METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Latihan

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

KOMPONEN-KOMPONEN LATIHAN

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

TES PENGUKURAN OLAHRAGA UNTUK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEKOLAH. ERWIN SETYO K Dan Yuyun Ari Wibowo

KETAHANAN (ENDURANCE)

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

ISBN : PROCEEDING asmnal PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Yogyakarta, 12 Mei 2012 Hotel Quality

KEKUATAN PENGERTIAN KEKUATAN

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

PENGEMBANGAN MOTORIK SUATU PENGANTAR. Suharjana FIK UNY

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN. Hedi Ardiyanto Hermawan

Pengertian Pembinaan/latihan

PEMAHAMAN PELATIH TENTANG PRINSIP-RINSIP DASAR LATIHAN SEPAKBOLA DI KABUPATEN BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

LATIHAN KETAHANAN (KEBUGARAN AEROBIK)

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna. Tidak hanya kondisi fisik yang mesti dilatih, tetapi aspek lain pun perlu dilatih

Disarikan dari berbagai sumber. Oleh : Octavianus Matakupan

TEORI LATIHAN. Devi Tirtawirya, M.Or. Danang Wicaksono, M.Or TIM.

PENERAPAN IPTEKS. Meningkatkan Kesegaran Jasmani Melalui Latihan Daya Tahan. Nurman Hasibuan

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

METODE LATIHAN. Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari FIK UNY 2013

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

FAKTOR-FAKTOR LATIHAN OLEH CERIKA RISMAYANTHI, M.OR. AHMAD NASRULLOH, M.OR. FATKHURAHMAN ARJUNA, M.OR. (TIM PENGAMPU)

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Aip Syarifudin dan muhadi (1993: 183) permainan. bolavoli adalah suatu bentuk permainan yang termasuk dalam Cabang

OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN TIM SEPAKBOLA BAPOMI DIY PADA PEKAN OLAHRAGA MAHASISWA NASIONAL KE-XIII DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

ANALISIS GERAK TEKNIK PENGGUNAAN ALAT LATIHAN BEBAN MEMBER FITNESS GOR FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

PENGARUH LATIHAN BEBAN DENGAN METODE SET SYSTEM TERHADAP KEKUATAN, DAYA TAHAN OTOT, DAN FLEKSIBILITAS MEMBERS BAHTERA FITNESS CENTER YOGYAKARTA

PROGRAM LATIHAN BOLA VOLI

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

LATIHAN OTOT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL-NYA PERLU MENGGUNAKAN BEBAN BEBAN : BERAT BADAN SENDIRI BEBAN YG BERASAL DARI LUAR.

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN KESEHATAN

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

Teknik-teknik latihan untuk setiap cabang olahraga berkembang secara perlahan-lahan dan mengikuti jejak metode-metode latihan dari olahragawan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan


BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

PERIODISASI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU)

2016 PENGARUH LATIHAN POWER LENGAN MENGGUNAKAN MODEL LATIHAN PULL OVERPASS DAN PULL OVER TERHADAP HASIL LEMPARAN PADA ATLET LEMPAR LEMBING JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah

makin berat sampai kelelahan, ukurannya disebut VO 2 max.

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN ORKES Tgl.15 Sept No: RPP/SKO 308/01 Revisi : 00

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN PEKAN OLAHRAGA MAHASISWA NASIONAL (POMNAS) XI PALEMBANG, Oktober 2009

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

TRAINING METHODOLOGY

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) dalam berolahraga

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

LATIHAN AEROBIK BENTUK DAN METODE. Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

2014 PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAHAN AJAR TEORI & METODOLOGI LATIHAN ORKES KOMPONEN KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHANNYA. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

Transkripsi:

