PENENTUAN KAPASITAS TRANSFORMATOR DAYA PADA PERENCANAAN GARDU INDUK (GI) SISTEM 70 KV (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GARDU INDUK ENDE - ROPA MAUMERE)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DAYA (APLIKASI PADA GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR)

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

ESTIMASI PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK 150 KV

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

STUDI EFISIENSI TRANSFORMATOR DAYA DI GARDU INDUK GIS LISTRIK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

STUDI SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv AKIBAT PEMBEBANAN LEBIH DI PT.PLN (PERSERO) KOTA PONTIANAK

Perencanaan Pembangunan Sistem Kelistrikan, Sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Energi Listrik di

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

STUDI PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN WILAYAH KOTA PADANG SIDIMPUAN DENGAN METODE GABUNGAN

Induksi Elektromagnetik

STUDI KEAMANAN SUPLAI ENERGI LISTRIK BALI SAMPAI DENGAN TAHUN 2025

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

ANALISIS RAMALAN KEBUTUHAN BEBAN ENERGI LISTRIK DI REGIONAL SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE GABUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

Keadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

KOKO SURYONO D

PENENTUAN JUMLAH UNIT DAN KAPASITAS PEMBANGKIT SESUAI POLA BEBAN PADA PLTD FAOBATA DI KABUPATEN NGADA

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN

atau pengaman pada pelanggan.

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

ANALISIS RUGI-RUGI ENERGI SISTEM DISTRIBUSI PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

ANALISA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER HASBULAH

BAB III. Transformator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN METODE GABUNGAN DAN METODE KECENDERUNGAN (REGRESI LINIER) UNTUK PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK WILAYAH SUMATERA UTARA

Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. transformator Gardu Induk 150 KV Wirobrajan. Standar toleransi kelayakan

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK APJ PEKALONGAN TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI. dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

BAB II TRANSFORMATOR

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

STUDI PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tri Fani, 2014 Studi Pengaturan Tegangan Pada Sistem Distribusi 20 KV Menggunakan ETAP 7.0

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

ABSTRAK Kata Kunci :

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

Transformator. Dasar Konversi Energi

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV ANTARA TASIKMALAYA DEPOK

STUDI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) CABANG PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

I. Tujuan. 1. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik transformator 2. Agar mahasiswa dapat membandingkan rangkaian transformator berbeban R, L, dan C

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini di kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh manusia di

APLIKASI ILMU STATISTIK UNTUK RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH DI PROVINSI RIAU TAHUN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

STUDI ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENGASUTAN MOTOR INDUKSI DI PT. PRIMATEXCO INDONESIA BATANG

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

PRAKIRAAN BEBAN PUNCAK RAYON KOTA CIREBON TAHUN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE-E

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan

Transkripsi:

ABSTRAK PENENTUAN KAPASITAS TRANSFORMATOR DAYA PADA PERENCANAAN GARDU INDUK (GI) SISTEM 70 KV (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GARDU INDUK ENDE - ROPA MAUMERE) Agusthinus S. Sampeallo Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains Teknik Universitas Nusa Cendana Jalan Adisucipto-Penfui Kupang, Telp. (0380) 881557, HP. 081339442255 E-mail : agustinus_sampeallo@yahoo.com Salah satu peralatan utama yang ada di dalam Gardu Induk (GI) adalah transformator daya. Pada GI pembangkit, tansformator daya (step up transformer) berfungsi menaikkan tegangan sesuai dengan tegangan sistem transmisi dan setelah mencapai pusat-pusat beban pada GI beban tegangan tersebut diturunkan melalui trafo step down sesuai dengan tingkat kebutuhan konsumen. Dalam perencanaan pembangunan sebuah GI, aspek penting yang harus diperhatikan adalah penentuan kapasitas dari transformator daya yang akan pakai sesuai dengan kebutuhan beban jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kapasitas dari transformator daya pada perencanaan GI Ropa, GI Ende, dan GI Maumere sesuai kebutuhan beban 20 tahun mendatang. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis diperoleh kapasitas transformator daya yang akan digunakan pada GI Maumere, Ende, pusat pembangkit Ropa dan distribusi di daerah Ropa sesuai beban puncak masing-masing: 2 x 20 MVA,70/20 kv; 2 x 40 MVA,70/20 kv; 2 x 10 MVA,20/70 kv dan 5 MVA,70/20 kv. Kata Kunci: Kapasitas Trafo Daya, Gardu Induk, Sistem 70 kv. 1. PENDAHULUAN Dalam rangka pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ropa di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan kapasitas 2 x 7 MW, tentunya akan dirancang sistem tenaga listrik secara menyeluruh. Dalam hal ini, termasuk unsur-unsur pembangkitan, transmisi, distribusi, dan bersamaan dengan itu dirancang pula Gardu Induk (GI) yang merupakan titik-titik simpul dalam jaringan sistem tenaga listrik. PLTU Ropa akan melayani kebutuhan beban untuk daerah Ropa, Ende dan Maumere, karena itu direncanakan tiga buah GI, yakni di pusat pembangkit Ropa, Ende, dan Maumere. GI sebagai sub pembangkit berperan penting dalam penyaluran energi Listrik ke beban atau konsumen. Pembangunan GI disesuaikan dengan kondisi dan tempat dimana GI tersebut akan dibangun. Penentuan kapasitas dari GI tergantung pada tegangan atau daya yang dibangkitkan serta berapa banyak yang akan dipakai (daya untuk pemakaian sendiri), kapasitas dari sebuah GI sama dengan kapasitas transformator (trafo) yang akan dipakai di GI itu sendiri. Untuk menentukan kapasitas dari transformator daya yang akan di gunakan pada GI, maka dibutuhkan data beban puncak dari sistem atau daerah yang akan dilayani. Data beban puncak untuk jangka waktu tertentu diperoleh dengan melakukan peramalan T-197 berbasis data-data historis seperti PDRB, jumlah penduduk dan data-data statistik lainnya dengan menggunakan berbagai macam software diantaranya DKL. Data hasil peramalan tersebut bisa digunakan untuk menghitung dan menentukan kapasitas transformator daya yang dibutuhkan di dalam suatu GI. 2. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian deskriptif melalui wawancara dan studi pustaka. Wawancara dilakukan dengan bagian perencanaan PT PLN (persero) wilayah NTT untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Data primer berupa lokasi pembangunan GI, kapasitas pembangkit, sedangkan data sekunder berupa data historis milik PLN (data statistik). Dalam penelitian ini digunakan asumsi cos φ = 0,85, pembebanan trafo yang efektif, yaitu rating 20% 80% dari kapasitas trafo dan pertumbuhan ekonomi 6%. Data primer dan sekunder yang diperoleh, diolah dengan komputer (simulasi) menggunakan software DKL 3.01 untuk mendapatkan prakiraan beban puncak dan kebutuhan energi listrik kota Ende, Maumere dan daerah Ropa. Berdasarkan data hasil simulasi, dilakukan perhitungan kapasitas trafo daya sesuai dengan beban puncak 20 tahun kedepan pada tiga gardu induk dimaksud.

3. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Gardu Induk Gardu Induk (GI) adalah suatu instalasi yang terdiri dari rel daya, peralatan hubung bagi, transformator, reaktor, peralatan ukur dan pengaman, yang merupakan bagian dari suatu sistem tenaga listrik yang fungsinya yaitu : menaikkan dan menurunkan tegangan sistem, memutus atau menyambungkan jaringan listrik dan melayani beban disekitar GI. Dilihat dari fungsinya, jenis gardu induk dibagi atas: gardu induk pembangkit, gardu induk hubung dan gardu induk beban. Berdasarkan konstruksinya, GI diklasifikasikan atas dua bagian, yaitu: GI pasangan luar (outdoor), yakni peralatan utama seperti trafo, peralatan hubung bagi, dan lain lain semuanya dipasang diluar ruangan atau udara terbuka. Hanya peralatan kontrol, relai relai, dan peralatan bantu saja yang dipasang didalam ruangan atau bangunan. Jenis pasangan luar memerlukan tanah yang luas, namun biasanya konstruksinya murah, dan pendinginannya murah. Karena itu GI ini biasa dipakai di pinggir kota di mana harga tanah murah. GI pasangan dalam (indoor), yakni peralatan utama maupun kontrolnya di pasang di dalam ruangan. Jenis GI pasangan dalam dipakai di pusat kota, dimana harga tanah mahal, dan di daerah pantai di mana ada pengaruh kontaminasi garam. Penentuan konstruksi apa yang yang akan di pakai bagi suatu GI tertentu, di tentukan oleh beberapa faktor seperti: keadaan lingkungan, estetika, biaya, keamanan dan keandalan. Susunan peralatan dalam suatu gardu induk seperti ditunjukkan pada Gambar 1, (Tobing, 2003). Penggunaan trafo dalam sistem tenaga listrik memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap tiap keperluan, misalnya : kebutuhan untuk tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh ( Zuhal, 1992). Dalam instalasi industri, transformator biasanya digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan dari suatu tingkat tegangan ke tingkat tegangan lainnya, misalnya dari tegangan menengah atau dari tegangan tinggi ke tegangan rendah. Bagian utama dari suatu trafo adalah inti, dua set atau lebih kumparan dan isolasi seperti diperlihatkan pada gambar 3,(Tobing, 2003). Transformator daya merupakan trafo dengan kapasitas pemindahan daya yang besar, misalnya trafo daya pada Gardu induk 5MVA, 70/20kV. Pada sistem tenaga listrik transformator daya biasa diklasifikasikan menjadi dua yaitu: transformator daya pada pusat-pusat pembangkit dan gardu induk yang disebut transformator distribusi. Transformator daya adalah titik awal penyaluran tenaga listrik yang tersebar ke pusat pusat beban, disamping harganya mahal serta membutuhkan waktu yang lama dalam pemasangan atau pergantian bila terjadi kerusakan. Gambar 2 Untai Ekivalen Transformator Gambar 1 Diagram Satu Garis Suatu Gardu Induk 3.2 Transformator Daya Transformator (Trafo) adalah piranti listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik dan untai ekivalen dari suatu transformator diperlihatkan pada gambar 2, (Faulkenberry, et.all, 1996). T-198 Gambar 3 Konstruksi Transformator Persamaan dasar untuk tegangan induksi yang dibangkitkan di sisi primer dan sekunder adalah: E 1 = 4,44 fn 1 Ø (1) E 2 = 4,44 fn 2 Ø (2) Dengan : E1 = ggl kumparan primer

E2 = ggl kumparan sekunder N1 = jumlah belitan kumparan primer N 2 = jumlah belitan kumparan sekunder f = frekuensi tegangan sumber Ø = fluks magnetik pada inti 3.3 Penentuan Kapasitas Transformator Penentuan kapasitas dari sebuah transformator harus berdasarkan beban yang dilayani. Dalam hal ini persentasi pembebanan transformator harus mendekati 80% kapasitas transformator. Transformator umumnya mencapai efisiensi maksimum (rugi rugi trafo minimum ) dan persamaan 3 merupakan formula yang dapat digunakan untuk perhitungan rating transformator yang dipilih, (Warman, 2004): Rating trafo = (3) Pada pembebanan 80%, maka kapasitas transformator adalah : Menurut Karmiata (2003), secara umum ada empat kelompok besar metode peramalan yang biasa digunakan perusahaan-perusahaan listrik dewasa ini, yaitu: analitis, ekonometri, kotak hitam (black box) dan gabungan analitis dan ekonometri (DKL 3.01) Peramalan beban dilakukan setelah peramalan kebutuhan energi listrik dilakukan. Pada dasarnya laju pertumbuhan kebutuhan energi sama dengan laju pertumbuhan beban rata-rata. Setelah peramalan kebutuhan energi listrik dan laju pertumbuhannya di peroleh, maka selanjutnya adalah meramalkan kondisi beban untuk beberapa tahun ke depan. Laju pertumbuhan energi listrik mempunyai harga yang sama dengan pertumbuhan energi rata-rata dengan demikian jika laju pertumbuhan energi listrik diketahui, maka laju pertumbuhan beban rata-rata juga diketahui. Peramalan beban yang terpenting adalah peramalan beban puncak pada kurva beban, baik pada kurva beban harian,mingguan, bulanan dan seterusnya. Hubungan antara beban puncak ( BP ) dan beban rata-rata ( BR ) adalah: Dengan : MVA = beban transformator X = kapasitas transformator (4) 3.4 Model untuk Peramalan Model yang digunakan dalam peramalan harus dapat menggambarkan kaitan antara penjualan energi listrik dengan variabel lain yang ada dalam masyarakat seperti variabel pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat. Ada dua macam model pendekatan yakni: Model Mikro, model ini adalah model yang meninjau secara terperinci setiap komponen atau variabel yang mempunyai penjualan energi listrik. Model Makro, model ini adalah model yang meninjau secara umum dengan menyederhanakan variabel yang mempengaruhi penjualan energi listrik, dalam penyusunan ramalan ini dilakukan pembagian kebutuhan energi listrik secara sektoral yang meliputi: sektor rumah tangga, sektor komersial, sektor publik, dan sektor industri, (Sabri, 1991 ). 3.5 Peramalan Peramalan pada dasarnya merupakan suatu dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di masa yang akan datang. Ramalan di bidang elektrifikasi pada dasarnya merupakan kebutuhan energy listrik (Watt jam) dan ramalan baban (Watt). T-199 BP ( n ) LF = (5 ) BR (n) Dengan : LF = Load Factor n = Tahun pengamatan Pada kenyataannya harga LF tidaklah konstan dari tahun ke tahun karena berubah-ubahnya bentuk kurva bebannya. Apabila pertumbuhan faktor beban rata-rata tiap tahun ( mulai dari awal perhitungan sampai tahun yang pada saat itu besarnya faktor beban telah ditargetkan ) bisa dinyatakan dengan statu formulasi matematis, maka kondisi beban puncak tiap tahun bisa diramalkan. Faktor beban tiap tahun dapat dinyatakan dengan persamaan: LF(n) = LF (O). ( 1+ α ) n (6) dengan : LF(n) = Faktor beban pada tahun n, dimana pada tahun tersebut besarnya faktor beban telah ditargetkan. LF(0) = α Faktor beban diawal tahun pengamatan = Laju pertumbuhan faktor beban rata-rata mulai dari tahun awal pengamatan sampai tahun n. Sehingga besarnya beban puncak setiap tahun dan laju pertumbuhan biasanya bisa ditentukan jika persamaan beban rata-rata tiap tahun telah diperoleh. Karena pertumbuhan beban rata-rata persis sama dengan pertumbuhan kebutuhan energi listrik, maka rata-rata tiap tahun dapat dinyatakan dengan persamaan:

BR (n) = BR (0) (1+i ) n (7) dengan i menyatakan pertumbuhan beban rata-rata tiap tahun atau pertumbuhan kebutuhan energi listrik ratarata tiap tahun. Kondisi beban puncak tiap tahun bisa dinyatakan dengan persamaan : BR(0). ( 1+i ) n BP (n) = (8) LF(0). ( 1+ α ) n atau : BR(0). ( 1+ i ) n BP(O). ( 1 + φ ) = (9) LF(0). ( 1+ α ) n dengan menyatakan laju pertumbuhan beban puncak rata-rata adalah : ( 1+ i ) n φ = (10) ( 1+ α ) n Dengan diperolehnya laju pertumbuhan rata-rata beban puncak setiap tahun, maka besarnya beban puncak untuk beberapa tahun ke depan bisa diperoleh melalui persamaan berikut : BP (n) = BP(0). ( 1+ φ ) (11) Puncak dan Load Faktor puncak adalah beban tertinggi suatu sistem kelistrikan yang di capai dalam periode waktu tertentu sedangkan Load factor atau faktor beban adalah perbandingan beban rata rata terhadap periode beban puncak dan dapat dinyatakan sebagai berikut : Load factor = average load x T Peak load x T (12) Dimana T adalah waktu dalam perhari, minggu, bulan atau tahun. 3.6 Hasil Simulasi Hasil simulasi software DKL (hasil prakiraan kebutuhan beban dan energi listrik sistem Maumere dan Ende) dan hasil perhitungan kapasitas trafo yang dibutuhkan sesuai beban puncak di Ende dan Maumere serta kebutuhan daya di GI Ropa dan sekitarnya untuk 20 tahun mendatang disajikan pada Tabel 1 sampai dengan 5. Tabel 1 Hasil Prakiraan Kebutuhan dan Energi Listrik Sistem Maumere Tahun 2007-2028 ========================== ======= ======== ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======== ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= Calendar Year 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 ========================== ======= ======== ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======== ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= Total Population (10^3) 286.5 289.1 291.7 294.3 297.0 299.7 302.4 305.1 307.9 310.7 313.5 316.3 319.2 322.0 325.0 327.9 330.9 333.9 336.9 339.9 343.0 346.1 - Growth Rate (% ) 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 Growth of Total GDP (% ) 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 Electrification Ratio (%) 29.6 30.9 32.3 33.7 35.3 36.8 38.5 40.2 42.1 44.0 45.9 48.0 50.2 52.5 54.8 57.3 57.1 56.9 56.6 56.4 56.2 56.0 Energy Sales (GWh) 22.7 24.2 25.8 27.5 29.4 31.4 33.5 35.8 38.2 40.8 43.6 46.6 49.9 53.3 57.1 61.1 67.7 75.3 84.1 94.4 106.5 120.7 - Growth Rate (% ) 6.6 6.6 6.6 6.7 6.7 6.7 6.8 6.8 6.8 6.8 6.9 6.9 6.9 7.0 7.0 7.0 10.8 11.2 11.7 12.2 12.8 13.4 -- Residential 14.0 14.9 15.7 16.7 17.7 18.8 19.9 21.1 22.3 23.7 25.1 26.6 28.2 29.9 31.7 33.6 35.6 37.7 40.0 42.4 44.9 47.6 -- Commercial 4.8 5.3 5.8 6.4 7.0 7.7 8.5 9.3 10.2 11.2 12.3 13.5 14.9 16.3 17.9 19.6 22.8 26.4 30.6 35.5 41.2 47.7 -- Public 3.0 3.1 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 4.0 4.1 4.2 4.4 4.5 4.7 4.8 5.0 5.5 5.9 6.5 7.0 7.7 8.3 -- Industrial 0.9 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.7 1.8 1.9 2.1 2.3 2.5 2.6 2.9 3.9 5.2 7.0 9.5 12.7 17.1 Power Contracted (MVA) 18.8 19.8 20.9 22.0 23.2 24.4 25.7 27.1 28.5 30.0 31.6 33.3 35.1 36.9 38.9 41.0 41.6 42.2 42.9 43.6 44.3 45.1 -- Residential 12.5 13.2 13.9 14.7 15.5 16.3 17.2 18.2 19.2 20.2 21.3 22.5 23.7 25.0 26.4 27.8 27.9 28.1 28.2 28.4 28.5 28.7 -- Commercial 3.2 3.4 3.6 3.7 4.0 4.2 4.4 4.6 4.9 5.1 5.4 5.7 6.0 6.3 6.7 7.0 7.4 7.8 8.2 8.7 9.1 9.6 -- Public 2.7 2.8 2.9 3.0 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.7 3.8 3.9 4.1 4.2 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 5.1 5.2 -- Industrial 0.5 0.5 0.5 0.6 0.7 0.7 0.8 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 Number of Customer 18,392 19,383 20,428 21,529 22,690 23,913 25,202 26,562 27,995 29,505 31,097 32,776 34,545 36,410 38,375 40,448 40,754 41,066 41,384 41,709 42,041 42,379 -- Residential 16,930 17,854 18,829 19,857 20,940 22,083 23,289 24,560 25,900 27,314 28,805 30,377 32,035 33,784 35,628 37,573 37,767 37,962 38,158 38,356 38,554 38,754 -- Commercial 716 755 796 840 885 933 984 1,037 1,093 1,152 1,214 1,279 1,347 1,420 1,496 1,576 1,660 1,748 1,841 1,939 2,042 2,151 -- Public 727 753 780 808 837 867 898 930 963 998 1,034 1,071 1,109 1,149 1,190 1,232 1,260 1,288 1,317 1,347 1,377 1,408 -- Industrial 19 21 22 25 27 29 32 35 38 41 45 49 53 57 62 67 67 67 67 67 67 67 Total Production (GWh) 26.1 27.8 29.5 31.4 33.5 35.6 38.0 40.4 43.1 45.9 49.0 52.3 55.8 59.5 63.5 67.9 75.0 83.3 92.8 104.0 117.0 132.4 Energy Requirement (GWh) 26.1 27.8 29.5 31.4 33.5 35.6 38.0 40.4 43.1 45.9 49.0 52.3 55.8 59.5 63.5 67.9 75.0 83.3 92.8 104.0 117.0 132.4 Station Use (% ) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - T & D Losses (% ) +) 13.0 12.8 12.6 12.4 12.2 12.0 11.8 11.6 11.4 11.2 11.0 10.8 10.6 10.4 10.2 10.0 9.8 9.6 9.4 9.2 9.0 8.8 Load Factor (% ) 53.0 53.3 53.5 53.8 54.1 54.3 54.6 54.9 55.2 55.4 55.7 56.0 56.3 56.6 56.8 57.1 57.4 57.7 58.0 58.3 58.6 58.9 Peak Load (MW) 6 6 6 7 7 7 8 8 9 9 10 11 11 12 13 14 15 16 18 20 23 26 ========================== ======= ======== ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======== ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= ======= Skenario pertumbuhan 6% T-200

Tabel 2 Hasil Prakiraan Kebutuhan dan Energi Listrik Sistem Ende Tahun 2007-2028 No. Tahun Puncak (MW) Tabel 3 Hasil Perhitungan Kapasitas Trafo yang Dibutuhkan Sesuai dengan Puncak di Maumere 20 Tahun Mendatang Cos φ MVA Skenario pertumbuhan ekonomi 6% Kapasitas trafo yg dibutuhkan berdasarkan Kapasitas trafo yg dibutuhkan berdaan pembeban- No. Tahun Puncak Cos φ MVA sarkan pembeba- maksimum (MW) nan maksimum 80% 100% 80% 100% 2006 6,00 0,85 7,06 8,824 7,059 11 2018 11,00 0,85 12,94 16,176 12,941 0 2007 6,00 0,85 7,06 8,824 7,059 12 2019 11,00 0,85 12,94 16,176 12,941 1 2008 6,00 0,85 7,06 8,824 7,059 13 2020 12,00 0,85 14,12 17,647 14,118 2 2009 6,00 0,85 7,06 8,824 7,059 14 2021 13,00 0,85 15,29 19,118 15,294 3 2010 7,00 0,85 8,24 10,294 8,235 15 2022 14,00 0,85 16,47 20,588 16,471 4 2011 7,00 0,85 8,24 10,294 8,235 16 2023 15,00 0,85 17,65 22,059 17,647 5 2012 7,00 0,85 8,24 10,294 8,235 17 2024 16,00 0,85 18,82 23,529 18,824 6 2013 8,00 0,85 9,41 11,765 9,412 18 2025 18,00 0,85 21,18 26,471 21,176 7 2014 8,00 0,85 9,41 11,765 9,412 19 2026 20,00 0,85 23,53 29,412 23,529 8 2015 9,00 0,85 10,59 13,235 10,588 20 2027 23,00 0,85 27,06 33,824 27,059 9 2016 9,00 0,85 10,59 13,235 10,588 21 2028 26,00 0,85 30,59 38,235 30,588 10 2017 10,00 0,85 11,76 14,706 11,765 T-202

No. Tahun Puncak (MW) Tabel 4 Hasil Perhitungan Kapasitas Trafo yang Dibutuhkan Sesuai dengan Puncak di Ende 20 Tahun Mendatang Cos φ MVA Kapasitas trafo yg dibutuhkan berdasarkan Kapasitas trafo yg dibutuhkan berdaan pembeban- No. Tahun Puncak Cos φ MVA sarkan pembeba- maksimum (MW) nan maksimum 80% 100% 80% 100% 0 2007 6,00 0,85 7,06 8,824 7,059 11 2018 15,00 0,85 17,65 22,059 17,647 1 2008 6,00 0,85 7,06 8,824 7,059 12 2019 17,00 0,85 20,00 25,000 20,000 2 2009 7,00 0,85 8,24 10,294 8,235 13 2020 19,00 0,85 22,35 27,941 22,353 3 2010 8,00 0,85 9,41 11,765 9,412 14 2021 21,00 0,85 24,71 30,882 24,706 4 2011 8,00 0,85 9,41 11,765 9,412 15 2022 24,00 0,85 28,24 35,294 28,235 5 2012 9,00 0,85 10,59 13,235 10,588 16 2023 27,00 0,85 31,76 39,706 31,765 6 2013 10,00 0,85 11,76 14,706 11,765 17 2024 31,00 0,85 36,47 45,588 36,471 7 2014 11,00 0,85 12,94 16,176 12,941 18 2025 35,00 0,85 41,18 51,471 41,176 8 2015 12,00 0,85 14,12 17,647 14,118 19 2026 40,00 0,85 47,06 58,824 47,059 9 2016 13,00 0,85 15,29 19,118 15,294 20 2027 45,00 0,85 52,94 66,176 52,941 10 2017 14,00 0,85 16,47 20,588 16,471 21 2028 52,00 0,85 61,18 76,471 61,176 Tabel 5 Hasil Perhitungan Kebutuhan di Ropa dan Pembebanan Transformator Tahun Pertumbuhan beban (%) puncak (MW) Cos φ MVA Kapasitas transformator yang dibutuhkan berdasarkan pembebanan maksimum Pembebanan 80% Pembebanan 100% 2021 5 2 0,85 2,352941 2,941176471 2,352941176 2022 5 2,1 0,85 2,470588 3,088235294 2,470588235 2023 5 2,205 0,85 2,594118 3,242647059 2,594117647 2024 5 2,31525 0,85 2,723824 3,404779412 2,723823529 2025 5 2,431013 0,85 2,860015 3,575018382 2,860014706 2026 5 2,552563 0,85 3,003015 3,753769301 3,003015441 2027 5 2,680191 0,85 3,153166 3,941457767 3,153166213 2028 5 2,814201 0,85 3,310825 4,138530655 3,310824524 3.7 Penentuan Kapasitas Transformator Daya Gardu Induk Maumere Berdasarkan data hasil simulasi pada Tabel 1, beban puncak Maumere tahun ke 20 atau tahun 2028 mencapai 26 MW atau 30,59 MVA. Pada pembebanan transformator 80%, maka dapat ditentukan kapasitas transformator : 3.8 Analisis Pembebanan Transformator Daya Gardu Induk Maumere Pada tahun 1 (tahun 2008) beban puncak mencapai 6,00 MW atau 7,06 MVA. Bila diinginkan pembebanan maksimum trafo 80%, maka kapasitas trafonya 10 MVA, sehingga pembebanan trafo pada tahun 1 adalah : sehingga kapasitas transformator daya yang butuhkan 20 tahun mendatang adalah 40 MVA,70/20 kv atau 2 X 20 MVA, 70/20 kv. Tetapi bila ditinjau dari load factor tahun 2028 yaitu : 58,9% maka kapasitas transformator yang dibutuhkan adalah : 18,01 MVA, 70/20 kv atau 20 MVA,70/20 kv atau 2 X10 MVA, 70/20 kv. Bila di lihat dari load factor tahun 2008 53,3%, maka kapasitas transformator yang dibutuhkan adalah 5MVA. Dengan cara yang sama, maka dapat ditentukan besarnya pembebanan transformator dan kapasitas transformator pada tahun ke-2 sampai dengan tahun ke- 20 dan hasilnya diperlihatkan pada Tabel 3. Pada Gambar 4 ditunjukkan kurva kapasitas trafo yang dibutuhkan di GI Maumere sesuai dengan beban puncak di Maumere. T-203

Gambar 4 Kurva Kapasitas Trafo Sesuai Puncak GI Maumere Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa dengan adanya kenaikan beban di Maumere, maka kapasitas trafo yang dibutuhkan juga harus ditambahkan. Sumbu y menunjukkan kapasitas trafo (MVA), dan sumbu x menunjukkan beban puncak yang terjadi sampai Tahun 2028. Persamaan y = 1,9958x 2-5,063x + 12,647, menunjukkan bahwa jika beban puncak tetap tidak mengalami pertumbuhan sejak awal tahun, maka kapasitas trafo yang dibutuhkan, yaitu 12,647 MVA, sedangkan bila ada pertumbuhan beban, maka kapasitas trafo harus ditambahkan. Pada tahun ke ke 20 yaitu Tahun 2028 beban di Maumere mencapai 26 MW atau 30,59 MVA, maka kapasitas trafo yang dibutuhkan, yaitu 38,235 MVA atau mendekati 40 MVA. Penentuan Kapasitas Transformator Daya Gardu Induk Ende Berdasarkan data hasil simulasi pada tabel 2, beban puncak Ende tahun ke 20 atau tahun 2028 mencapai 52 MW atau 61,18 MVA. Pada pembebanan transformator 80%, maka dapat ditentukan kapasitas transformator yaitu : berarti transformator bekerja dalam rating kerja efektif. Pada Tahun 2008 Load factor nya 49,2%, maka kapasitas trafo yang dibutuhkan hanya 5 MVA. Dengan cara yang sama, maka dapat ditentukan besarnya pembebanan trafo dan kapasitas trafo pada tahun ke-2 sampai dengan tahun ke-20 dan hasilnya diperlihatkan pada Tabel 4. Pada Gambar 5 ditunjukkan kurva kapasitas trafo yang dibutuhkan sesuai beban puncak di Ende. Gambar 5 Kapasitas Trafo sesuai GI di Ende Dari kuva pada Gambar 5, sumbu y menunjukkan kapasitas trafo yang dibutuhkan pada GI Ende, sedangkan sumbu x menunjukkan beban puncak yang terjadi di Ende sampai 20 tahun mendatang. Dari persamaan y = 5,1471x 2 14,853x + 20,294, terlihat bahwa angka 20,294 merupakan konstanta dan ini menunjukkan bahwa bila tidak terjadi pertumbuhan beban di Ende, maka kapasitas trafo yang di butuhkan yaitu 20,294 MVA. Pada tahun ke 20 beban puncak di Ende mencapai 52 MW maka kapasitas trafo yang dibutuhkan pada GI Ende yaitu 76,5 MVA atau mendekati 80 MVA. sehingga kapasitas transformator daya yang dipakai 20 tahun mendatang adalah 80 MVA atau 2 X 40 MVA. Tetapi bila dilihat load factor pada tahun tersebut yaitu sebesar 54,4%, maka kapasitas trafo yang dibutuhkan adalah : 33,28 MVA atau 35 MVA. 3.9 Analisis Pembebanan Transformator Daya pada Gardu Induk Ende Pada tahun ke-1 (2008) beban puncak mencapai 6 MW atau 7,06 MVA, jika diinginkan pembebanan maksimal transformator 80%, maka kapasitas transformator yang dibutuhkan 10 MVA. Kemudian pembebanan transformator pada tahun ke - 1 adalah : T-203 3.10 Penentuan Kapasitas Transformator Daya Gardu Induk Ropa Untuk menentukan kapasitas tansformator daya pada GI Ropa, maka dilihat dari kapasitas pembangkit. Kapasitas transformator di GI Ropa dapat di tentukan berdasarkan kapasitas pembangkit yaitu, 2 x 7 MW, maka kapasitas transformator di G I Ropa adalah 2 x 10 MVA. Sedangkan untuk menentukan kapasitas transformator daya untuk distribusi di Ropa caranya sama dengan penentuan kapasitas transformator daya pada G I Maumere dan G I Ende. Data yang di dapat dari PLN Wilayah NTT, beban puncak untuk Ropa tahun 2021 adalah 2 MW atau 2,353 MVA. Hasil perhitungan pertumbuhan beban Ropa 20 tahun mendatang dapat dilihat dari Tabel 5 di atas. Dari tabel tersebut di dapat beban puncak Ropa tahun ke 20 atau Tahun 2028 mencapai 2,814 MW atau 3,310 MVA dengan Cos φ 0,85. Pada pembebanan transformator 80%, maka dapat ditentukan kapasitas transformator =

