jual beli yang dilakukan. Jika rak ingin habis terjual semua dengan harga yang diharapkannya, maka produsen harus teguh pendiriannya, jika rak dirasa kurang bagus kualitasnya, maka sepantasnyalah jika produsen memberikan potongan harga yang sesuai dengan kondisi tersebut, sehingga jika pedagang pengecer menawar dengan harga terlampau rendah, produsen bisa lebih tegas mengambil sikap. Karena jika dilihat, produsen sudah menyediakan barang untuk pedagang pengecer dengan harga dibayar kemudian, belum lagi pedagang pengecer yang nunggak atau molor pembayarannya. Begitu juga dengan para pembeli atau pedagang pengecer, keluhan jika rak yang diterima dirasa kurang bagus kualitasnya adalah hak mereka, akan tetapi alangkah baiknya jika ingin melakukan potongan harga bisa melihat sisi dari pihak lainnya. Sehingga tidak ada pihak yang merasa terdz}alimi. Dan semua pihak berharap agar peraturan hukum bisa ditegakkan secara nyata, sehingga tercipta iklim masyarakat yang dinamis, yang sesuai dengan peraturanperaturan hukum yang ada ditengah-tengah masyarakat. B. Analisis Sadd az -Z ari> ah Terhadap Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya. Jual beli adalah adalah model sebuah pertukaran yang mengandung kemas}lah}atan atau kebaikan, dan merupakan perwujudan dari hubungan antar sesama manusia sebagai salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik berupa sandang, pangan, dan kebutuhan lainnya. Namun demikian, hajat manusia dalam memenuhi kebutuhannya

54 (jual beli) terkadang manusia tidak mengindahkan tata aturan yang dapat memberikan rasa saling menguntungkan, rasa suka sama suka, atau rasa saling rela antara penjual dan pembeli. Hal ini telah ditekankan Allah SWT, dalam firmannya pada surat an-nisa ayat 29: Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan, yang berlaku suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, karena sungguh Allah amat penyayang kepadamu. 5 Dijelaskan dalam ketentuan surat an-nisa ayat 29 diatas, bahwasanya dalam melakukan perniagaan didasarkan suka sama suka diantara kedua belah pihak. Di sini terlihat betapa ajaran Islam menempatkan kegiatan usaha perdagangan sebagai salah satu bidang penghidupan yang sangat dianjurkan, tetai tetap dengan cara-cara yang dibenarkan oleh agama. Dengan demikian, usaha perdagangan akan mempunyai nilai ibadah, apabila hal tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan agama dan diletakkan dalam kerangka ketaatan kepada Allah SWT. Dalam prakteknya, pelaksanaan jual beli rak yang dilakukan di jalan Dupak No. 91 Surabaya ini memang setiap harinya barang yang dijualbelikan tidak dihadirkan pada saat akad, hal ini dikarenakan proses pembuatan rak membutuhkan 4 sampai 5 hari, sehingga rak tersebut baru dapat dikirim setelah rak tersebut selesai dibuat, pihak pedagang pengecer hanya memesan jenis rak dan berapa banyak rak yang dibutuhkan lewat telepon atau langsung datang. Oleh sebab itu kebanyakan pihak pedagang 5 Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahannya. 122.

55 pengecer melakukan potongan harga dari jumlah uang yang seharusnya dibayarkan pada pihak produsen, karena barang yang dikirimkan dianggap tidak sesuai dengan kehendak pihak pedagang pengecer. Akan tetapi potongan harga itu dilakukan berdasarkan penilaian mereka sendiri tanpa ada kesepakatan ulang dengan pihak produsen, yang pada akhirnya membuat pihak produsen pasrah dan lebih baik menerima harga dari pihak pedagang pengecer dari pada barang dikembalikan dan kerugian juga akan semakin besar, jadi pada permasalahan ini produsen jelas dirugikan oleh sikap pedagang pengecer, kerugian yang ditanggung produsen antara lain: 1. Rugi ongkos pembuatan rak. 2. Rugi ongkos pemotong triplek mdf. 3. Rugi ongkos pemotong lapisan rak. 4. Rugi ongkos pemotong kaca. 5. Rugi ongkos pengiriman rak. Sesungguhnya jual beli pesanan adalah sebuah transaksi jual beli yang dihalalkan, asalkan akad yang dipergunakan jelas, ciri-ciri barang yang dipesan jelas, warna yang dipesan jelas, macam dan ukuran barang yang dipesan jelas dan ditentukan waktu penyerahan barang pesanannya, namun dalam perkembangannya, jual beli pesanan tersebut menimbulkan terjadinya praktek yang dilarang (pemotongan harga secara sepihak) dan juga menimbulkan dampak negatif yang lebih besar daripada dampak positifnya, jadi sebelum muncul dampak-dampak negatif lain yang lebih besar maka perlu ada pencegahan, yang sesuai dengan beberapa kaidah fiqhiyah, yaitu:

