Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR WEWENANG YANG DILIMPAHKAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KEPADA KEPALA UNIT PENATAUSAHAAN PENGGUNA BARANG WILAYAH (UPPB-W)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Indonesia Tahun 2005 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4515); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 138/PMK.06/2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA RUMAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 of 5 18/12/ :47

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

2015, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 47, Tambahan Lembara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.2/MENHUT-II/2012 TENTANG

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsetrasi. Tugas Pembantuan. Pemindahtanganan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50/PMK.06/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 96/PMK.06/2007 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.06/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 69, Tambahan Le

BERITA NEGARA. No.1842, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Pengelolaan BMN. Wewenang dan Tanggung Jawab. Pelimpahan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI ASET LAIN-LAIN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/PMK.06/2014 TENTANG

2 Utara telah diserahkan kepada unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tenta

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.06/2013 TENTANG

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No ); 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 Tahun 2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara; 5. Peraturan Menteri

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republi

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN-KP/2013 TENTANG

2017, No Milik Negara Selain Tanah dan/atau Bangunan di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undan

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2013 TENTANG

KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI

Abstract. 1. Pentingnya Penghapusan BMN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.06/2010 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10.4 /PMK.06/ 2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1306 / MENKES/SK/VI/2011 T E N T A N G

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); 3. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman

2017, No Dilimpahkan kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara kepada Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara untuk dan atas n

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218 /KM.6/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.44/Menhut-II/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ASET PADA BADAN LAYANAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI MUTU OBAT PADA INSTALASI FARMASI PEMERINTAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 39/PMK.04/2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 96/PMK.06/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 226/PMK.06/2011 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. APBN. Pengelolaan Barang. Kontraktor / Kerjasama.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MATERI KONSEP DASAR PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

Potret Kebijakan Penggunaan Barang Milik Negara Dari Berbagai Sudut Pandang

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP.015 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA KANTOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 135/PMK.06/2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA

SALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah

TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB TERTENTU DARI PENGELOLA BARANG KEPADA PENGGUNA BARANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 02/PMK.06/2008 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN,

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KMA NOMOR 23 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.06/2014 TENTANG PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.45/Menhut-II/2008 TENTANG PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK.06/2008 TENTANG PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 74/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN HIBAH KEMENTERIAN PERTANIAN

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PENGAJUAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PERSETUJUAN PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektifitas pelaksanaan Penetapan Status Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan dalam rangka pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan Badan Pusat Statistik, perlu melimpahkan wewenang pengajuan penetapan status penggunaan, persetujuan pemanfaatan, penghapusan daft pemindahtanganan Barang Milik Negara di Lingkungan Badan Pusat Statistik; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Pelimpahan Wewenang Pengajuan Penetapan Status Penggunaan, Persetujuan Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara di lingkungan Badan Pusat Statistik dengan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4778); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4855); 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara; 8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara; 9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 250/PMK.06/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Kementerian/ Lembaga;

10. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 218/KM.6/2013 tentang Pelimpahan sebagian wewenang Menteri Keuangan yang telah dilimpahkan kepada Direktu-r Jenderal Kekayaan Negara kepada Pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara untuk dan atas nama Menteri Keuangan menandatangani surat dan/atau Keputusan Menteri Keuangan; 11. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPS di Daerah; 12. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PENGAJUAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PERSETUJUAN PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK. Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Badan Pusat Statistik yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut BPS adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 2. BPS Provinsi adalah instansi vertikal BPS yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPS.

-4-3. BPS Kabupaten/Kota adalah instansi vertikal BPS yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPS Provinsi. 4. Barang Milik Negara yang selanjutnya disebut BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. 5. Barang Milik Negara idle adalah tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi lembaga. 6. Pelimpahan wewenang adalah Pelimpahan wewenang kepada Pejabat untuk atas nama pejabat yang diberi kewenangan untuk menandatangani surat pengajuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik. 7. Unit Penatausahaan Pengguna Barang Wilayah yang selanjutnya disebut UPPB-W adalah unit yang membantu melakukan penatausahaan BMN pada tingkat Provinsi yang dilakukan oleh satuan kerja Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi. 8. Unit Penatausahaan Kuasa Pengguna Barang (UPKPB) yang selanjutnya disebut UPKPB adalah unit yang melakukan penatausahaan BMN pada tingkat satuan kerja/kuasa Pengguna Barang, yang meliputi seluruh satuan kerja di BPS, BPS Provinsi, dan BPS Kabupaten/Kota. 9. Satuan Kerja adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi BPS yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program.

-5- Pasal 2 (1) Kepala Badan Pusat Statistik melimpahkan wewenang kepada UPPB-W sesuai wilayah (satuan kerja) masingmasing untuk dan atas nama Kepala Badan Pusat Statistik menandatangani surat pengajuan penetapan status penggunaan, persetujuan pemanfaatan, penghapusan dan pemindahtanganan BMN sebagaimana tercantum secara lengkap dalam Lampiran I Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini. (2) Kepala Badan Pusat Statistik melimpahkan wewenang kepada UPKPB sesuai wilayah (satuan kerja) masingmasing untuk dan atas nama Kepala Badan Pusat Statistik menandatangani surat pengajuan penetapan status penggunaan, persetujuan pemanfaatan, penghapusan dan pemindahtanganan BMN yang secara lengkap sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini. * Pasal 3 Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak mencakup materi pelimpahan wewenang pengelolaan Barang Milik Negara idle dan Rumah Negara. Pasal 4 Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pejabat yang ditunjuk wajib memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan meningkatkan pengelolaan risiko dengan sebaikbaiknya.