sehingga kapasitas transformator daya yang dipakai 20 tahun mendatang adalah 5 MVA, 70/20 kv. Pada Gambar 6 ditunjukkan kurva kebutuhan kapasitas trafo sesuai beban puncak yang terjadi di Ropa. Gambar 6 Kapasitas Trafo sesuai GI di Ropa Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa dengan adanya kenaikan beban di Ropa, maka kapasitas trafo nya pun harus di tambahkan. Persamaan y = 0,0042x 2 + 0,1334x + 2,8043 menunjukkan bila tidak ada pertumbuhan beban di Ropa, maka kapasitas trafo yang dibutuhkan 2,8043 MVA. Pada tahun ke -20 atau Tahun 2028 beban puncak di Ropa mencapai 2,8 MW, maka kapasitas trafo yang dibutuhkan adalah : 4,1 MVA atau 5 MVA. Sumbu y adalah kapasitas trafo yang dibutuhkan bila beban bertambah sedangkan sumbu x menyatakan beban puncak yang terjadi di Ropa. Jumlah beban puncak total untuk sistem Ropa-Enda- Maumere 20 tahun mendatang adalah : 80,8 MW atau 95 MVA. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis, maka disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. puncak dan faktor beban (load factor) di Maumere sampai Tahun 2028 mencapai 26 MW atau 30,59 MVA dan 58,9 %. Kapasitas transformator daya pada GI Maumere sesuai kebutuhan beban 20 tahun mendatang yaitu: 40 MVA, 70/20 kv atau 2 X 20 MVA, 70/20kV. Pada tahap awal dipasang sebuah trafo 20 MVA sampai pada Tahun 2021 karena pada tahun tersebut dibutuhkan kapasitas trafo 19,118 MVA. 2. puncak dan faktor beban (load factor) di Ende sampai Tahun 2028 mencapai 52 MW atau 61,18 MVA dan 54,4 %. Kapasitas transformator daya yang dibutuhkan pada GI Ende sesuai pertumbuhan beban 20 tahun mendatang adalah 74,471 MVA, sehingga disiapkan trafo dengan kapasitas 80 MVA atau 2 X 40 MVA, 70/20 kv. 3. Kapasitas transformator daya pada GI Ropa sesuai kapasitas pembangkitnya, yaitu 2 X 10 MVA sedangkan untuk distribusi listrik di daerah Ropa, disiapkan trafo dengan kapasitas 5 MVA, 70/20 kv, sesuai dengan kebutuhan beban puncak 20 tahun mendatang. 4. Jumlah total beban puncak sistem 70 kv Ropa Ende Maumere 20 tahun mendatang adalah : 80,8 MW atau 95 MVA (dibutuhkan kapasitas trafo 100 MVA). 5. PENGHARGAAN DAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada PT. PLN (Persero) wilayah NTT khususnya bagian perencanaan dan Andy W. Njola yang telah banyak membantu dalam pengambilan dan pengolahan data sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Faulkenberry, L.M., Coffer W, Electrical Power Distribution and Transmission, Prentice-Hall Inc., New Jersey : 108-131. 1996. Kadir, Abdul, Transformator, PT Alex Media Competindo, Jakarta : 85-90. 1989. Karmiata, Putu, Prakiraan Daftar Kebutuhan Listrik (DKL) 3.01, 2003, PT. PLN (Persero), Jakarta, 15-20. Sabri, Yusra, Konsep Perencanaan Sistem Distribusi dan Peramalan, Kerjasama PLN ITB. 1991. Tobing, L. Bonggas, Peralatan Tegangan Tinggi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : 2-4. 2003. Warman, Eddy, Penentuan Rating Transformator, USU, Medan : 15-20. 2004. Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Gramedia, Jakarta : 43-45. 1991. T-204