56 Menolak kerusakan lebih diutamakan daripada menarik kemas}lahatan. 6 Mewujudkan kemas}lah}atan dan menolak kerusakan. 7 Hal ini dikarenakan kewaspadaan dan kehati-hatian syariat Islam terhadap larangan jauh lebih peduli daripada perintah kewajiban. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa, hal-hal yang dilarang dan membahayakan lebih utama untuk ditangkal atau dihindari, daripada berusaha meraih kebaikan dengan mengerjakan perintah agama, sementara di sisi lain menimbulkan kemud}haratan. Sesungguhnya aktivitas Muamalah tidak boleh menimbulkan kemud}haratan bagi pihak lain. M Ali Hasan menjelaskan, keharaman perbuatan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu: 8 1. Setiap orang tidak diperbolehkan menggunakan haknya dengan sewenang-wenang, yang mengakibatkan mud}harat bagi orang lain. Oleh sebab itu penggunaan hak dalam syari at Islam tidak bersifat mutlak, tetapi ada batasannya, batasannya adalah tidak membawa madharat bagi orang lain, baik perorangan maupun masyarakat. 2. Penggunaan hak-hak pribadi, tidak hanya untuk kepentingan pribadi saja, tetapi harus mendukung hak-hak masyarakat karena kekayaan yang dimiliki seseorang merupakan bagian dari kekayaan seluruh manusia. Berdasarkan analisis terhadap pemotongan harga secara sepihak diatas, maka menyebabkan kemafsadatan atau kerusakan yang dilakukan oleh pihak pedagang 6 Abdul Haq, et al, Formulasi Nalar Fiqh Telaah Kaidah Fiqh Konseptual, (Surabaya: Khalista, 2006), 237 7 Dahlan Tamrin, Filsafat Hukum Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), 84 8 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 18

57 pengecer sehingga mengakibatkan kerugian terhadap pihak produsen sebagai objek, dan dampak yang timbul dari pemotongan harga secara sepihak oleh pedagang pengecer, sesungguhnya telah memenuhi salah satu syarat dari ketiga syarat yang diungkapkan oleh Imam al-syathibi yaitu: 9 1. Perbuatan yang boleh dilakukan itu membawa kepada kemafsadatan. 2. Kemafsadatan lebih kuat dari ke kemas}lah}atan pekerjaan. 3. Dalam melakukan perbuatan yang dibolehkan unsur kemafsadatannya lebih banyak. Dalam melakukan perbuatan yang dibolehkan ada unsur kemafsadatannya atau kerusakannya lebih banyak, yang disebabkan oleh pedagang pengecer yang melakukan pemotongan harga secara sepihak. Selain dampak terhadap pemotongan harga secara sepihak yang telah dijelaskan di atas ada juga kerugian yang harus di tanggung oleh pihak produsen, pihak produsen harus mengeluarkan biaya lagi untuk renovasi rak yang menurut pihak pedagang pengecer rak yang dikirim kurang bagus. Jadi pemotongan harga secara sepihak yang dilakukan oleh pedagang pengecer, sesungguhnya termasuk dalam perbuatan yang mengandung Sadd az -Z ari> ah, karena ketentuan hukum yang dikenakan pada z ari> ah selalu mengikuti ketentuan hukum yang menjadi sasarannya, media, atau perantara yang dilakukan oleh pihak pedagang pengecer yaitu pemotongan harga secara sepihak diharapkan memberi kemas}lah}atan atau kebaikan bagi kedua belah pihak, akan tetapi pada prakteknya pemotongan harga secara sepihak, hanya bermanfaat bagi pihak pedagang pengecer, tetapi tidak demikian dengan pihak produsen. Maka dari itu transaksi yang terjadi diantara kedua belah pihak yaitu antara produsen dan pedagang pengecer tidak boleh diteruskan karena banyak 9 Nasrun Haroen,Ushul Fiqh 1, (Jakarta: Logos, 1987), 162

58 menimbulkan kemafsadatan atau kerusakan yang terjadi, sejalan dengan pengertian Sadd az -Z ari> ah menurut para ulama ahli us}ul fiqh yaitu: Mencegah segala sesuatu (perkataan maupun perbuatan) yang menyampaikan pada sesuatu yang dicegah/dilarang yang mengandung kerusakan atau bahaya. 10 Melaksanakan suatu pekerjaan yang semula mengandung kemasl}ah}atan menuju pada suatu kerusakan (kemafsadatan) 11 Sesungguhnya segala maksud syara yaitu mendatangkan manfaat kepada manusia dan menolak mafsadah atau kerusakan dari mereka, tidaklah mungkin diperoleh kecuali dengan melalui sebab-sebab yang menyampaikan kita kepadanya, oleh karena itu kita diharuskan mengerjakan sebab-sebab itu karena sebab itulah yang menyebabkan kita kepada maksud. Dengan demikian, kita dapat menetapkan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang menyampaikan kepada kemas}lah}atan atau kebaikan, dituntut untuk mengerjakannya, dan pekerjaan-pekerjaan yang menyampaikan kita pada ke mafsadahan atau kerusakan dilarang kita mengerjakannya. 2012), 156 10 Wahbah} Al-Zuh}ayliy, Al-Waji>z fi> Us}u>l Al-Fiqh, (Damaskus: Da>r Al-Fiqr, 1999),108 11 Andewi Suhartini, Ushul Fiqih, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI,