BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 136 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 17 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

GUBERNUR SULAWESI UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah;

BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 3 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

TAR== LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI KULON PROGO,

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

QANUN KABUPATEN ACEH TENGGARA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

Transkripsi:

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a Bahwa Barang Milik Daerah harus digunakan dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya, didaftar, dicatat, dibukukan dan dilaporkan secara tertib, terus menerus, terarah dan terpadu guna menjamin kebenaran data dan informasi mengenai kekayaan daerah; b Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Penatausahaan Barang Milik Daerah; Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2013); 2 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4268); 4 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 6 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 7 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pengamanan dan Pengalihan Barang Milik/Kekayaan Negara dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4073);

9 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 10 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4855); 11 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 13 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 14 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 15 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 16 Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kewenangan Kabupaten Bangka Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2008 Nomor 1 Seri D); 17 Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2012 Nomor 4 Seri E); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI KABUPATEN BANGKA BARAT TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1 Daerah adalah Kabupaten Bangka Barat 2 Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bangka Barat 3 Bupati adalah Bupati Bangka Barat 4 Pengelola Barang Milik Daerah selanjutnya disebut Pengelola adalah Sekretaris Daerah selaku pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab melakukan koordinasi pengelolaan BMD 5 Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset selanjutnya disingkat Kepala DPPKA adalah Pembantu Pengelola BMD

6 Barang Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BMD adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan lainnya yang sah 7 Pembantu Pengelola BMD selanjutnya disebut Pembantu Pengelola adalah kepala DPPKA selaku pejabat yang bertanggungjawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan Barang Milik Daerah yang ada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah 8 Pengguna BMD selanjutnya disebut Pengguna adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pejabat pemegang kewenangan penggunaan BMD 9 Kuasa Pengguna BMD selanjutnya disebut Kuasa Pengguna adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Kepala UPT-SKPD) selaku pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna untuk menggunakan BMD yang berada dalam penguasaannya 10 Pengurus BMD adalah pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus BMD dalam proses pemakaian yang ada di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja 11 Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Perangkat Daerah selaku Pengguna barang 12 Unit kerja adalah organisasi kerja yang berada dibawah Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Kuasa Pengguna Barang 13 Daftar barang pengguna yang selanjutnya disingkat dengan DBP adalah daftar yang memuat data barang yang digunakan oleh masing-masing pengguna 14 Daftar barang kuasa pengguna yang selanjutnya disingkat oleh DBKP adalah daftar yang memuat data barang yang dimiliki oleh masing-masing kuasa pengguna 15 Daftar Barang Milik Daerah yang selanjutnya disingkat DBMD adalah daftar yang memuat rekapitulasi atas pencatatan dan pendaftaran BMD 16 Daftar barang atau aset lainnya adalah daftar yang memuat data barang hilang, musnah, mati, rusak berat, dipinjampakai, digunausahakan, dijual dan/atau dihapuskan Pasal 2 (1) Penatausahaan BMD, meliputi : a pembukuan; b inventarisasi; dan c pelaporan (2) Pembukuan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, meliputi : a pencatatan BMD ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) menurut penggolongan dan kodefikasi barang b pendaftaran dan Pencatatan BMD kedalam format sebagai berikut : 1 Kartu Inventaris Barang (KIB) A untuk Tanah; 2 Kartu Inventaris Barang (KIB) B untuk Peralatan dan Mesin; 3 Kartu Inventaris Barang (KIB) C untuk Gedung dan Bangunan; 4 Kartu Inventaris Barang (KIB) D untuk Jalan,Irigasi dan Jaringan; 5 Kartu Inventaris Barang (KIB) E untuk Aset Tetap lainnya; dan 6 Kartu Inventaris Barang (KIB) F untuk Konstruksi dalam Pengerjaan

(3) Inventarisasi sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, meliputi kegiatan atau tindakan untuk melakukan : a perhitungan; b pengurusan; c penyelenggaraan; d pengaturan; e pencatatan data; dan f pelaporan BMD dalam unit pemakaian (4) Pelaporan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c, adalah kegiatan atau tindakan untuk melakukan : a penyampaian; b penghimpunan; dan c penyusunan (5) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), meliputi : a Laporan semesteran b Laporan tahunan c Laporan 5 (lima) tahunan dan d Laporan insidentil Pasal 3 (1) Penatausahaan BMD berazaskan a fungsional; b kepastian hukum; c transparasi; d efisiensi; e akuntabilitas; dan f kepastian nilai; (2) Azas fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dibidang pengelolaan BMD yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola barang dan Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenangdan tanggungjawab masing-masing; (3) Azas kepastian hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu pengelolaan BMD harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan; (4) Azas transparansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, yaitu penyelenggaraan pengelolaan BMD harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar; (5) Azas efisiensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, yaitu pengelolaan BMD diarahkan agar BMD digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal; (6) Azas akuntabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, yaitu setiap kegiatan pengelolaan BMD harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat; (7) Azas kepastian nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, yaitu pengelolaan BMD harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan BMD serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah

BAB II PEJABAT PENGELOLA BARANG MILIK DAERAH Pasal 4 (1) Bupati sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan BMD berwenang dan bertanggung jawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan BMD (2) Bupati selaku pemegang kekuasaan pengelolaan BMD mempunyai wewenang; a menetapkan kebijakan pengelola BMD; b menetapkan penggunaan, pemanfaatan, atau pemindahtanganan tanah dan bangunan c menetapkan kebijakan pengamanan BMD; d mengajukan usul pemindahtanganan BMD yang memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; e menyetujui usul pemindahtanganan dan penghapusan BMD sesuai batas kewenangannya; f menyetujui usul pemanfaatan BMD selain tanah dan/atau bangunan g menyetujui dan menetapkan penjualan BMD yang tidak melalui kantor lelang negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (3) Dalam melaksanakan wewenang Bupati sebagaimana dimaksut pada ayat (1), dibantu oleh a Sekretaris Daerah selaku pengelola Barang; b Kepala DPPKA selaku Pembantu Pengelola Barang; c Kepala SKPD selaku Pengguna Barang; d Kepala unit pelaksanateknis Daerah selaku kuasa pengguna barang; e Penyimpan Barang; dan f Pengurus Barang Pasal 5 (1) Sekretaris Daerah selaku Pengelola barang berwenang dan bertanggung jawab: a menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan BMD; b meneliti dan menyetujui Rencana Kebutuhan BMD c meneliti dan menyetujui Rencana Kebutuhan Pemeliharaan BMD; d mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan BMD yang telah disetujui oleh Bupati atau DPRD: e melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi BMD; f melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan BMD (2) Sekretaris Daerah selaku pengelola dapat menunjuk Asisten Sekretaris Daerah yang dibantu oleh pembantu pengelola, bertanggung jawab terhadap terbentuknya standarisasi sarana dan prasarana kerja Pemerintahan Daerah, dan standarisasi harga atas penyelenggaraan pengelolaan BMD Pasal 6 (1) Kepala DPPKA selaku Pembantu Pengelola bertanggung jawab mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan BMD yang berada pada SKPD (2) DPPKA sebagaimana dimaksud ayat (1), dijadikan sebagai pusat informasi BMD Pasal 7 (1) Kepala SKPD selaku pengguna barang, berwenang dan bertanggungjawab atas a mengajukan Rencana Kebutuhan BMD dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan BMD bagi SKPD yang dipimpinnya kepada Bupati melalui Pengelola BMD;

b mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan penggunaan BMD yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah kepada Bupati melalui Pengelola BMD; c melakukan pencatatan dan inventarisasi BMD yang berada dalam penguasaannya; d menggunakan BMD yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya; e mengamankan dan memelihara BMD yang berada dalam penguasaannya; f mengajukan usul pemindahtanganan BMD berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan BMD selain tanah dan/atau bangunan kepada Bupati melalui pengelola; g menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada Bupati melalui Pengelola; H melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan BMD yang ada dalam penguasaannya; I menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) yang berada dalam penguasaannya kepada pengelola; J menyusun dan menyampaikan Laporan Daftar Kebutuhan BMD (DKBMD) dan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan BMD (DKPBD);dan k melaporkan/menyampaikan daftar hasil pengadaan BMD kepada Kepala Daerah melalui pengelola setiap 6 (enam) bulan; Pasal 8 (1) kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku Kuasa Pengguna, berwenang dan bertanggungjawab: a mengajukan Rencana Kebutuhan BMD dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan BMD bagi SKPD yang dipimpinnya kepada Bupati melalui Pengelola; b melakukan pencatatan dan invetarisasi BMD yang berada dalam penguasaannya; c menggunakan BMD yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya; d mengamankan dan memelihara BMD yang berada dalam penguasaannya; e melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan BMD yang ada dalam penguasaannya; dan f menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang berada dalam penguasaannya kepada kepala SKPD yang bersangkutan Pasal 9 Pengurus Barang mempunyai tugas dan tanggung jawab : a bertanggung jawab kepada pengelola melalui atasan langsung mengenai barang-barang yang diurusnya dari kerugian, hilang, rusak atau dicuri dan sebab lainnya b mencatat seluruh BMD yang berada di masing-masing SKPD yang berasal dari APBD maupun perolehan lain yang sah ke dalam Kartu Inventaris Barang (KIB), Kartu Inventaris Ruangan (KIR), Buku Inventaris (BI) dan Buku Induk Inventaris (BII), sesuai kodefikasi dan penggolongan BMD c melakukan pencatatan BMD yang dipelihara/diperbaiki ke dalam kartu pemeliharaan;

d menyiapkan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan Inventarisasi 5 (lima) tahunan yang berada di SKPD kepada Pengelola; e menyiapkan usulan penghapusan BMD yang rusak atau tidak dipergunakan lagi; f memeriksa atau memperbaharui Kartu Inventaris Ruangan 3 (tiga) bulan sekali, atau bila terjadi perubahan, untuk selanjutnya dibuatkan berita acaranya yang ditandatangani pengurus barang dan diketahui oleh atasan langsung; g membuat laporan mutasi barang semester I dan semester II digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barang dan dibuatkan Daftar Rekapitulasinya; BAB III PENATAUSAHAAN Bagian Kesatu Pembukuan Pasal 10 (1) (2) Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna wajib mencatat BMD yang diperolehnya, baik perolehannya berasal dari APBD maupun berasal dari perolehan lainnya yang sah ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) menurut penggolongan dan kodefikasi barang Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus berdasarkan dokumen perolehannya atau kepemilikannya (3) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa : a Sertifikat atau Surat Keterangan kepemilikan/penguasaan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang; b IMB; c BPKB dan STNK; d Berita Acara hibah dan perjanjian hibah; e Kontrak dan Berita Acara penerimaan; f Berita acara penyerahan dan status penggunaan; g Faktur pembelian; dan h dokumen lainnya yang sah, (4) (5) untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengguna wajib menyerahkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada pengurus barang penggolongan dan kodefikasi BMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku Pasal 11 (1) Pencatatan BMD sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1), dimuat dalam; a b Buku Inventaris (BI); ( Lampiran 1 ) Rekap Buku Inventaris (BI); ( Lampiran 2 ) b Kartu Inventaris Barang (KIB) A, B, C, D, E dan F; (Lampiran 3, 4, 5, 6, 7 dan 8) c Kartu Inventaris Ruangan (KIR); (2) Buku Inventaris (BI) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, memuat seluruh golongan barang (golongan A,B,C,D,E dan F) yang berada dalam penggunaan atau penguasaan Pengguna

(3) (4) (5) (6) Kartu Inventaris Barang (KIB) A, B, C, D, E dan F sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, memuat catatan barang berdasarkan golongan dari masingmasing barang yang terdiri dari : a golongan A untuk Tanah; b golongan B untuk Peralatan dan Mesin; c golongan C untuk Gedung dan Bangunan; d golongan D untuk Jalan, Irigasi dan Jaringan; e golongan E untuk Aset tetap lainnya; dan f golongan F untuk konstruksi dalam pengerjaan Kartu Inventaris Ruangan (KIR) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, memuat catatan seluruh barang yang berada atau ditempatkan dalam satu ruangan Setiap ruang wajib memiliki satu Kartu Inventaris Ruangan (KIR) dan ditempel pada bagian ruang yang mudah dilihat Kepala SKPD selaku Pengguna dan Kepala UPT-SKPD selaku Kuasa Pengguna wajib mengawasi dan mengendalikan serta mengamankan BMD yang berada dalam ruangan sesuai dengan jumlah barang yang tercatat dalam Kartu Inventaris Ruangan (KIR) (Lampiran 9) Pasal 12 (1) (2) (3) Pembantu pengelola menyusun rekapitulasi atas pencatatan dan pendaftaran barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1) dalam Daftar Barang Milik Daerah (DBMD) Rekapitulasi DBMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat berdasarkan laporan Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) yang disampaikan oleh masing-masing SKPD Pembantu pengelola melakukan koordinasi dalam pencatatan dan pendaftaran BMD sebagaimana dimaksud pasal (3) ke dalam Daftar BMD (DBMD) Pasal 13 (1) (2) Pengguna/Kuasa Pengguna menyimpan dokumen kepemilikan BMD selain tanah dan/atau bangunan Pengelola menyimpan seluruh dokumen kepemilikan tanah dan/atau bangunan milik pemerintah daerah Bagian Kedua Inventarisasi Pasal 14 Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan : Perhitungan, pengurusan dan penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan data, dan pelaporan BMD dalam unit pemakaian Pasal 15 (1) Perhitungan sebagaimana dimaksud pada Pasal 14, dilaksanakan dengan cara : a mengoreksi, meneliti, menghitung, dan mencocokkan jumlah barang yang ada pada Pengguna/Kuasa Pengguna dengan jumlah barang yang tercatat dalam daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna b perhitungan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilaksanakan setiap semester dan hasilnya dituangkan dalam berita acara c hasil perhitungan dan berita acara sebagaimana dimakdud pada huruf b, disampaikan kepada Pengelola melalui Pembantu Pengelola

(2) Pengurusan dan penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada Pasal 14, dilaksanakan dengan cara : a memelihara/merawat barang inventaris, dengan membuat Kartu Pemeliharaaan atas masing-masing jenis atau unit-unit barang; b memasang tanda identitas barang sesuai kode barang dan lokasi barang pada setiap barang inventaris, sesuai Peraturan perundang - undangan; c melengkapi dokumen kepemilikan barang inventaris berupa Sertifikat Tanah, Surat Izin Bangunan, BPKB dan STNK, Berita Acara Hibah dan Perjanjian Hibah, Perjanjian Pinjam Pakai dan Berita Acara Penyerahannya, faktur pembelian dan Berita Acara penerimaannya, Status Penggunaan dan sebagainya; d Melakukan pembayaran atas pajak barang inventaris; e Pajak kendaraan dinas operasional milik daerah yang dipinjampakaikan kepada pihak lain ditanggung oleh Pihak Kedua dan wajib dituangkan dalam naskah Perjanjian Pinjam Pakai yang ditandatangani oleh Pengelola; f Dokumen sebagaimana dimaksud huruf d dibuat atas nama Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, untuk penggunaannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati tentang Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah; (3) (4) (5) Pengaturan dan pencatatan data sebagaimana dimaksud pada Pasal 14, dilaksanakan dengan cara menempatkan dan menggunakan BMD berdasarkan kebutuhan dan peruntukannya sehingga dimanfaatkan secara optimal oleh masing-masing unit pemakai serta dicatat dan didata secara berkala Pelaporan BMD dalam unit pemakaian sebagaimana dimaksud pada Pasal 14, dilakukan untuk mengetahui perubahan keadaan BMD yang berada dalam unit pemakai Perubahan keadaan BMD sebagaimana dimaksud ayat (4) adalah sebagai berikiut : a keadaan bertambah yang disebabkan pengadaan sendiri atau melalui perolehan lain yang sah b keadaan berkurang yang disebabkan oleh penghapusan atau hilang atau susut atau mati; dan c keadaan rusak, baik rusak ringan atau rusak berat atau rusak karena bencana alam Barang Inventaris Pasal 16 Barang Inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan dicatat serta di daftar dalam Buku Inventaris Pasal 17 Objek inventarisasi adalah seluruh barang yang terdiri dari : a BMD yang diperoleh dari dana APBD/APBN dan barang lain yang berasal dari hadiah, donasi, wakaf, swadaya, kewajiban pihak ketiga dan sumbangan pihak lain; b Barang Milik/Kekayaan Negara/Provinsi yang dipergunakan oleh Pemerintah Daerah

Pelaksanaan Inventarisasi Pasal 18 (1) Pelaksanaan inventarisasi masing-masing SKPD dibagi menjadi dua yakni: a Pelaksanaan pencatatan b Pelaksanaan pelaporan (2) Dalam pencatatan sebagaimana dimaksud huruf a, dipergunakan buku dan kartu sebagai berikut: a Kartu Inventaris Barang (KIB A, B, C, D, E dan F); b Kartu Inventaris Ruangan; c Buku inventaris; (3) Dalam pelaksanaan pelaporan dipergunakan daftar yaitu: a Buku Inventaris dan Rekap b Daftar Mutasi Barang dan Rekap Sensus Barang Milik Daerah Pasal 19 (1) Pengelola dan pengguna melaksanakan sensus BMD setiap 5 (lima) tahun sekali untuk menyusun Buku Inventaris dan Buku Induk Inventaris beserta rekapitulasi barang milik pemerintah daerah (2) Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan sensus BMD (3) Pelaksanaan sensus BMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati (5) Pengguna menyusun dan merekapitulasi hasil sensus BMD yang berada pada SKPD dan UPT-SKPD menjadi Buku Inventaris Pengguna dan menyampaikannya kepada Pengelola/Pembantu Pengelola paling lambat 3 (tiga) bulan setelah selesainya sensus (6) Pengelola/Pembantu Pengelola menyusun dan merekapitulasi hasil sensus BMD yang disampaikan oleh masing-masing Pengguna menjadi Buku Induk Inventaris BMD (7) BMD yang berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bagian Ketiga Pelaporan Aparat pelaksana Pasal 20 (1) Kuasa Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan laporan pengguna barang semesteran, tahunan dan lima tahunan kepada pengguna (2) Pengguna menyusun dan menyampaikan laporan pengguna semesteran, tahunan dan lima tahunan kepada Bupati melalui Pengelola (3) Pembantu pengelola menghimpun seluruh laporan pengguna semesteran, tahunan dan lima tahunan dari masing-masing SKPD, jumlah maupun nilai serta dibuat rekapitulasinya (4) Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atas, digunakan sebagai bahan penyusunan neraca daerah

Sistem informasi Pasal 21 Untuk memudahkan pendaftaran, pencatatan dan pelaporan BMD sebagaimana dimaksud Pasal 11, Pasal 18 dan Pasal 20 secara tepat dan akurat, perlu didukung dengan aplikasi sistem informasi manajemen barang Jenis laporan Pasal 22 (1) Mutasi barang bertambah dan/atau berkurang pada masing-masing SKPD setiap semester, dicatat secara tertib pada: a Laporan Mutasi Barang; dan ( Lampiran 10 ) b Daftar Mutasi Barang ( Lampiran 11 ) (2) Laporan mutasi barang merupakan pencatatan barang bertambah dan/atau berkurang selama 6 (enam) bulan untuk dilaporkan kepada Bupati melalui Pengelola (3) Laporan Mutasi Barang semester I dan semester II digabungkan menjadi Daftar Mutasi Barang selama 1 (satu) tahun, dan masing-masing dibuatkan Daftar Rekapitulasinya (Daftar Rekapitulasi Mutasi Barang) (Lampiran 12) Rekonsiliasi laporan Pasal 23 Pembantu pengelola mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi terhadap pelaksanaan pencatatan, dan pelaporan barang setiap per semester BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 24 Barang Inventaris SKPD yang gunakan oleh pegawai secara melekat seperti, kendaraan, laptop dan lain - lain harus di dasarkan dengan dokumen pemakaian yang ditandatangani oleh pengguna barang (Lampiran 13) Pasal 25 Barang Inventaris SKPD dapat dipinjam oleh pegawai SKPD untuk keperluan lain, dengan tidak mengganggu keperluan operasional, dengan menggunakan surat keterangan peminjam, dimana surat tersebut harus ditandatangani oleh kedua belah pihakyaitu pengurus barang dan peminjam barang serta mendapat persetujuan dari pengguna ( Lampiran 14 ) Pasal 26 (1) bahwa untuk tertib administrasi pelaksanaan pengelolaan BMD yang ada pada setiap SKPD perlu menetapkan nomor ruangan serta penanggung jawab ruangan, penetapan nomor ruangan tersebut harus dilengkapi dengan denah/ peta lokasi yang dilengkapi dengan nomor ruangan (2) Pelaksanaan sebagaimana dimaksut pada ayat (1), tersebut maka pengguna barang harus membuat Surat Keputusan kepala SKPD tentang penetapan nomor ruangan dan Penanggung jawab ruangan (Lampiran 15)

Pasal 27 Ketentuan-ketentuan tentang Penatausahaan BMD yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatanya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka Barat Ditetapkan di Muntok pada tanggal 22 Oktober 2013 BUPATI BANGKA BARAT, tdo UST H ZUHRI M SYAZALI Diundangkan di Muntok pada tanggal 23 Oktober 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT, tdo RAMLI NGAD JUM BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT TAHUN 2013 NOMOR 18 SERI E