SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TATA CARA PENGUSULAN, PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENGUSULAN PEMBUKAAN PROGRAM STUDI BARU DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

bahwa sebagai tindak lanjut butir d perlu penerbitan Surat Keputusan Senat Akademik.

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 43/SK/K01-SA/2003 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor: 21/SK/K01-SA/2009 TENTANG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENETAPAN KELEMBAGAAN PROGRAM PASCASARJANA

: Struktur Organ Pengelola ITB sebagaimana tercantum pada Lampiran I Keputusan ini.

SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 47/SK/K01-SA/2005 TENTANG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KETENTUAN MENGENAI TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA PIMPINAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 34/SK/K01-SA/2004 TENTANG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 16/SK/K01-SA/2003 TENTANG PENGANUGERAHAN GELAR AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 20/SK/K01-SA/2008 TENTANG KEBIJAKAN DASAR DAN NORMA AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SALINAN KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 08/SA-IPB/2004

PENDELEGASIAN WEWENANG UNTUK MENANDATANGANI DAN MENGELOLA KERJASAMA KELEMBAGAAN

KEBIJAKAN NORMATIF HUBUNGAN ANTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DENGAN ALUMNI DAN DENGAN IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENGELOLAAN SATUAN AKADEMIK DI LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 30/I/KEP/SA/2003. tentang KEBIJAKAN DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 15/SK/K01-SA/2004 TENTANG KEBIJAKAN RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 20/SK/K01-SA/2010 TENTANG FOKUS RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG. FORUM SA PTNbh Bandung Juli 2017 Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB

PERTAMA : Jenis dan Ketentuan Laporan Unit Kerja Institut Teknologi Bandung Tahun 2002 dan 2003 sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini;

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 01/SK/K01-SA/2008 TENTANG KEBIJAKAN SISTEM PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

LAPORAN TAHUNAN DEPARTEMEN

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 08/MWA-IPB/2002 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN DAN PENGANGKATAN PIMPINAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN SATUAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEBIJAKAN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

AMANDEMEN PERTAMA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENGANGKATAN PARA WAKIL REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PERIODE

Pidato Ketua Senat Akademik ITB Pada Peringatan Dies Natalis ke-49 ITB

SALINAN KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 72/SA-IPB/2010 Tentang KEBIJAKAN PENGANGKATAN GURU BESAR EMERITUS DI LINGKUNGAN

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SURAT KEPUTUSAN DEKAN SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR : 08/SK/K01.17/KP/2010.

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 12/SK/I1-SA/OT/2012 TENTANG

. ( SENA T AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2. sar IPB; Lampiran Salinan Keputusan Senat Akademik IPB

KESATUAN ITB DI ANTARA HARAPAN, TANTANGAN DAN KESEMPATAN Oleh: Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. (Guru Besar dan Ketua Senat Akademik ITB)

ITB Sebagai Universitas Riset dan Inovasi

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 65 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 37/SK/K01-SA/2006 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KURIKULUM

STATUTA ITB BH BEBERAPA PERATURAN ITB YANG PERLU DISIAPKAN BERKAITAN DENGAN BAB VII STATUTA ITB

I. PENDAHULUAN. daya saing nasional, sedangkan daya saing nasional membutuhkan Perguruan. Perguruan Tinggi Negeri harus memiliki kemandirian.

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 13/MWA-IPB/2003 T E N T A N G

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN SATUAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

UNIVERSITAS INDONESIA MAJELIS WALI AMANAT

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 02/MWA-IPB/2002 T E N T A N G ORGANISASI MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 032/SK/K01-SA/2002 TENTANG NILAI-NILAI INTI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

Bandung, 26 Mei 2016

SAMBUTAN KETUA SENAT AKADEMIK ITB Pertemuan Awal Semester II 2013/2014 Aula Barat Institut Teknologi Bandung 24 Januari 2014

Memperhatikan : Hasil Sidang Pleno Senat Akademik IPB, tanggal 23 Desember MEMUTUSKAN

Menimbang : Mengingat :

PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 001/P/I1-MWA/2014 TENTANG

SENAT AKADEMIK KEGIATAN JANUARI AGUSTUS 2008

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 09/SK/I1-SA/OT/2011 TENTANG VISI DAN MISI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TUGAS DAN WEWENANG SENAT AKADEMIK PRA DAN PASCA UU BHP DALAM MEMBANGUN KEHIDUPAN AKADEMIK ITB. Sabuga ITB, 2 Maret 2009

NOMOR : 07/MWA-IPB/2014 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN INTERNAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013. Tentang

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR : 322/I1.B03/SP/SK/2012 TENTANG TARIF PEMAKAIAN FASILITAS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PIDATO KETUA SENAT AKADEMIK. Peran dan Tanggung Jawab Senat Akademik Menjembatani Retorika Pendidikan Tinggi dengan Realita

PERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Nomor : 91/SA-IPB /SP/2014

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 14/IT3/HM/2014 T E N T A N G TATA CARA PENYELENGGARAAN PROMOSI DI LINGKUNGAN INSTITUT

Bandung, 13 Juli 2017

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 05/I3/LL/2011 Tentang PENGELOLAAN SATUAN USAHA AKADEMIK DAN SATUAN USAHA PENUNJANG DI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

M E M U T U S K A N:

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR XXX/SK/I1.A/PP/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN JALUR CEPAT SARJANA-MAGISTER INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

UNIVERSITAS AIRLANGGA

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

Manual Mutu Pengabdian

PEDOMAN PEMILIHAN PIMPINAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PERIODE

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 04/SK/K01-SA/2010 TENTANG

Pidato Ketua MGB ITB Periode pada Acara Serah Terima Jabatan Ketua MGB ITB

DRAFT RENCANA STRATEGIS

Pandangan MGB mengenai Model Masyarakat Akademik dan Sistem Governance ITB

KEPUTUSAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Nomor 003/SK/MWA-UI/2008 TENTANG KEBIJAKAN RISET UNIVERSITAS INDONESIA

Persiapan Implementasi Hibah Perencanaan dan Pengembangan Inovasi Akademik di tingkat fakultas dan sekolah. PIKA, Jumat, 26 Juni 2015

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 06/IT3/DT/2013 TENTANG STANDAR MUTU DALAM SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PADA PROGRAM

Memperhatikan : Berita Acara Penetapan 21 orang dari 29 orang Bakal Calon Rektor IPB, Sidang Pleno Senat Akademik IPB, 25 September 2007.

Transkripsi:

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 46/SK/K01-SA/2008 TENTANG NORMA PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS ITB (EXTENDED ITB CAMPUS) Menimbang: SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1. bahwa Institut Teknologi Bandung Badan Hukum Milik Negara (ITB BHMN) harus selalu mengembangkan dirinya secara berkesinambungan sebagai universitas berbasis riset, tanggap terhadap masalah serta kebutuhan masyarakat, serta terus meningkatkan kualitas kompetensi maupun daya saingnya seiring dengan semakin ketatnya persaingan global. 2. bahwa masyarakat sangat mengharapkan ITB selalu mampu meningkatkan karyanya, baik dalam kualitas dan kualitas lulusan; hasil-hasil penelitian; paten; karya teknologi; maupun gagasan orisinal dan nyata dalam membantu memecahkan masalah yang ada di masyarakat, sesuai dengan dinamika yang terus berkembang. 3. bahwa infrastruktur untuk memfasilitasi kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di Kampus ITB Jl. Ganesha 10 dan lokasi-lokasi kegiatan lainnya yang telah beroperasi (Tamansari 64, Surapati 1, Gedung Sabuga, dan Observatori Lembang) secara berkesinambungan, sudah sangat terbatas. 4. bahwa pengembangan fisik kampus ITB pada dasarnya sangat dibutuhkan karena adanya dorongan internal (internally driven) sebagai implikasi atas kebutuhan tumbuh-kembangnya kegiatan-kegiatan yang termaktub dalam butir (3) di atas. 5. bahwa dengan keterbatasan fisik yang ada pada saat ini, pengembangan kegiatankegiatan yang termaktub dalam butir (3) harus dimungkinkan adanya pendayagunaan lokasi-lokasi di luar kampus serta lokasi-lokasi yang dimaksudkan dalam butir (3) di atas. 6. bahwa Sidang Senat Akademik Institut Teknologi Bandung tanggal 21 November 2008 telah menyetujui Norma Pengembangan Multi Kampus Institut Teknologi Bandung 7. bahwa sebagai tindak-lanjut butir (6) perlu diterbitkan Surat Keputusan Senat Akademik. 1

Mengingat: 1. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. 3. Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Badan Hukum. 4. Peraturan Pemerintah No. 155 tahun 2000 tentang Penetapan Institut Teknologi Bandung sebagai Badan Hukum Milik Negara. 5. Anggaran Rumah Tangga Institut Teknologi Bandung Badan Hukum Milik Negara tahun 2005. 6. Rencana Induk Pengembangan (Renip) Institut Teknologi Bandung, No. 015/SK- MWA/2007. 7. Ketetapan Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung No. 005/SK/K01- MWA/2007 tentang Kebijakan Umum Pengembangan Institut Tenologi Bandung 2007-2011 berdasarkan Visi dan Misi Institut Teknologi Bandung. 8. Surat Keputusan Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung No. 008/SK/K01-MWA/2005 tanggal 16 Desember 2005 tentang Pengangkatan Anggota Senat Akademik Institut Teknologi Bandung. 9. Surat Keputusan Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung No. 001/SK/K01-MWA/2008 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pimpinan Senat Akademik ITB 2008-2010. 10. Surat Keputusan Senat ITB No. 022/SK/K01/SENAT/1999, tentang Visi dan Misi ITB 2000-2010. 11. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung No. 23/SK/K01-SA/2002 tentang Harkat Pendidikan Institut Teknologi Bandung. 12. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung No. 32/SK/K01-SA/2002 tentang Nilai-nilai Inti ITB BHMN. 13. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung No. 01/SK/K01-SA/2003 tentang Kebijakan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni di Institut Teknologi Bandung. 14. Ketetapan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung no. 34/SK/K01-SA/2003 tentang Kebijakan Organisasi dan Manajemen Satuan Akademik di Institut Teknologi Bandung. 15. Ketetapan Senat Akademik No. 18/SK/K01-SA/2007 tentang Kriteria, Persyaratan, Tata Cara pembentukan, pengelolaan, Penggabungan, Penutupan, dan Evaluasi Fakultas/Sekolah di Institut Teknologi Bandung. 16. Keputusan Senat Akademik No. 22/SK/K01-SA/2007 tentang Kriteria, Persyaratan dan Prosedur Penyelenggaraan Program-Program Pendidikan Khusus. 2

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERTAMA KEDUA : Memberlakukan Norma Akademik Pengembangan Multi Kampus ITB (Extended ITB Campus) sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini. : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan diubahnya ketetapan ini dengan ketentuan akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya. Ditetapkan di Bandung Pada tanggal 9 Desember 2008 Ketua, Prof. Dr. Ir. Yanuarsyah Haroen NIP 130675513 Tembusan: 1. Ketua Majelis Wali Amanat. 2. Ketua Majelis Guru Besar 3. Rektor 4. Para Dekan Fakultas/Sekolah. 3

Lampiran Surat Keputusan Senat Akademik ITB Nomor : 46/SK/K01-SA/2008 Tanggal : 9 Desember 2008 NORMA PENGEMBANGAN MULTI-KAMPUS ITB (EXTENDED ITB CAMPUS) 1. Maksud dan Tujuan Sesuai dengan tujuan ITB-BHMN (PP 155/2000) yakni memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, serta ilmu sosial dan kemanusian, Visi dan Misi ITB (SK Senat no 22/SK/K01-Senat/1999), ITB BHMN harus selalu mengembangkan dirinya secara berkesinambungan sebagai universitas berbasis riset, selalu tanggap terhadap masalah serta kebutuhan masyarakat, serta terus meningkatkan kualitas nilai kompetensi maupun daya saingnya dalam ketatnya persaingan global. Masyarakat sangat mengharapkan ITB selalu mampu meningkatkan karyanya, baik dalam kuantitas maupun kualitas lulusan; karya teknologi; hasil-hasil penelitian; paten; maupun gagasan-gagasan baru yang orisinal dan nyata untuk membantu memecahkan masalah yang ada di masyarakat, sesuai dengan dinamika yang berkembang. Pada dasarnya harus selalu terdapat hubungan yang seimbang antara kegiatan akademik dengan ruang dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk berjalan dan berkembangnya kegiatan tersebut. Kondisi yang ada menunjukan bahwa infrasruktur untuk memfasilitasi berkembangnya kegiatan tersebut secara berkesinambungan semakin menghadapi kendala dari waktu ke waktu. Pada saat ini Kampus ITB Ganesha 10 mengadapi masalah keterbatasan daya tampung (carrying capacity) bagi berjalannya kegiatan tersebut secara kondusif, guna memenuhi harapan masyarakat tersebut. Dalam konteks tujuan pengembangan dan tantangan keterbatasan infrastruktur yang ada, ITB perlu memikirkan strategi yang kongkrit, terarah dan sinambung untuk menggapai harapan serta keinginan diatas secara inovatif, dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku, serta nilai-nilai universal keberadan perguruan tinggi pada umumnya. Salah satu hal yang perlu ditempuh adalah pengembangan multi-kampus sebagai infrastruktur masa depan ITB, baik dalam kegiatan maupun lingkungan fisiknya. Tujuan pengembangan multi kampus ITB adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan kemajuan dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, sejalan pula dengan tujuan-tujuan jangka panjang ITB sebagai suatu universitas berkelas dunia. Pengembangan multi-kampus juga harus bermakna sebagai upaya untuk membantu memajukan kemaslahatan masyarakat dan meningkatkan pelayanan ITB kepada 4

masyarakat. Makna multi-kampus yang dikembangkan di ITB sangat unik sesuai dengan tujuan, visi dan misi, serta tradisi yang telah berkembang di ITB. Pengembangan kampus ITB pada dasarnya dibutuhkan karena adanya dorongan internal (internally driven) sebagai implikasi dari kebutuhan bagi tumbuh-kembangnya kegiatan akademik di ITB. Dengan keterbatasan yang ada pada saat ini, pengembangan kegiatan akademik ITB harus memungkinkan pendayagunaan lokasi-lokasi kegiatan di samping yang pada saat ini telah menjadi basis operasi ITB (the existing ITB Campus), yang meliputi lokasi Ganesha 10, Surapati 1, Tamansari 64, Sabuga, serta Observatori Boscha di Lembang dan lainnya. Pengembangan kampus ITB akan mengambil corak Satu Kampus Dengan Beberapa Lokasi Kegiatan Yang Terintegrasi (Extended ITB Campus). Hal ini sangat unik adanya, dan berbeda jauh dengan pengertian sempit Kelas Jauh, Pembelajaran Jarak Jauh, Kelas Ekstensi seperti yang dikenal secara populer di masyarakat. Extended ITB Campus merupakan strategi untuk memenuhi kebutuhan pengembangan fisik bagi berlangsungnya kegiatan Tridharma secara berkualitas dan berkesinambungan. Extended ITB Campus bukanlah suatu tujuan akhir, namun merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan ITB yang lebih luas (means to an end). Adalah tugas Senat Akademik, sesuai dengan fungsi dan perannya, untuk menggariskan norma akademik bagi pengembangan Extended ITB Campus, baik dalam kegiatankegiatan maupun kualitas tata lingkungan fisiknya, dalam koridor tujuan-tujuan jangka panjang ITB. Demikian pula, adalah tugas Senat Akademik untuk melakukan penilaian serta evaluasi setiap usulan kegiatan pengembangan Extended ITB Campus yang diajukan oleh setiap elemen sistem governance ITB. 2. Prinsip Pengembangan Multi Kampus ( Extended ITB Campus ) Rencana Induk Pengembangan (Renip) ITB telah menggariskan bahwa Kampus ITB masa depan adalah kampus yang menantang (challenging); menjadi sumber inspirasi (inspiring); mendorong dan memberikan semangat (encouraging); merupakan suatu heritage; menjadi acuan bagi pembangunan lingkungan binaan, serta tanggap terhadap lingkungan. Pengembangan Multi-Kampus ITB (Extended ITB Campus) harus memperhatikan pertimbangan-pertimbangan tersebut sebagai landasan normatifnya. Rencana Induk Pengembangan ITB juga telah menegaskan bahwa Kampus Ganesha 10 dan lokasi-lokasi kegiatan lainnya yang telah dioperasikan (Tamansari 64, Sabuga, Surapati 1, Observatori Boscha dan lainnya) harus berfungsi unggulan dan berkarakter sebagai simpul kerjasama ITB dengan kekuatan akademik nasional dan internasional; serta sebagai model budaya akademik yang ideal dalam pembentukan sosok karakter 5

insan Perguruan Tinggi yang sarat dengan nilai-nilai inti ITB sebagi universitas berkelas dunia. Disamping itu kampus Ganesha 10 beserta lokasi-lokasi tersebut juga diharapkan dapat menjadi pusat unggulan pendidikan, riset dan pengembangan, serta sebagai pendukung utama terwujudnya faktor-faktor kunci keberhasilan (key success factors) ITB. Lokasi-lokasi lainnya yang berpotensi untuk menjadi bagian dari Multi-Kampus ITB (Extended ITB Campus) diharapkan dapat berperan serta penunjang bagi (1) penguatan infrastruktur masa depan ITB; (2) pusat unggulan kerjasama ITB; (3) pusat kegiatan kerjasama dengan masyarakat/industri; (4) pusat inkubator bisnis dan eksposur pada industri (industrial exposure); (5) pusat pemberdayaan masyarakat; (6) pilot plant teknologi ITB yang dibangun bersama masyarakat dan industri; (7) pusat kegiatan masyarakat binaan ITB; (8) keberlangsungan penetrasi karya-karya ITB kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Dengan pembagian fungsi dan peran tersebut, pada dasarnya terdapat sifat salingmelengkapi (komplementaritas) dan sinergitas antara Kampus Ganesha-10 dan lokasilokasi lainnya yang telah beroperasi (Tamansari 64, Surapati 1, Sabuga, dan Observatori Boscha) dengan Lokasi-Lokasi lainnya yang potensial untuk dikembangkan dalam Multi-Kampus ITB (Extended ITB Campus), dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tridharma ITB, guna mencapai tujuan ITB serta pencapaian visi/misi ITB. Lokasi-lokasi kegiatan akademik ITB tersebut pada dasarnya adalah satu kesatuan yang bersinergi, dimana keberadaan yang satu tidak dapat dilepaskan dari yang lainnya, dengan simpul pengikatnya adalah tujuan, komitmen, dan aktivitas ITB secara keseluruhan. 3. Norma Multi Kampus ITB (Extended ITB Campus) Mengacu pada tujuan jangka panjang serta tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ITB sebagai universitas berkelas dunia, serta pembagian fungsi dan peran antara Kampus Ganesha-10 beserta lokasi-lokasi kegiatan yang telah dioperasikan dengan Lokasi-lokasi lain yang berpotensi untuk dikembangakan sebagai bagian dari Multi-Kampus ITB (Extended ITB Campus), maka pengembangannya harus mengacu pada norma-norma sbb: A. Kaitan dengan Tujuan dan Visi/Misi ITB B. Dampak: 1 Dampak yang diharapkan pada masyarakat, industri, pemerintahan (pusat, provinsi, kabupaten/kota), maupun dampak secara internasional dalam jangka menengah dan panjang, termasuk kontribusi dalam meningkatkan daya saing dan kemandirian, baik lulusan, ITB, maupun masyarakat/bangsa. 2 Dampak pada perkembangan sains, teknologi dan seni. 6

3 Antisipasi pada kemungkinan dampak negatif pada masyarakat yang timbul karena pengembangan Multi-Kampus ITB (Extended ITB Campus), dan tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi dampak tersebut. C. Recana Kerja dan Sifat Kegiatan: 1. Adanya rencana kerja kegiatan akademik dalam jangka menengah (3-5 tahun) beserta dengan target-targetnya, terkait dengan tujuan meningkatkan peran ITB sebagai Universitas Riset, khususnya sebagai pusat kegiatan kerjasama dengan industri, inkubator, pusat pemberdayaan masyarakat, dan kegiatan penyampaian karya-karya ITB kepada Masyarakat. Rencana kerja ini harus mengacu kepada Renip ITB. 2. Interaksi, sinergi, serta kompelemtaritas antara Kampus ITB di Ganesha-10 beserta lokasi lokasi yang telah dioperasikan dengan lokasi-lokasi yang diusulkan menjadi bagian dari Multi-Kampus ITB (Extended ITB Campus). 3. Komitmen jangka menengah dan jangka panjang dan rencana kerjasama dengan pemangku kepentingan (stakeholders), sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam kerangka ITB-BHMN, sebagai jaminan bagi keberlangsungan (sustainability) program Multi-Kampus (Extended ITB Campus) dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Secara finansial program tersebut tidak mengganggu operasi kegiatan rutin ITB, dan memenuhi prinsip costeffectiveness. 4. Jaminan kualitas sistem layanan kepakaran maupun manajemen kepada pemangku kepentingan (stakeholders). 5. Kesederajatan dalam tingkat kualitas infrastuktur serta suasana lingkungan (atmosfer) dan lingkungan fisik antara Kampus ITB di Ganesha-10 dengan calon lokasi-lokasi yang akan menjadi bagian dari Multi-Kampus ITB (Extended ITB Campus). 6. Adanya review dalam waktu selambat-lambatnya tiga tahun sejak program dimulai. D. Manajemen Akademik: 1. Dalam pengelolaan satu Rektor dan satu Senat Akademik. 2. Sumberdaya Insani, baik dari dalam ITB, maupun yang direkrut dari luar (outsourcing) harus memiliki kualitas dan kompetensi yang memadai. E. Prosedur Pengajuan Usulan 1. Usulan program dalam konteks Multi-Kampus ITB (Extended ITB Campus) diajukan oleh Rektor kepada Senat Akademik, dengan suatu proposal yang disusun oleh sebuah tim (Panitia) yang dibentuk oleh Rektor. Senat Akademik 7

akan meminta pertimbangan Majelis Guru Besar (MGB) atas usulan tersebut. Senat Akademik selanjutnya menetapkan persetujuan atau penolakan atas usulan tersebut, yang kemudian disampaikan kepada Rektor. Bila usulan tersebut disetujui oleh Senat Akademik, selanjutnya Rektor mengajukannya kepada Majelis Wali Amanat (MWA). Ketua, Prof. Dr. Ir. Yanuarsyah Haroen NIP 130675513 8