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA Subagyo Irianto A. PRINSIP-PRINSIP LATIHAN Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting dalam aspek fisiologis dan psikologis olahragawan. Oleh karena akan mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas latihan. Prinsip latihan merupakan hal yang harus di taati, dilakukan, dan dihindari agar tujuan dari latihan dilakukan, dan dihindari agar tujuan dari latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan Prinsip latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam proses latihan adalah sebagai berikut: 1. Prinsip Individual 2. Prinsip Adaptasi 3. Prinsip Beban Lebih (Overload) 4. Prinsip Beban Bersifat Progresif 5. Prinsip Spesifikasi 6. Prinsip Bervariasi 7. Prinsip Pemanasan Dan Pendinginan 8. Prinsip Periodisasi (Latihan Jangka Panjang) 9. Prinsip Berkebalikan (Reversibilitas) 10. Prinsip Beban Moderat (Tidak Berlebihan) 11. Prinsip Sistematik 1. PRINSIP INDIVIDUAL Setiap olahragawan memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga dalam menentukan beban latihan harus disesuaikan dengan kemampuan setiap individu. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi: 1. Keturunan/genetika, 2. Nutrisi/gizi, 3. Waktu istirahat, 4. Tingkat kebugaran, 5. Rasa sakit dan cidera, 6. Motivasi, 7. Maturation/kematangan, dan 8. Lingkungan

2. PRINSIP ADAPTASI Tingkat kecepatan olahragawan dalam mengadaptasi setiap beban latihan berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya. Dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: a. Usia olahragawan b. Usia latihan c. Kualitas kebugaran otot d. Kualitas kebugaran sistem energi e. Kualitas / mutu latihan Ciri-ciri terjadinya proses adaptasi pada tubuh akibat dari latihan 1. Kemampuan fisiologis: a. Membaiknya sistem pernapasan b. Membaiknya fungsi jantung c. Membaiknya fungsi paru, d. Membaiknya sirkulasi dan volume darah. 2. Meningkatnya kemampuan fisik: a. Ketahanan otot, b. Kerkuatan, c. Power. 3. Tulang, ligamenta, tendo, dan hubungan jaringan otot menjadi lebih kuat. 3. PRINSIP BEBAN LEBIH (OVERLOAD) Beban latihan harus mencapai/sedikit melampaui ambang rangsang, tapi tidak boleh selalu melebihi Cara meningkatkan beban latihan: diperberat dipercepat diperlama 4. PRINSIP PROGRESIF Latihan bersifat progresif berarti latihan harus dilakukan secara ajeg, maju, dan berkelanjutan. 5. PRINSIP SPESIFIKASI Materi latihan yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan cabang olahraganya. a. Spesifikasi kebutuhan sistem energi b. Bentuk/model latihan c. Pola gerak dan kelompok otot yang terlibat

6. PRINSIP BERVARIASI Latihan yang dilakukan secara monoton akan menimbulkan kejenuhan pada pesilat, sehingga dapat mengakibatkan kelelahan baik secara fisik maupun psikis Variasi Latihan: a. Mengubah bentuk/model latihan, b. Tempat latihan, c. Sarana dan prasarana latihan, d. Teman latihan. 7. PRINSIP PEMANASAN & PENDINGINAN a. Pemanasan (warm-up) Secara fisiologis: menyiapkan kerja sistem tubuh (menurunkan viskositas otot, menyiapkan kekuatan & kecepatan). Secara psikologis: untuk meningkatkan konsentrasi, ketegaran mental, dan menurunkan tingkat kecemasan b. Latihan Inti Latihan utama yang meliputi latihan fisik, teknik, taktik, atau mental c. Latihan Suplemen Latihan suplemen berisikan tentang bentuk-bentuk latihan yang prinsip gerakannya menyerupai dengan gerak teknik cabang olahraga d. Penutup Mengembalikan fungsi tubuh ke arah normal dan menurunkan tingkat stres 8. PRINSIP PERIODISASI o Tujuan akhir dari sebuah proses latihan adalah untuk mencapai prestasi puncak. o Proses pelaksanaan latihan harus mengacu pada periodisasi latihan. o Oleh karena periodisasi latihan merupakan pentahapan dan penjabaran dari tujuan latihan secara keseluruhan. 8-12 tahun dilakukan secara teratur, intensif, dan progesif 9. PRINSIP BERKEBALIKAN (REVERSIBILITAS) Tidak melakukan latihan akan mengalamipenurunan kondisi fisik (detraining). Latihan terlalu banyak dan tidak terprogram akan mengalami over training. 10. PRINSIP BEBAN MODERAT TIDAK BERLEBIHAN)

Beban latihan yang diberikan harus disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak latih. Tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan fisik sesuai dengan tujuan latihan. 11. PRINSIP SISTEMATIK Perlu diterapkan karena prestasi atlet sifatnya sementara dan labil. Prinsip sistematik terkait dengan dosis (takaran) dan skala prioritas dari sasaran latihan. Untuk itu, dosis (takaran) dan skala prioritas latihan harus diperhatikan selama dalam pelaksanaan latihan sehingga akan membantu proses adaptasi dalam organ tubuh. B. KOMPONEN-KOMPONEN LATIHAN Komponen latihan adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas (mutu) suatu latihan dan merupakan kunci keberhasilan dalam menyusun program dan menentukan beban latihan. 1. Intensitas 2. Volume 3. Recovery 4. Interval 5. Repetisi 6. Set 7. Seri / Sirkuit, 8. Durasi 9. Densitas 10. Irama 11. Frekuensi 12. Sesi atau Unit 1. INTENSITAS LATIHAN Intensitas adalah ukuran yang menunjukkan kualitas suatu rangsang yang diberikan selama latihan berlangsung (stimulus berupa aktivitas gerak). Ukuran intensitas latihan dapat ditentukan oleh: a. One Repetition Maximum (1 RM) Adalah kemampuan melakukan atau mengangkat beban secara maksimal dalam satu kali kerja. b. Denyut Jantung Per Menit Dihitung atas dasar usia olahragawan dan denyut jatung istirahat (dihitung pada saat pagi hari, yaitu setelah tidur)

Untuk menentukan intensitas berdasarkan kenaikan denyut jantung dipergunakan grafik yang disebut Training Zone, yaitu dengan menghitung berapa % dari denyut jantung maksimum (MHR: Maximum Heart Rate). c. Kecepatan (WaktuTempuh) Adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan waktu tertentu untuk menempuh jarak tertentu. d. Jarak tempuh Adalah kemampuan seseorang dalam menempuh jarak tertentu dengan waktu tertentu e. Jumlah Repetisi (Ulangan) Per Menit Adalah jumlah repetisi (ulangan) yang dapat dilakukan seseorang dalam waktu satu menit f. Lama Recovery dan Interval Lama singkatnya pemberian waktu untuk recovery dan interval pada umumnya digunakan untuk menentukan intensitas latihan teknik 2. VOLUME LATIHAN Ukuran yang menunjukkan kuantitas (jumlah) suatu rangsang. Volume latihan dapat ditentukan melalui: a. Jumlah bobot beban tiap butir (item) latihan b. Jumlah repetisi per sesi c. Jumlah set / sesi d. Jumlah pembebanan per sesi e. Jumlah seri / sirkuit per sesi. 3. RECOVERY (t.r) LATIHAN Recovery adalah waktu istirahat yang diberikan antar set atau repetisi (ulangan) pada saat latihan berlangsung 4. INTERVAL (t.i) LATIHAN Interval adalah waktu istirahat yang diberikan antar seri, antar sirkuit, atau antar sesi per unit latihan. 5. REPETISI LATIHAN Jumlah ulangan yang dilakukan untuk tiap butir latihan (beberapa jenis).

6. SET LATIHAN Jumlah ulangan untuk satu jenis butir latihan. 7. SERI / SIRKUIT LATIHAN Keberhasilan dalam menyelesaikan serangkaian butir latihan yang berbeda-beda. Artinya, dalam satu seri terdiri dari beberapa macam latihan yang secara keseluruhan harus diselesaikan dalam satu rangkaian. 8. DURASI LATIHAN Ukuran yang menunjukkan lamanya waktu perangsangan (lamanya waktu latihan). 9. DENSITAS LATIHAN Pengertian densitas adalah ukuran yang menunjukkan padatnya perangsangan. Artinya semakin pendek waktu recovery dan interval yang diberikan selama dalam latihan, maka densitas latihan semakin tinggi. Dengan demikian densitas latihan sangat dipengaruhi oleh pemberian waktu recovery dan interval. 10. IRAMA LATIHAN Pengertian irama adalah ukuran waktu yang menunjukkan kecepatan pelaksanaan perangsangan. Ada tiga macam irama latihan, yaitu: lambat, sedang, dan cepat. 11. FREKUENSI LATIHAN Pengertian frekuensi adalah jumlah latihan dalam periode tertentu. Pada umumnya frekuensi merupakan jumlah tatap muka latihan yang dilakukan dalam satu minggu 12. SESI/UNIT LATIHAN Pengertian sesi/unit adalah materi program latihan yang harus dilakukan dalam satu kali tatap muka.