-6- Pasal 5 Pada saat Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini mulai berlaku: 1. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 161 Tahun 2008 tentang Pelimpahan Wewenang Pengajuan Penghapusan Barang Milik Negara dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; dan 2. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 164 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Wewenang Pengajuan Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 6 Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan berlaku surut sejak tanggal 1 November 2013. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 November 2013 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, MIN AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PENGAJUAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PERSETUJUAN PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK. DAFTAR WEWENANG YANG DILIMPAHKAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KEPADA KEPALA UNIT PENATAUSAHAAN PEMBANTU PENGGUNA BARANG WILAYAH (UPPPB-W) NO. MATERI WEWENANG YANG DILIMPAHKAN 1. Pengajuan penetapan status penggunaan dan penggunaan sementara*) Barang Milik Negara (BMN) kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, berupa: a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang dihitung secara proposional dari nilai buku**' BMN per pengajuan usulan di atas Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); dan b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN per pengajuan usulan di atas Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). *) Kewenangan pengajuan penggunaan sementara setelah mendapat persetujuan SEKRETARIS UTAMA. **) Nilai buku adalah nilai yang tercatat dalam daftar barang atau laporan barang pengguna/kuasa pengguna. 2. Pengajuan pemanfaatan BMN dan perpanjangannya kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara setelah mendapat persetujuan SEKRETARIS UTAMA, dalam bentuk: a. Sewa untuk BMN berupa: 1) Sebagian tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan disewakan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per

pengajuan usulan lebih dari Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); 2) Selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN yang akan disewakan per pengajuan usulan lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah); b. Pinjam pakai dengan pemerintah daerah untuk BMN berupa: 1) tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan dipinjampakaikan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per pengajuan usulan lebih dari Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); 2) selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN yang akan dipinjampakaikan per pengajuan usulan lebih dari Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah); c. Kerjasama pemanfaatan untuk BMN berupa: 1) Tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan dikerjasamakan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per pengajuan usulan lebih dari Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); 2) selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN yang akan dikerjasamakan per pengajuan usulan lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); 3. Pengajuan penghapusan BMN kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang mengharuskan dilakukannya pemusnahan atau karena sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi penyebab penghapusan, antara lain hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, mencair, terkena bencana alam, kadaluwarsa, serta terkena dampak dari terjadinya force majeure, berupa:

a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan lebih dari Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). Pengajuan pemindahtanganan BMN kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang tidak memerlukan persetujuan Presiden/DPR, meliputi penjualan, tukar menukar, atau hibah, berupa: a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan lebih dari Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah); dan b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). KEPALAJSADAN PUSAT STATISTIK, AMIN

LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PENGAJUAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PERSETUJUAN PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK. DAFTAR WEWENANG YANG DILIMPAHKAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KEPADA KEPALA UNIT PENATAUSAHAAN KUASA PENGGUNA BARANG (UPKPB) NO. MATERI WEWENANG YANG DILIMPAHKAN Pengajuan penetapan status penggunaan dan penggunaan sementara") Barang Milik Negara (BMN) kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, berupa: a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang dihitung secara proposional dari nilai buku**) BMN per pengajuan usulan sampai dengan Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah); dan b. selain tanah dan/atau bangunan berupa barang yang mempunyai dokumen kepemilikan dan barang dengan nilai buku di atas Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) per unit/satuan dengan nilai buku BMN per pengajuan usulan sampai dengan Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah). *) Kewenangan pengajuan penggunaan sementara setelah mendapat persetujuan SEKRETARIS UTAMA. **) Nilai buku adalah nilai yang tercatat dalam daftar barang atau laporan barang pengguna/kuasa pengguna. Pengajuan pemanfaatan BMN dan perpanjangannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang setelah mendapat persetujuan SEKRETARIS UTAMA dalam bentuk: a. Sewa untuk BMN berupa: 1) sebagian tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan

disewakan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per pengajuan usulan sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); 2) selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN yang akan disewakan per pengajuan usulan sampai dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); b. Pinjam pakai dengan pemerintah daerah untuk BMN berupa: 1) tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan dipinjampakaikan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per pengajuan usulan sampai dengan Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah); 2) selain tanah dan/atau dengan nilai buku BMN yang akan dipinjampakaikan per pengajuan usulan sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); c. Kerjasama pemanfaatan untuk BMN berupa: 1) tanah dan/atau bangunan dengan nilai BMN yang akan dikerjasamakan dihitung secara proposional dari nilai buku BMN per pengajuan usulan sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan 2) selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku BMN yang akan dikerjasamakan per pengajuan usulan sampai dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Pengajuan penghapusan BMN kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang mengharuskan dilakukannya pemusnahan atau karena sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi penyebab penghapusan, antara lain hilang, kecurian, terbakai, susut, menguap, mencair, terkena bencana alam, kadaluwarsa, serta terkena dampak dari terjadinya force majeure, berupa: a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan sampai dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pengajuan pemmdahtanganan BMN kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang tidak memerlukan persetujuan Presiden/DPR, meliputi penjualan, tukar menukar, atau hibah, berupa: a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai buku per pengajuan usulan sampai dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, YAMIN